Oleh Kartini, S. Pd
Tak banyak yang tahu bahwa nama yang disematkan kepada anak
perempuan berambut keriting itu diambil dari sebuah judul lagu yang sangat
populer di tahun kelahirannya yaitu tahun 1975. Sebuah lagu yang sangat
romantis
berjudul
Feeling,
sehingga
membuat
kedua
orang
tuanya
memutuskan untuk memanggilnya Filin, sebuah nama yang tak hanya indah
untuk diucapkan atau didengar, tetapi juga indah artinya, yaitu Perasaan,
meskipun sebetulnya nama yang tertera di akta kelahirannya adalah nama
seorang pahlawan wanita nun jauh
sangat jauh dari kota kelahiran gadis cilik itu, yang terlahir di jalan Kartini, di
kota Tebing Tinggi di bagian utara pulau Sumatera.
110
Takdir membuat keluarga Filin
253
Sang Amak ini di mata Filin dan seluruh saudara kandungnya adalah
sosok seorang malaikat tanpa sayap yang menjadi pelindung mereka untuk
terbebas dari rasa lapar, dingin, sakit, sedih, terluka, dan teraniaya. Bahkan
beberapa penduduk desa menyebut Amak seorang janda gila karena tidak
mempedulikan apakah pakaian yang dia pakai ketika dia ke luar untuk
mencari nafkah itu sesuai dengan trend
Karena, yang ada di benak amak setiap detiknya hanyalah bagaimana ia bisa
menghasilkan uang yang cukup dan halal agar sembilan anaknya di rumah
tidak kelaparan, kehausan, kedinginan dan bisa bersekolah layaknya anakanak lain yang memiliki seorang Ayah. Keadaan mereka anak beranak,
semakin dipersulit dengan anggapan penduduk setempat bahwa Janda
miskin dengan anak yang banyak adalah masyarakat kelas 2.
396
Tidak jarang untuk mencukupi kebutuhan pokok keluarga, amak harus
berhutang ke warung, sebab meminjam beras kepada saudara dekat di situ
hanya akan menambah goresan luka di hati amak dan hinaan yang tak kalah
pedas pada semua anak-anaknya.
433
Filin kecil merekam dengan jelas semua rentetan kejadian ini di dalam
benaknya, dan berjanji di dalam hati bahwa dia tidak akan pernah
mengecewakan dan melukai hati amak, sebab satu-satunya hal yang dengan
mudah menciptakan senyuman di bibir amak adalah prestasi anak-anaknya
di sekolah. Kata-kata amak terngiang-ngiang dua sentimeter di telinganya,
kemanapun dia melangkah. Amak bilang bahwa satu-satunya warisan yang
bisa ia tinggalkan untuk anak-anaknya adalah ilmu, bukan tanah ataupun
harta benda lainnya, sehingga sekolah dan pendidikan menjadi obsesi
terbesar amak bagi anak-anak. Filin kecil diberikan pemahaman bahwa
hanya ilmulah yang tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan, hanya
ilmu pengetahuan saja menurut amak satu-satunya yang tidak bisa dicuri
oleh siapapun, dan ilmu jua lah yang akan membuat derajat anak-anak nya
terangkat dan bisa bertahan hidup kemanapun mereka melangkah di kolong
langit ini.
567
669
824
Maka setiap hari bagi nya adalah ketenangan ketika dia bisa
Kartini,
remaja
keranjingan
akan
buku
semakin
subur
seiring
dengan
buku
ini.Amak
lebih
suka
sibuk
dan
tenggelam
dengan
1121
1183
Rasanya, hari itu baru kemaren, tapi waktu memang seperti anak
panah yang dilepaskan dari busurnya, melesat sangat cepat dan tak pernah
bisa kembali, sekarang Filin kecil disibukkan dengan menularkan mimpimimpinya dan kegemarannya kepada para siswa yang ia ajar di sekolah
tempatnya mengabdi. Cita-cita yang mungkin pernah ingin ia raih, impian
yang mungkin belum sempat ia realisasikan, sekarang ia sebarkan laksana
spora kepada murid-muridnya. Sampai saat inipun, ia sibuk merajut asa
dengan penuh keyakinan bahwa suatu saat ada Filin-Filin lain yang akan
lebih beruntung dari dirinya. Akan ada filin-filin lain yang tidak patah
semangat, tidak mencari pelarian yang negative ketika harus tumbuh dan
besar di tengah keluarga yang porak poranda karena perceraian. Ia sibuk
meyakinkan para generasi muda penerus cita-cita bangsa yang besar ini
bahwa dengan menenggelamkan dirinya dalam buku-buku yang setiap hari
menemani, ia menemukan kedamaian dan kasih sayang, meskipun tidak ia
dapatkan dari ayahnya. Sampai saat ini ia yakin bahwa buku-buku itu telah
menyelamatkan hidupnya dari kehancuran. Buku-buku itu adalah sebaik-baik
teman yang bisa ia peroleh di kala orang-orang dewasa di sekelilingnya
gagal menekan ego masing-masing untuk mengorbankan nafsunya demi
tumbuh kembang normal anak-anaknya, demi kebahagian anak-anaknya.
1591
Belakangan ia menenggelamkan diri dalam buku-buku karangan
Andrea Hirata, seperti Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah
Karpov. Lalu Filin menemukan dunia baru melalui cerita-cerita nyata
pengalaman seorang A. Fuadi yang menulis secara apik dalam Negeri 5
Menara, Ranah 3 Warna dan Rantau 1 Muara. Kedua penulis ini berasal dari
Sumatera Selatan dan Sumatera Barat, mungkin itu sebabnya Filin sangat
hanyut dalam alur cerita karena kesamaan tempat, budaya dan bahasa.
Kedua penulis ini sukses menginspirasi Filin untuk tidak pernah takut
bermimpi. Slogan Man Jadda Wajada dan Man Shabara Zhafira-nya A. Fuadi
sudah menyihirnya untuk terus mengucapkan niat dan kata-kata positif di
dalam hati dan keseharian sehingga suatu saat kelak Allah memerintahkan
seluruh komponen di alam semesta ini untuk mewujudkan seluruh niatan di
hati dan ucapan di lisannya menjadi sebuah keajaiban yang nyata. Terbukti
dengan keinginannya untuk melihat langit dari belahan bumi yang lain,
segera dijawab Allah dengan meloloskannya menjadi salah satu guru di Jawa
Barat yang beruntung mengikuti program pelatihan Guru ke Adelaide,
Australia Selatan. Ia berkesempatan melihat langsung langit indah nan biru
dan jernih di 3 kota berbeda di Negara Kanguru tersebut, langit Sydney,
Brisbane dan Adelaide dalam rentang waktu 21 hari, kelak ia pun akan
1854