Anda di halaman 1dari 23

RESPONSI PSIKIATRI

Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik

Oleh :

Ardy Mahendra Arganata Putra

170070201111003

Pembimbing :

dr. Zuhrotun Ulya, Sp.KJ

LABORATORIUM ILMU KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
I. IDENTITAS

Nama : Nn. DNS

Umur : 18 tahun

Jenis kelamin : Wanita

Alamat : Desa Bantur RT. 32/7 Malang

Pekerjaan : Belum bekerja

Pendidikan : SMK

Status pernikahan : Belum menikah

Suku bangsa : Jawa

Agama : Islam

No. Rekam Medis : 114074xx

Tanggal periksa : 20 November 2019

II. KELUHAN UTAMA

Sulit berbicara.

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

A. AUTOANAMNESIS

Pasien dibawa oleh Ibunya (Ny. F) ke Poli RSSA pada tanggal 20


November 2019 untuk kontrol karena sulit berbicara selama 4 minggu terakhir.
Autoanamnesa dilakukan pada hari Rabu, 20 November 2019 pukul 11.00 di
Poli Jiwa Rumah Sakit Saiful Anwar Malang.
T : Selamat siang Mbak, saya dokter muda Ardy dari bagian
psikiatri. Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan,
tujuannya untuk kepentingan pemeriksaan dan akan saya jaga
kerahasiaannya. Apakah Mbak bersedia?

J : (Menganggukan kepala)

T : Mbak nama panggilan dan nama lengkapnya siapa?

J : (Suara sangat pelan) Devi. Devi Nur Safitri.

T : Mohon maaf, bisa diulangi lagi, Mbak? Suaranya pelan sekali.

J : (Suara tetap sangat pelan) Devi. Devi Nur Safitri.

T : Mohon maaf, bisa diulangi sekali lagi? (mendekatkan telinga ke


pasien)

J : (Suara pelan). Devi. Devi Nur Safitri.

T : Baik. Sekarang Mbak usianya berapa?

J : 18.

T : Mbak, mohon maaf apakah suaranya memang pelan sekali


seperti ini?

J : (Pasien hanya menganggukan kepala). (Ibu pasien membantu


menjawab) Iya, memang susah berbicara ini anaknya, palingan
ya satu dua patah kata, itupun sama saya. Kalau ditanya orang
lain, dia tidak mau menjawab. Sekarang ini kondisinya sudah
membaik.

T : Apakah Mbak sudah bekerja? Atau masih sekolah?

J : (menundukkan kepala, terdiam sejenak) Saya sudah lulus,


tetapi masih belum bekerja.

T : Sekolah di mana, Mbak?


J : SMK Gondanglegi.

T : Jurusan apa, Mbak?

J : Jurusan perbankan.

T : Mengapa Mbak dan Ibunya dibawa ke sini?

J : (pasien hanya diam). (Ibu pasien membantu menjawab) ini mau


kontrol mas.

T : Baik, Bu. Sebelumnya, kegiatan sehari-harinya bagaimana,


Mbak?

J : (Terdiam sejenak) Biasa saja, tinggal di rumah.

T : Lalu, keluhannya Mbak ini sudah dirasakan mulai kapan dan


mengapa?

J : (Terdiam sejenak) hmm.. mulai (berpikir) hmm.. 3 apa 4 minggu


yang lalu begitu. (terdiam kembali)

T : Lalu, itu sewaktu kejadian apa mbak atau tahu alasannya


mengapa mungkin?

J : (terdiam sejenak dan berpikir lama) hmm.. itu, hmm.. saya


galau dan bimbang antara memilih kuliah atau bekerja. Sejak
saya sekolah di SMK itu sebelum sampai setelah ujian akhir,
saya sering mendapatkan tawaran beberapa tes lowongan kerja.
(terdiam sejenak dan berpikir) Saya mencoba ikut beberapa tes
itu tetapi saya belum pernah kedapetan. Saya ingin sekali
bekerja, kasihan sama adik-adik saya yang masih sekolah kan
butuh uang, belum lagi pendapatan orang tua juga kurang, saya
ingin membantu orang tua saya biar nggak ngrepotin mereka
(menundukkan kepala). Lalu, saya mencoba untuk lanjut kuliah
di Unikama jurusan Manajemen mumpung ada kakak sepupu
yang juga bersekolah di situ. Sebelumnya, saya cerita ke orang
tua juga kok saya nggak dapet-dapet kerja, nambahin beban
orang tua terus, mau kuliah ya nambah-nambah pengeluaran
lagi. Lalu kata orang tua, saya sebaiknya fokus ke satu hal dulu,
kuliah dulu tidak apa-apa baru bekerja, dapat kerja ya tergantung
rezeki, masalah biaya nanti orang tua bisa tanggung. Sebelum
kuliah, orang tua saya lalu menawarkan pekerjaan pabrik
kenalan saudara, saya sempat kerja di situ sebentar. Tetapi
waktunya itu juga bersamaan dengan hari pertama saya masuk
kuliah. Jadi saya semakin galau, apakah saya tetap lanjut kuliah
bersamaan dengan bekerja, atau bekerja saja. Akhirnya saya
memutuskan untuk tidak masuk kuliah sejak hari pertama dan
memilih untuk bekerja di pabrik. Saya sampai sekarang nggak
berani masuk kuliah.

T : Mbak Devi bekerja di pabrik apa dan berapa lama?

J : Pabrik Meubel. 10 hari.

T : Apakah sekarang masih lanjut bekerja di situ?

J : Tidak.

T : Mengapa Mbak berhenti bekerja?

J : (terdiam sejenak) Saya nggak betah. Gaji sedikit, berangkat


pagi pulang malam, saya capek. Jaraknya juga jauh dari rumah
saya.

T : Mbak Devi berangkat ke sana naik apa? Sendirian atau


bersama teman?

J : Naik motor, kadang sendirian kadang bersama teman.

T : Lalu, sejak saat itu Mbak Devi baru merasakan keluhan ini?

J : (terdiam sejenak dan berpikir) Iya, jadi lemas karena sedih,


kecewa, stres saya. Saya sering ngeluh ke ibu badan saya
terasa tidak enak, sulit buang air besar, malas makan, susah
tidur, nggak ada rasa semangat.
T : Adakah keluhan lainnya, Mbak Devi? Atau ada yang ingin Mbak
Devi ceritakan?

J : (Pasien menggelengkan kepala) (Kemudian ibu pasien


menambahkan) selain kehilangan semangat juga jadi malas
mandi, ngeluh ke saya kok dirinya menjadi suka lupa, malas
sholat juga, kadang kalau ditanya nggak njawab, jalan mondar
mandir sendiri, dan suka bingung seperti bolak balik
menanyakan apakah adiknya sekolah.

T : Sebelum 4 minggu ini, apakah ada keluhan yang serupa seperti


ini atau riwayat penyakit lain sebelumnya seperti asma, kejang,
demam, sakit maag, atau sembelit?

J : (Pasien menggelengkan kepala).

T : Apakah Mbak Devi pernah mengkonsumsi alkohol atau obat-


obatan tertentu termasuk obat-obatan terlarang?

J : Tidak pernah.

T : Sejak SD hingga SMA perkembangannya normal? Tidak ada


kesulitan belajar atau tidak punya teman?

J : Hmm.. saya memang tidak pintar, tetapi saya nggak ada


masalah.

T : Pernah cerita ke teman mengenai keluhannya?

J : Pernah.

T : Lalu, kata mereka bagaimana?

J : Cukup ikhtiar dan berdoa saja.

T : Anggota keluarga apakah ada yang mengalami keluhan


serupa?

J : (Pasien hanya menggelengkan kepala).


T : Hubungan keluarga dengan orang tua dan saudara-saudara
apa baik-baik saja?

J : Baik-baik saja, Mas.

T : Akhir-akhir ini, bagaimana suasana perasaan Mbak Devi?

J : Khawatir.

T : Khawatirnya karena apa, Mbak?

J : (terdiam sejenak dan berpikir) Ya, khawatir kalau saya ini tidak
pernah diterima kerja, nggak bisa bantu keluarga.

T : Apakah Mbak Devi pernah mendengar suara, mengalami


sensasi aneh, melihat, mendengar, membau sesuatu yang hanya
Mbak yang tahu tetapi tidak dirasakan oleh orang lain? Atau
mungkin merasa diri mbak berubah dari biasanya atau
lingkungan di sekitar Mbak berubah?

J : (terdiam dan berpikir sejenak) Tidak, mas. Ya saya merasa diri


saya berubah, saya dulu semangat. Kalau lingkungan, saya
nggak ngrasa perubahan.

T : (Menunjuk meja) Menurut mbak, apa warna meja ini?

J : Coklat

T : Apakah Mbak Devi memiliki pikiran yang menurut orang lain


aneh tapi menurut mbak biasa saja? Apakah mbak memiliki ide
mendesak yang berulang seperti harus mengecek pintu bolak
balik apakah sudah dikunci atau belum? Lalu, apakah mbak
memiliki ketakutan tertentu yang bersifat irasional?

J : Tidak. (Ibu pasien menambahkan) Sebelumnya ada mas kalau


ada suara mobil polisi lewat, dia merasa bahwa ada mengejar
dia karena dia nggak pernah kuliah. Dia menganggap kalau
bagian dari universitasnya itu mengejar dia karena dia nggak
pernah masuk kuliah. Selain itu, dia suka jalan mondar-mandir
kadang bersembunyi di dalam rumah, menganggap ada yang
mengejar dia karena dia mbolos kuliah untuk bekerja, merasa
dirinya tidak bertanggung jawab. Cuman kalau sekarang, sudah
nggak mengeluhkan hal itu lagi.

Selain itu, suka nanyakan saya bolak balik apakah adiknya


sudah pergi bersekolah atau belum padahal itu hari Minggu.

T : Mbak Devi apakah tahu sekarang berada di mana?

J : Di rumah sakit (benar)

T : Sekarang ini pagi, siang, sore atau malam?

J : Siang (benar).

T : Ini di sebelah Mbak Devi siapa? Saya siapa?

J : Ibu, masnya dokter muda (benar).

T : Mbak berangkat ke sini naik apa?

J : Motor.

T : Mbak, apakah ingat tadi sarapan makan apa?

J : Makan nasi.

T : Mbak, bisakah menghitung urutan 6 angka berturut-turut ke


depan dan sebaliknya?

J : 1,2,3,4,5,6. 6,5,4,3,2,1.

T : Bagaimana masa kanak-kanaknya, Mbak?

J : Saya ceria dulu, banyak teman, sering main.


T : Mbak, bisa minta tolong ceritakan beberapa kejadian penting
dalam beberapa bulan terakhir?

J : Ya, beberapa bulan kemarin saya lulus. Lalu saya galau


bimbang ya jadi khawatir begini.

T : Mbak Devi, saya coba tes konsentrasinya ya, 100-7 berapa?

J : (terdiam sebentar dan agak lama menjawab) 93 (benar)

T : Dikurangi 7 lagi berapa?

J : Hmmm… 86 (benar)

T : Kurangi 7 lagi?

J : (pasien agak lama menjawab) 79 (benar)

T : Dikurangi 7 lagi?

J : 72

T : Kalau yang terakhir ini dikurangi 7 lagi berapa?

J : hmm.. (berpikir agak lama) 6 hmm.. 65 (benar)

T : Mbak, bisa tolong eja huruf nama Mbak dari belakang?

J : I-V-E-D (benar)

T : Coba tuliskan kalimat yang mengandung subjek, predikat dan


objek!

J : (Pasien menulis : Ibu memasak ayam di dapur) (benar)

T : Coba sekarang tulisannya dibaca.

J : Ibu memasak ayam di dapur.

T : Mbak, bisa tolong gambarkan jam pukul 9.30?


J : (pasien dapat menggambar dengan benar)

T : Mbak, tahu arti peribahasa air riak tanda tak dalam?

J : Hmm (berpikir agak lama) orang banyak ngomong nggak ada


isinya (benar).

T : Siapa Presiden Indonesia saat ini?

J : Jokowi.

T : Kalau ada dompet jatuh di jalan, apa yang akan Mbak lakukan?

J : Dikembalikan ke pemiliknya.

T : Kalau liat ada orang jatuh apa yang akan Mbak lakukan?

J : Dibantu.

T : Mbak tahu tidak kalau sekarang lagi sakit dan butuh


pengobatan?

J : (Menganggukkan kepala).

T : Menurut orang-orang sekitar atau Mbak Devi sendiri,


kepribadian Mbak Devi itu seperti apa?

J : Baik.

T : Baik Mbak Devi, sudah selesai kok tanya jawabnya. Terima


kasih atas kerjasamanya, Mbak.

B. HETEROANAMNESA
(Dilakukan pada Ibu pasien pada tanggal 20 November 2019 pukul
11.00)
Pasien diantarkan oleh ibunya ke Poli Jiwa RSSA, karena tidak mau
berbicara, tidak mau makan, tidak bisa tidur selama 5 hari, dan sering
bingung. Pasien juga sering jalan mondar mandir jika mendengar suara
mobil polisi yang lewat di sekitar rumahnya, beranggapan bahwa dirinya
dikejar polisi. Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya. Hubungan pasien dengan keluarga, teman, dan tetangga
baik-baik saja, namun pasien cenderung tertutup dan tidak begitu sering
bergaul dengan tetangga di sekitar rumah.

IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

 Organik :

Tidak ada.

 Non organik :

Tidak ada.

V. RIWAYAT PREMORBID

1. Riwayat Pribadi

 Riwayat Kelahiran:

Pasien lahir di bidan, secara normal, langsung menangis. BB lahir:


3000gram, Panjang Badan lahir: ibu lupa. Riwayat imunisasi
lengkap.

 Riwayat Tumbuh Kembang:

Tumbuh kembang pasien didapatkan normal, sama dengan


teman-teman seusianya.

 Riwayat Pendidikan:

Pasien menempuh pendidikan sampai SMK, selalu naik kelas.


 Penggunaan Waktu Luang:

Pasien lebih banyak nonton TV pada waktu luang.

 Riwayat Keagamaan:

Pasien beragama Islam, taat sholat 5 waktu. Mulai jarang sholat


sejak mengalami keluhan.

2. Riwayat Psikososial

Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Pasien


tinggal serumah dengan ayah, ibu, suami, dan anak-anak. Hubungan
keluarga maupun tetangga baik-baik saja. Pasien juga memiliki banyak
teman ketika sekolah

Anggota-anggota keluarga:

No. Keluarga Pekerjaan Keterangan


1 Pasien Belum bekerja Hidup/Ggn. Jiwa
2 Ayah Pasien Karyawan swasta Hidup/sehat
3 Ibu Pasien Ibu rumah tangga Hidup/sehat
4 Adik Pasien 1 Belum bekerja Hidup/sehat
5 Adik Pasien 2 Belum bekerja Hidup/sehat

3. Kepribadian Premorbid

Pasien memiliki pribadi yang periang, mudah bergaul, memiliki


banyak teman dan suka diperhatikan. Bila ada masalah pasien cenderung
diam dan menyimpan masalahnya sendiri.
4. Riwayat Keturunan

Tidak ada

5. Faktor Pencetus

Pasien ingin bekerja sehingga dapat membantu pendapatan orang


tuanya yang kurang untuk mencukupi kebutuhan pendidikan adiknya.
Tetapi, oleh karena pasien sudah mencoba melamar di beberapa tempat
kerja tetapi belum diterima, pasien menjadi kecewa lalu tertekan.

VI. TIME LINE PERJALANAN PENYAKIT

2000 2019 2019 2019

A B C D

A : Pasien lahir pada tahun 2000.

B : Kurang lebih Bulan Agustus 2019 pasien lulus ujian akhir SMK mulai
dari sebelum dan sesudah ujian mencoba melamar kerja dari tes-tes yang
ditawarkan di sekolah tetapi belum diterima. Pasien bimbang antara memilih
kerja dan/atau kuliah. Pasien sempat ditawari keluarganya untuk bekerja di
pabrik meubel. Akhirnya pasien memilih untuk kuliah dan bekerja sementara
di pabrik meubel. Jadwal kerja di pabrik bertabrakan dengan jadwal kuliah
sehingga pasien galau memilih untuk masuk kuliah atau masuk bekerja di
hari pertama kuliah. Lalu, pasien memilih untuk bekerja dan tidak masuk
kuliah karena berpikiran kuliah juga memakan biaya sehingga pasien tidak
pernah masuk kuliah. Sejak saat itu pasien mulai sering merasa sedih,
kecewa, murung, bingung selama 4 minggu dan tidak melakukan aktivitas
apapun. Pasien mulai mengeluhkan badan lemas, sulit makan, sulit BAB,
malas berbicara. Saat ini pasien merasa ingin marah, sedih terus menerus,
malas beraktivitas, dan penurunan nafsu makan.
C : Bulan November 2019 pasien mengeluhkan merasa seperti bukan
dirinya. Ibu pasien mengeluhkan bahwa pasien sempat tidak mau berbicara.

D : Tanggal 20 November 2019 pasien datang bersama ibunya ke Poli Jiwa


RSSA karena keluhan sulit berbicara.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

Status Interna (20 November 2019)

 Keadaan umum : Baik


 Gizi : Kesan cukup
 Higiene : Cukup
 Tinggi badan : 160 cm
 Berat badan : 50 kg
 Tekanan darah : 110/ 80 mmHg
 Nadi : 80x/ menit
 Pernapasan : 20x/ menit
 Suhu aksiler : 36,5o C
 Kepala : Anemia -/-, ikterus -/-, sianosis -/-, edema-/-
 Leher : Kaku kuduk (-), pembesaran KGB leher (-)
 Thorax : Cor

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V MCL Sinistra

Perkusi : LHM: ICS V MCL sinistra

RHM: SL dextra

Auskultasi : S1 S2 tunggal, murmur (-)

Pulmo

Inspeksi : Simetris
Palpasi : Chest expansion D=S

Perkusi : Sonor di semua lapangan paru kanan dan kiri

Auskultasi : Vesikuler di semua lapangan paru

Rhonki (-), wheezing (-)

 Abdomen :

Inspeksi : Flat

Auskultasi : BU (+) normal

Perkusi : Distribusi timpani normal

Hepar dan lien tidak membesar

Palpasi : Soefl, meteorismus (-)

 Extremitas : Akral hangat, edema -/-, CRT<2’

Status Neurologis (20 November 2019)

 GCS: 456
 Meningeal signs: Brudzinski I/ II (-), kaku kuduk (-), Kernig (-)
 Refleks cahaya +/+, refleks pupil +/+, pupil bulat isokor 3 mm/ 3 mm
 N. cranialis: Dalam batas normal, parese (-)
 Motorik: Tonus N N Power +5 +5
N N +5 +5
 Sensorik: N N

N N

 Refleks fisiologis: BPR +2 | +2 KPR +2 | +2


TPR +2 | +2 APR +2 | +2
 Refleks patologis: H -I- B -I-
T -I- C -I-
O -I- G -I-
S -I-

 ANS: Dalam batas normal

Status Psikiatri (20 November 2019)

 Kesan umum : Seorang perempuan, 18 tahun, wajah tampak


sesuai usia, pakaian rapi, terawat, higienitas baik, tampak tenang, sikap
terhadap pemeriksa kooperatif.

 Mood, afek dan keserasian afek

- Mood : depresi
- Afek : tumpul
- Kesesuaian afek : sesuai

 Pembicaraan

Pasien berbicara tidak spontan, sedikit bicara, intonasi pelan, volume


kecil, kecepatan lambat, kualitas disforik.

 Persepsi : Halusinasi (-), Ilusi (-)

 Proses berpikir:

- Arus : Remming
- Isi : Waham (-), preokupasi (-), fantasi (-), fobia (-), obsesi (-)

 Kesadaran

- Kuantitas : Compos mentis, GCS 456

 Orientasi

- Tempat : Normal
- Waktu : Normal
- Orang : Normal

 Daya ingat

- Jangka pendek : Baik


- Jangka menengah : Baik
- Jangka panjang : Baik

 Intelegensi : Normal

 Kemauan

- ADL : menurun
- Pekerjaan : menurun
- Hobi : menurun
- Relasi : menurun
 Pengendalian impuls : baik
 Tilikan :5
 Psikomotor : normal
 Konsentrasi : baik
 Perhatian : baik
 Baca tulis : baik
 Visuospasial : baik
 Pikiran abstrak : baik
IX. RESUME

Nn. DNS / 18 tahun/ Anamnesis dan pemeriksaan dilakukan pada


tanggal 20 November 2019.

Keluhan Utama: Sulit berbicara.

Pasien datang dengan keluhan sulit berbicara sejak 4 minggu yang lalu,
disertai dengan tidak ada kemauan melakasanakan aktivitas sehari-hari
(makan, tidur, mandi), perasaan bingung dan pasien merasa bahwa dirinya
sedang dikejar polisi karena tidak pernah masuk kuliah. Pasien bimbang
antara memilih kuliah dan/ atau kerja, di mana pasien belum pernah diterima
tes lowongan kerja sehingga pasien merasa khawatir karena tidak dapat
membantu penghasilan orang tuanya yang kurang untuk adik-adiknya yang
masih bersekolah. Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya. Pasien dibawa ke poli psikiatri RSSA lalu diberikan obat-obatan
(Fluoxetine 1 x 20 mg, Risperidone 2 mg - 0 - 2 mg, Trihexyphenidyl 2 x 1
mg).

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

 Organik :

Tidak ada.

 Non organik :

Tidak ada.
RIWAYAT PREMORBID

1. Riwayat Psikososial
 Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Pasien tinggal
serumah dengan ayah, ibu, suami, dan anak-anak.
 Hubungan keluarga, teman maupun tetangga baik-baik saja.

2. Kepribadian Premorbid
 Pasien memiliki pribadi yang periang, mudah bergaul, memiliki
banyak teman dan suka diperhatikan. Bila ada masalah pasien
cenderung diam dan menyimpan masalahnya sendiri.

3. Faktor Pencetus
 Pasien ingin bekerja sehingga dapat membantu pendapatan orang
tuanya yang kurang untuk mencukupi kebutuhan pendidikan adiknya.
Tetapi, oleh karena pasien sudah mencoba melamar di beberapa
tempat kerja tetapi belum diterima, pasien menjadi kecewa lalu
tertekan.

PEMERIKSAAN FISIK

Status Interna: Dalam batas normal

Status Neurologis: Dalam batas normal

Status Psikiatri:

 Kesan umum : Seorang perempuan, 18 tahun, wajah tampak


sesuai

usia, pakaian rapi, terawat, higienitas baik, tampak


tenang, sikap terhadap pemeriksa kooperatif.

 Mood, afek dan keserasian afek

- Mood : depresi
- Afek : tumpul
- Kesesuaian afek : sesuai

 Pembicaraan

Pasien berbicara tidak spontan, sedikit bicara, intonasi pelan, volume


kecil, kecepatan lambat, kualitas disforik.

 Persepsi : Halusinasi (-), Ilusi (-)

 Proses berpikir:

- Arus : Remming
- Isi : Waham (-), preokupasi (-), fantasi (-), fobia (-), obsesi (-)

 Kesadaran

- Kuantitas : Compos mentis, GCS 456

 Orientasi

- Tempat : Normal
- Waktu : Normal
- Orang : Normal

 Daya ingat

- Jangka pendek : Baik


- Jangka menengah : Baik
- Jangka panjang : Baik

 Intelegensi : Normal

 Kemauan

- ADL : menurun
- Pekerjaan : menurun
- Hobi : menurun
- Relasi : menurun
 Pengendalian impuls : baik
 Tilikan :5
 Psikomotor : normal
 Konsentrasi : baik
 Perhatian : baik
 Baca tulis : baik
 Visuospasial : baik
 Pikiran abstrak : baik

X. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis I : F32.3 Gangguan Psikotik Akut

Aksis II : Gangguan kepribadian cemas (menghindar)

Aksis III : Tidak ada

Aksis IV : Masalah pekerjaan

Aksis V : GAF Scale 60-51

XI. PENATALAKSANAAN

Farmakoterapi:

 Fluoxetine 1 x 20 mg (0 - 0 - 20 mg)
 Risperidone 2 mg - 0 - 2 mg
 Trihexyphenidyl 2 x 1 mg
Psikoterapi

 Mencurahkan emosi atau perasaan yang sedang dia rasakan dengan


orang yang dipercaya, seperti ayah, ibu, kakak, atau sahabat dekat. Hal
ini bertujuan agar pikiran pasien dapat tetap positif.
 Menanamkan kepercayaan pada diri sendiri bahwa dia dapat
menciptakan kebahagiaannya sendiri meskipun belum memperoleh
pekerjaan karena jalannya hidup masih panjang.
 Belajar melupakan yang sudah terjadi dan menjadikannya sebagai bekal /
pengalaman untuk masa depan. Tetap berpikir positif dan optimis
menyongsong hari esok.
 Melakukan hal atau kegiatan produktif bersama teman-teman atau
keluarga, karena apabila pasien disibukkan dengan banyak kegiatan
maka waktu untuk menyendiri atau sedih semakin sedikit.
 Family-Oriented Therapy: Meminta keluarga pasien untuk tetap
mendukung, menemani, dan memberi semangat kepada pasien saat
kapanpun, serta memberi pengertian kepada keluarga bahwa pasien
sedang dalam gangguan mood dan faktor pencetusnya.
 KIE kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya kepatuhan minum
obat sesuai dengan aturan dan dosis yang dianjurkan, serta rutin kontrol
ke Poli Jiwa.

Terapi sosial

 Membimbing pasien untuk menenangkan hati dengan mendekat pada Tuhan


dan lebih taat beribadah.

XII. PROGNOSIS

Berdasarkan :

 Onset : usia 18 tahun (buruk)


 Perjalanan penyakit : akut (baik)
 Faktor keturunan : tidak ada (baik)
 Faktor pencetus : diketahui (baik)
 Sosial ekonomi : menengah (baik)
 Status menikah : belum menikah (baik)
 Dukungan keluarga : didukung keluarga (baik)
 Kesimpulan : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai