Anda di halaman 1dari 39

Responsi

Gangguan Mental Organik

Oleh:
Wiga Cynthia Devie (105070100111060)

Pembimbing :
L/O/G/O
dr. Roekani Hadisepoetro, Sp.KJ(K)
Identitas
• Nama : Ny. M
• Umur : 54 tahun
• Jenis kelamin : Wanita
• Alamat : Jl Semeru Selatan 52 RT 02/ RW 01, Dampit –
Kab. Malang
• Pekerjaan : Tidak bekerja
• Pendidikan : Tamat SD
• Status pernikahan: Sudah menikah
• Suku bangsa : Jawa
• Agama : Islam
• No. Rekam Medis : 10964xxx
• Tanggal periksa di Poli Neurologi RSSA : 30 Juli 2015
• Tanggal periksa di Poli Psikiatri RSSA : 30 Juli 2015
Anamnesis
• Keluhan Utama  Pasien konsulan dari
Poli Saraf RSSA ke Poli Psikiatri RSSA
dengan keluhan mendengar suara bisikan
•Pasien kontrol ke poli Saraf pada tanggal 30 Juli 2015 di Poli neurologi RSSA, kemudian di
konsulkan ke poli Psikiatri RSSA tanggal 1 Juli 2015. Pasien adalah seorang wanita
bernama Ny. M usia 54 tahun. Pasien di poli Psikiatri ditemani oleh menantu pasien (Tn. S)
yang mengerti perjalanan penyakit pasien. Autoanamnesis dilakukan pada hari Kamis,
tanggal 30 Juli 2015, pukul 09.35 WIB di Poli Psikiatri Rumah Sakit Saiful Anwar.

•T : Selamat pagi Bu, perkenalkan saya dokter muda Wiga dari bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa RSSA Malang. Nama lengkap ibu siapa?
•J: Saya M dok (benar) (kontak mata +)
•T: Umur Ibu berapa ?
•J: 54 Tahun (benar)
•T: Alamat ibu dimana bu ?
•J: Di dampit dokter, Jalan Semeru Selatan Nomer 52 (benar)
•T: Kerjanya apa bu ?
•J: Saya tidak bekerja, dirumah saja bersih-bersih sama masak.
• T: Baik bu, sekarang saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan terkait yang ibu pikir dan ibu rasakan saat ini. Ibu tidak perlu
sungkan mengatakannya karena saya akan merahasiakan semua apa yang saya ketahui. Apakah ibu bersedia?
• J: Iya dokter saya bersedia (informed consent verbal disepakati)
• T: Apa yang bisa saya bantu bu?
• J: Anu dokter, saya 2 hari menjelang lebaran mendengar barang halus membisiki saya terus dokter.
• T : Barang halus seperti apa bu ?
• J : Saya tidak tahu dokter banyak yang membisiki saya
• T: Suaranya yang mbisiki ibu manusia, hewan atau benda bu?
• J: Pokoknya barang halus dok, saya tidak tahu apa.
• T: Terus ibu ingatnya dibisiki apa saja bu ? Yang ibu lakukan apa setelah dibisiki?
• J: Ya itu dok, masa lalu yang dulu-dulu orang yang meninggal jadi ingat. Biasanya saya langsung sholat dokter.
• T: Kok ibu bisa ingat masa lalu yang dulu-dulu orang yang meninggal?
• J: Iya dokter saya dibisiki ibu kandung saya yang sudah meninggal katanya kok tidak pernah ngirim doa dan nyambangi ke
makam. Lalu dibisiki bapak saya juga.
• T: Dibisiki apa bu ?
• J: Ya dituturi dokter saya pernah ada masalah sampai sekarang dengan suami saya yang ketiga nikah sirih. Saya pernah
dipukul sampai babak belur, kata bapak bisiki saya “sudah nduk, gak usah dipikir laki-laki itu sekarang mikir anak cucu saja”
• T: Kenapa ibu bisa dipukul sama suami yang ketiga nikah sirih itu bu ?
• J: Itu suami saya cemburuan karena waktu itu saya kerja di billyard banyak orang lelaki disana. Saya dilarang dan saya dipukul.
Saya juga pernah dibisiki suami saya itu dok.
• T: Dibisiki gimana bu ?
• J: Katanya mau minta maaf dan mengajak jadi sodara saya
• T: terus ibu jawab seperti apa?
• J: Ya ga sodaraan tidak apa-apa soalnya saya terlanjur sakit hati di pukuli seperti itu. Terus dia bisiki lagi katanya disuruh
membalas mukul dia, tapi saya tidak mau. Katanya kalau saya tidak mau mukul dia nanti di akhirat saja mukulnya.
• T: Selain itu apa ada lagi bu yang bisiki ibu ?
• J: Ya ada dok.
• T: Siapa bu ?
• J: Makhluk Halus

5
• T: Makhluk Halus apa bu ?
• J: Tidak tahu dokter, katanya namanya Harni, dia dari india, gak bisa pulang karena jauh, dia juga memuji saya
katanya saya orangnya bersihan.
• T: Terakhir dibisiki kapan bu ?
• J: Ya sebelum lebaran itu
• T: Terus yang ibu lakukan apa bu ? Suara harni seperti apa bu ? Menyeramkan atau gimana bu ?
• J: Suaranya seperti wanita tua dok, saya takut suaranya seperti ada dibadan saya, tapi saya diam aja.
• T: Tapi akhir-akhir ini mendengar suara-suara aneh lagi bu ?
• J: Sudah tidak terakhir ya sebelum lebaran itu banyak sekali.
• T: Sebelum ibu mendengar suara ibu pernah tidak mengalami keluhan yang lain?
• J: Saya seminggu sebelum mendengar suara itu saya sempat kejang 5 menit, saya menderita epilepsy dokter.
• T: Kejang terakhir sebelum lebaran itu ya bu? Setelah kejang mendengar bisikan aneh?
• J: Ya dokter
• T: Ibu tenang saja bu tidak perlu khawatir. Ibu harus rutin minum obat suara halusinasinya jangan dihiraukan ya bu.
Insya Allah kalau ibu minum obatnya rutin, rajin kontrol dan berdoa tidak aka nada suara-suara itu lagi. Suara
bisikannya tidak pernah mengancam ibu kan ? seperti menyuruh ibu bunuh diri atau akan membunuh ibu ?
• J: Terimakasih dok sarannya. Tidak pernah kok
• T: Ibu dulu lahirnya dimana bu ? lahirnya normal ?
• J: Di puskesmas dok ditolong bidan, lahir normal. Dulu ibu kandung saya tidak mau mengasuh karena takut saya
cacat. Saya dipungut ibu asuh .
• T:Kenapa bu takut ibu cacat ?
• J: Ibu saya sebelumnya punya anak 4 cacat semua ada yang lumpuh.
• T: Lalu hubungan ibu dengan orang tua asuh ibu bagaimana bu ?
• J: Hubungan saya baik-baik saja dok, ibu asuh memperlakukan saya dengan baik seperti anak.
• T: Ibu waktu kecil tinggal dimana ? Ibu dulu sekolahnya bagaimana bu ?
• J: Saya waktu kecil ya disini saja setelah menikah saya yang pertama dijodohkankan dan sempat ikut suami yang
pertama di Palu, Sulawesi. Sekolah saya cuma sampai SMP kelas 2.
T: Kenapa bu dulu sekolah tidak sampai tamat SMP ?
J: dulu saya sering mimisan dokter dan sering mengeluh pusing saya juga waktu itu sempat tidak naik kelas sampai 3x. Saya ini bodoh
dokter.
T : wah jangan begitu bu. Sekarang perasaan ibu saat ini seperti apa bu ? Marah ? Senang ? Emosi ? Sering merenung ?
J: mmmm saya minder dokter. Saya tidak pernah marah (anak menantunya membenarkan memang ibu ini tidak pernah marah sama
sekali)
T: Minder kenapa bu ?
J: Ya minder saya penyakitan seperti ini, kena kejang sampai tangan pernah terbakar sama gigi hilang satu. Tapi perasaan saya seperti
hidup didalam tanah.
T: seperti didalam tanah bagaimana bu ?
J: Ya kalau dibisiki orang-orang banyak itu, saat bersih-bersih, masak bahkan tengah malam, saya suka takut kalo dengar lagi merasa
terganggu.
T: ya sudah bu jangan terlalu dihiraukan ya bu . Ibu datang disini bersama siapa bu?
J: Dengan menantu saya dokter.
T : Ibu sekarang ini berada dimana bu ?
J: Di poli Jiwa RSSA dok
T: Sekarang pagi atau malam bu ?
J : Pagi dok
T: Ibu hobbynya apa bu ?
J: ya dirumah bersih-bersih sama masak kadang saya juga suka bikin krupuk puli.
T: Kalau main ketetangga atau keluar rumah sering tidak bu ?
J: Saya ini jarang keluar dokter takut kalau ketemu orang takut rasan-rasan lagian saya juga minder dokter.
T: Bu hitung-hitungan dulu ya ? Ibu kalau 100 dikurangi 7 berapa bu ?
J: 93 dok
T : dikurangi 7 lagi bu ?
J: 86 dok
T: Bu tirukan kata-kata saya ya bu ? Buku, kursi, pulpen ?
J: Buku kursi Pulpen
T: Nama Presiden kita sekarang siapa bu ?
J: Jokowi dok
T: Bu tadi 3 kata yang saya suruh tirukan apa ?
J : Apa ya dok ? Buku Pulpen . satunya lupa dok
• T: Kursi bu. Bu kalau kata ASEM dibalik jadi apa bu ?
• J: jadi MESA
• T: bu kalau menemukan dompet dijalan apa yang akan ibu lakukan ?
• J: Ya di kembalikan kepada yang punya dok
• T: Menurut orang sekitar atau keluarga ibu orangnya gimana?
• J: katanya saya ini tertutup dok.
• T: Apa harapan ibu setelah ini bu ?
• J: Saya ingin sembuh dokter dan saya tidak ingin dibisiki sama suara halus lagi.
• T: Obatnya diminum rutin kan bu ?
• J: iya dokter
• T: Setelah minum obatnya rasanya bagaimana bu?
• J: Ya terasa tenang mbak
• T: Sudah berapa lama minum obatnya pak?
• J: sejak tahun 2002
– T: Boleh saya lihat obatnya bu ?
• J: Iya dok ini (ibunya menunjukkan obat phenytoin, haloperidol dan THD)
• T: Oh iya sudah bu, saya ijin bicara dengan menantu ibu ya?
• J: Iya ( menggangguk)
• T: Terimakasih bu.
Heteroanamnesa
Heteroanamnesis dilakukan dengan ibu asuh pasien yang selama ini merawat
pasien di rumah dan dilakukan dengan menantu pasien saat berada di RSSA
malang. Heteroanamnesa di lakukan di poli Psikiatri Rumah Sakit Saiful Anwar
Malang pada hari Kamis tanggal 30 Juli 2015, dan saat di rumah pasien hari Sabtu
tanggal 1 Agustus 2015.
•Menurut Ibu asuh pasien, pasien dikeluhkan kejang dan
tidak sadar sejak 3 hari yang lalu. Kejang terjadi saat 3
minggu yang lalu saat pasien sedang menyapu rumah.
Kejang terjadi sebanyak 1 kali dengan durasi 5 menit.
Setelah kejang pasien seperti orang bengong dan jika
ditanya pasien tidak tahu apa yang sedang dia lakukan atau
apa yang akan dia lakukan. Setelah kejang pasien juga
tidak ingat bahwa dia kejang sebelumnya. Sebelum
terjadinya kejang beberapa hari terakhir pasien juga
dikeluhkan sedang banyak pikiran dan banyak berdiam diri
dirumah. Yang dilakukan ibu asuh pasien saat pasien
kejang adalah memijit bagian kepala pasien. Sebelumnya
pasien rutin mengkonsumsi obat kejang tidak pernah putus
• Kejang yang dialami pasien pertama kali terjadi saat masih kecil, pada saat pasien berusia 9 bulan. Kejang
pada waktu itu dirasakan setelah munculnya demam tinggi. Kejang meliputi seluruh tubuh. Setelah itu
keluhan kejang tidak dialami lagi sampai pasien SMP. Pada saat duduk di bangku SMP pasien juga
dikeluhkan tidak dapat berkonsentrasi di kelas dan sering bengong tertinggal pelajarannya dan pernah tidak
naik kelas 3x saat kelas 2 SMP. Pasien juga dikeluhkan sering pusing dan sering mendapat laporan dari
gurunya sering mimisan waktu banyak pikiran. Pasien juga mulai sering kejang sejak ada masalah dengan
suaminya yang ke tiga. Pasien merupakan pribadi yang tertutup bahkan ketika pasien memutuskan untuk
menikah sirih dengan suami ke tiga tanpa diketahui orang tua asuhnya. Sebelumnya pasien telah menikah
dengan suami pertama disulawesi sempat memiliki 2 orang anak dari pernikahan pertama dan sempat ikut
suaminya namun pasien kembali ke Malang bersama dengan kedua anaknya dan ditinggal suaminya
menikah lagi tanpa dicerai, lalu pasien sempat menikah dengan suami ke 2 bertemu ditulungagung dan
dikaruniai satu orang anak, pasien juga bercerai akhirnya dengan suami kedua. Dan memutuskan untuk
menikah lagi secara siri tanpa diketahui ibu asuhnya karena suami yang ketiga telah memiliki anak dan istri.
Pasien dijadikan istri kedua. Setelah pernikahan yang ketiga ini pasien jadi sering banyak pikiran. Terutama
saat suami yang ketiga pernah memukuli pasien pada tahun 2002. Menurut ibu pasien ini mungkin yang
menjadi pemicu pasien sering kejang. Kejang dialami pasien saat 4 tahun yang lalu mengakibatkan tangan
kanannya terbakar diatas kompor saat memasak telur sehingga pasien sempat dirujuk ke poli bedah RSSA.
Kejang terakhir yang dialami pasien sekitar 3 minggu yang lalu meliputi seluruh tubuh, mata melirik ke atas,
lidah tergigit, tubuh pasien kaku, kejang berlangsung kurang lebih selama 5 menit saat pasien sedang
menyapu, kejang timbul tanpa ada penyebabnya. Setelah kejang pasien seperti orang bingung, tidak
mengenali orang dan lingkungan di sekitar pasien. Sejak saat itu pasien tidak bekerja dan hanya di rumah
melakukan aktifitas sholat dan memasak.
• Pasien juga mendengar bisikan-bisikan yang tidak didengar oleh ibu asuh maupun menantu pasien.
Menantu pasien juga mengatakan bahwa pasien sering berbicara sendiri 2 hari sebelum lebaran. 4 tahun
yang lalu pasien juga sering marah-marah tanpa sebab yang jelas, namun pasien tidak pernah memukul
atau menyakiti dirinya sendiri.
• Pasien rutin kontrol ke poli Saraf dan poli Psikiatri RSSA sejak 4 tahun yang lalu, dan sampai saat ini
pasien meminum obat rutin.
Riwayat Penyakit Dahulu
ORGANIK :
Pasien memiliki riwayat kejang demam saat berusia 9 Bulan..

NON ORGANIK:
Pasien mulai mendengar bisikan – bisikan yang tidak didengar orang sekitar 3 minggu yang lalu.
Sebelumnya passien pernah mendengar bisikan-bisakan tersebut 4 tahun yang lalu sempat
menghilang lalu 3 minggu yang lalu timbul lagi.
Riwayat Pribadi
1. RIWAYAT KELAHIRAN:
Pasien lahir secara normal di Puskesmas Dampit, cukup bulan.
Tidak didapatkan penyakit pada ibu saat melahirkan
2. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG:
Menurut keterangan keluarga pasien, tidak didapatkan adanya
keterlambatan atau gangguan pada proses tumbuh kembang
pasien. Tumbuh kembang sesuai dengan anak seusianya.
3. RIWAYAT PENDIDIKAN:
Pasien bersekolah sampai SMP kelas 2. Pasien sering
terlambat menerima pelajaran saat SMP kelas 2. Sampai
pernah tidak naik kelas 3 kali.
4. RIWAYAT KEAGAMAAN:
Pasien beragama Islam, dan pasien rajin shalat wajib serta
mengaji.
Riwayat Psikososial
• Pasien merupakan anak lima dari 6 bersaudara. Tinggal bersama ibu asuh
hingga saat ini. Pasien bersekolah sampai SMP kelas 2. Pasien sering
terlambat menerima pelajaran saat SMP kelas 2. Sampai pernah tidak naik
kelas 3 kali. Pasien dulu sering dikeluhkan gurunya gampang pusing dan
sering mimisan disekolah. Pasien lebih sering beraktifitas dirumah dengan
sholat dan memasak. Pasien merupakan sosok yang pendiam sejak kecil
dan diakui oleh keluarga pasien bahwa pasien tidak memiliki teman karena
perilakunya yang sering menutup diri dan minder.
• Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga. Namun
pasien adalah sosok yang pendiam dengan kepribadian tertutup. Pasien
tidak memiliki masalah dengan lingkungan di sekitar rumah.
Anggota Keluarga

No. Keluarga Nama Usia Pekerjaan Keterangan

1. Ibu Asuh Ny J 76 th Tidak Bekerja Hidup

2. Menantu Tn S 38 th Buruh tani Hidup

3. Pasien Ny M 54 th Tidak bekerja Hidup

Pekerja
4. Anak pasien Ny R 38 th Hidup
Pabrik

5 Cucu pasien An A 5 th Tidak Bekerja Hidup


RIWAYAT KETURUNAN:
•Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan yang sama
dan riwayat mengkonsumsi obat dalam jangka waktu yang
lama.

KEPRIBADIAN PREMORBID:
•Pasien memiliki sifat perasa dan pemikir sehingga sering
stres terhadap masalah. Pasien juga suka memaksakan
diri untuk melakukan sesuatu meskipun badannya sudah
terasa amat lelah. Pasien cenderung tertutup, tidak banyak
bicara, dan jarang bergaul dengan tetangga sekitar
Faktor Pencetus
• Adanya penyakit yang mendasari pasien
yaitu kejang berulang semenjak 4 tahun
yang lalu
Timeline Perjalanan Penyakit

A B C D E

A : Tahun 1961 pasien dilahirkan spontan dalam kondisi normal di puskesmas dibantu oleh
bidan.

B : Tahun 1962 pada saat pasien berusia 9 bulan terdapat riwayat kejang demam

C : Tahun 1974 pada saat pasien SMP kelas 2 dikeluhkan sering bengong dan pasien
mudah pusing dan mimisan

D : Tahun 2011, gejala kejang timbul kembali, Pasien sering mendengar bisikan-bisikan
sering marah-marah tanpa penyebab yang jelas. Pasien mulai rutin kontrol di poli Jiwa dan
saraf RSSA

E : Tahun 2015 muncul keluhan kejang serta tidak sadar dan kemudian diperiksakan
kembali di RSSA
Home Visite
• Home visite (kunjungan rumah) dilakukan
pada hari Sabtu, tanggal 1 Agustus 2015 pukul
09.00 – 11.00 WIB.
• Tujuan home visite, antara lain:
• Mengetahui hubungan penderita dengan anggota
keluarga dan lingkungan rumahnya.
• Mengetahui hubungan psikososial dan lingkungan
penderita.
• Mencari data tambahan dari keluarga adanya
kemungkinan stressor psikososial yang menimbulkan
gejala dan mengetahui perilaku penderita saat dirumah.
• Sasaran : rumah penderita
Lokasi Rumah
• Rumah pasien berlokasi di Dampit. Untuk
mencapai lokasi tersebut dapat
menggunakan kendaraan pribadi kurang
lebih 2 jam dari RSSA. Rumah berada
dipinggir jalan raya. Dan rumah pasien
mudah ditemukan karena letaknya yang
dipinggir jalan.
Kondisi Rumah
– Rumah pasien terletak di pinggir jalan raya, bisa dilewati oleh
kendaraan mobil dan motor
– Rumah keluarga pasien termasuk rumah sederhana
– Kesan awal rumah pasien tampak cukup sempit, ukuran rumah sekitar
8 m x 10 meter
– Lantainya terbuat dari lantai tekel, rumah pasien beratap genting,
dindingnya terbuat dari batu bata dan di cat berwarna putih agak lusuh,
tidak berpagar
– Higienitas cukup baik.
– Rumah mempunyai jendela, ventilasi, dan penerangan yang cukup baik
– Di rumah pasien tinggal bersama ibu asuh, anak, menantu dan cucu
pasien
– Dilengkapi fasilitas PLN dan Sumur BOR
– Mempunyai 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi , 1 ruang
keluarga 1 tempat makan dan 1 dapur, 1 musholla. Teras rumah pasien
sangat kecil

F

Denah Rumah
C. Denah Rumah

D E
F

Keterangan:
A: Kamar tidur G

B: Kamar tidur Pasien G


C
C: Kamar tidur
D: Tempat makan H

E: Kamar mandi I
B
F: Dapur
G: Musholla
H : Ruang Keluarga
A
I : Ruang Tamu
J : Teras Rumah J
G: Kebun kosong
D. Hubungan dengan Orang Tua
Menurut ibu pasien, pasien merupakan anak
yang pendiam dan cenderung tertutup.
Pasien kurang terbuka dengan orangtua.
Hubungan dengan orangtua baik. Status
sosial keluarga pasien dalam keadaan
ekonomi menengah ke bawah.
E. Hubungan dengan Tetangga
Pasien jarang bersosialisasi dengan
tetangga, dan lebih sering sering
menghabiskan waktu di rumah atau dapur.
Sejauh ini pasien tidak pernah ada masalah
dengan lingkungan sekitar.
Status Interinsik
(7 Juni 2015 pukul 15.00)
• Keadaan Umum: Wanita, wajah seperti usianya,
pakaian rapi, kesan gizi baik, higienitas baik
• Tinggi Badan: 150cm
• Berat Badan: 60kg
• Tanda-tanda vital:
• Tekanan darah: 120/80 mmHg
• Nadi: 84x/1, reguler, kuat
• Respiration Rate: 20x/1, reguler, simetris
• Temperatur aksiler: 36,9oC
• Kepala/Leher: an -/-, ict -/-, edema periorbita -/-, PKL(-)
• Kulit: tidak didapatkan kelainan
• Thoraks
– Inspeksi : pergerakan dada simetris, bentuk dada normal.
– Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, Nyeri (-), massa (-)
– Perkusi : Dullness
– Auskultasi : Ronchi (-), Wheezing (-)
• Jantung
– Inspeksi : Dalam batas normal
– Palpasi : Ictus Cordis teraba di MCL V sinistra
– Perkusi : Dalam batas normal
– Auskultasi: S1S2 tunggal, murmur (-), Gallop (-),
• Abdomen:
– Inspeksi : Flat, tidak didapatkan kelainan,
– Palpasi : Massa(-), nyeri(-)
– Perkusi : Dalam batas normal
– Auskultasi : BU(+)N, meteorismus (-)
• Extremitas: Edema (-)
Status Neurologis
(30 Juli 2015 pukul 10.00 WIB)
• Keadaan umum: Baik, Compos Mentis (GCS:456)
• Meningeal sign : (-)
• Kaku kaduk : (-)
• Reflek pupil/cahaya: PBI Ø3mm/3mm, Reflek cahaya: +/+
• Parese Nervus Cranialis: dalam batas normal

• Reflek fisiologis:
• Reflek biseps: +2/+2
• Reflek triseps: +2/+2
• Reflek Knee (patella): +2/+2
• Reflek Archiles: +2/+2
•Reflek patologis:
Reflek Hofmann/Tromner: -/-
Reflek Babinski: -/-
Reflek Chaddock: -/-
Reflek Oppenheim: -/-
Reflek Gonda: -/-
Pemeriksaan motorik:
•Kekuatan: +5/+5
+5/+5
•Tonus: Normal/Normal
Normal/Normal
•Pemeriksaan sensorik: Dalam batas normal
•Pemeriksaan fungsi otonom: Inkontinensia uri: (-)
Status Psikiatri (30 Juli 2015 pukul 10.00)
•Kesan umum: wanita wajah terlihat sesuai usianya, higienitas cukup
bersih, wajah sekilas terlihat bingung, berpakaian rapi dan bersih.
•Kontak: verbal (+) relevan, non verbal ( + )
•Pembicaraan : Relevan
•Proses berpikir
•Isi: ide aneh
•Arus: koheren
•Bentuk: non realistik
•Kesadaran
– Kuantitatif: compos mentis, GCS 456
– Kualitatif: berubah
•Afek : normal
•Mood : euthyme
•Orientasi
– Tempat: normal
– Waktu: normal
– Orang: normal
– Persepsi: halusinasi auditorik (+) waham (-)
– Daya ingat:
• Daya ingat jangka pendek : baik
• Daya ingat jangka sedang : baik
• Daya ing at jangka panjang : baik
– Intelegensi: kesan cukup (IQ tidak dievaluasi)
– Kemauan:
• ADL: baik
• Cita: kesan cukup
• Hobi: terganggu
• Relasi: kurang baik
• Pekerjaan: terganggu
– Psikomotor: Normal
28
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
• PEMERIKSAAN EEG TANGGAL 23 Juli
2015
• Kesimpulan : EEG saat perekaman ini
abnormal adanya potensial epileptogenic
di region temporal kiri.

29
Resume
• Ny. M / 54 tahun
• Anamnesis:
• Keluhan utama : Pasien dikeluhkan sering mendengar bisikan
• Menurut ibu asuh pasien dan menantu pasien, pasien dikeluhkan kejang sejak 3 minggu
yang lalu , pasien kejang saat sedang menyapu rumah, kejang berlangsung selama 5 menit
saat kejang pasien terjatuh dan tidak sadar dengan lidah tergigit, saat kejang ibu pasien
hanya memijat kepala pasien hingga pasien tersadar, beberapa hari setelah kejadian itu
pasien dikeluhkan sering mendengar banyak bisikan yang tidak terdengar oleh ibu asuh
pasien dan menantu. Sebelumnya pasien juga pernah mengalami hal seperti ini.
• Riwayat penyakit dahulu:
– Organik : Pasien memiliki riwayat kejang demam saat berusia 9 bulan.
– Non Organik / psikiatrik : Pasien mendengar bisikan – bisikan yang tidak didengar
orang sekitar 3 minggu yang lalu.
• Kepribadian premorbid : Pasien memiliki sifat pendiam dan tertutup
• Faktor pencetus : Riwayat general epilepsy
• Status internis : Dalam batas normal
• Status neurologis : Dalam batas normal
• Status psikiatrik :
• Kesan umum: wanita wajah terlihat sesuai usianya, higienitas cukup bersih, wajah sekilas terlihat
bingung, berpakaian rapi dan bersih.
• Kontak: verbal (+) relevan, non verbal ( + )
• Pembicaraan : Relevan
• Proses berpikir
• Isi: miskin ide
• Arus: koheren
• Bentuk: non realistik
• Kesadaran
– Kuantitatif: compos mentis, GCS 456
– Kualitatif: berubah
• Afek : tumpul
• Mood : euthyme
• Orientasi
– Tempat: normal
– Waktu: normal
– Orang: normal
• Persepsi: halusinasi auditorik (+) waham (-)
• Daya ingat:
• Short memory: baik
• Moderate memory: baik
• Long term memory: kesan kurang
• Intelegensi: kesan normal
• Kemauan: baik
• Psikomotor: kesan normal
Diagnosis

Axial I : F068 Gangguan mental lain yang


ditentukan akibat kerusakan dan disfungsi Otak
dan penyakit fisik
Axial II : Ciri kepribadian tertutup
Axial III : Riwayat General Epilepsy
Axial IV : Masalah psikososial
Axial V : GAF Scale 80-71
Terapi
•Atasi penyakit organik (pada pasien ini tetap
melanjutkan obat dari bidang Neurologi)
•Farmakologis psikiatri:
Antipsikosa : Haloperidol 2 x 0,5 mg
THD 2 x 1 mg

33
Psikoterapi

Pada pasien ini dipilih Psikoterapi Supportif


1. Psikoterapi suportif individual atau kelompok, serta bimbingan yang praktis
dengan maksud mengembalikan pasien ke masyarakat
2. Pasien dianjurkan untuk berpikir secara positif mengenai orang lain
3. Mengembalikan keseimbangan adaptif (dapat menyesuaikan diri)
•Pada pasien disarankan untuk :
– Keluarga membimbing pasien untuk mengontrol diri dan meyakini
bahwa yang bisa mengendalikan tubuh pasien adalah pasien sendiri
– Keluarga membimbing pasien untuk menyadarkan bahwa bisikan yang
didengar pasien tidak nyata atau hanya halusinasi
– Lebih banyak diajak berkomunikasi untuk mengeluarkan segala
pikirannya dengan orang terdekat, sehingga dapat sekaligus mengatasi
masalah yang di hadapi.
– Mengembangkan potensi yang ada dari penderita

34
Terapi Sosial
• Dipilih Family Therapy dan Psikoedukasi
keluarga
– Mengontrol pasien untuk tetap menjaga
aktivitas fungsional sehari-hari
– Mengontrol pasien dalam menjalankan terapi
farmakologis
– Mengawasi pasien apabila ada perilaku
membahayakan yang muncul
Prognosis
• Berdasarkan :
• Onset usia : buruk
• Onset akut: baik
• Faktor keturunan tidak ada: baik
• Diketahui faktor pencetus : baik
• Kepribadian premorbid tertutup: buruk
• Cepat teraturnya berobat: baik
• Sosial ekonomi rendah: buruk
• Dukungan keluarga tinggi: baik
• Sudah menikah: baik
• Secara umum, prognosis pasien dubia et bonam.

Dokumentasi
Thank You!

L/O/G/O

Anda mungkin juga menyukai