Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sania rika utami

Kelas : XII MIA


Mapel : Bahasa Indonesia

Unsur Intrinsik Novel 9 Matahari

Sinopsis

Seorang yang berasal dari kalangan miskin mempuyai impian yang besar untuk dapat sekolah dan
menuntut ilmu sampai ke jenjang kuliah. Matari Anas, seseorang yang penuh semangat pantang
menyerah kuat dan tegar dalam hiruk pikuk kehidupan yang dilaluinya. Semua berawal dari
impiannya ketika keinginannya untuk melanjutkan kuliah di tentang oleh orang tua dan keluarganya,
namun tak sedikit pun ia mengurungkan maksud dan tujuannya untuk kuliah. Akhirnya karena
keinginannya begitu besar, Tari mendapat dukungan dari kakaknya Hera dan berkat bantuan kakanya
tersebut dia pun mendapat restu dari orang tuanya. Jalan yang ditempuhnya dengan meminjam uang
pada keluarga dan kerabat. Untungnya salah seorang yang ia harapkan untuk membantu dapat
memberikan sedikit sumbangsinya sehingga Tari pun dapat membayar uang masuk kuliah program
ekstensi yang dikenal mahal. Langkah pertama masuk kuliah telah dilaluinya , namun ternyata setelah
itu semua kesulitan baru berawal dan dimulai kebutuhan sehari-hari , uang kosan serta uang untuk
kebutuhan kuliah sulit dipenuhinya sehingga menyebabkan dia harus bekerja sambil kuliah. Melamar
pekerjaan dimana-mana sampai dia diterima pada salah satu restoran sebagai pelayan. Namun
pekerjaannya di tempat tersebut ternyata masih tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Tapi ternyata
seorang tantenya bersiap untuk membantu membiayai kuliahnya. Selama beberapa bulan dia selalu
dikirimi uang, namun belakangan terpaksa Tari harus menolak karena dia tidak setujuh dengan
tingkah laku tantenya tersebut. Biaya yang selama ini ia dapatkan dari tantenya ternyata berasal dari
selingkuhan tantenya.
Tak terasa waktu berlalu kehidupannya yang susah berhasil dilalui dan setelah mendapat
informasi bahwa akan ada penerimaan mahasiswa baru di Universitas Panaitan pada jurusan yang
telah lama ia impikan yaitu ilmu komunikasi. Dia pun melalui hari-harinya di Universitas Panaitan
dengan semangat yang besar dia mengikuti kuliah dengan sungguh-sungguh. Tari kuliah bukan berarti
kendalah masalah berakhir bahkan situasi semakin bertambah buruk. Uang kuliah untuk semester
selanjutnya dia harus berhutang sana sini, bekerja tapi pendapatannya tidak dapat memenuhi
kebutuhannya sehingga utang-utangnya semakin hari semakin menumpuk. Karena keadaan tersebut
ditambah lagi dengan masalah keluarga yang menyita pikirannya. Ayahnya berhenti bekerja sehingga
memenuhi kebutuhan rumah pun susah apalagi harus membantu Tari. Segala macam upaya telah
dilakukan bekerja sana sini, sampai berusaha kecil-kecilan seperti menjual tas, pakaian telah dia
lakukan dan ujung-ujungnya pun semua itu tidak mampu membawanya keluar dari masalah yang ia
hadapi. Hidupnya makin susah hutang tidak ada yang dilunasi, sakit pun datang sampai akhirnya Tari
depresi dan nyaris bunuh diri. Untunglah hadir seorang teman yang menyelamatkannya dan
membantunya keluar dari segala beban hidup. Tari pun bangkit kembali, membangun semangatnya
yang telah padam. Ia mulai kuliah, membayar utang- utangnya dari bantuan mbak Lena. Melanjutkan
kembali kuliah sempat tertunda dan bekerja di salah satu radio yaitu QYU Fm, dan dari sanalah dia
memulai karirnya sampai bergabung dan bertemu dengan Arga. Seorang kreator handal, berbakat dan
berprestasi, disana ia bergabung dan mendirikan CTV, TV yang berbasis pendidikan. Kehidupan Tari
mulai cerah kembali, menyebar jejaring membangun karakter dan tekad untuk segera menggapai
impiannya. Keberhasilan menghampirinya, keluarga pun kembali berkumpul.
Tari kembali ke Bandung setelah kebahagian dengan keluarga dilewati. Beberapa bulan
kemudian Tari pun di wisuda tentunya pada moment itu ibu bapaknya hadir dengan penuh
kebanggaan. Dan dari sanalah Tari selalu meyakini suatu hal yaitu “sesuatu akan lebih indah pada
saatnya nanti akan terwujud. Tawa, bahagia, dan air mata, riuh dan sepi adalah bagian dari perjuangan
”. melewati itu semualah akhirnya Tari sampai pada impiannya.

Unsur Intrinsik :

Tema : Perjuangan untuk mengenyam pendidikan dan menjalani kehidupan yang serba sulit
Alur : Alur maju
Latar :
· Rumah
· Universitas Pasanggiri
“Aku dimasukkan ke Universitas Swasta, namanya Universitas Pasanggiri” (Halaman 21)
· Universitas Panaitan
· Bandung
· TV Gardu Listrik
· Pasar Sukajadi

Gaya Bahasa :
1. “Kuburkan dulu saja niat kuliahmu ini” (Halaman 3)
Termasuk gaya bahasa sarkasme.
2. “Aku melihat wajah-wajah tulus penuh keikhlasan pada teman-temanku, seperti sedang
dikelilingi para malaikat”( Halaman 19)
Termasuk gaya bahasa asosiasi.
3. “mereka tampak bersinar terang” (Halaman 19)Termasuk gaya bahasa hiperbola.
4. “Harga-harga melambung dan pabrik tempat bapakku bekerja terkena imbasnya” (Halaman
21)Termasuk gaya bahasa pesonifikasi.
5. “Aku merasakan perang batin yang amat sangat” (Halaman 23)Termasuk gaya bahasa
hiperbola.
6. “aku merasakan diriku terjerembab di jurang rasa malu yang amat sangat” (Halaman
23)Termasuk gaya bahasa hiperbola.
7. “aku merasakan kehidupanku menukik tajam “ (Halaman 27)Termasuk gaya bahasa litotes.
8. “Ada butiran halus mengalir dari pelupuk mataku” (Halaman 44)Termasuk gaya bahasa
personifikasi.
9. “Matahari bukan hanya menghangatkan tubuhku” (Halaman 45)Termasuk gaya bahasa
simbolik.
10. “Hatiku bersenandung” (Halaman 45)Termasuk gaya bahasa hiperbola.

Tokoh dan Penokohan :


· Matari Anas (Tari)
Seorang perempuan yang mempunyai semangat yang tinggi, pantang menyerah, tegar dan kuat
dalam menghadapi hidup yang penuh kemelut.
- “Aku sudah ngotot memperjuangkan langkah-langkahku ini” (Halaman 73)
- “Orang yang hebat adalah orang yang bisa bersalaman dengan kesulitan “ (Halaman 73)
- “Aku harus bisa menjalani jalan yang aku pilih” (Halaman 74)
- “sebetulnya aku sudah gagal dua kali, tapi aku masih terus mencoba” (Halaman 144)
- “Seorang matari adalah orang yang kuat, kerja siang malam, kena hujan, nggak pernah ada keluhan
sakit…” (Halaman 154)
· Hera
Seorang kakak yang pekerja keras untuk membantu keuangan keluarga.
· Bapak
Orang yang mudah marah dan kasar.
- “Suami lagi susah, nggak ada bantu-bantunya. Bisanya ngerewelin aja. Bisa nggak Lu cari uang,
HAH?...otak nggak dipakai!” (Halaman 132)
- “Ah, diamlah kamu!”
· Ibu
Sabar, penyayang, dan selalu mendukung anaknya untuk bisa memperoleh pendidikan.
· Om Seto
Sosok yang penolong.

· Ibu Biran
· Kang Danu
· Elis
· Arga
Kreatif
-“Arga adalah seorang Kreator” (“Arga adalah seorang Kreator” 216)
· Nitha
Suka membantu.
· Afan
Teman yang selalu peduli.
· Mbak Lena
Teman kosan yang perhatian, suka membantu dan rela berkorban.
· Sansan
Sahabat yang baik.
· Tante Hesti
Suka menolong dan penyayang.
· Om Win
Perhatian terhadap kehidupan orang lain.
· Sinta
· Tante Geni

Sudut Pandang : Sudut pandang orang ketiga


Karena pengarang memilih salah seorang tokohnya untuk menceritakan
orang lain.
Amanat :
. Dengan tekad yang kuat dan bulat setiap oran
akan bisa mencapai tujuan dan impiannya.
· Sabar dalam menghadapi cobaan.
. Jangan mudah putus asa untuk meraih cita-cita.
· Dalam keluarga ,kerjasama, persaudaraan, dan saling membantu harus dijunjung tinggi.

Sumber : http://mukraminandiaras.blogspot.com/2011/12/analisis-unsur-intrinsik-novel-9.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai