Anda di halaman 1dari 3

PROLOG

pagi hari di hari senin selalu membuat seluruh siswa malas untuk pergi sekolah tapi berbeda
dengan Alisa hampir setiap hari minggu malam ia tidak bisa tidur karena tidak sabar
menunggu hari senin tiba. Jika di tanya apa alasan Alisa selalu bersemangat menunggu hari
senin, alasnnya sangat sederhana bukan karna rindu sekolah melainkan ia merindukan sosok
laki laki yang beberapa bulan ini ia sukai. Walaupun baru dua hari tidak bertemu tetap saja
Alisa sangat merindukan sosok lelaki itu. “Mor” Alisa reflek menengok Ketika ada sesorang
yang memangil nama itu. Tanpa ia sadari orang yang di panggil Mor itu ada di sebelahnya
dan Alisa tak sengaja bertatap tatapan dengan orang yang berada di sebelahnya itu selama
beberapa detik, tak lama setelah itu muka Alisa seperti kepiting rebus, merah sempurna dan ia
segera berlari ke kelasnya, secepat mungkin, lalu menemui sahabatnya, Zia. Dan
menceritakan kejadian barusan dengan napas tersenggal sehabis lari dari gerbang sekolah
sampai di ruang kelasnya. Padahal hanya bertatapan dengan orang yang di panggil “Mor”
tetapi mengapa Alisa begitu heboh sampai sampai berlari untuk menceritakan hal itu kepada
sahabatnya? Karena Mor adalah lelaki yang Alisa sukai selama beebrapa bulan ini. “Mordain
Bumantara” laki laki yang mampu membuat Alisa tak bisa tidur selama semalaman karena
tak sabar bertemu dengannya, laki laki yang membuat Alisa mimisan Ketika merindukannya,
laki laki yang selalu ada di pikiran Alisa setiap detik setiap menit setiap jam, bahkan jika ia di
suruh memilih antara Ali (idolanya dari sebuah series buku yang di tulis oleh penulis
terkenal, Tere liye) atau Mordain pasti ia akan memilih Mordain karna jauh di dalam lubuk
hatinya ia menyimpan cinta yang amat besar kepada Mordain. Tak lama setelah itu bel
sekolah berbunyi dan pelajaran pertama di mulai. Ada dua pelajarn sebelum istirahat untuk
makan siang dan kedua pelajaran tersebut berjalan lancar hingga tiba waktunya istirahat saat
Alisa sedang duduk di kursi yang berada di depan kantin. Tiba tiba ada yang memanggilnya
“ALISA” setelah Alisa melihat siapa orang yang memangilnya, ternyata orang yang
memanggilnya itu adalah Saga. Sagara Alandra teman terdekat Mordain, lalu muka Alisa
memerah, bukan karena di panggil oleh Saga tetapi karna di sebelah Saga ada Mordain lelaki
yang ia sukai. Belum sempat Alisa menjawab, Saga sudah berbicara lagi “MORDAIN SUKA
KAMU” lalu dia segera berlari karna ia tau pasti akan di kejar oleh Mordain. Dan benar saja
yang awalnya muka Mordain tersenyum ramah seketika berubah menjadi bingung dan
langsung mengejar teman dekatnya itu. Sedangkan Alisa yang masih duduk di kursi depan
kantin membeku dan tak percaya apa yang barusan terjadi. Hening Alisa tak mendengarkan
orang orang yang sedang berbicara di sekitarnya kepalanya masih mencernya apa yang ia
dengar beberapa detik yang lalu. Dan setelah satu menit ia membeku Zia yang dari tadi juga
diam setelah mendengar apa yang di katakan oleh Saga akhirnya memecahkan keheningan
yang Alisa rasakan. “CIEEEEE” namun respon yang ia dapatkan tidak sesuai ekspestasinya.
Setelah Zia mengatakan beberapa kata itu Alisa berdiri dan berkata kepada Zia “ Diam kamu”
lalu pergi meninggalkannya begitu saja. Setelah berjan meningalkan Zia sendirian Alisa
mulai memikiran apa yang di katakana Saga. Apa benar Mordain suka sama aku? Ah
sepertinya tidak, aku tidak akan percaya jika bukan Mordain sendiri yang memberitahuku
pikir Alisa dalam hatinya, tetapi lagi lagi ia menyakan pertanyaan kepada dirinya sendiri
yang juga ia jawab sendiri. tapi mengapa Saga bilang seperti itu jika Mordain tidak suka
kepadaku? Apakah Saga tahu kalau aku menyukai Mordain? Tapi aku tidak memberitahu
siapapun kecuali Zia, Tidak mungkin kan Zia memberi tahu kalo aku menyukai Mordain
kepada Saga. Sudahlah itu tidak penting untuk dipikirkan sekarang. Jika benar Mordain
menyukaiku suatu saat aku berharap dia bilang kepadaku.Memang Alisa selalu memilih
tidak mau memikirkan sesuatu yang tidak pasti tetapi hatinya berkata lain. Mungkin sekarang
ia bisa melupakan hal itu sejenak namun setiap malam pasti akan dia pikirkan Kembali
sampai benar benar buntu. Beberapa menit kemudian Zia menyusul Alisa yang sedang duduk
depan kelas 10 ips 2. Setelah duduk di sebelah Alisa ia bertanya apakah Alisa baik baik saja.
“aku baik baik saja Zi tidak usah di pikirkan” jawab Alisa dengan lembut dan tersenyum,
namun sebenarnya Zia tau kalau Alisa sedang memikirkan banyak hal bagaimana tidak
semua sudah tergambar jelas di mukanya yang menawan itu. Tetapi tak ada yang bisa Zia
lakukan Ketika Alisa sudah berkata kepadanya kalau ia baik baik saja. Selain memikirkan
apakah Mordain benar menyukainya atau tidak Alisa juga memikirkan hal lain yang
membuatnya selalu merasa bersalah dan merasa dirinya jahat Tetapi sebenarnya masalah itu
belum serumit yang Alisa kira. Nella salah satu teman baik Alisa juga namun tidak sedekat
Zia, ia sepertinya menyukai Mordain tapi Nella tidak pernah mau memberi tahu yang
sebenarnya, ia selalu berkata “ tidak kami hanya teman dekat tidak lebih tidak kurang” tapi
Alisa tak begitu percaya apa yang dikatakan Nella karena Mordain dulu pernah menyukai
Nella. Memang kabar yang beredar sekarang sih kalau Mordain sudah tidak menyukai Nella
lebih dari teman. Tapi Alisa tak tahu apa yang dirasakan Nella sekarang, tapi di kemudian
hari Alisa akan tahu langsung dari mulut Nella apa yang sebenarnya. Dan itu semakin
membuat Alisa merasa bersalah dan jahat. Ah seharusnya aku tidak memikirkan itu sekarang
aku harus membuang pikiran itu jauh jauh dari kepalaku. Lagi lagi Alisa mencoba mengusir
pikiran buruk yang sebenarnya belum terjadi dan entah akan terjadi atau tidak. Zia dan Alisa
hanya diam selama duduk berdua di situ sampai bel berbunyi lalu mereka Kembali ke kelas
Bersama, “Zi ada yang kamu ingin katakan kepadaku?” sebelum masuk ke dalam kelas Alisa
bertanya kepada Zia, ia tahu ada yang aneh dari teman dekatnya itu. Zia berhenti melangkah
dan mengatakan “Al aku selalu disini, jika kamu butuh teman bercerita ceritalah kepadaku
aku pasti mendengarkanmu” kata kata yang sangat jarang Alisa dengar selama hidupnya dan
ia hampir menangis setelah mendengar apa yang Zia katakan kepadanya. Setelah itu Alisa
memeluk Zia “Terimakasih Zi” ia tak tahu kata yang tepat untuk mengambarkan apa yang ia
rasakan sekarang dan berakhir hanya mengucapkn terimakasih yang sebenarnya lebih dari itu.
Setelah istirahat makan siang selesai mereka melanjutkan pelajaran seperti biasa, tetapi Alisa
tidak fokus memperhatikan apa yang sedang di jelaskan oleh gurunya, ia melihat Mordain
sambil memikirkan apakah benar? Tidak mungkin, tapi mungkin saja kan? Ah tidak tidak
aku tidak mau berharap lebih. Tidak terasa sudah hampir waktu pulang, Alisa mengemasi
barang barangnya dan meletakkannya ke dalam tas. Saat Alisa asedang berjalan menuju
gerbang sekolah sesorang memanggilnya suara yang sangat ia kenali, walaupun tangan dan
kaki Alisa gemetar tapi ia tetap menjawab panggilan dari temannya itu, “Kenapa Mor” tapi ia
menjawab dengan suara yang sangat tenang tidak terlihat seperti orang yang sedang grogi.
“hehe, tidak usah memikirkan apa yang tadi siang Saga katakan” kata kata yang barusan di
ucapkan Mordain sedikit menusuk hati Alisa karena tentu saja jika Mordain berkata seperti
itu ia sudah pasti tidak menyukai Alisa, Lalu Mordain pergi begitu saja. Baiklah jika
Mordain tak ingin aku memikirkan hal itu tidak akan ku pikirkan toh tidak penting apakah
dia menyukaiku atau tidak, tetapi yang jelas aku sangat menyukainya. Selama ini Alisa
memang tidak berharap Mordain menyukainya, sebelum kejadian tadi siang tentu saja tetapi
karna ia telah mendengar langsung dari Mordain maka sekarang ia tidak akan berharap lebih.

Anda mungkin juga menyukai