SKIZOFRENIA RESIDUAL
Oleh :
Nurul Cholifah Lutfiana
115070100111038
I. Identitas
Nama : Tn. AN
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan IR Rais No.29 Malang
Pekerjaan : tidak bekerja
Pendidikan : S1
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
No RM : 102996xx
Tanggal Periksa : 20 Oktober 2016
3
T : Apa yang mas lakukan setelah dengar suara-suara itu ?
J : Pergi ke Indomaret
T : Sering apa engga denger suara-suara nya ?
J : (Diam)
T : Kapan pertama kali dengar suaranya?
J : (Diam)
T : Apa pernah mendengar suara lain selain laki-laki itu ?
J : (Menggeleng)
T : Oo begitu, mas apakah pernah melihat bayangan-bayangan yang
orang lain tidak lihat ?
J : (Menggeleng)
T : Apakah pernah mencium bebauan yang tidak ada sumbernya ?
J : (Mengggeleng).
T : Apakah sekarang mas rutin minum obat?
J : (Mengangguk)
T : Diminum sendiri?
J : (diam)
T : Mas afik jika ada masalah cerita ke siapa? Bapak?
J : (Menggeleng)
T : Ibu?
J : (Mengangguk)
T : Apa dulu mas pernah dirawat dirumah sakit?
J : (Mengangguk)
T : Pendidikan terakhir apa mas?
J : (diam)
T : Mas saat ini siang atau malam?
J : Siang
T : Mas sekarang ada dimana?
J : Rumah sakit
T : Tadi pagi sudah makan?
J : (Mengangguk)
T : Tadi pagi makan ikan apa?
J : (Diam)
T : Mas ingat tanggal lahir mas?
4
J : (Diam)
T : Mas, coba nanti ada 3 kata kata saya diinget-inget dan diulangi ya
mbak, “Pesawat, Meja, Apel”.
J : (Diam)
T : Hobi atau kegiatan yang disukai apa mas?
J : (Diam)
T : Sekarang saya akan lakukan tes konsentrasi ya mas.
J : (Mengangguk).
T : Mas nanti saya tanya tentang matematika ya? Kalo 100 dikurangi 7
berapa ya mas?
J : (diam)
T : Kalo begitu, saya minta Mas mengeja kata DUNIA dibacanya terbalik
jadi apa?
J : (diam)
T : Kalo begitu Mas bisa baca tulisan ini gak? “Nama saya afik”.
J : (diam)
T : Sekarang coba Mas tulis di kertas ini nama mas afik dan nulis “Saya
di rumah sakit”.
J : (diam)
T : Oiya mas, sekarang saya minta tolong gambarkan jarum jam yang
menunjukkan pukul 01.00 dan 11.00 ya.
J : (diam)
T : Selanjutnya, Apakah Mas bisa mengikuti gambar yang saya
gambarkan? “Gambar segilima berhimpit”
J : (diam)
T : Oh iya mas, tau persamaaanya bola dan jeruk?
J : (diam)
T : Mas tau arti peribahasa “Besar pasak daripada tiang”?
J : (diam).
T : Presiden Indonesia sekarang ini siapa ya mas?
J : (diam)
T : Oia mas, misalnya mas pulang dari rumah sakit ini menemukan
dompet jatuh, apa yang mas lakukan?
J : (diam)
5
T : Misalnya Ibu mas jatuh, apa yang mas lakukan ?
J : (diam)
T : Mas kan kontrol ke rumah sakit, apakah menurut mas, mas sakit ?
J : (diam)
T : Menurut mas sendiri, mas itu orangnya bagaimana ya?
J : (diam)
T : Sekian dulu ya mas saya tanyanya. Nanti pas saya ke rumah saya
tanya-tanya lagi. Boleh ya saya ke rumah mas?
J : (mengangguk).
T : Sekarang saya boleh tanya ke ibunya?
J : (Mengangguk)
T : Terimakasih
6
1.1 Heteroanamnesis ibu pasien pada tanggal 20 Oktober 2016 di
Poli psikiatri RSSA jam 10.00 WIB dan 22 Oktober 2016 di rumah
pasien
Pasien merupakan seorang laki-laki berusia 35 tahun. Pasien
dikeluhkan bertingkah laku aneh, malas beraktivitas, dan pendiam sejak
6 tahun yang lalu.
Pasien sejak kecil merupakan anak yang pendiam dan tidak
terlalu banyak teman. Pasien pernah mengalami masalah di kelas 3
sekolah dasar hingga pasien tidak naik sekolah, kemudian pasien
meminta pindah sekolah dan dituruti oleh Ibu pasien. Setelah pindah
sekolah, pasien berhasil menyelesaikan pendidikan sekolah dasar.
Pada saat SMA, pasien sering bolos sekolah. Pasien juga
mengalami masalah saat melakukan praktik kerja lapangan. Pasien
awalnya PKL di kantor pos, lalu dikeluarkan oleh kantor pos, namun ibu
pasien tidak mengetahui kenpa karena pasien tidak cerita. Kemudian
pasien mengulang PKL di perusahaan yang lain.
Pasien juga mulai merasakan adanya stresor tambahan saat
pasien mengetahui kakak ipar pasien suka bermain judi, minum, dan
melakukan kekerasan pada kakak pasien. Kakak ipar pasien juga sering
meminta uang pada ibu dan kakak pasien dengan melakukan kekerasan
padahal kondisi keuangan keluarga pasien sulit dan ibu pasien juga
pekerjaannya hanya menjual kue.
Pada saat SMA akhir-akhir pasien sudah merasakan bahwa
dirinya sering kebingungan dan sering jalan mondar-mandir, namun
pasien tidak tau kenapa, dan pasien masih bisa menjalankan aktivitas
sehari-hari. Ibu pasien menanggapi hal ini sebagai hal yang biasa saja.
Pasien sempat kuliah di jurusan seni rupa di Universitas Negeri
Malang. Pada semester akhir pasien sempat mengeluhkan sesak nafas
karena mendengar suara orang yang ingin membunuh pasien, lalu
pasien pergi ke RSI. Di RSI pasien dikatakan sakit jiwa dan diberikan
pengobatan. Seminggu setelah pengobatan, pasien mengikuti kuliah
kerja nyata. Pada saat kuliah kerja nyata pasien dapat beraktivitas dan
bersosialisasi secara baik dengan teman-temannya.
Pasien mengalami masalah saat mengerjakan skripsi. Dosen
pembimbing pasien menolak proposal skripsi pasien dan membuang
7
proposal skripsi pasien. Pasien sejak itu tidak mau membuat proposal
skripsi, dan bilang ke ibunya jika pasien ingin pindah tempat kuliah.
Pasien berulang kali mengatakan hal ini, namun ibu pasien tidak
menuruti keinginan pasien karena keterbatasan. Pada saat kejadian ini
pasien juga diputuskan oleh pacar pasien. Sejak kejadian-kejadian
terakhir tersebut pasien semakin diam dari hari ke hari.
Tiga tahun setelah masuk RSI, pasien mulai bertingkah laku aneh
lagi seperti suka berkeliling menggunakan sepeda jarak jauh, mengunci
saudaranya di kamar karena pasien berkata bahwa pasien mendengar
ada suara seseorang mau membunuh pasien. Pasien juga membuang
uang, STNK, dan Handphone karena pasien mendengar ada orang yang
menyuruh pasien membuang benda-benda tersebut.
Pasien menjadi pendiam, tidak bisa diajak bicara, tidak mau
makan, tidak mau mandi, dan tidak mau melakukan aktivitas sehari-hari
lainnya sehingga pasien dibawa oleh keluarga ke RSUD Saiful Anwar
untuk dilakukan pengobatan.
Saat ini pasien di rumah sehari-hari sudah mau membantu ibu
pasien untuk memasak. Pasien sudah mau makan sendiri tiga kali
sehari, namun masih membutuhkan bantuan untuk mandi dan minum
obat rutin. Pasien mau berinteraksi sedikit dengan keponakan pasien.
8
V. RIWAYAT PREMORBID
5.1 Riwayat Pribadi
1. Riwayat Kelahiran
Pasien lahir dengan persalinan normal (per vaginam) dengan
ditolong oleh bidan. Lahir cukup bulan dan langsung menangis
setelah lahir. Tidak ada riwayat pernah mengalami sakit kuning
maupun sesak. Tidak ada keluhan atau penyakit yang dirasakan oleh
Ibu pasien baik saat hamil hingga melahirkan pasien. Orang tua
pasien lupa berat dan panjang badan saat lahir.
2. Penyakit saat hamil dan saat lahir
Tidak didapatkan penyakit pada ibu saat hamil dan melahirkan
3. Riwayat Tumbuh Kembang
Ibu pasien mengatakan tumbuh kembang pasien normal sesuai
dengan usia. Pasien pernah kejang sekali saat demam saat SD.
4. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah hingga jenjang strata 1, namun sering mengalami
masalah saat pendidikannya di SD, SMA, dan saat kuliah.
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak bekerja.
6. Penggunaan Waktu Luang
Pasien memiliki hobi melukis dan main gitar, namun sekarang pasien
sudah tidak melakukan hobinya.
7. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama Islam dan jarang sholat lima waktu.
9
5.3 Riwayat Keluarga
Anggota keluarga Pasien adalah sebagai berikut :
10
Keterangan:
A : Pasien dilahirkan pada tahun 1981.
B : Pasien mengalami kesulitan belajar saat kelas 3 SD dan tidak naik
kelas lalu pasien pindah sekolah
C : Pasien mengalami kesulitan saat praktik lapangan kerja saat SMK
dan dikeluarkan dari tempat PKL yang pertama. Pasien mulai saat
ini merasa kurang percaya diri.
D : Pasien ke RSI untuk berobat pada tahun 2010. Pasien mengeluh
sesak nafas karena mendengar ada suara manusia yang ingin
membunuh pasien. Pasien di RSI didiagnosis dengan gangguan
jiwa dan mendapatkan terapi pengobatan.
E : Pasien dibawa ke RSSA karena pasien gelisah, tidak mau makan,
minum, tidak mau melakukan aktivitas sehari-hari, pasien juga
membuang uang, handphone, dan surat berharga karena
mendengar suara yang menyuruh pasien. Pasien juga sempat
mengunci saudara pasien di kamar karena pasien mendengar ada
suara manusia yang akan membunuh pasien.
F : Pada tanggal 20 Oktober 2016, Pasien kontrol rutin bulanan ke Poli
Psikiatri RSSA.
G : Home Visite 22 Oktober 2016.
11
VII. Pemeriksaan Fisik (dilakukan tanggal 20 Oktober 2016)
7.1 Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum :
Laki-laki, 35 tahun, berpakaian rapi, kesan gizi baik, higienitas
baik
GCS : 456
Tinggi Badan : ±172 cm
Berat Badan : ±70 kg
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82/menit, reguler kuat
Respiration Rate : 18x/menit, simetris
Temperatur aksiler: 36,8oC
Kepala/Leher : anemis -│-, ikterik -│-
KGB normal, edema periorbita -│-
Kulit : tidak didapatkan kelainan
Paru - Paru :
- Inspeksi : bentuk dada normal, pergerakan dinding dada
Simetris
- Palpasi : nyeri (-), stem fremitus normal
- Perkusi : S│S
S│S
S│S
- Auskultasi : V│V Ronkhi -│- Wheezing -│-
V│V -│- -│-
V│V -│- -│-
Jantung
- Inspeksi : dalam batas normal
- Palpasi : ictus cordis di MCL S ICS V
- Perkusi : dalam batas normal
- Auskultasi : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
- Inspeksi : dalam batas normal
- Auskultasi : BU (+) normal, meteorismus (-)
- Palpasi : massa (-), nyeri (-)
12
- Perkusi : dalam batas normal
Extremitas : Edema (-), akral hangat CRT < 2”
Pikiran
Bentuk : non realistik
Arus : koheren
Isi : miskin ide
Daya ingat
Short term : baik
Intermediate term : sde
Long term : sde
Orientasi :
Tempat : baik
Waktu : baik
Orang : baik
Intelegensi : sde
Kemauan :
ADL : menurun
Cita- cita : sde
Hobi : sde
Relasi : sde
Pekerjaan : tidak bekerja
Pengendalian impulse : baik
Tilikan : 1 (penyangkalan penuh terhadap penyakit)
Psikomotor : menurun
Konsentrasi : sde
Perhatian : sde
Baca tulis : sde
Visuospasial : sde
Pikiran abstrak : sde
14
IX. KUNJUNGAN RUMAH
Home visit (kunjungan rumah) dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 22
Oktober 2016, pukul 15.00 – 16.00 WIB.
Tujuan home visit, antara lain:
Mengetahui hubungan penderita dengan anggota
keluarga dan lingkungan rumahnya.
Mengetahui hubungan psikososial dan lingkungan
penderita.
Mencari data tambahan dari keluarga adanya
kemungkinan stressor psikososial yang menimbulkan
gejala dan mengetahui perilaku penderita saat
dirumah.
Mengetahui perilaku pasien saat di rumah
Sasaran :
rumah penderita
lingkungan sekitarnya
keluarga serumah dengan pasien
Hasil dari kunjungan rumah adalah sebagai berikut:
15
Rumah beratap genting, ventilasi dan penerangan kurang,
berdinding tembok dengan cat berwarna coklat, dan berlantai
keramik.
Dapur dan kamar mandi berdinding batu bata dan dipakai
bersama dengan keluarga pasien.
Rumah pasien memiliki halaman depan dan tanpa pagar.
Terdapat 1 ruang tamu, ruang keluarga untuk bersantai dan di
ruang keluarga terdapat kasur, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi,
tidak ada ruang makan, dan 1 dapur.
Rumah pasien dilengkapi fasilitas PLN dan PDAM
Kebersihan dan kerapian bagian dalam rumah, barang yang
ada di rumah ditata dengan cukup rapi.
16
9.3 DENAH RUMAH
Kamar
Mandi Dapur
Kamar
Orang Tua Ruang Keluarga
dan
Ruang Makan
Kamar
Kakak Pasien
Ruang Tamu
Kamar
Ponakan
17
X. RESUME
Identitas : Tn. AN / 35 tahun/ Auto-anamnesis, hetero-anamnesis dan
pemeriksaan dilakukan pada hari Kamis 20 Oktober 2016 di Poli
dan Sabtu, 22 Oktober 2016 di rumah pasien.
Keluhan Utama : Kontrol
Riwayat penyakit dahulu
Organik : Kejang demam 1989
Non-organik : Tahun 2010, pasien mengalami keluhan pertama kali.
Pasien mulai berperilaku aneh sempat ke RSI dengan keluhan
sesak karena mendengar suara orang yang ingin membunuh
pasien. Tahun 2013 pasien masuk ke RSSA karena pasien
berperilaku aneh seperti mengunci saudara pasien di kamar,
membuang barang-barang berharga milik pasien, mendengar
suara-suara orang yang menyuruh pasien dan suara orang yang
ingin membunuh pasien.
Kepribadian premorbid :
Sejak kecil pasien merupakan seseorang yang cukup tertutup dan sempit
pergaulannya. Dia hanya memiliki beberapa teman dekat. Apabila pasien ada
masalah terkadang pasien cerita kepada ibu pasien. Kepribadian pasien
merupakan ciri kepribadian schizoid.
Faktor pencetus :
Proposal skripsi pasien ditolak dan dibuang oleh dosen pembimbing membuat
pasien enggan menyelesaikan skripsi di universitas terkait dan keinginan
pasien untuk berpindah universitas tidak dipenuhi oleh keluarga karena
keterbatasan kemampuan ekonomi keluarga serta kondisi keluarga yang
serba kekurangan ditambah dengan kakak ipar pasien yang melakukan
kekerasan pada keluarga pasien mdiduga menjadi faktor pencetus.
18
Pemeriksaan Fisik
Status Interna : Dalam batas normal
Status Neurologis : Dalam batas normal
Status Psikiatri :
Kesan umum : Pasien seorang laki-laki 35 tahun, berpakaian
rapi, kesan gizi cukup, higienitas baik, kooperatif,
wajah sesuai usia. Pasien mau berjabat tangan,
namun tidak mau melakukan kontak mata dengan
pemeriksa, diam, dan hanya mau bicara satu atau
dua patah kata selama wawancara.
Kontak : verbal (+) menurun, non verbal (-)
Kesadaran
o Kuantitatif GCS 456
o Kualitatif berubah
Mood : senang
Afek : tumpul
Kesesuaian afek : tidak sesuai
Pembicaraan : relevan, isi pembicaraan sedikit
Persepsi : halusinasi (-)
Pikiran
Bentuk : non realistik
Arus : koheren
Isi : miskin ide
Daya ingat
Short term : baik
Intermediate term : sde
Long term : sde
Orientasi :
Tempat : baik
Waktu : baik
Orang : baik
Intelegensi : sde
19
Kemauan :
ADL : menurun
Cita- cita : sde
Hobi : sde
Relasi : sde
Pekerjaan : tidak bekerja
Pengendalian impulse : baik
Tilikan : 1 (penyangkalan penuh terhadap penyakit)
Psikomotor : menurun
Konsentrasi : sde
Perhatian : sde
Baca tulis : sde
Visuospasial : sde
Pikiran abstrak : sde
20
XII. PENATALAKSANAAN
12.1 Farmakoterapi
Farmakoterapi dengan pemberian anti-psikosis yaitu:
- Clozapin 2 x 50 mg oral
12.2 Psikoterapi individual
Tujuan dalam terapi adalah sebagai berikut:
a. Mengajak pasien meminimalisasir atau mengubah ciri
kepribadian skizoid sehingga pasien dapat mengembangkan ciri
kepribadian yang lebih baik dan terbuka terhadap keluarga dan
masyarakat.
b. Memberikan pengarahan dan pengertian kepada pasien bahwa
suara-suara yang didengar oleh pasien sebenarnya tidak nyata.
Sehingga pasien tidak perlu mendengarkan bahkan menuruti
suara-suara yang didengarkan.
c. Terapi perilaku agar pasien meningkatkan kemampuan sosial
dan komunikasi interpersonal pasien.
d. Pengaturan lingkungan agar pasien tidak stres terlalu banyak.
12.3 Terapi sosial (manipulasi lingkungan) berupa:
a. Membimbing kehidupan pribadi pasien dengan lebih
memperhatikan perasaan pasien.
b. Mendukung pasien untuk menerima kondisinya tanpa
mengkritiknya.
c. KIE mengenai pentingnya kepatuhan minum obat dengan aturan
dan dosis yang dianjurkan serta mengawasinya.
d. Terapi keluarga: membantu keluarga memahami dan
mempelajari skizofrenia, sehingga bisa menjaga kondisi
lingkungan pasien tetap kondusif dan tidak memberikan banyak
stresor
21
XIII. PROGNOSIS
Berdasarkan :
Onset : muda ( buruk )
Perjalanan penyakit : kronik ( buruk )
Usia pertama kali terkena : 24 tahun ( buruk )
Pengobatan : Rutin ke Poli Jiwa ( Baik )
Faktor keturunan : tidak ada ( baik)
Faktor pencetus : diketahui ( baik )
Sosial ekonomi : menengah ke bawah (buruk )
Status menikah : tidak menikah ( buruk )
Dukungan keluarga : didukung keluarga (baik)
Perilaku menarik diri : ada (buruk)
Prognosis : dubia ad malam
XIV. LAMPIRAN
22
Gambar 3. Ibu Pasien dan DM Lutfi
23
Gambar 6. Dapur dan kamar mandi di rumah pasien
24