Anda di halaman 1dari 12

PORTOFOLIO

PROGRAM INTERNSIP
DOKTER INDONESIA

GASTROENTERITIS AKUT

Pembimbing :
dr. Koerniadi

Disusun oleh :
dr.Wiga Cynthia Devie

RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan


2017
BORANG PORTOFOLIO DOKTER INTERNSIP RSUD NGIMBANG
LAMONGAN

Nama Peserta Dr. Wiga Cynthia Devie


Nama Wahana RSUD Ngimbang
Topik : Gastroenteritis Akut
Tanggal MRS : 8 Januari 2017 Presenter : dr. Wiga
Tanggal Periksa : 9 Januari 2017
Tanggal Presentasi : 11 Januari 2017 Pendamping : dr. Koerniadi
Tempat Presentasi : RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan
Objektif Presentasi : Keilmuan, Masalah, Diagnostik
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Pria Dewasa, 20 tahun, riwayat diare lendir darah disertai demam sejak 2 hari
Deskripsi :
sebelum dibawa ke RS.
Memaparkan kasus kegawatan yang telah ditangani di UGD. Mengumpulkan
Tujuan : referensi ilmiah untuk menghadapi kasus yang didapatkan. Menyelesaikan kasus
yang dihadapi dengan solusi yang terbaik
Bahan
Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Bahasan :
Cara Presentasi dan
Diskusi E-Mail Pos
Membahas : Diskusi
Data Pasien : Tn. R /Pria / 20 tahun No. Regitrasi : 2761xx
Terdaftar sejak: 9 Januari
Nama RS : RS Ngimbang Telp :
2017
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis:
Pasien pria dewasa berusia 20 tahun datang bersama keluarganya ke IGD dengan keluhan
BAB cair yang disertai lendir dan darah sejak 2 hari yang lalu. Frekuensi BAB 3 (tiga) kali
tiap hari. Pasien juga mengeluhkan demam, nyeri perut dan mual sejak keluhan pertama
kali muncul. BAK (+) terakhir 10 jam yang lalu.
2. Riwayat Pengobatan :
Pasien belum mendapat pengobatan sebelum datang ke UGD

3. Riwayat Kesehatan/ Penyakit :


Riw. Alergi disangkal.

4. Riwayat Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit yang sama
5. Riwayat pekerjaan:
Pasien adalah seorang pegawai swasta

6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik :


Pasien merupakan masyarakat ekonomi kelas menengah.
7. Riwayat imunisasi:
Imunisasi dasar lengkap
Daftar Pustaka :
1. Karras, David. 2005. Diarrhea. Diakses dari
http://www.emedicinehealth.com/articles/5917-10.asp> pada tanggal 11 Juni 2016
2. Suraatmaja Sudaryat. Diare dalam Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2007:1-24
3. Subagyo B dan Santoso NB. Diare akut dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid
1, Edisi 1. Jakarta: Badan penerbit UKK Gastroenterologi-Hepatologi IDAI. 2010:87-110
4. Firmansyah A dkk. Modul pelatihan Tata laksana diare pada anak. Jakarta: Badan
Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia.2005.
5. Gaurino et al. European Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology and
Nutrition/European Society for Paediatric Infectious disease Evidenced Based Guidelines
for Management of Acute Gastroenteritis in Children in Europe. Journal of Pediatric
Gastroenterology and Nutrition 46: S81-184.2008.
6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI
DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER. Diakses dari
http://www.idionline.org/wp-content/uploads/2015/01/Buku-Panduan-Praktik-Klinis-Bagi-
Dokter-di-Fasilitas-Pelayanan-Kesehatan-Primer.edit-min.pdf pada tanggal 11 maret 2016
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis DHF
2. ManejemenDHF
3. Derajat DHF
4. Penatalaksanaan DHF
BAB I
PENDAHULUAN

Diare merupakan penyakit yang biasa terjadi pada anak-anak dan dapat disebabkan
oleh berbagai macam penyebab dengan variasi penyakit dari yang ringan hingga berat.Diare
yang terjadi pada anak-anak biasanya disebabkan oleh karena infeksi, meskipun demikian
diet makanan yang tidak sesuai, terjadinya malabsorpsi makanan, dan berbagai macam
gangguan pada saluran cerna juga dapat menyebabkan keadaan tersebut.Penyakit diare ini
biasanya merupakan penyakit yang sembuh dengan sendirinya (self-limited), tetapi
manajemen dan tatalaksana yang tidak baik dari infeksi akut tersebut dapat menyebabkan
keadaan yang berlarut-larut.
Berdasarkan data-data yang diperoleh maka komplikasi yang seringkali terjadi akibat
diare adalah kehilangan cairan dari tubuh atau yang disebut dengan dehidrasi. Selain
dehidrasi maka komplikasi lain yang dapat menyertai diare adalah muntah. Cairan akan
masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan kemudian akan diabsorpsi di dalam
tubuh. Jika kemampuan untuk minum untuk mengkompensasi kehilangan cairan akibat diare
dan muntah terganggu maka dehidrasi akan terjadi. Kematian yang terjadi akibat diare pada
anak-anak terutama disebabkan karena kehilangan cairan dari tubuh dalam jumlah yang
besar.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Batasan
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan betambahnya frekuensi defekasi lebih
dari biasnya (>3x perhari) disertai perubahan konsistensi tinja(menjadi cair), dengan atau
tanpa darah dan atau lendir.2

Patofisiologi
Ada 2 prinsip meaknisme terjadinya diare cair, yaitu sekeretorik dan
osmotik.Meskipun dapat melalui kedua mekanisme tersebut, diare sekretorik lebih sering
ditemukan pada infeksi saluran cerna.begitu pula kedua mekanisme tersebut dapat terjadi
bersamaan pada satu anak.3,4
1. Diare osmotik
Mukosa usus halus adalah epitel berpori, yang dapat dilalui oleh air dan elektrolit
dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara lumen usus dengan cairan
ekstrasel.Adanya bahan yang tidak diserap, menyebabkan bahan intraluminal pada usus halus
bagian proksimal tersebut bersifat hipertoni dan menyebabkan hiperosmolaritas. Akibat
perbedaan tekanan osmose antara lumen usus dan darah maka pada segmen usus jejunum
yang bersifat permeable, air akan mengalir kea rah jejunum, sehingga akan banyak terkumpul
air dalam lumen usus. Na akan mengikuti masuk ke dalam lumen, dengan demikian akan
terkumpul cairan intraluminal yang besar dengan kadar Na normal. Sebagian kecil cairan ini
akan dibawa kembali, akan tetapi lainya akan tetap tinggal di lumen oleh karena ada bahan
yang tidak dapat diserap seperti Mg, glukosa, sucrose, lactose, maltose di segmen ileum dan
melebihi kemampuan absorbs kolon, sehinga terjadi diare. Bahan-bahan seperti karbohidrat
dan jus buah, atau bahan yang mengandung sorbitol dalam jumlah berlabihan akan
memberikan dampak yang sama.3
2. Diare Sekretorik
Diare sekterik disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus yang
terjadi akibat gangguan absorbs natrium oleh vilus saluran cerna, sedangkan sekresi klorida
tetap berlangsung atau meningkat. Keadaan ini menyebabkan air dan elektrolit keluar dari
tubuh sebagai tinja cair. Diare sekretorik ditemukan diare yang disebabkan oleh infeksi
bakteri akbat rangsangan pada mukosa usus halus oleh toksin E.coli atauV. cholera.01.5
Gejala klinis
HasilAnamnesis(Subjective)
Pada anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut : lama diare, frekuensi,
volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada/tidak lendir dan darah. Bila disertai muntah
volume dan frekuensinya. Kencing: biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 6-8jam
terakhir. Makanan dan minuman yang diberikan selama diare. Adakah panas atau penyakit
lain yang menyertai seperti: batuk, pilek, otitis media, campak. Tindakan yang telah
dilakukan ibu selama anak diare: member oralit, memabwa berobat ke puskesmas atau ke
rumah sakit dan obat-obatan yang diberikan serta riwayat imunisasinya.3

Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa : berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut
jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda tambahan
lainya:ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata: cowong atau tidak, ada atau tidak adanya air
mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah.3

Symptom Minimal atau tanpa Dehidrasi ringan sedang, Dehidrasi berat, kehilangan
dehidrasi, kehilangan BB<3% kehilangan BB 3%-9% BB>9%
Kesadaran Baik Normal, lelah, gelisah, irritable Apatis, letargi, idak sadar
Denyut jantung Normal Normal meningkat Takikardi, bradikardi, (kasus
berat)
Kualitas nadi Normal Normal melemah Lemah, kecil tidak teraba
Pernapasan Normal Normal-cepat Dalam
Mata Normal Sedikit cowong Sangat cowong
Air mata Ada Berkurang Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Cubitan kulit Segera kembali Kembali<2 detik Kembali>2detik
Cappilary refill Normal Memanjang Memanjang, minimal
Ekstremitas Hangat Dingin Dingin,mottled, sianotik
Kencing Normal Berkurang Minimal
Penentuan derajat dehidrasi menurut MMWR 2003

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya tidak diperkukan,
hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya penyebab dasarnya tidak
diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau pada penderita dengan dehidrasi
berat.Pemeriksaan laboratorium yang kadang-kadang diperlukan pada diare akut antara lain
darah lengkap, serum elketrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan tes kepekaan
terhadap antibiotika. 3
Diagnosis6
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis (BAB cair lebih dari 3 kali sehari)
dan pemeriksaan fisik (ditemukan tanda-tandahipovolemik dan pemeriksaan
konsistensiBAB).

Diagnosis banding6
1. Demamtifoid
2. Kriptosporidia(padapenderitaHIV)
3. Kolitispseudomembran

Penatalaksanaan
Terdapat empat pilar penting dalam tatalaksana diare yaitu rehidrasi, dukungan
nutrisi, pemberian obat sesuaiindikasi dan edukasi pada orang tua. Tujuan pengobatan:4
1. Mencegah dehidrasi
2. Mengatasi dehidrasi yang telah ada
3. Mencegah kekurangan nutrisi dengan memberikan makanan selama dan setelah diare
4. Mengurangi lama dan beratnya diare, serta berulangnya episode diare, dengan
memberikan suplemen zinc pada pasien pediatric

Obat anti diare


Produk yang termasuk dalam kategori ini adalah:2,3
Adsorben
Contoh: kaolin, attapulgite, smectite, activated charcoal, cholesteramine). Obat-obat
ini dipromosikan untuk pengobatan diare atas dasar kemampuanya untuk mengikat
dan menginaktifasi toksin abkteri atau bahan lain yang menyebabkan diare serta
dikatakan mempunyai kemampuan melindungi mukosa usus. Walaupun demikian,
tidak ada bukti keuntungan praktis dari penggunaan obat ini untuk pengobatan rutin
diare akut pada anak.
Antimotilitas
Contoh loperamidhydrocloride, diphenoxylate dengan atropine, tincture opiii,
paregoric, codein). Obat-obatan ini dapat mengurangi frekuensi diare pada orang
dewasa akan tetapi tidak mengurangi volume tinja pada anak. Lebih dari itu dapat
menyebabkan ileus paralitik yang berat yang dapat fatal atau dapat memperpanjang
infeksi dengan memperlambat eliminasi dari organisme penyebab.Dapat terjadi efek
sedative pada dosis normal.Tidak satupun dari obat-obatan ini boleh diberikan pada
bayi dan anak dengan diare.
Bismuth subsalicylate
Bila diberikan setiap 4 jam dilaporkan dapat mengurangi keluaran tinja pada anak
dngan diare akut sebanya 30% akan tetapi, cara ini jarang digunakan.
obat-obat lain:
Anti muntah
Termasuk obat ini seperti prochlorperazine dan chlorpromazine yang dapat
menyebabkan mengantuk sehingga mengganggu pemberian terapi rehidrasi oral. Oleh
karena itu obat anti muntah tidak digunakan pada anak dengan diare, muntah biasanya
berhenti bila penderita telah terehidrasi

Antibiotik
Antbiotik pada umunya tidak diperlukan pad semua daire akut oleh karena sebagian
besar diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self limited dan tidak dapat dibunuh dengan
antibiotic. Hanya sebagian kecil (10-20%) yang disebabkan oleh bakteri pathogen seperti
V,cholera, Shigella, Enterotoksigenik E.coli, Salmonella, Campilobacter, dan sebagainya,3

Penyebab Antibiotik pilihan Alternatif


Kolera Tetracycline 12,5 mg/kgBB Erythromycin 12,5 mg/kgBB
4x sehari selama 3 hari 4x sehari selama 3 hari
Shigella Disentri Ciprofloxacin 15 mg/kgBB Pivmecillinam 20 mg/kg BB
2x sehari selama 3 hari 4x sehari selama 3 hari
Ceftriaxone 50-100 mg/kgBB
1x sehari IM selama 2-5 hari
Amoebiasis Metronidazole 10 mg/kgBB
3xs ehari selama 5 hari (10 hari pada kasus
berat)
Giadiasis Metronidazole 5mg/kgBB
3x sehari selama 5 hari

Komplikasi6
Komplikasi yang ditimbulkan oleh diare antara lain syokhipovolemik, gangguan
keseimbangan elektrolit dan demam

BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas pasien
Nama : Tn. R
Usia : 20 Tahun
No. RM : 2761xx
Alamat : Ngimbang
Tanggal MRS :-
Tanggal Pemeriksaan : 9 Januari 2017
Pembiayaan : Umum
B. Subjective:
Anamnesis :
Keluhan Utama :
BAB cair

Riwayat Keluhan Sekarang:


Pasien pria dewasa berusia 20 tahun datang bersama keluarganya ke IGD dengan
keluhan BAB cair yang disertai lendir dan darah sejak 2 hari yang lalu. Frekuensi
BAB 3 (tiga) kali tiap hari.Pasien juga mengeluhkan demam, nyeri pada perut dan
mual sejak keluhan pertama kali muncul. BAK (+) terakhir 10 jam yang lalu.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien belum mendapat pengobatan sebelum datang ke UGD
Riwayat keluarga:
Riw.alergi disangkal.
Kondisi lingkungan sosial
Pasien merupakan masyarakat ekonomi kelas menengah
Riwayat imunisasi:
Imunisasi dasar
C. Obyektif
1. Pemeriksaan fisik
BB : 55 kg
TB : tidak diukur
Keadaan Umum : cukup
Kesadaran : Compos mentis
GCS : 4-5-6
Vital Sign :
o Tensi : 120/80 mmHg
o Suhu : 37.7 C
o Nadi : 100 x/menit, regular, lemah
o Nafas : 20 x/menit
Kepala/leher :
o Conjungtiva anemis (-/-),
o sklera ikterik (-/-), Sianosis (-), nafas cuping hidung (-/-), mata cowong
(-/-)
o pembesaran KGB (-), faring hiperemis (-), tonsil hiperemi(-), kripte lebar
(-), detritus (-)
Thorax :
o Pulmo :
Inspeksi : Simetris, Retraksi (-)
Palpasi : Ekspansi dinding dada simetris
Perkusi : Sonor/Sonor
Auskultasi : Ves +/+, rh -/-, wh -/-
o Cor :
Inspeksi : Batas jantung normal,
Palpasi : Ictus cordis teraba di MCL sinistra ICS 5,
Perkusi : Ukuran jantung normal
Auskultasi : Suara jantung 1-2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
o Inspeksi : perut flat
o Auskultasi : Bising usus (+) kesan meningkat
o Palpasi : hepar tidak teraba, nyeri tekan (+)
o Perkusi : Timpani, meteorismus (-)
Ekstremitas :
o Edema : tidak didapatkan
o Akral : hangat

D. Problem List
Subyektif
1. Pasien datang BAB cair
2. keluhan disertai demam
3. Nyeri perut (+)
4. Mual (+), Muntah (-)

Obyektif
1. Tax: 37,7oc
2. Nyeri tekan pada abdomen

E. Assesment :
Gastroenteritis Akut
E. Planning:
Planning Dx : -
Planning Terapi:
o Terapi injeksi :
IVFD RL 1500 cc/24 jam
Inj. Norages (metamizole) 3 x 1 ampul
Inj. Omeprazol 2 x 1 ampul
Inj. Ondansetron 2 x 1 ampul
o Terapi oral :
Metronidazole 3 x 1 tab
Diatabs (antalpugite) 3 x 1 tab
Planning Monitoring :
o Keluhan subjektif
o Keadaan umum dan Kesadaran
Edukasi:
Menjelaskan kepeda keluarga mengenai kondisi pasien dan penyakitnya,
menjelaskan mengenai tatalaksanana yang akan dilakukan, serta menjelaskan
komplikasi yang dapat terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Karras, David. 2005. Diarrhea. Diakses dari http://www.emedicinehealth.com/articles/5917-


10.asp> pada tanggal 11 Juni 2016
Suraatmaja Sudaryat. Diare dalam Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2007:1-24
Subagyo B dan Santoso NB.Diare akut dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1,
Edisi 1. Jakarta: Badan penerbit UKK Gastroenterologi-Hepatologi IDAI. 2010:87-
110
Firmansyah A dkk.Modul pelatihan Tata laksana diare pada anak. Jakarta: Badan Koordinasi
Gastroenterologi Anak Indonesia.2005.
Gaurino et al. European Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology and
Nutrition/European Society for Paediatric Infectious disease Evidenced Based
Guidelines for Management of Acute Gastroenteritis in Children in Europe. Journal of
Pediatric Gastroenterology and Nutrition 46: S81-184.2008.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI
DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER. Diakses dari
http://www.idionline.org/wp-content/uploads/2015/01/Buku-Panduan-Praktik-Klinis-
Bagi-Dokter-di-Fasilitas-Pelayanan-Kesehatan-Primer.edit-min.pdf pada tanggal 11
maret 2016

Anda mungkin juga menyukai