Anda di halaman 1dari 7

RISA SANG PENAKLUK PEMIMPI

Kisah ini menceritakan seorang gadis kecil dari sebuah desa di Kecamatan
Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang. Bagaiman perjuangan gadis kecil ini untuk
menjadi seorang wanita dewasa dan meraih cita-citanya.

Gadis ini bernama lengkap Ariza Yulaika. Yang biasa dipangil dengan sapaan “Risa”.
Tanggal 1 Desember 1996 Risa tepat lahir ke dunia. Lebih tepatnya di Desa Sumberagung,
Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Dari pasangan suami istri yang
bernama Suestin dan Mohammad Tamin. Dia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Dia
mempunyai satu adik perempuan yang bernama Putri Winarti.

Dari kecil Risa sudah memiliki keinginan untuk menjadi orang yang sangat berguna
kelak bagi kampung halamannya. Dia ingin menjadRisan kampungnya maju dan
mensejahterahkan masyarakat sekitar.

Sejak umur 3 tahun Risa di asuh oleh Neneknya. Nenek, yang biasa di pangil dengan
“Mak Imah. Mak Imah adalah seorang janda yang hidup sendiri di rumah kecil yang terbuat
dari tembok bamboo. Saat hujan datang pada malam hari, dia harus berselimut di dua kali
pertama dengan selimut tipis yang lapuk dimakan oleh usia dan yang kedua dengan plastik.
Plastik digunakan agar selimut yang digunakan tidak basah sangat kenah air hujan.

Saat musim kemarau tiba, malah lebih sulit. Dia harus menempuh jarak sekitar 1 km
dari rumahnya untuk mendapatkan air bersih. Sekitar pukul 3 dini hari Risa dan sang nenek
mencari air bersih. Belum lagi dia dan neneknya harus menungguh air penuh di embernya. Mak
Imah memikul dua ember itu layaknya seperti seorang lelaki.

Setiap pagi Risa harus menempuh sekitar 20 menit untuk meneuju sekolah dasar.
Karena memang jarak antara SD dan rumah Nenek Risa tidak begitu jauh. Risa tidak boleh
berangkat sekolah sebelum menghabiskan sarapannya. Sarapan yang biasa di buat Mak Imah
adalah Nasi yang terbuat dari singkong yang di campur dengan sedikit beras putih. Mula-mula
singkong di cacah sangat lembut, di cuci bersih dengan air, perasan air dari singkon menjadi
makanan khas. Seperti makanan khas papua yang terbuat dari sagu yaitu Papea. Uang saku
Risa hanya 500 ratus rupiah, yang tidak pernah dia gunakan untuk membeli jajan. Melainkan
untuk di tabung di dalam bumbung bambu untuk membeli baju saat lebaran tiba.

1
Prestasi Risa di sekolah dasar terbilang cukup berprestasi karena selalu masuk dalam
tiga besar. Walau pada ujian nasional mendapat peringkat tujuh. Semua itu karena nilai
matematRisa yang sangat anjlok. Karena matematRisa tersebut hingga merubah hidupnya 180
derajat sampai masuk ke dalam perguruan tinggi kedepannya.

Saat memasuki kelas VII SMP Risa kembali tinggal bersama kedua orang tuanya
karena Bibi Risa, atau anak nomer 3 dari Mak Imah pulang dari Luar negeri. Dia bekerja
sebagai Pembatu Rumah Tanggah di Hongkon (PRT). Dan bibinya juga akan menRisah, maka
Risa memutuskan untuk kembali kepada kedua orang tuanya, sebab neneknya sudah tidak
sendiri lagi, ada Bibi yang menemaninya.

Tidak membutuhkan waktu lama Risa untuk beradaptasi di Rumah ke dua orang tuanya.
Karena memang dia mudah untuk beradapatasi di lingkungan baru. Pukul 6 pagi Risa harus
segera bergegas berangkat sekolah karena memang jarak yang dia tempuh adalah 2 km.
Dimana dia harus melewati banyak ringtangan yaitu jalan yang menurun waktu berangkat dan
jalan yang naik sangat tajam saat dia pulang ke rumah. Tidak hanya jalan yang menjadi
kendala. Melainkan hewan berbisa yang setiap waktu bisa mencelakai dia. Karena jalan yang
sejauh 2 km adalah sebuah jalan pintas untuk menujuh SMP N 2 SUMBERMANJING
WETAN. Jalan pintas tersebut adalah sebuah hutan, dia juga harus menyeberangi sungai yang
pada musim hujan, sungai itu sangat deras. Jadi Risa harus memutar rute untuk menuju SMP.
Yang memakan banyak waktu.

Banyaknya rintangan yang harus di lalui selama 3 tahun saat menempuh pendidRisan
menengah pertama. Tidak pernah menurukan semangatnya tapi malah sebaliknya. Pernah suatu
ketRisa karena tergesa-gesa dia terjatuh dan masuk kedalam gerombolan daun salak yang
mempunyai duri yang sangat tajam. Dia jatuh dengan posisi tersungkur. Alhasil seragam
sekolah yang digunakan menjadi kotor dan banyak luka dan benkak. Karena saat duri yang
menancap dikulit di jabut akan meninggalkan bekas dan bengkak seperti digigit lebah. Rasa
panas dan perih yang harus dia tahan. Belum lagi cacian dari salah satu temannya. Yang
menghina seperti ini “lah ancen onok dalan aspal seng apik kok malah liwat alas, tuku sepeda
gunu loh, kapok tibo chek di rasakne!!!!!” (“Kan ada jalan aspal yang enak kok malah milih
jalan di hutan, beli sepeda gitu, Rasain jatuh!!!!!”). Kata-kata itu yang selalu diingatnya untuk
menjadi salah satu cambuk untuk meraih mimpinya. Dari kejadian ini juga pada masa depan
Risa tidak mau untuk belajar sepeda motor.

2
Prestasi yang didapat di SMP sangat meningkar drastis dari peringkat 7 di UN di SD,
menjadi peringkat 2 dikelas VII, 1 kelas VII dan XI. Mendapat juara 2 dalam Ujian UN SMP.
Tapi tidak semulus dan semudah membalik telapak tangan untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan. Dia harus berani di benci dan bangun pagi jam 3 dini hari untuk mengulang dan
memahami pelajaran. Dia tidak mau mengecewakan kedua orang tuanya untuk yang ke dua
kalinya. Walau dia tidak dapat memberi uang dan materi kepada orang tuannya. Tapi dia harus
memberRisan rasa banggan kepada mereka.

Risa terkenal sebagai gadis yang pendiam tidak suka banyak omong. Lebih suka
diperpustakaan untuk menonton televise pada jam istirahat. Karena memang dia harus
berhemat untuk membeli kebutuhan sekolah. Karena dia tidak mau menjadi beban kedua orang
tuanya. 2000 rupiah dia kumpulkan untuk membeli sepatu ataupun tas pada waktu kenaRisan
kelas. Agar sama dengan teman-teman yang lain. Dia tidak pernah menyontek ataupun
memberi contekan kepada teman-teman. Maka dari pada itu dia di pandang pelit oleh teman-
temanya. Karena memang dia berprinsip kalau nyontek gak boleh, tapi kalua untuk mengajari
teman-temannya untuk mengerjakan soal dia mau. Karena dari kenangan waktu SD sangat
menyakitkan. Dan tak bisa dilupakan begitu saja olehnya. Waktu SD dia tidak begitu faham
dalam pelajaaran MatematRisa, maka dia selalu mencontek pada temannya. Tapi pada waktu
Ujian Nasional, saat di awasi ketat oleh pengawasan, dia tidak dapat mencontek. Alhasil dia
jeblok di pelajaran MatematRisa. Itu asal mula mengapa dia sangat pelit untuk menconteki
temanya. Dan dia sangat pintar dalam pelajanran MatematRisa di SMP, itu semua dilakukan
untuk menebus kesalahan dimasa lalu. Dia tak perduli dengan teman-temanya berburuk sangka
tentang dirinya, yang penting dia dapat membuat kedua orang tuanya tersenyum bahagia di
atas pentas saat acara kelulusan akhir sekolah.

Cita-cita Risa untuk membuat orang tuanya banggah dan balas dendam dengan nilai
MatematRisa di SD sudah terbalaskan waktu akhir pendidRisan di SMPN 2
SUMBERMANJING, dia lulus tahun 2012 dengan mendapat nilai UN MTK 9.75. Yang
selanjutnya akan menemukan jalan untuk mendapatkan cita-citanya.

Risa sempat pesimis untuk melanjutkan ke jenjang pendidRisan yang lebih tinggih yaitu
SMA/SMK. Karena memang latar belakang ekonomi keluarganya masuk dalam kategori
miskin. Ayah Risa yaitu Pak Men bingung untuk masa depan anak sulungnya. Tiba-tiba ada
angin segar datang ke keluarga kecil itu. Ada seorang guru yang menawarkan untuk membiaya
sekolahnya tapi dengan syarat dia harus ikut ke NTB dimana guru tersebut akan Pindah. Tapi

3
Allah berkehendak lain Pak Men tidak setuju apabila harus berpisah jauh dengan putri
sulungnya. Yang pastinya lebaran depan tidak dapat berkumpul bersama dengan keluarga
kecilnya.

Risa sempat galau, karena dia bingung bagaimana kalau dia tidak sekolah. Tapi dia
sadar banyak orang-orang sukses diluar sana, walau tidak memiliki latarbelakang pendidRisan
formal yang tinggi. Walaupun sudah ditanamankan dalam hati kecilnya dengan alasan tersebut,
dia masih tetap ingin untuk bersekolah. Untuk merebut hati Pak Men, Bu guru yang di sapa
dengan Bu Emi membelRisan Handphone secara gratis kepada Risa. Dia sempat kanget karena
memang HP adalah suatu barang yang sangat mewah baginya, walau semua teman-temannya
seudah memiliki. Dia juga sempat dRisasih uang jajan oleh Bu Emi 20.000 rupiah. Dia tidak
pernah memnyembunyRisan sesuatupun kepada orang tuanya. Dia selalu bercerita, apa yang
terjadi ke pada Mak dan Bapak. Tetap bapak tidak merestui untuk Risa sekolah di luar pulau
jawa yaitu NTB.

Teman-teman Risa sudah banyak yang mendaftar ke SMA ataupun SMK favorit di
Kota Malang. Dia hanya berdoa kepada Allah untuk memberinya kekuatan dalam menghadapi
segala ujian yang terjadi. Dan di dalam hati kecilnya dia ingin sekolah ke jejang yang lebih
tinggi yaitu SMA/SMK.

Musim kemarau sudah berlalu, datang musim penghujan di daerah pesisir pantai
selatan. Maka di rumah Risa juga sedang musim penghujan. Dia sedang menungguh Bapaknya
yang masih belum pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Dia dan Maknya
Risau kemana geranggan Bapak masih belum juga kembali. Karena tadi bapak keluar hanya
pamit untuk “pitung”. Jam 10.30 malam Bapaknya datang dengan kondisi basah kuyub, dengan
membuka pintu dan tak lupa senyum yang mengembang. Beliau mengelurkan sebuah map dari
kaos yang basah kuyub di bagian perutnya. Map tersebut selamat dari air hujan karena di
selibkan di perut dengan dilingdungi oleh kaos tipis, yang pasti hawa dingin dari air hujan
masuk ke dalam tulang sumsum Bapaknya.

Map tersebut adalah map yang berisi formulir pendaftaran. Risa membaca formulir
sekolah yang di bawah oleh bapaknya. Dia berharap formulir sekolah negeri, karena Nilai UN
yang didapat olehnya sangat mencukupi untuk masuk SMA Negeri yang favorit. Tapi, dirinya
sedikit kecewa karena bukan formulir sekolah SMAN melainkan SMK Swasta yang masih baru
dan tidak tau bagaimana alumni dari sekolah tersebut. Risa merasa tidak cocok dengan sekolah

4
tersebut, karena sangat asing dan tidak ada alumni ataupun siawa dari SMPnya yang bersekolah
di sekolah tersebut.

Alasan Bapaknya menyekolahkannya disana adalah karena biaya sekolah yang murah
dan ada asrama sekolah. Dengan asrama sekolah bapaknya tidak kwatir dengan pergaulannya.
Dan yang paling utama Risa mendapat besiswa tidak mampu dengan tidak membayar SPP
selama 3 tahun untuk bersekolah di SMK CendRisa Bangsa. Dari SMK ini kelak akan
mengantarkannya menjadi seseorang yang tangguh akan banyaknya masalah hidup yang
datang untuk menghadangnya dalam mengapai mimpi.

SMK CendRisa Bangsa adalah salah satu SMK yang agak nyeleneh dari sekolah yang
lain. Karena tidak ada segaram abu-abu, pramuka dan hari sabtu libur. Pada tahun 2015 masih
belum ada kebijakan fullday yang diterapkan pada tahun 2018. Risa sempat tidak betah dengan
sekolah yang nyeleneh plus nyentrik tersebut. Dirinya langsung masuk dalam kelas yang khusu
yaitu kelas bilingual. Kelas dengan mengunakan dua bahasa dimana bahasa ingris menjadi
bahasa kedua dalam setiap pelajaran yang berlangsung untuk tiga tahun kedepannya.
Kejuaruan yang diambilnya adalah Akuntasi dengan bahasa pengantar bahasa Inggris.

Masa SMK adalah masa yang peling terindah. Seperti terdapat dalam cerita-cerita
novel yang banyak beredar di pasaran tapi apakah seperti itu kenyataannya?. Sempat menjadi
pertanyaan yang tidak habis di kepalanya. Karena dalam kesehariannya Risa di hadapkan
dengan banyaknya tugas dari sekolah dan di asrama. Di SMK inilah dia belajar bagaimana
caranya utuk menghilangkan sifat minder, malu-malu dan lain-lainnya. Oleh mentor-mentor
yang keren dia diajari untuk menjadi seorang wirausaha tahan banting dan seorang pemimpin
yang handal. Dia dari kelas X sudah menjadi peringkat satu. Di akhir sekolahnya dia
menyambet sebagai Wisudawan terbaik pertama, Wisudawan peringkat tiga UN, Wisuda
terbaik dalam kejuaruan Akuntansi. Dengan tiga penghargaan tersebut Bapak dan Maknya tiga
kali naik pentas dan berjabat tangan dengan tangan kepala sekolah yang halus mulus,
bertabrakan dengan tangan kasar bapaknya yang selalu mencangkul di ladang orang. Karena
Bapaknya adalah seorang buruh Tani.

Bapak Men sempat meneteskan air mata bahagia, karena mendengar pembawa acara
membacakan prestasi yang didapat Risa di SMK CendRisa Bangsa. Salah satu yang
mengembirakan adalah Risa adalah Ketua Osis pada tahun 2016, pemenang pertama lomba
Jurnalis Radar Malang dan seorang wirausahan muda.

5
Untuk menjadi seseorang yang membanggakan, banyak air mata yang harus Risa
buang. Setiap hari Risa harus bangun pagi untuk mengikuti semua jadwal yang ada di Asrama
seperti sholat tahajud, mengaji al-Quran, antri mandi, dan masak untuk sarapan, Di asrama dia
harus masak sendiri. Juga ada wajib one day one book yang diterapkan di asrama. Suturday
morning, dimana kegiatannya adalah pidato dalam bahasa inggirs di jalan. Tidak hanya pidaot
tapi juga story telling, puisi dan menyanyi. Semua itu dilakukan semata-mata untuk
memperlancar bahasa inggris dan mematRisan rasa malu yang selalu menhantui dari anggota
asrama yang lain. Setiap jam istrahat dirinya tidak sempat pergi ke kantin karena dia harus
menjajakah gorengan yang dia jual. Dalam sehari dia bisa mengantongi laba bersih hampis
50.000 dari hasil jualan gorengannya. Hasil tersebut dia sisRisan untuk menambahkan
kekuarangan kebutuhan sehari-hari dan sekolah.

Akhir dari SMK Risa sempat bingung. Dia harus kuliah atau bekerja. Dengan
latarbelakng pendidRisan SMK banyak teman-temanya yang bekerja di perusahan-perusahan
yang ternama di Indonesia. Tapi salah satu mentornya menyarankan untuk kuliah. Dia bingung
bagaimana dia dapat mendapatkan uang untuk kuliah. Tapi mentornya selalu membesarkan
hatinya kalau ada Allah. Allah pasti menolong hambanya dalam hal apapun. Permintaan
apapun. Akhirnya mentornya menyarankan agar dia kuliah di universitas yayasan. Karena
memang SMK CB adalah bagian dari YAYASAN PENGURUAN TINGGI RADEN
RAHMAT. Dia sempat berkecil hati kenapa harus sekolah di sini lagi, di swasta lagi. Dia ingin
merasakan bagaimana rasa sekolah di sekolah atau universitas negeri yang ada dikota. Dia
masih berpikir kalua universitas yang disarangkan gurunya adalah universitas yang tidak
masuk dalam kriteria universitas yang dia inginkan. Tapi dia tidak perduli dengan banyaknya
pikiran negatif yang berterbangan di dalam kepalanya. Yang dia pikirkan, yang penting kuliah
dulu, tentang apa yang akan terjadi biar nanti waktu yang akan menjawabnya.

Universitas Islam Raden Rahmat Malang (UNIRA) adalah satu –satunya universitas
yang ada di kabupaten Malang. Risa mendapat banyak pengalaman organisasi, diantaranya dia
menjabat menjadi ketua Himpunana Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah (HMJ EKSAR),
Ketua Umum Kelompok Study Pasar Modal UNIRA, Wakil ketua Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia Rayon Ashari dan Sekretaris Senat bidang Minat dan Bakat Mahasiswa. Dia
sangat aktif di banyak organisasi untuk mendapatkan banyak link dan kawan. Di UNIRA Dia
mengambil jurusan ekonomi syariah dengan IPK 3.86. IPK tinggi dan pengalaman organisasi
yang banyak tidak mendukung seseorang mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan
kegemaran dan keinginan. Karena sesuatu yang baik menurut kita belum tentu baik menurut

6
Allah. Gadis kecil Risa bertranformasi menjadi gadis dewasa yang mempunyai tujuan mulia.
Pada tahun 2019 di bulan Noverber dia resmi menjadi Sarjana Ekonomi. Dia ingin
membahagiakan kedua orang tuanya seperti memperbaiki rumah, menhajRisan dan
menyekolah adiknya. Tujuan yang lain yang harus dia wujudkan dengan kuasa Allah adalah
ingin mensejaterahkan kampung halamannya yang terkenal dengan sebutan desa terpencil oleh
teman-temannya.

Sekarang perseptember 2019, Risa masih menjadi seorang santri di Pondok Pensantren
Tarbiayul Quran. Setelah 3 tahun asrama waktu SMK, setelah lulus dari SMK dia memutuskan
untuk pesantren karena hidup di dunia hanyalah suata hal yang semu dan maya. Dia ingin
mendapatkan sesuatu yang nyata untuk bekal ke akhirat kelak. Sampai sekarang dia masih di
PPTQ, sambil menungguh waktu wisuda bulan November. Setelah wisuda dia akan benar-
benar mengaplRisasRisan ilmunya yang didapatnya di bangku kuliah dan 4 tahun di pesantren.
Untuk menunjang kebutuhannya dipesantren, waktu kuliah dia bekerja sambilan di kampus dan
mendapat beasiswa bidikmisi. Setelah selesai sidang skripsi dia menjadi Kepala perpustakan
di SMK CendRisa Bangsa sambil menambah ayat-ayat Al –Qur’an untuk bekal menuju
kehidupan yang kekal selanjutnya. Dari gadis kecil yang tidak tau apa-apa tentang hiruk piruk
dunia, dia berubah menjadi seorang gadis muda yang beranjak dewasa yang cerdas, kompeten
dan santun. Bergelar Sarjana muda lulusan dari Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur’an tidak
pernah singgah dalam hanyalannya dulu. Bagaimana kisah-kisah selanjutnya dalam
perjalannan hidupnya maka kita tunggu kisah-kisah heroik yang akan tertoreh. Karena kita
tidak tau mimpi- mimpi yang sudah di rajutnya dan usaha-usaha, apa saja yang sudah ia
lakukan. Kita tungguh kisahnya, Apakah dia melanjutkan studinya ke china atau berbisnis
untuk mengaplRisasRisan ilmu yang dia dapatkan di bangku kuliah atau malah menjadi
seorang pembawa perubahan dRisampungnya. Tungguh kisah nya.

Anda mungkin juga menyukai