Anda di halaman 1dari 13

Contoh Teks Psikodrama 1

Tema : Sahabat
Pemain : Tono dan Lulu

Sinopsis
Seperti biasa, di jam istirahat sekolah, Tono dan Lulu menghabiskan waktu dengan
memesan makanan ringan di kantin dan berbincang-bincang. Tapi siang ini ada yang berbeda
dengan sikap Lulu.
Dia datang ke sekolah dengan wajah sembab seperti habis menangis. Tono pun mencoba
mencari tahu apa yang terjadi pada sahabatnya itu.
Dialog
Tono : Lu, kamu tahu enggak kenapa ikan hidup di air?
Lulu : Tak tahu (menunjukkan wajah cemberut).
Tono : Lho kok gitu sih? Kamu kenapa wajahnya cemberut terus gitu?
Lulu : Aku ada masalah, Ton (sambil memutar-mutar sedotan plastik di gelas minumnya).
Tono : Masalah apa? Cerita dong sama aku, kan kita udah lama jadi teman baik.
Lulu : Sudahlah, ini rumit Ton. Kamu jangan ganggu aku.
Tono : Semua masalah itu rumit Lu. Sudah deh jangan suka menyimpan masalah sendirian.
Nantinya kamu malah stres. Apa gunanya ada aku sebagai sahabat kamu kalau kamu mau
berbagi cerita aja susah?
Lulu : Sudah seminggu ini orang tuaku tak akur. Mereka sering sekali ribut masalah sepele
(tertunduk lesu).
Tono : Memangnya ada masalah apa sampai mereka bertengkar terus?
Lulu : Tak tahu, intinya mereka merasa sudah tidak cocok satu sama lain dan ingin menjauh.
Tono : Sabar ya Lu, semoga semua masalah ini cepat selesai. Kamu berdoa saja semoga mereka
cepat berbaikan.
Lulu : Harapannya sih gitu. Tapi sepertinya susah.
Tono : Tidak ada masalah tanpa solusi. Semua masalah pasti ada jalan keluarnya, begitupun
masalah yang sedang kamu hadapi. Meskipun ini menyangkut orang tua, pasti ada solusi terbaik
yang bisa ditemukan. Kamu berdoa saja semoga masalah ini cepat selesai. Jangan putus asa dulu.
Lulu : Makasih ya Ton. Berkat kamu, masalahku sedikit berkurang. Setidaknya aku lega karena
sudah cerita.
Tono : Nah gitu kan enak. Sekarang coba tebak lagi, kenapa ikan hidupnya di air? (sambil
menampakkan wajah lucu untuk menghibur Lulu).
Lulu : Sudah takdirnya mungkin (sambil menepuk bahu Tono dan tersenyum).
Contoh Teks Psikodrama 2

Tema : 2 Menjadi 1

Pemain : Nayla dan Freya

Sinopsis

Di kamar Freya, Nayla datang dan duduk dipinggir kasur. sementara Freya sedang berbaring
dikasurnya.
Dialog
Nayla : Frey, kamu kenapa ?
Freya : Gakpapa kok, Nay. Aku cuma sedikit stres aja karena ujian masuk PTN tinggal sedikit
lagi.
Nayla : Oooh jadi itu yang membuat kamu mengurung diri dikamar terus? Terus kata mama
kamu, kamu makannya sedikit.
Freya : Iya, lagi gak mood buat ngapa-ngapain nih.
Nayla : Frey, jangan gitu dong. Kalo kamu enggak mau makan, terus mengurung diri terus di
kamar, nanti kamu sakit. Terus kalau kamu sakit, kamu nanti enggak bisa ikut ujian tulis masuk
PTN itu bagaimana ? Makin ribet nanti urusannya.
Freya : Iya juga ya, tapi bagaimana dong. Aku bingung nih.
Nayla : Yang kamu bingungin apa, Frey ?
Freya : Aku bingung, nanti kalo aku gak masuk PTN, aku harus bagaimana ?
Nayla : Sekarang, kamu jangan mikirin hasilnya dulu. Kamu belajar aja dulu yang rajin,
banyakin jawab-jawab soal ujian tahun lalu. Urusan hasil itu belakangan.
Freya : Udah kok, Nay. Tapi aku masih aja merasa takut ngebayangin kalo aku enggak diterima.
Nayla : Kayaknya kamu perlu untuk refreshing deh. Biar kepala kamu gak mumet. Bagaimana
kalo kita belajar bareng? Kita bisa cari tempat diluar sana kayak taman, cafe, dan yang lain. Biar
kamu gak tertekan, sekalian bisa ngliat pemandangan yang bagus terus hirup udara segar.
Bagaimana menurut kamu?
Freya : Wah ide bagus tuh. Aku juga mau hirup udara segar. Otakku udah mumet banget nih.
Nayla : Yaudah ayo.
Freya : Terima kasih ya, Nay. Kamu selalu ada di saat aku lagi butuh bantuan.
Nayla : Iya sama-sama Frey.
Freya dan Nayla pun saling berpelukan.
Contoh Teks Psikodrama 3

Tema : Mengejar Cita-Cita

Pemain : Gita dan Dwi

Sinopsis

Ada dua anak yang bersahabat sejak kecil yang bernama Gita dan Dwi. Mereka selalu
berasama, tetapi semenjak ayah Gita harus pindah kerja mereka berdua pun berpisah. Pada suatu
ketika tanpa disengaja mereka bertemu kembali tanpa disadari.
Dialog
Gita : (Sedang membereskan kertas yang berjatuhan karena angin)
Dwi : (Karena melihat kasihan, Dwi pun membantu) sini biar aku bantu.
Gita : Oh ya terima kasih. (tanpa melihat ke arah Dwi dan langsung pergi meninggalkan Dwi
dengan terburu-buru)
Dwi : Hei tunggu sebentar!
Gita : (Sambil mendekat ke arah Dwi) iya ada apa?
Dwi : Sepertinya aku kenal kamu deh. Kamu Gita kan?
Gita : Iya. Kamu..?
Dwi : (Memotong pembicaraan Gita) Dwi. Sahabat kamu waktu SD. Kan kita duduk bareng
terus waktu SD. Ingat engga?
Gita : Oh iya pasti inget lah. Masa lupa sih. Oh iya aku lupa aku lagi buru-buru nih. Aku duluan
ya Dwi. (sambil berlalu meninggalkan Dwi)
Dwi : Hey bentar dulu. Minta no HP kamu dong?
Gita : Eeemmm… aku lupa. Kamu follow twitter aku aja di @gitamay ya!
Dwi : Ok. Follback ya nanti aku mention kamu.
Gita : Iya. (sambil terus pergi meninggalkan Dwi).
Beberapa hari kemudian tanpa disengaja, Gita dan Dwi bertemu kembali dikantin sekolah.
Dwi : Eh Gita, ketemu lagi. Kamu sekarang sekolah di sini ya?
Gita : Iya. Aku sekarang sekolah di sini. Enggak nyangka ya ternyata kita satu sekolah lagi.
Dwi : Iya nih ga nyangka banget. Oh iya sekarang kamu di kelas mana?
Gita : Aku sekarang di kelas IPA 7, wi. Kamu?
Dwi : Aku di kelas IPA 1.
Gita : Oh iya Dwi kamu mau enggak main ke rumah aku pulang sekolah nanti?
Dwi : Terima kasih Gita. Aku mau kok. Berarti nanti kita pulang bareng ya?
Gita : Iya. Nanti setelah bel pulang, kita janjian di gerbang aja ya?
Dwi : Ok.
Lalu bel masuk berbunyi. Gita dan Dwi pun pergi ke kelasnya masing-masing. Setelah jam
pelajaran usai dan bel pulang pun berbunyi, Gita dan Dwi pun bertemu di gerbang sekolah dan
pulang bersama menuju ke rumah Gita. Sesampainya di rumah Gita.
Gita : Ayo masuk Dwi.
Dwi : Iya makasih Git. Assalamu’alaikum.
Gita : Wa’alaikumsalam. Eh kita langsung ke kamar aku aja yu?
Dwi : Ayo. Oh iya ngomong-ngomong rumah kamu kayak masih berantakan deh. Kenapa?
Gita : Kan aku baru pindah wi.
Dwi : Oh iya ya.
Lalu mereka berdua pun menuju kamar Gita. Ketika di kamar Gita, mereka berdua berbincang-
bincang. Karena mereka berdua telah kelas 12, mereka pun membicarakan akan kuliah
kemanakah mereka setelah lulus SMA nanti.
Dwi : Ngomong-ngomong, kamu mau kuliah di mana?
Gita : Aku mau kuliah di UGM nih.
Dwi : Emangnya kamu ngambil jurusan apa, Git?
Gita : Sipil. Mau jadi arsitek dong hehehe.. hmmm tapi…
Dwi : Tapi kamu kenapa?
Gita : Tapi aku lemah di pelajaran fisika, Wi.
Dwi : Duh jangan sedih dong udah enggak apa-apa. Kalau kamu belajar lebih giat lagi pasti
kamu bisa. Teruslah berusaha Gita. Jangan menyerah. Kejar cita-cita kamu. Eits tapi jangan lupa
kalau sudah usaha, kita juga harus tetep berdo’a sama Allah.
Gita : Iya Wi makasih ya atas masukannya pasti ko aku bakal belajar lebih giat lagi.
Dwi : Nah gitu dong.
Gita : Kamu sih mau kuliah di mana, Wi?
Dwi : Aku belum tau naih. Kira-kira menurut kamu di mana ya? Terus jurusan apa?
Gita : Kalau menurut aku sih lebih baik kamu ikutin kata hati kamu aja. Pastinya yang sesuai
sama bakat dan minat kamu juga.
Dwi : Iya sih Git. Tapi masalahnya aku belum tau nih bakat aku di mana.
Gita : Ya kalau menurut aku sih bakat kamu sebaiknya minta pendapat ke orang lain tentang
bakat kamu. Misalnya ke teman, ke guru, ke orang tua juga pasti. Terus kalau kamu masih
bingung juga, aku saranin kamu untuk minta petunjuk ke Allah. Ya dengan cara salat istikharah
lah.
Dwi : Wah makasih juga ya Git atas pendapat dan saran kamu. Aku akan coba ikutin saran
kamu. Oh iya udah sore nih. Aku pulang ya. Makasih Gita.
Gita : Oh iya udah. Sama-sama. Makasih ya Dwi.
Lalu Dwi pun pulang dari rumah Gita. Dan setelah perbincangan tadi di rumah Gita, mereka
berdua menjadi lebih giat belajar lagi. Dan akhirnya Dwi telah mengetahui bakat dan minatnya
untuk melanjutkan sekolahnya.
Waktu terus berlalu. Tidak terasa mereka berdua telah lulus ujian dan mereka pun ingin
melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi yag mereka inginkan. Karena mereka rajin belajar
dan berdoa, mereka pun akhirnya diterima di perguruan tinggi yang mereka idam-idamkan.
Contoh Teks Psikodrama

Tema : Sosial & Persahabatan

Pemeran:

1. Rina

2. Ahmad

3. Juli

4. Aminah

5. Rahmat

6. Melly

7. Dina

8. Aris

9. Nadia

10. Joni

Rina bertanya kepada teman-temannya terkait agenda mereka saat libur sekolah.

Rina : Liburan sekolah mendatang kalian pada mau kemana?

Ahmad : Dirumah saja, bantu-bantuin orangtua. Juli : Aku mau ke Bali, kan enak berlibur di
Bali.

Aminah: Kayaknya aku juga mau ke Bali deh. Suasana pantainya wooii.. asyik banget!

Rahmat: Aku dirumah aja, nggak ada agenda keluar. Aku mau fokus belajar dirumah saja.

Melly: Iya, itu jauh lebih bagus katimbang keluyuran, ngabisin duit ortu saja.

Dina: Belajar melulu.. kan sekali-sekali kita butuh refereshing.

Aris: No comment

Nadia: Nggak tau deh, mau kemana. Pinginnya sih pergi kemana gitu.

Joni: Dirumah, nonton tv, makan, tidur.

Terlintas dibenak Rina “ternyata jawaban teman-temanku cukup beragam”. Rina pun berusaha
memberikan sudut pandang positif kepada teman-temannya.
Rina: Okay.. sebagai manusia, kita memang butuh refreshing. Otak kita juga akan mengalami
kejenuhan jika terus dipaksakan untuk beraktivitas. Tapi, yang perlu jadi catatan, semuanya
harus ada batasannya.

Aris menanyakan “ada batasannya” yang dimaksud Rina.

Aris: Ada batsannya gimana, maksud kamu, Rin? nggak boleh ngabisin uang banyak-banyak gitu
maksud kamu?

Rina: Maksud aku, kalian berlibur boleh saja.. nyantai juga boleh saja, tapi tidak boleh
berlebihan. Kalian juga tetap harus menyisakan waktu untuk belajar.

Ahmad mengamini perkataan Rina. Ahmad: Benar sekali apa yang dikatakan Rina itu. Kalian
harus tahu kontrol supaya tidak kebablasan. Joni yang seorang pemalas menyampaikan
pendapatnya.

Joni: Waktu libur itu kan untuk istirahat total, jadi ngapai kalian mikir ini-itu. Mending nyantai
aja dirumah. Rina menegur ucapan Joni.

Rina: Apaan sih maksud kamu, Jon? emang kalau waktunya libur sekolah terus kita harus diem
aja, nggak ngapa-ngapain gitu? ya nggak boleh gitu dong. itu kan namanya pemalas.

Joni: Pemalas apanya? orang waktunya libur yang kita buat untuk istirahat dong.

Rina: Ah kamu ngaco aja.. sekalipun waktunya libur, kita tetap harus bijak dalam menggunakan
waktu kita. Bukannya cuman untuk nyantai doang. Bener nggak teman-teman? Sebagian teman-
teman Rina menjawab ‘ya’ dan sebagian lagi hanya diam. Rina kemudian bertanya kepada
Ahmad.

Rina: Ahmad, emangnya kamu bantuin apa sama orangtua kamu? orangtua kamu kan kerjanya di
kantor?

Ahmad: Iya, ayah emang kerja dikantor, tapi selain kerja dikantor, ayahku juga berkebun.

Rina: Kok bisa? bagaimana mengatur waktunya?

Ahmad: Sepulang dari kantor, ayah menyisakan waktu 2-3 jam untuk berkebun. Makanya, aku
harus bantu dia supaya nggak kewalahan. Rina pun salut dengan ayahnya Ahmad, pun begitu
juga dengan si Ahmad.

Rina: Wah.. ayah kamu hebat, pekerja keras. Kamu juga tipe anak yang sangat mengerti
kesibukan orangtua. Nih temen-teman, yang kayak Ahmad dan ayahnya ini yang perlu kita
contoh.

Melly kemudian menyatakan kesalutannya dengan Ahma dan Ayahnya.


Melly: Sunggu hebat ayah kamu, begitu juga kamu. Ahmad tersipu malu mendapat pujian dari
Melly.

Ahmad: Ah.. kamu bisa aja. sudahlah jangan terlalu memujiku. Aku cuman berusaha membantu
ayahku. Waktu mendekati senja dan mereka pun beranjak pulang.

Sebagian dari 10 orang berssahabat tersebut tetap dengan rencana masing-masing. Ada yang
merencanakan berlibur, ada yang ingin membantu orangtuanya, dan Joni tetap berencana
menjadi seorang pemalas.
Contoh Teks Psikodrama 4

Tema : Tentang Ujian Masuk PTN

Pemain: Maya dan Kinan

Sinopsis

Maya mendatangi rumah Kinan dan melihat Kinan berbaring lemas di kasurnya.

Maya: Nan, kamu kenapa? Apa kamu sakit?

Kinan: Bukan sakit, May. Aku stres karena sebentar lagi ujian masuk PTN.

Maya: Oh, pantas saja. Ibumu tadi bilang bahwa kamu juga cuma makan sedikit.

Kinan: Begitulah, May. Aku gak mood melakukan apa-apa.


Maya: Jangan begitu, Nan. Kalau terus tidak makan, nanti kamu bisa sakit. Lalu
usahamu belajar mati-matian demi ujian PTN akan jadi sia-sia.

Kinan: Iya juga, ya. Namun, apa yang harus aku lakukan, May? Aku benar-benar stres
sekarang ini.

Maya: Apa sih, yang sebenarnya membuatmu stress?

Kinan: Aku takut, usahaku belajar tidak menghasilkan apa-apa. Bagaimana jika nanti
aku tidak masuk PTN yang aku inginkan?

Maya: Jangan begitu, hasil itu urusan terakhir. Hal paling penting yang bisa kamu
lakukan sekarang hanya belajar dan kamu sudah melakukan hal tersebut. Mungkin
sekarang kamu sedang capek saja dan butuh refreshing.

Kinan: Wah, ide bagus itu. Aku juga ingin menghirup udara segar. Kepalaku seakan
mau meledak karena kebanyakan belajar.

Maya: Yuk, kita main ke kebun binatang saja! Refreshing sekalian melihat banyak
binatang lucu!
Kinan: Terima kasih ya, Maya. Kamu selalu ada ketika aku membutuhkan.
Maya: Sama-sama Kinan. (Keduanya pun saling berpelukan)
Contoh Teks Psikodrama 5

Tema : Tentang Persahabatan yang Kokoh

Pemain : Leila dan Anton

Sinopsis

Pada jam istirahat sekolah, Leila terlihat habis menangis dengan mata yang sembab,
Anton pun mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada sahabatnya tersebut.

Anton: Leila, kamu kenapa? Kok, matamu sembab?


Leila: Aku ada masalah Ton (sambil mengusap air matanya).
Anton: Masalah apa? Bisakah kamu ceritakan padaku? Aku ‘kan, sahabatmu.

Anda mungkin juga menyukai