Anda di halaman 1dari 2

Tak Seindah Hari Esok

Di sebuah sekolah menengah atas yang tidak begitu dikenal karena prestasi akademik yang
telah didapat. Namun menorehakan sebuah cerita yang menarik dan mengharukan. Suasana
sekolah seperti biasanya di mana siswa datang dan pergi untuk sekedar bermain bertemu dengan
teman dengan embel-embel untuk menggapai masa depan. Begitu juga dengan salah satu siswa
yang bernama Jefri anak yang dikenal ahli bela diri karena merupakan atlet taekwondo bersabuk
merah. Walaupun dia pandai bela diri namun dia tidak suka berkelahi. Salah satu teman Jefri
sekelas yang bernama Darren, si kutu buku yang menghabiskan waktunya hanya untuk membaca
buku sambil mendengarkan musik. Di kelas 9B itu ada beberapa anak yang sok kuat, sok
pemberani dan berlagak yang sering ditakuti oleh teman-temannya karena sering mengganggu.
Hal itu dilakukan agar Roy dan gerombolannya semakin dipandang dan dianggap keren. Ada
sosok siswa yang tidak begitu menonjol diantara teman sekelasnya. Berpakaian sederhana dan
berkacamata yang bernama Sandi.
Suatu waktu ketika Darren yang duduk di depan Sandi saat ulangan. Roy meminta Sandi
untuk mematahkan headpone yang biasa yang digunakan Darren untuk mendengarkan musik saat
belajar. Darren merasa sedih dan marah karena headpone yang dia sayangi karena pemberian ibu
panti asuhan di mana dia tinggal. Namun Darren masih sabar dan diam. Karena merasa bersalah,
saat pulang sekolah Sandi meminta maaf kepada Darren dan berjanji akan mengganti headpone
yang dia rusak. Darren tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Namun Darren tahu bahwa Sandi
tidak akan mungkin sengaja merusak headponenya akan tetapi pasti Sandi di suruh oleh seseorang
dan sudah pasti dalangnya adalah Roy. Darren berusaha melupakan hal itu.
Keesokan harinya Roy berusama untuk terus mengganggu Darren Si Kutu buku yang
pendiam saat belajar di kelas. Roy dan teman-temannya memukul kepala Darren dari belakang.
Darren masih diam saja. Karena masih belum merasa terganggu, salah satu klompotan Roy
mengambil buku Darren dan membuangnya di keluar jendela. Darren mulai naik darah namun
bingung bagaimana dia akan melawan Roy dan komplotannya dengan tubuhnya yang lemah.
Karena kecerdasan yang dimiliki Darren, dia mengambil sebuah pensil dan menusukkan ke
punggung salah satu klompotan Roy yang berbadan besar. Merasa ada perlawanan dari si kutu
buku Roy datang akan memukulnya namun karena hukum newtoon yang dia pelajari bahwa gaya
berbanding lurus dengan massa dan percepatan dan menggunakan gaya sentrifugal, seseorang
dapat menciptakan dampak yang lebih besar. Darren dapat menghidar sambil menjegal kaki Jefri
dan akhirnya Jefri terjatuh tepat muka terbentur lantai yang mengakibatkan hidungnya berdarah.
Tak terima hal itu sepulang sekolah Roy bersama klompotannya dan ditambah kakak kelas yang
sok jagoan pula, menghadang Darren yang saat itu berjalan sendirian di lorong di bawah jembatan
penyebrangan. Ternyata hal itu diketahui oleh Sandi si kacamata, akan tetapi dia pun tidak berani
untuk menolongnya. Lalu dia berlari kembali ke sekolah untuk meminta bantuan dan ternyata
hanya ada Jefri si atlet taekwondo yang gemar tidur di kelas. Sandi yang awalnya takut untuk
membangunkan Jefri namun mengingat Darren yang akan celaka. Sandi memberanikan diri untuk
membangunkan dan meminta tolong pada Jefri. Awalnya pu Jefri bingung dan tidak begitu
mengenal Darren si cupu si penyendiri itu. Namun wajah pucat Sandi menyakinkan Jefri untuk
membantu Darren. Mereka bergegas menolong Darren dengan saling berkelahi dengan komplotan
Roy. Walaupun luka dan lebam di tubuh dan wajah mereka masih sempat tertawa. Jefri
menganggap Darren terlalu berani untuk menghadapi Roy dan komplotannya itu. Mereka
berbaring di rumput dan tertawa bersama dan itulah awal mereka menjadi sahabat.
Sekarang setiap istirahat dan pulang sekolah mereka selalu bersama-sama. Akhirnya
mereka pun saling follow instragam namun sampai 1 minggu Jefri belum follow back Sandi dan
merasa Jefri lebih dekat dengan Darren. Rasa Iripun muncul di hati Sandi. Suatu saat Sandi
menelpon Jefri seolah-olah dia ketakutan karena dikeroyok oleh Roy dan komlotannya. Karena
panik Jefri datang tanpa memberitahukan kepada Darren. Tanpa berpikir panjang Jefri
mengendari motornya dan brakkk… motor Jefri tertabrak truk saat akan keluar gerbang sekolah.
Jefri tak sadarkan diri dan ternyata dinyatakan meninggal ditempat. Tak jauh dari gerbang Darren
berdiri terdiam menyaksikan kejadian itu. Suasana di sekitar gerbang sekolah menjadi hening dan
terasa waktu berhenti beberapa detik.
Setelah membuka hp saat akan memberitahukan kejadian yang dialami Jefri kepada Sandi,
Darren terkejut karena sebelumnya Jefri mengirim pesan bahwa Sandi menelepon bahwa dia
dikeroyok oleh Roy dan klompotannya. Namun Darren melihat bahwa Roy dan klompotannya
masih berada di sekolah. Betapa marahnya Darren kepada Sandi. Sambil menangis Darren
mendatangi rumah Sandi sambil memakinya, kematian sahabatnya karena ulah Sandi. Sandi
terkejut dan merasa bersalah dan memutuskan untuk pindah sekolah ke luar negeri. Sedangkan
Darren semakin menjadi anak yang tertutup dan tidak mau terlalu dekat dengan teman-temannya.
Mempunyai sahabat membuatnya sakit sesakitnya. Darren hanya menjalani hidupnya untuk
belajar dan segera lulus dengan nilai yang baik sehingga dapat diterima di Universitas Negeri
ternama. Itu saja.

Anda mungkin juga menyukai