Anda di halaman 1dari 3

Ringkasan Materi kelas 7 BAB Puisi Rakyat

LESTARIKAN BUDAYA LELUHUR DENGAN PUISI RAKYAT

Puisi rakyat adalah warisan bangsa yang berupa puisi, syair, pantun, dan gurindam, yang
memiliki nilai pesan moral, agama, dan budi pekerti.
Sehingga sudah menjadi tugas kita sebagai generasi muda untuk terus melestarikan dan
mempelajarinya. Dengan mengenal dan memahami kandungan suatu puisi rakyat akan membuat
kita menjadi generasi penerus dengan nilai dan karakter yang baik, karena banyak pesan moral
yang dapat diambil dari tiap puisi rakyat.
Disini akan dibahas 3 jenis puisi rakyat, yaitu Gurindam, Syair, dan Pantun. Mulai dari
definisi, asal, istilah yang diambil beserta artinya, dan ciri-cirinya, serta unsur kebahasaaannya.

A. GURINDAM :
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri india. Istilah Gurindam sendiri diambil
dari bahasa India, yaitu Kirindam artinya mula-mula / perumpamaan. Gurindam digunakan
sebagai syarat nilai agama dan moral, sehingga dulu sangat penting dan dijadikan sebagai
warisan budaya kehidupan. Tetapi setelah berkembang mulai di gantikan dengan jenis gurindam
(puisi lama melayu) yang penting sebagai warisan budaya.
Ciri-ciri gurindam :
1. Terdiri dari 2 baris dalam 1 bait.
2. Tiap baris memiliki 10-14 suku kata.
3. Tiap baris memiliki rima sama atau bersajak (A-A, B-B, C-C, D-D).
4. Merupakan 1 kesatuan yang utuh.
5. Baris 1 berisi soal, masalah atau perjanjian.
6. Baris 2 berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama.
7. Isi gurindam berupa nasihat, filosofi hidup atau kata mutiara.

B. PANTUN :
Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat Indonesia. Di
beberapa daerah pantun dikenal dengan nama yang berbeda-beda. Contohnya Tonton dalam
bahasa Togalog, Tuntun dalam bahasa Jawa, dan Pantun dalam bahasa Toba.
Ciri-ciri gurindam :
1. Tiap bait terdiridari 4 baris atau 4 larik.
2. Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata.
3. Rima akhir tiap baris adalah a-b-a-b.
4. Baris 1 dan 2 adalah sampiran.
5. Baris 3 dan 4 adalah isi.

C. SYAIR
Syair berasal dari persia yang dibawa bersamaan dengan masuknya islam. Syair berasal dari
bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang artinya perasaan yang menyadari, kemudian
berkembang menjadi syi’ru yang artinya puisi dalam pengetahuan umum. Tapi setelah
mengalami perubahan syair menjadi puisi lama khas Melayu, dan tidak lagi mengacu pada tradisi
sastra syair Arab.
Ciri Syair :
1. Tiap bait terdiri dari 4 baris.
2. Tiap bait terdiri dari 8-14 suku kata.
3. Bersajak a-a-a-a.
4. Semua baris adalah isi.
5. Bahasanya berupa kiasan.

Unsur Kebahasaan Puisi Rakyat


1. Menggunakan Kalimat Perintah :
Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberikan perintah atau
suruhan.
2. Menggunakan Kalimat Saran :
Kalimat saran adalah kalimat yang bersi tentang saran pada orang lain untuk kebaikan
orang lain. Konjungsi yang digunakan adalah sebaiknya, seharusnya, demi keputusan yang
tepat... .
3. Menggunakan Kalimat Ajakan :
Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan pada orang lain untuk melakuakan
suatu perbuatan. Konjungsi yang digunakan adalah ayo dan mari.
4. Menggunakan Kalimat Seru :
Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran,
senang, dan sedih. Konjungsi yang digunakan adalah alangkah, betapa, dan bukan main.
5. Menggunakan Kalimat Larangan :
Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan
suatu kegiatan atau tindakan. Konjungsi yang digunakan adalah jangan dan hindari.
6. Menggunakan Kata Penghubung :
Kata penghubung di bagi menjadi 4 macam.
a. Kata penghubung tujuan.
b. Kata penghubung sebab atau kausal.
c. Kata penghubung akibat.
d. Kata penghubung syarat.
7. Menggunakan kalimat Tunggal :
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki 1 subjek atau predikat.
8. Menggunakan kalimat Majemuk :
Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari 1 subjek atau predikat. Terjadi
dari penggabungan 2 kalimat dasar atau lebih. Dan dibagi menjadi 7 macam :
1.) Kalimat majemuk bertingkat → adalah kalimat yang terjadi dari kalimat tunggal yang
kedudukannya tidak setara.
2.) Kalimat majemuk hubungan syarat → konjungsi yang digunakan adalah “ jika, seandainya,
asalkan, apabila, andaikan ”.
3.) Kalimat majemuk hubungan tujuan → konjungsi yang digunakan adalah “ agar, supaya, biar
”.
4.) Kalimat majemuk konsensip → konjungsi yang digunakan adalah “ walaupun, meskipun,
biarpun, kendatipun, sungguhpun ”.
5.) Kalimat majemuk hubungan penyebaban → konjungsi yang digunakan adalah “ sebab,
karena, oleh karena itu… ”.
6.) Kalimat majemuk hubungan perbandingan → konjungsi yang digunakan adalah “ sehingga,
sampai-sampai, maka ”.
7.) Kalimat majemuk hubungan cara

SUMBER :
Buku Paket Bahasa Indonesia kelas 7 SMP kurikulum 2013.
Bab 5 Mewarisi Nilai Luhur dan Mengkreasikan Puisi Rakyat.
(Rangkuman Bab 5 Bab 5 Mewarisi Nilai Luhur dan Mengkreasikan Puisi Rakyat)

Anda mungkin juga menyukai