Anda di halaman 1dari 27

Pertemanan

Oleh:Dian Rida Alexa SR


Kelompok

• Callista Angelira
• Jeremy Jonathan
• John Orlond
• Kelly Khosasi
• Nicholas Kim Jiro
• Valentino Fenael
Di suatu waktu, ada seorang anak lelaki bernama Tian. Ia kerap mendapat ejekan dari
teman-temannya, bahkan tak jarang ia dijadikan bahan lelucon oleh teman-temannya
karena rasnya dan juga agamanya yang merupakan ras dan agama minoritas di
negara tempat ia tinggal. Tetapi ada seorang anak yang tidak penah dilupakan oleh
Tian. Bukan karena kebaikannya, melainkan karena perlakuannya kepada Tian yang
membuat Tian trauma dan tidak bisa melupakan anak itu. Nama anak itu adalah Badu.
Ia berada di kelas yang sama dengan Tian. Setiap hari, Badu akan selalu mencari Tian
hanya untuk mengejeknya atau menjadikannya bahan lelucon di depan semua murid
yang ada di sekolah mereka. Bahkan, Badu tak segan-segan untuk melukai Tian sebagai
hiburan tersendiri baginya.

Seperti biasa, pada waktu istirahat hari itu, Tian mulai mengambil bekalnya dan bersiap
untuk makan di belakang sekolah. Ia selalu makan di sana karena jika ia makan di kantin
sekolah, ia pasti akan diejek dan dicibir oleh teman-temannya. Saat Tian akan
melangkahkan kakinya keluar dari kelas, Badu dan teman-temannya menahannya dan
berkata,
“Mau kemana kau? Kenapa kau tidak makan bersama kami? Apakah kau takut kepada
kami?”
Tian hanya diam, ia takut jika ia berbicara, mereka akan mengejeknya lagi.
“Mengapa kau hanya diam saja? Apa kau bisu? Oh, lihatlah teman-teman, ia
membawa bekal, sepertinya enak.” Kata Badu.
Lalu Badu merampas makanan bekal itu dari Tian dan berkata,
“Hey, dia memberikan bekalnya padaku, sepertinya ia sudah kenyang. Tetapi jika
kulihat lagi, sepertinya makanannya kurang enak. Seperti inikah makanan yang
dimakan orang-orang yang seagama denganmu? Atau ini adalah makanan
tradisionalmu?.”
Badu lalu membuang isi kotak bekal itu ke tempat sampah dan membuang kotak
bekal itu ke arah Tian dan pergi menuju kantin dengan diiringi tawa yang keras
bersama teman-temannya.

Tian hanya bisa menghela nafas. Hampir setiap hari dalam tiga tahun terakhir ini ia
menerima perlakuan seperti itu dari Badu dan teman-temannya, ia berusaha
menguatkan dirinya sendiri dengan berkata dalam hati ‘aku harus bersabar, sedikit lagi
kami akan lulus dari sekolah ini dan tidak akan bertemu satu sama lain lagi nantinya.’. Ia
selalu melakukan hal itu setiap harinya hanya untuk tetap bertahan di sekolahnya. Ia
bukan murid yang tergolong pintar, jadi ia khawatir jika ia pindah ke sekolah lain, tidak
ada sekolah yang mau menerimanya. Ditambah lagi ia sudah menginjak tingkat akhir
Sekolah Menengah Atas.
Tidak terasa, Tian berhasil melewati masa SMA-nya. Ia dan teman-teman seangkatannya
dan juga Badu tentunya, mereka berhasil lulus dari Sekolah Menengah Atas. Tian tak
henti-hentinya mengucap syukur atas kelulusannya. Bukan karena ia berhasil lulus dari
Sekolah Menengah Atas, melainkan karena ia akhirnya bisa terlepas dari Badu dan juga
teman-temannya. Fakta bahwa ia akan menjalani masa perkuliahan tanpa ejekan dan
perlakuan kasar dari teman-temannya lagi membuat ia sangat bersemangat.

Hari demi hari, bulan berganti bulan Tian menjalani masa perkuliahannya
dengan lancar dan ketenangan. Tetapi kemudian pada suatu hari saat ia akan
pulang menuju rumahnya dari universitas tempat ia belajar, ia mendapat pesan
berita dari salah satu teman sekelasnya melalui akun sosial media. Berita itu
membuat Tian sangat terkejut, karena isi berita itu adalah Badu sedang dirawat
di sebuah rumah sakit karena penyakit parah yang dialaminya dan seluruh
teman-teman sekelas Badu diminta untuk mengunjunginya jika ada waktu.
Tian terus memikirkankan isi pesan tersebut selama perjalanan pulang bahkan sampai ia sudah
berada di rumah. Ia memikirkan isi pesan itu setiap hari, dan berpikir apakah ia akan mengunjungi
Badu atau tidak. Sekelebat banyangan masa lalu saat Badu mengejek dan melukainya membuat
Tian mengubur niatnya untuk mengunjungi Badu. Tetapi ia juga masih mempunyai rasa manusiawi.
Tidak mungkin ia tetap menyimpan rasa sakit hati dan dedamnya kepada Badu saat mengetahui
bahwa Badu sedang sakit dan tak ingin mengunjunginya. Setelah melakukan pertimbangan
hampir selama satu minggu, Tian memutuskan akan mengunjungi Badu.

Saat ia mengunjungi Badu, Tian terkejut dengan kondisinya. Badannya kurus dan pucat, ia juga
sudah tidak memiliki rambut lagi. Menyadari ada seseorang yang datang, Badu mengangkat
wajahnya dan melihat Tian sedang menatapnya dari depan pintu dengan tatapan iba,
“Apa yang kau lakukan disini?”
Itulah kalimat pertama yang dilontarkan Badu kepada Tian setelah berbulan-bulan mereka tidak
bertemu.
“Aku mendapat berita bahwa kau sakit dan teman-teman sekelas kita saat SMA dulu diminta
untuk mengunjungimu. Jadi kupikir sebaiknya aku mengunjungimu juga”, kata Tian
“Kau tidak perlu mengunjungiku, lagipula teman-teman yang lain juga tidak mengunjungiku.
Badu kemudian terbatuk-batuk setelah mengucapan kalimat yang cukup panjang itu. Sambil
memberikan air, Tian berkata,
“Kejadian itu sudah lama, aku juga sudah mencoba melupakannya untuk memulai hidup baru
yang lebih baik. Lebih baik kau beristirahat daripada mengingat hal-hal seperti itu. Aku sudah
mengunjungimu dan kurasa kunjunganku hanya menggangu istirahatmu. Kupikira aku akan
pergi sekarang.”
Badu memegang tangan Tian dan berkata,
“Sebelum kau pergi, bisakah kau menyanyikan sebuah lagu untukku? Saat kita sekolah dulu
aku dengar suaramu bagus, jadi bolehkah kau menyanyikan sebuah lagu untukku?”

Tian merasa hal itu tak masalah, jadi ia memutuskan untuk menyanyikan sebuah lagu untuk
Badu.
Kemudian setelah ia selesai bernyanyi, Badu berkata kepadanya. “Terimakasih karena kau
mau menjadi temanku hari ini. Maaf jika dulu aku selalu mengejekmu dan mengucilkanmu
karena kau berbeda denganku. Kau adalah satu-satunya temanku sekarang, maukah kau
memaafkanku?”
“Karena kau sedang sakit sekarang, aku pikir tidak baik menolak permintaan orang yang
sedang sakit. Jadi ya, aku akan memaafkanku.”
Setelah Tian mengatakan itu, Badu lalu tersenyum dan menutup matanya. Tian tidak
menyangka jika itu akan menjadi pertemuan pertama dan terakhirnya dengan Badu setelah
sekian lama tidak bertemu. Dulu ia mengingat Badu karena perlakuan buruk yang diberikan
Badu kepadanya, tetapi setelah kejadian di rumah sakit itu, ia
mangingat Badu karena ia menemani Badu, temannya, di saat-saat terakhirnya.
Informasi

Saat SMA, Tian merupakan seorang anak yang sering di-


bully oleh Badu. Setelah lulus dari bangku SMA, Tian
menjalani masa kuliahnya dengan damai. Suatu hari, Tian
mendengar bahwa Badu menderita penyakit parah dan
dirawat di rumah sakit. Setelah melewati perdebatan batin
yang panjang, Tian memutuskan untuk menjenguk Badu
dan memaafkannya.
Isi Teks

kisah seorang anak yang bernama Tian yang kerap dibully oleh
seseorang bernama Badu. Tian sudah tidak sabar agar dia lulus
dari SMA, agar terbebas dari Badu. Suatu saat, dia pulang dari
universitas dan mendapat kabar bahwa Badu sakit. Tian
bergumul dan akhirnya memutuskan untuk menjenguknya. Saat
itu, mereka berteman dan Tian menemani saat saat terakhir
Badu.

Deskripsi masing masing karakter:


- Badu : Seseorang dari suku dan agama mayoritas yang
membully orang, bertindak semena mena dan kasar
- Tian : Seseorang dari suku dan agama minoritas yang kerap
dibully, mau memaafkan dan berjuang untuk temannya.
Nilai Kehidupan
.
Nilai kehidupan yang terdapat dalam teks tersebut

Mau mengampuni dan memaafkan orang yang sudah menyakiti


hati kita. Kita juga harus bersikap sadar akan kesalahan yang
telah kita perbuat dan berusaha untuk meminta maaf.

" Setelah melakukan pertimbangan hampir selama satu minggu,


Tian memutuskan akan mengunjungi Badu."

Tian mau menjenguk dan memaafkan Badu walaupun Badu


selalu membully dan menyakiti dia sejak SMA
Struktur Teks

Orientasi
Di suatu waktu, ada seorang anak lelaki bernama Tian. Ia kerap
mendapat ejekan dari teman-temannya, bahkan tak jarang ia
dijadikan bahan lelucon oleh teman-temannya karena rasnya dan
juga agamanya yang merupakan ras dan agama minoritas di negara
tempat ia tinggal.

Komplikasi
Berita itu membuat Tian sangat terkejut, karena isi berita itu adalah Badu
sedang dirawat di sebuah rumah sakit karena penyakit parah yang
dialaminya dan seluruh teman-teman sekelas Badu diminta untuk
mengunjunginya jika ada waktu.
Struktur Teks
Evaluasi
Tian terus memikirkankan isi pesan tersebut selama perjalanan
pulang bahkan sampai ia sudah berada di rumah. Ia memikirkan isi
pesan itu setiap hari, dan berpikir apakah ia akan mengunjungi
Badu atau tidak.

Resolusi
Kau adalah satu-satunya temanku sekarang, maukah kau
memaafkanku?”
“Karena kau sedang sakit sekarang, aku pikir tidak baik menolak
permintaan orang yang sedang sakit. Jadi ya, aku akan
memaafkanku.”
Struktur Teks

.
Koda
Setelah Tian mengatakan itu, Badu lalu tersenyum dan
menutup matanya. Tian tidak menyangka jika itu akan
menjadi pertemuan pertama dan terakhirnya dengan
Badu setelah sekian lama tidak bertemu.
Ciri Kebahasaan
Kalimat retorik
"bukankah dulu aku sering melakukan hal yang tidak pantas
kepadamu?

Kalimat verba material


-Badu akan selalu mencari Tian hanya untuk mengejeknya

Kalimat konjungsi temporal


-Tetapi kemudian pada suatu hari saat ia akan pulang menuju
rumahnya dari universitas tempat ia belajar,

Pilihan kata menarik


-Menghela nafas
Sinopsis
Tian merupakan siswa SMA yang dibully di sekolahnya, hal
tersebut di karenakan ras dan asalnya. Badu merupakan salah
satu orang yang berkesan baginya, karena setiap hari Badu
membully Tian di sekolah hingga impian Tian hanya sekedar
segera lulus sma. Setelah lulus, kehidupan Tian membaik, ia
diterima dengan baik di lingkungan kuliahnya. Suatu saat Tian
mendapat kabar bahwa Badu dirawat di rumah sakit, tidak ada
seorangpun yang menjengguknya, hanya Tian lah yang
datang, Badu meminta maaf kepada Tian dan menutup mata
tak lama kemudian, hanya Tian lah yang menemani Badu
hingga akhir hayatnya.
Unsur Intrinsik
Tema : mengampuni

Kemudian setelah ia selesai bernyanyi, Badu berkata kepadanya.


“Terimakasih karena kau mau menjadi temanku hari ini. Maaf jika dulu
aku selalu mengejekmu dan mengucilkanmu karena kau berbeda
denganku. Kau adalah satu-satunya temanku sekarang, maukah kau
memaafkanku?”
“Karena kau sedang sakit sekarang, aku pikir tidak baik menolak
permintaan orang yang sedang sakit. Jadi ya, aku akan
memaafkanku.”
Alur dari cerita ini adalah maju

Karena peristiwa yang diceritakan berlanjut dari awal


masalah hingga penyelesaian.
Latar :

Latar tempat :
- Luar kelas
Saat Tian akan melangkahkan kakinya keluar dari kelas, Badu dan
teman-temannya menahannya dan berkata,
“Mau kemana kau? Kenapa kau tidak makan bersama kami? Apakah
kau takut kepada kami?”

- Rumah sakit :
Dulu ia mengingat Badu karena perlakuan buruk yang diberikan Badu
kepadanya, tetapi setelah kejadian di rumah sakit itu, ia
mangingat Badu karena ia menemani Badu, temannya, di saat-saat
terakhirnya.
Latar suasana :

- Tegang :
Lalu Badu merampas makanan bekal itu dari Tian dan berkata,
“Hey, dia memberikan bekalnya padaku, sepertinya ia sudah kenyang.
Tetapi jika kulihat lagi, sepertinya makanannya kurang enak. Seperti inikah
makanan yang dimakan orang-orang yang seagama denganmu? Atau ini
adalah makanan tradisionalmu?.”
Badu lalu membuang isi kotak bekal itu ke tempat sampah dan
membuang kotak bekal itu ke arah Tian dan pergi menuju kantin dengan
diiringi tawa yang keras bersama teman-temannya.
- Haru :
Kemudian setelah ia selesai bernyanyi, Badu berkata kepadanya.
“Terimakasih karena kau mau menjadi temanku hari ini. Maaf jika dulu
aku selalu mengejekmu dan mengucilkanmu karena kau berbeda
denganku. Kau adalah satu-satunya temanku sekarang, maukah kau
memaafkanku?”
“Karena kau sedang sakit sekarang, aku pikir tidak baik menolak
permintaan orang yang sedang sakit. Jadi ya, aku akan
memaafkanku.”
Amanat dari cerita ini kita harus saling memaafkan. Kita juga
tidak boleh gengsi untuk meminta maaf akan kesalahan yang
telah kita perbuat.

Kemudian setelah ia selesai bernyanyi, Badu berkata


kepadanya. “Terimakasih karena kau mau menjadi temanku
hari ini. Maaf jika dulu aku selalu mengejekmu dan
mengucilkanmu karena kau berbeda denganku. Kau adalah
satu-satunya temanku sekarang, maukah kau memaafkanku?”
“Karena kau sedang sakit sekarang, aku pikir tidak baik
menolak permintaan orang yang sedang sakit. Jadi ya, aku
akan memaafkanku.”
Sudut pandang : orang ketiga serba tahu

Di suatu waktu, ada seorang anak lelaki bernama Tian. Ia kerap


mendapat ejekan dari teman-temannya, bahkan tak jarang ia dijadikan
bahan lelucon oleh teman-temannya karena rasnya dan juga
agamanya yang merupakan ras dan agama minoritas di negara tempat
ia tinggal. Tetapi ada seorang anak yang tidak penah dilupakan oleh
Tian. Bukan karena kebaikannya, melainkan karena perlakuannya
kepada Tian yang membuat Tian trauma dan tidak bisa melupakan
anak itu. Nama anak itu adalah Badu. Ia berada di kelas yang sama
dengan Tian. Setiap hari, Badu akan selalu mencari Tian hanya untuk
mengejeknya atau menjadikannya bahan lelucon di depan semua
murid yang ada di sekolah mereka. Bahkan, Badu tak segan-segan untuk
melukai Tian sebagai hiburan tersendiri baginya.
Penokohan :

Tian :
- Sabar :
Tian hanya bisa menghela nafas. Hampir setiap hari dalam tiga tahun
terakhir ini ia menerima perlakuan seperti itu dari Badu dan teman-
temannya, ia berusaha menguatkan dirinya sendiri dengan berkata
dalam hati ‘aku harus bersabar, sedikit lagi kami akan lulus dari sekolah
ini dan tidak akan bertemu satu sama lain lagi nantinya.

- Pemaaf :
“Karena kau sedang sakit sekarang, aku pikir tidak baik menolak
permintaan orang yang sedang sakit. Jadi ya, aku akan memaafkanku.”
Badu :
- Semena – mena :
Badu lalu membuang isi kotak bekal itu ke tempat sampah dan
membuang kotak bekal itu ke arah Tian dan pergi menuju kantin
dengan diiringi tawa yang keras bersama teman-temannya.

- Rendah diri :
Maaf jika dulu aku selalu mengejekmu dan mengucilkanmu
karena kau berbeda denganku. Kau adalah satu-satunya temanku
sekarang, maukah kau memaafkanku?”
Unsur Ekstrinsik

Nilai moral
Senantiasa untuk memaafkan dan berbuat kebaikan karna dengan hal itu
Kita dapat merubah dan menggerakkan hati seseorang untuk berubah.

Nilai agama
Selalu memaafkan antar sesama manusia

Nilai sosial
Peduli terhadap seseorang walaupun telah menyakiti kita.
Add a Slide Title - 5

Anda mungkin juga menyukai