Oleh :
‘Aisyah Nuurietha/105070107111004
Supervisor Pembimbing
dr. Happy Indah Hapsari, SPKJ (K)
• Nama : Ny. SU
• Jenis kelamin : Perempuan
• Tanggal lahir : 1 Januari 1957
• Umur : 59 tahun
• Alamat : Dusun Tuyomerto RT 04 RW 01 Batu
• Pendidikan : SD
• Status pernikahan : Menikah
• Suku bangsa : Jawa
• Agama : Islam
• No RM : 1132xxx
• Tanggal periksa : 20 Desember 2016
Keluhan Utama
Non organik
• Pasien pernah dirawat inap di ruang 23 Empati RS Saiful Anwar
Malang kurang lebih 1 minggu pada tahun 1997 dengan gejala suka
marah-marah sendiri, tidak mau tidur dan nafsu makan mulai
menurun. Setelah KRS, pasien tidak pernah datang lagi ke Poli
Psikiatri RS Saiful Anwar Malang untuk kontrol.
RIWAYAT PRE MORBID – RIWAYAT PRIBADI
• Pasien lahir secara normal, ditolong oleh bidan di
rumah, langung menangis. Pasien tidak kuning,
Riwayat Kelahiran
pasien lahir cukup bulan dengan berat badan lahir
normal..
– Pasien adalah anak pertama dari 7 bersaudara. Ayah dan ibu pasien sudah meninggal,
lupa tahun berapa. Pasien menikah dan memiliki 3 anak. Pasien tinggal dengan suami,
anak terakhir, suami anak terakhir dan 2 anak dari anak terakhirnya
– Pasien merupakan pribadi yang suka memendam segala sesuatunya sendiri dan tidak
mau menceritakan masalah yang dialami ke orang lain.
RIWAYAT KELUARGA
Usia
No Keluarga Nama Pekerjaan Keterangan
(tahun)
1. Suami Tn. G 60 Swasta Hidup/Sehat
Kepribadian Premorbid
Faktor pencetus
Ruang
Ruang tamu
keluarga
Resume
• Identitas :
– Ny. SU/ 59 tahun/ autoanamnesis, hetero-anamnesis dan pemeriksaan dilakukan
pada hari Selasa, tanggal 20 Desember 2016 di Poli Psikiatri RS Saiful Anwar
Malang dan dilanjutkan di rumah pasien pada hari Rabu tanggal 21 November 2016
• Keluhan Utama : Tidak ada keluhan
• Pada autoanamnesis didapatkan pasien merasa bahwa dirinya tidak sakit,
namun setelah di KIE untuk minum obat agar pasien merasa lebih
tenang, pasien mau minum obat yang diberikan oleh dokter. Lalu pasien
merasa ada seseorang yang berbicara dengan suara pelan kepadanya
yang menyuruhnya untuk mambaca doa-doa dan puasa sejak 1 minggu
yang lalu, namun pasien tidak tahu sebabnya kenapa pasien disuruh
untuk melakukannya. Pasien mengaku bahwa sudah tidak makan dan
minum sejak senin.
• Pasien dibawa oleh anak-anaknya ke poli jiwa karena menurut
keluarga, pasien mulai hari senin kemarin pasien tidak mau makan
hanya minum air putih saja, pasien berkata kepada anaknya karena
ada yang memintanya untuk puasa dan membaca doa-doa. Anak
pasien juga berkata bahwa pasien mulai susah tidur, tidur dini hari
dan bangun subuh untuk sholat subuh tapi pasien tidak
berkeinginan untuk berkebun lagi mulai hari senin. Sejak 1 minggu
sebelumnya pasien sudah mulai curiga ke suami ketika suami
berbicara dengan tetangga perempuan. Karena pasien merasa
sudah tidak diberi uang lagi. Sejak 1 minggu itu pasien mulai suka
marah ke anak-anak padahal biasanya pasien selalu menurut dan
tidak pernah marah ke anak-anaknya. Pasien marah-marah ke anak
dan suaminya apabila diminta untuk makan, tidur, dan apabila
melihat uang. Tapi pasien masih mau bangun pagi dan selalu shalat
tepat waktu di masjid. Masih ikut pengajian dan berbincang-
bincang dengan tetangga. Pasien merupakan pribadi yang pendiam
dan selalu memendam perasaanya.
• Sebelumnya pasien juga pernah mendapatkan gejala yang sama
pada tahun 1997 karena pasien merasa suaminya selingkuh dan
mulai marah-marah sendiri, tidak mau tidur, dan nafsu makan
menurun. Kemudian pasien di rawat di RS Saiful Anwar selama
kurang lebih 1 minggu, namun setelah tidak muncul gejala lagi
pasien tidak meneruskan minum obat. Keluarga pasien tidak tau
diagnosis sakitnya apa dan obat yang diminum apa.
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Interna: TD: 160/90 mmHg
• Status Neurologis: Dalam batas normal
Status Psikiatri
• Kesan umum : • Kesadaran
– Kuantitatif GCS 456 Compos mentis
Seorang perempuan, 59 tahun,
wajah tampak sesuai usia, – Kualitatif Berubah
pakaian rapi, higiene baik, • Mood : euthym
ekspresi wajah normal,
• Afek : luas
psikomotor tampak tenang dan
kooperatif. • Kesesuaian afek : sesuai
Kontak : Verbal (+) • Pembicaran : spontan, artikulasi
relevan, non jelas
verbal (+)
• Persepsi : • Orientasi
– Riwayat halusinasinasi auditorik (+) – Tempat : baik
– Waktu : baik
• Pikiran
– Orang : baik
– Bentuk : non realistik
– Arus : koheren • Intelegensi : baik
– Isi : waham (delusion of influence) (+)
• Pengendalian impulse : baik
• Daya ingat
• Tilikan : Derajat 2
– Short term : baik
– Long term : baik • Psikomotor : baik
• Kemauan • Kosentrasi : baik
• - ADL : baik • Perhatian : baik
• - Cita-cita : baik • Baca tulis : baik
• - Hobi : baik • Visuospasial : baik
• - Relasi : baik • Pikiran abstrak : baik
• - Pekerjaan : berkurang
Diagnosis Axis I : Gangguan psikotik akut dengan gejala skizofrenia
Multiaksial (F.23.1)
Axis II: Ciri kepribadian pendiam atau menutup diri
Psikoterapi individual
– Mengajak pasien dapat mengembangkan cirri kepribadian yang lebih baik dan terbuka
terhadap keluarga.
– Memberikan pengarahan dan pengertian kepada pasien bahwa suara-suara yang didengar
oleh pasien sebenarnya tidak nyata.
– Terapi perilaku agar pasien meningkatkan kemampuan sosial dan komunikasi
interpersonal pasien.
...penatalaksanaan...
• Terapi sosial (manipulasi lingkungan)
– Membimbing kehidupan pribadi pasien agar pasien lebih mudah berbaur dengan lingkungan
sosialnya.
– Memahami dan menerima keadaan pasien
– Mendukung pasien untuk menerima kondisi tanpa mengkritiknya
– Memberi semangat dan dukungan kepada pasien sehari-hari
– KIE mengenai pentingnya kepatuhan minum obat dengan aturan dan dosis yang dianjurkan serta
mengawasinya
– Membantu keluarga memahami dan mempelajari psikotik akut, sehigga bisa menjaga kondisi
lingkungan pasien tetap kondusif, dan tidak memberikan banyak stressor
– Memberikan dorongan demi kesembuhan pasien
Prognosis
• Onset : 1 minggu (baik)
• Perjalanan penyakit : akut (baik)
• Usia pertama kali terkena : 40 tahun (baik)
• Pengobatan : berobat (baik)
• Faktor keturunan : tidak ada (baik)
• Faktor pencetus : diketahui (baik)
• Sosial ekonomi : menegah (buruk)
• Status menikah : menikah (baik)
• Dukungan keluarga : didukung keluarga (baik)
• Perilaku menarik diri : tidak ada (baik)
• Kesimpulan prognosis: Dubia ad bonam
Dokumentasi
Terimakasih