Anda di halaman 1dari 3

ANTI PERGAULAN BEBAS!

Kenalin, ini Rio dan Della. ‘Couple Bucin’ dikelas kita. Ga ada yang bisa
nyaingin Rio dan Della kalua soal perbucinan. Freya dan Tio, penyelamat Rio
dan Della untuk kembali ke jalan yang lurus. Walau pahit, itulah kenyataanya.
Kalo kata Nadin Amizah; “Mungkin akhirnya tak jadi satu, namun bersorai
pernah bertemu”. Enjoy our story!
Pada suatu hari, Della dan Rio sedang berduaan dikelas sebelum pulang, hari
sudah mulai gelap, kelas-kelas mulai ingin dikunci oleh OB, melihat Della dan
Rio yang masih pacaran dikelas, Freya langsung mengingatkan mereka berdua
untuk pulang "eh kalian ga pada pulang? kelas² pada mau dikunci, lu pada mau
nginep?"
"iya iya ini mau balik" sahut Rio, dilanjut anggukan kepala Della.
"jangan lupa besok ulangan mtk, belajar lu pada jgn pacaran trs" lanjut Tio,
kakak laki-laki Rio. "gue duluan ya" Freya pamit, ia ingin cepat² pulang
kerumah karena hari sudah gelap.
Keesokan harinya, pelajaran pertama adalah mtk, yap murid di kelas 83 sedang
mengerjakan ulangan mtk. "Fre, no 12 jawabannya apa dah" Della menghadap
ke belakang-kursi Freya. Freya tidak menjawab, ia hanya berdeham pelan. Della
cemas, kertas soal ulangannya masih banyak yang belum ia isi, padahal
waktunya sisa 5 menit lagi "haduh, pasrah aja deh" Della mengibarkan bendera
putih pada pikirannya, ia sudah benar² pasrah dengan keadaan.
Sepulang sekolah, Freya dan Tio sedang menunggu 'orang bucin' bersiap pulang
(lama banget siap²nya). "woy cepetan dong, lgian dr tadi pada ngobrol,
ngobrolin apa si?" Tio mendengus kesal, tingkat kesabarannya setipis tisu
dibagi 7. "sabar apa sabar" Rio menjawab sambil memasukkan buku ke dalam
tas, kemudian menghampiri Della untuk keluar kelas bersama. "Del, hari ini
aku...," baru saja Rio membuka topik, Della langsung memotongnya "kamu abis
dari sekolah ga langsung pulang? iya kan? abis nganterin aku, kamu nongkrong
sambil ngapain? nyebat? sama temen² basis kamu itu?" Della nyerocos. Sontak
Rio kaget karena dia berfikir 'bagaimana pacarnya tahu tentang itu?'. "kamu tau
darimana?" karena penasaran, Rio pun menanyakan hal tersebut. Della tidak
menjawab "kalo kamu kaya gitu lagi, ga berubah, kita putus!" Della langsung
meninggalkan Rio. Freya dan Tio yang sedari tadi menunggu didepan pintu
kelas hanya menonton teman 'bucinnya' bertengkar. Mereka berdua hanya
menggelengkan kepalanya sambil tersenyum simpul melihat Della dan Rio yang
biasanya bucin banget tpi hari ini mereka bertengkar hebat. Rio berusaha
menyejajarkan langkahnya dengan langkah kekasihnya, Della. "tolong kasi aku
kesempatan buat ngejelasin ya?" Rio memohon sambil menatap wajah Della.
Della membuang muka, lantas mempercepat langkahnya. Rio yang menyesal
karena perbuatannya itu telah membuat kekasihnya marah, lantas menunduk
sangat dalam. Tio, kakak laki-laki Rio menepuk pundaknya "udah, ayo cabut,
ngapain si liatin sepatu lu terus, sepatu lu juga ga kenapa²" Rio mengusap
wajahnya kasar, menyisir poni rambutnya yang sedari tadi menutupi mata. "Tio,
Rio, gue pulang bareng Della ya, nemenin Della." Freya pamit, lantas naik ke
angkot yang sedari tadi menunggu penumpang. "Iya fre, ati² dijalan yaa" Tio
melambaikan tangannya ke arah Freya.
Rio keras kepala, ia masih nongkrong dan merokok bersama teman² basisnya,
padahal kakaknya, Tio sudah memperingatinya. Rio sampai dirumah tengah
malam, Bapak sudah menunggu diruang tamu. Saat Rio membuka pintu, Bapak
langsung mengeluarkan jurus '1001 pertanyaan' "dari mana, anak bandelnya
bapak?! pintar sekali ya kamu jam 12 malem dikira jam 8 kali ya, anak SMP
pulang jam 12 keren gitu, hah?!" Bapak membentak, sulut amarahnya memanas.
Mata Bapak merah, jelas Bapak marah besar malam ini. Rio yang sedang
mendengarkan musik dikamarnya merasa terganggu dengan kebisingan Bapak
dan Rio yang sedang adu mulut di ruang tamu. Ibu sudah tidak ada sejak
setahun yang lalu, sejak saat itu juga Rio mulai pulang larut malam dan
nongkrong ga jelas dengan teman-teman basisnya. Kalo Ibu masih ada, pasti ia
langsung memisahkan mereka, meskipun pas Ibu masih ada, Rio adalah anak
yang baik dan nurut, jadi Bapak jarang marah. Sekarang kalau Bapak marah,
tidak ada yang berani melerai, Tio pun tidak berani berbuat apa-apa disaat
Bapak tersulut emosi. "emang kenapa? Bapak kenapa peduli banget si sama
Rio?! Rio udah gede, gausah atur² Rio, mau Rio pulang kapan aja juga gapapa
kali, suka suka Rio, lagian ini yang bikin Rio seneng, cuma anak anak bandel
yang ada pas Rio ga punya siapa-siapa, Bapak ga usah sok peduli pas ga ada
Ibu, Rio mau nyusul Ibu aja, mending Rio mati aja sekalian!" Rio bicara
melantur. Bapak diam seribu bahasa, mengusap dahinya. Rio langsung beranjak
ke kamarnya dengan langkah berdentum.
Beberapa jarak dari rumah Rio, terlihat seorang gadis yang sedang menangis
tersedu-sedu, ia sangat menyayangi pacarnya, Rio. Ya, gadis itu adalah Della. Ia
menangisi nasib kekasihnya. Sungguh, ia tidak ingin Rio bernasib sial hanya
karena perbuatannya (nongkrong selepas sekolah), ia tidak ingin Rio masuk ke
ruang paling berbahaya disekolah, BK.
Saat pembagian raport, Della dan Rio menduduki peringkat terbawah, padahal
saat kelas 7, nilai mereka standar saja dan tidak buruk, tapi saat dikelas 8, nilai
mereka sangat anjlok. Mengetahui kejanggalan tsb, walikelas pun memberi tahu
guru bk untuk memanggil 2 muridnya, Della dan Rio ke ruang BK untuk
konsultasi. Guru BK, Bu Narea menanyakan kepada mereka tentang apa yang
terjadi sehingga mempengaruhi nilai mereka di kelas 8. Akhirnya Della dan Rio
menjelaskannya dari awal, sejak ia memutuskan untuk berpacaran, sampai
nilainya turun drastis. Bu Narea memberikan nasihat dan solusi terbaik kepada
mereka berdua, mereka setuju dengan saran Bu Narea "mending untuk saat ini,
kalian jangan pacaran, fokus untuk nilai raport, kalian udah kelas 8, sebentar
lagi naik kelas 9 kan? kalian harus memperbaiki nilai kalian di semester 2 nanti,
ibu akan lihat perkembangan kalian, tetap jadi teman dan jangan asing, kalian
memperbaiki diri masing² dulu, mulai hari ini ya." Bu Narea menjelaskan,
disusul anggukan Rio dan Della. Mereka berdua setuju, walau harus putus.
Esoknya, tidak ada lagi 'couple bucin' dikelas 83, tidak ada lagi Della dan Rio
yang dulu. Mereka asing, asing demi mengejar nilai dan masa depan. "Sampai
bertemu di versi terbaik kita, Della." Begitu kata kata terakhir Rio, sebelum
akhirnya mereka tak lagi saling sapa dikelas.
-Tamat-
(Pemeran)
Dalilah: Della
Arvin: Rio
Mahya: Freya
Rafif: Tio
Naura: Bu Narea (guru BK)
Haikal: Pak Rizki (Ayah Rio dan Tio)

Anda mungkin juga menyukai