Tahun 2018
Tiba saatnya perdana bagi Pak Adi untuk mengajar disekolah yang
muridnya sudah bertambah menjadi 3 orang karena 2 diantaranya adalah anak
pak Adi sendiri. Dengan pakaian dinas guru yang lengkap dan rapih berkat
tangan istri tercinta dan dengan sepatu yang juga sudah dipoles, hampir disebut
oleh istrinya “orang gila” karena melihat ekspetasi yang ada dilapangan yang
seperti mengajar privat namun dengan “kostum” PNS. Rasa bingung pun mampir
kedalam benak pak Adi, bingung ingin mengajarkan apa di SD yang hanya di
huni oleh 3 orang siswa saja. Ditambah tidak adanya inventaris sekolah, tidak
adanya buku dari sekolah yang sudah pernah berjalan 3 tahun tersebut. Hingga
Pak Adi harus pergi menemui kepala sekolah sebelumnya untuk meminjam
buku-buku lama yang sudah tidak di pakai lagi sebagai bekal dan bahan ajarnya.
Gambaran awal untuk sekolah itu terlihat dan lebih pantas disebut seperti
“kandang kambing”. Di depan halamannya penuh dengan deretan pohon pisang
dan pohon serai, yang membuat sekolah tersebut tak terlihat sama sekali
“paras”nya dari kejauhan. Disamping sekolah, ternyata tempat tinggal yang
disediakan untuk pak Adi dan keluarga juga tidak jauh berbeda dengan
“kandang sapi” yang berbahan dasarkan kayu dengan atap dari daun kelapa
yang sudah kering. Kondisi hidup seperti ini dijalani kurang lebih dalam kurun
waktu 6 tahun.