Anda di halaman 1dari 21

RESPONSI PSIKIATRI

GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23.x1)

Oleh:
Rezdy Tofan Bhaskara
NIM. 105070107121003

Pembimbing:
dr. Frilya Rachma Putri, SpKJ

LABORATORIUM/ SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA


RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
I. IDENTITAS
Nama : Tn. H F
Umur : 21 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Desa Pulosari RT 02 / RW 07 Kec. Ngunut Tulungagung
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Status pernikahan : Belum menikah
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
No RM : 11271591
Tanggal periksa : 12 Januari 2016
Tanggal MRS : 12 Januari 2016

II. KELUHAN UTAMA


Pasien sedang gaduh gelisah, marah-marah dan bicara sendiri

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Autoanamnesa
(Dilakukan pada hari Selasa 12 Januari 2016, pukul 03.30 di Instalasi Gawat
Darurat P3 RSSA Malang)
T Selamat pagi Mas. Perkenalkan nama saya dokter muda Rezdy yang hari
ini bertugas di Instalasi Gawat Darurat RSSA. (Sambil mengulurkan
tangan untuk berjabat tangan).
J : (Pasien terus bersikap gaduh gelisah, berusaha untuk melepaskan ikatan
pada Bed pasien serta terus meludah)
T : Mas namanya siapa?
J : Hu... Husen Firdaus mas. Cepet kate ngomong opo Ja***k Ja***k mas
cepet mas mau ngomong (Sambil menunjukkan sifat agresif tidak
terkendali),
T : Masnya diantar siapa?
J : Wes mas. Ayo cepet ceplokno iketanku iki. Loro mas. Aku iki polisi nduwe
duit sepuluh triliun mas. Sampean duso mas munafik kabeh. Ja***k J***k.
Sampean sopo ? (Sambil bergerak tidak terkendali sembari berusaha
melepaskan ikatan tali pada bed pasien)
T : Masnya, bapak ini siapa ? (Sambil menunjuk bapak yang berusaha
menenangkan pasien)
J : Ini bapak Abdul Aziz. Ja***k Ja***k A** kabeh iki. Sampean sopo mas?
(Berbicara dengan nada tinggi serta berusaha melepaskan ikatan tali
pada bed pasien).
J : Tenang mas. Tenang mas. saya disini adalah dokter muda dari bagian
psikiatri atau kedokteran jiwa. Saya disini akan membantu mas untuk
sembuh. (Berusaha menenangkan pasien)
T : Mas Mas. Ayo kate takon opo mas ? Kowe psikiater kate takon opo mas?
Ja***k Ja***k. Kowe Kristen yo? Aku iki polisi lho mas duwe duit akeh
satus triliun.
T : Saya Islam mas. Saya sholat. Iya mas. Mas ada masalah apa ?
(berusaha menenangkan)
J : Saya ada masalah dengan pacar saya mas. Saya ditolak oleh pacar
saya. (sambil berbicara dengan nada sedih)
T :
Lantas bagaimana ceritanya mas? Cerita saja mas. Saya akan
merahasiakan pembicaraan mas.
J : Ja***k Ja***k mas ! ayo mas ndang diceplok iketanku iki loro mas. Ayo yo
mari ngene iki aku dijemput pegawai dinas kate njemput aku. Aku iki
polisi lho mas duwe duit akeh satus triliyiun (Dengan nada sangat tinggi
dan marah serta meludah kepada pemeriksa).
T : Baik mas. Tidak apa-apa jika mas tidak ingin cerita. Apakah mas merasa
ada suara-suara yang mempengaruhi mas selain suara orang lain?
(Pemeriksa membersihkan kacamata serta berperasaan penuh empati
kepada pasien).
J : Aku denger suara jin mas wes suwe mas. Aku iki anak santri mas. Aku
duwe kekuatan teko polisi. Aku iki polisi mas (Pasien berbicara dengan
nada marah)
T : Masnya berada dimana sekarang ? Sekarang jam berapa mas?
J : Ya embuh mas. Aku nggak ngerti saiki ndek endi ta. Rumah sakit
mungkin. Aku yo nggak ngerti jam piro. Liat hape ae mas (berbicara
dengan penuh kesinisan dan marah).
T : Mas sekarang coba berhitung ya mas. Seratus dikurangi tiga berapa?
J : Ja***k mas! Sampean ojok kakean ngomong mas. Uculno iketanku iki
loro mas. Saiki dicoplok ageh! (Berbicara dengan rasa marah)
T : Mohon maaf mas belum bisa dilepas mas ikatannya. Ikatan ini supaya
tidak mengganggu keluarga bapak.
TJ : Ja***k mas. Saiki ageh coplokno. Lek ngono kowe duwe telu kesempatan
kate takok opo maneh. Siji wes mari lho yo. Kurang loro. (Pasien seraya
berhitung dan berusaha melepaskan ikatan tali pada bed pasien
T :
kemudian pasien meludah dan tidak kooperatif dengan pemeriksa)
J :
Mas bagaimana suara jin itu yang terdengar oleh mas ?
Ja***k mas. Aku iki polisi mas. Aku isok ngehukum kowe mas. Saiki wes
kurang siji lho mas. Ageh wes mas coplokno iketanku iki. Loro mas.
T :
Ja***k mas (Penderita makin marah dan kemudian meludah kembali
J :
kepada pemeriksa).
Kalau begitu sejak kapan mas mendengar suara jin itu?
Ja***k mas. Wes mari saiki aku nggak gelem ditakoki maneh. Wes telu
J :
dino iki mas. Aku saiki iki polisi mas duwe duit satus triliun mas. Ageh
mas coploknno iki. Loro mas. (Penderita makin marah dan kemudian
meludah kembali kepada pemeriksa).
Baik mas. Saya mau keluar terlebih dahulu dengan perawatnya. Terima
kasih. (Pemeriksa keluar dari balik tirai dan menyudahi percakapan)

Heteroanamnesis
(Dilakukan pada hari Selasa, 12 Januari 2016, pukul 04.00 di Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Saiful Anwar Malang, dengan Bapak kandung yang
mengerti perjalanan penyakit pasien).
Bapak bercerita bahwa sejak 5 hari yang lalu (Rabu, 6 Januari 2016)
terdapat pasien telah terkena oleh karena gaya menyetir yang ugal-ugalan.
Bapaknya bercerita bahwa telah ditilang oleh petugas kepolisian yang masih
muda dan tidak berperilaku yang menyenangkan kepada pasien. Sehingga
pasien merasa marah-marah sampai menuju rumah pacarnya. Setelah terkena
tilang oleh polisi yang sangat tidak bersahabat, pasien hendak melamar
pacarnya di Jombang. Pasien sudah merasa mempunyai pendirian yang kuat
hanya menikahi pacarnya yang disenanginya. Namun, pacarnya belum siap
untuk menikahi pasien. Setelah kejadian penolakan, pasien pulang ke rumah
dengan perasaan belum bisa menerima. Pasien nampak murung di kamar dan
tidak bersemangat. Hingga pada hari senin (12 Januari 2015). Pasien hendak
dengan nekat untuk memaksa untuk mengajak nikah pacarnya pergi ke
Jombang, namun pasien tidak menemukan pacarnya oleh karena pacarnya telah
pergi ke kos kemudian sekolah di Pondok di Kota Kediri. Setelah mengetahui
pacarnya tidak ada di Jombang, pasien langsung pergi ke kota Kediri.
Sesampainya di Kediri, Pak Kyai mengetahui bahwa pasien bersikap dengan
tidak sesuai aturan dan marah-marah untuk mencari pacarnya. Namun, Pak Kyai
dari pihak pondok pesantren berusah melindungi pacarnya dari pasien agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kemudian Pak Kyai menelpon Bapak Pasien
agar menjemput Pasien yang telah bersikap emosional di Pondok pesantren.
Bapak pasien mengajak pulang ke Tulungagung, namun pasien tetap bersikap
emosional sehingga bapak pasien khawatir sehingga dibawa ke Rumah Sakit
Saiful Anwar Malang.
Bapak pasien juga menjelaskan bahwa pasien telah mengalami
gangguan jin dan terdapat bisikan oleh jin namun sudah lama dan tidak
diketahui. Bapak pasien juga pernah diceritakan oleh temannya bahwa pasien
sering diolok-olok oleh temannya sepondok.

IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Organik: tidak ada.
Non organik: Pasien pernah berkata-kata melantur dengan isi dakwah
kepada orang lain pada saat SMP. Pasien juga merasa dulunya seorang
pendakwah jika terdapat seorang yang bersalah selama satu minggu,
setelah itu pasien kembali tenang. Sekitar 3 bulan yang lalu (Bulan
September 2015), setelah kepulangan dari pondok pesantren, pasien
merasakan tidak ingin makan, ingin mengurung diri dan tidak ingin
berbicara dengan siapapun. Kemudian pasien dibawa ke Psikiater di
Tulungagung untuk mendapatkan pengobatan. Namun, pasien tidak tahu
obat yang diberikan oleh pasien.

V. RIWAYAT PREMORBID
1. Riwayat Pribadi
Riwayat Kelahiran:
Pasien lahir secara normal (pervaginam), ditolong oleh bidan di
rumah, menangis segera setelah lahir. Dikatakan tidak pernah
mengalami penyakit biru, kuning serta sesak. Pasien kurang tahu
mengenai usia kehamilan ibunya saat dia dikandungnya, BBL,
panjang badan serta riwayat imunisasinya.
Riwayat Tumbuh Kembang:
Ibu pasien mengatakan tidak ada riwayat perlambatan tumbuh
dan kembang.
Riwayat Pendidikan:
Pasien merupakan seseorang yang rajin, teliti, dan pekerja keras.
Sejak SD-SMK pasien merupakan seseorang yang berada dalam
tiga besar. Pada saat SMK kelas X, pasien telah berhasil
beasiswa bebas dana SPP oleh karena prestasi meraih juara satu.
Pada akhir sebelum ujian nasional di kelas XII, pasien telah
berhasil mendapat pekerjaan di suatu perusahaan otomotif
ternama oleh karena prestasi pasien.
Penggunaan Waktu Luang:
Pada waktu kecil, pasien suka membantu keluarganya dalam
membantu rumah tangga. Pasien juga suka merangkai mainan
tamiya dan membetulkannya sendiri. Pada saat dewasa, pasien
juga lebih suka berdiam diri dan membantu keadaan rumah
tangga.
Riwayat Keagamaan:
Pasien beragama Islam yang taat. Pasien suka melakukan praktik
sholat tepat waktu.

2. Riwayat Psikososial
Pasien merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Pasien
merupakan teknisi otomotif. Pasien yang tinggal serumah dengan Ibu dan
Bapak Pasien. Bapak pasien bekerja sebagai petani, ibu pasien bekerja
sebagai penjual di pasar. Pasien tinggal di desa Pulosari, Ngunut,
Tulungagung. Menurut informasi dari suami dan ibu pasien, sejak kecil
pasien orangnya penurut, mempunyai sopan santun, pendiam, dan tidak
suka bercerita kepada keluarganya, namun berprestasi dalam sekolah
tingkat SD, SMP, dan SMK.

3. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

Usia
No. Keluarga Nama Pekerjaan
(tahun)

1. Pasien Tn. S 21 Teknisi otomotif

2. Ayah Pasien Tn. A 59 Petani

3. Ibu Pasien Ny. S 54 Penjual di Pasar

4. Kepribadian Premorbid
Menurut penuturan bapak, pasien merupakan seorang yang rajin,
berkepribadian sopan, serta penurut terhadap orang tua, dan
menggunakan bahasa Jawa halus terhadap orang tua. Dalam
mengerjakan tugas sehari-hari pasien mempunyai rasa perfeksionisme
yang berlebih terhadap tugas, serta memiliki rasa hati-hati dalam
bertindak, pasien juga memiliki kepribadian yang sangat kaku menurut
teman-temannya dalam pengerjaan tugas. Sehingga, teman-teman
lainnya merasa terganggu dengan perilaku pasien. Namun pada saat di
rumah, pasien juga merupakan seorang yang sangat dingin terhadap
keluarganya, suka mempunyai aktivitas sehari-hari yang jarang disukai,
serta pasien kurang mampu menunjukkan kehangatan dengan
keluarganya dengan tidak ada cerita mengenai diri pasien.

5. Riwayat Keturunan
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami gangguan jiwa
maupun keluhan serupa.

6. Faktor Pencetus
Pasien pada 5 hari yang lalu telah ditilang polisi dan berubah
menjadi seseorang yang pemarah. Ketika terdapat kejadian penolakan
lamaran oleh pacarnya, pasien bertambah emosional dan pemarah tiada
henti.

Timeline Perjalanan Penyakit

Premorbid Morbid

A G
B C D E F

A : Pasien lahir pada tahun 1995


B : Pada saat SMP, pasien pernah berbicara sendiri dan seakan-akan
seorang pendakwah.
C : Kepribadian pasien yang suka diam dan tidak terbuka dengan
keluarganya.
D : Tiga bulan yang lalu (September 2015), pasien berobat ke psikiater di
Tulungagung dan mendapatkan pengobatan antidepresi.
E : 5 hari yang lalu (Rabu, 6 Januari 2016), Bapaknya bercerita bahwa telah
ditilang oleh petugas kepolisian yang masih muda dan tidak berperilaku
yang menyenangkan kepada pasien.
F : Pasien nampak marah-marah setelah kejadian penilangan serta kejadian
penolakan lamaran oleh pacarnya. Sehingga pasien tidak dapat
mengendalikan emosinya. Kemudian timbul perasaan waham dan gaduh
gelisah.
G : Pasien masuk rumah sakit untuk dilakukan perawatan pada tanggal 12
Januari 2015 pukul 06.00 WIB.

VI. HOME VISITE


Home visite dilakukan pada hari Sabtu, 16 Januari 2015, pukul 12.00 14.00
WIB
Kunjungan rumah
Tujuan home visit antara lain:
- Mengetahui hubungan pasien dengan anggota keluarga dan lingkungan
rumahnya
- Mengetahui hubungan psikososial dan lingkungan pasien
- Mengetahui perilaku pasien saat di rumah
- Mencari data tambahan dari keluarga mengenai adanya kemungkinan
stressor psikososial yang menjadi pencetus timbulnya gejala pada pasien.
Sasaran:
- Rumah pasien
- Lingkungan di sekitar rumah pasien

Denah Rumah

Ruang Dapur Kamar Mandi

Kamar Utama

Ruang Rekreasi
Kamar Pasien

Kamar I
Ruang Tamu
Kamar II
Halaman depan

Lokasi rumah:
Rumah pasien berlokasi di Desa Pulosari RT 2/RW 7 Kecamatan Ngunut,
Kabupaten Tulungagung. Untuk mencapai rumah pasien dari Rumah Sakit Saiful
Anwar Malang dibutuhkan waktu tempuh kurang lebih tiga jam. Daerah sekitar
rumah pasien tergolong pemukiman pedesaan dimana disana masih banyak
perumahan warga. Jalan menuju rumah pasien termasuk jalan yang bisa dilalui
serta cukup luas. Rumah pasien berada di dalam gang dengan jalan yang bisa
dilalui oleh dua mobil atau bahkan truk kecil serta jalanannya sudah diaspal
dengan rapi.

Kondisi rumah:
Rumah pasien cukup besar, berukuran luas rumah 715 m2.
Terdapat halaman di depan rumah
Berlantai keramik dan berdinding tembok dengan cat putih. Bagian dapur
masih sederhana dengan lantai tanah dan beratapkan genteng serta
kamar mandi yang tidak menggunakan sistem toilet modern.
Di rumah pasien tinggal dengan Bapak dan Ibunya.
Dinding rumah berupa tembok dengan cat putih, terdapat plafon berwarna
putih, serta terdapat pagar.
Terdapat 1 kamar mandi dan 4 kamar tidur, 1 kamar orang tua, 1 kamar
pasien, dan 2 kamar tamu.
Dilengkapi dengan fasilitas PLN dan kompor gas.
Rumah memiliki jendela, ventilasi dan penerangan yang baik.
Kebersihan dan kerapihan dalam rumah baik.
Perabotan rumah tangga cukup, namun kebersihan dan kerapihan baik.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
Status Interna (12 Januari 2016)
Keadaan umum : Gaduh gelisah
Gizi : Kesan cukup
Higiene : Cukup
Tinggi badan : 170 cm
Berat badan : 65 kg
Tekanan darah : 117/77 mmHg
Nadi : 100x/ menit
Pernapasan : 20x/ menit
Suhu aksiler : 36,3o C
Kepala : Anemia -/-, ikterus -/-, sianosis -/-, edema-/-
Leher : Kaku kuduk (-), pembesaran KGB leher (-), pembesaran
tiroid (-)
Thorax : Cor S1, S2 single, murmur (-), gallop (-)
Pulmo Rhonki (-), wheezing (-)
Abdomen : Inspeksi : Flat
Auskultasi : BU (+) normal
Perkusi : Distribusi timpani normal
Hepar dan lien tidak membesar
Palpasi : Supel, meteorismus (-)
Extremitas : Akral hangat, edema -/-

Status Neurologis (31 Juni 2015)


GCS: 456
Meningeal signs: Brudzinski I/ II sde, kaku kuduk (-), Kernig sde
Refleks cahaya +/+, refleks pupil sde, pupil bulat isokor 3 mm/ 3 mm
N. cranialis: sde
Motorik: Tonus sde Power sde
Sensorik: sde
Refleks fisiologis: sde
Refleks patologis: sde
ANS: Dalam batas normal

Status Psikiatri (12 Januari 2016 pukul 04.00)


Kesan umum : Seorang pria, 21 tahun, wajah tampak sesuai usia,
pakaian cukup rapi, terawat, higiene cukup
Kontak : Verbal (+) tidak relevan

Afek/ Mood : Afek labil, mood iritabel, kesesuaian afek : appropriate


Proses berpikir :
- Bentuk : non-realistik
- Arus : tidak relevan
- Bentuk : ide aneh (+)
Kesadaran :
- Kuantitatif : Kebingungan dan Gaduh Gelisah, GCS 456
- Kualitatif : berubah
Orientasi :
- Tempat: kurang
- Waktu : kurang
- Orang : baik
Daya ingat : sde
Persepsi : halusinasi auditorik (+)
Intelegensi : sde
Psikomotor : gaduh gelisah
Daya Tilik : pasien tidak merasa sakit
Kemauan
- ADL : sde
- Hobi : sde
- Kerja : sde

VIII. RESUME
Tn. H/ 21 tahun/ Anamnesis dan pemeriksaan dilakukan pada tanggal 12
Januari 2016 di Instalasi Gawat Darurat P3 RSSA Malang.

KELUHAN UTAMA
Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat P3 RSSA Malang dikeluhkan
sering marah-marah dan bicara sendiri. Awalnya pasien mulai muncul suara-
suara bisikan dari jin dan tidak sadar berbicara sendiri serta marah-marah.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Organik: tidak ada

Non organik: Pasien pernah berkata-kata melantur dengan isi dakwah


kepada orang lain pada saat SMP. Pasien juga merasa dulunya seorang
pendakwah jika terdapat seorang yang bersalah selama satu minggu,
setelah itu pasien kembali tenang. Sekitar 3 bulan yang lalu (Bulan
September 2015), setelah kepulangan dari pondok pesantren, pasien
merasakan tidak ingin makan, ingin mengurung diri dan tidak ingin
berbicara dengan siapapun. Kemudian pasien dibawa ke Psikiater di
Tulungagung untuk mendapatkan pengobatan. Namun, pasien tidak tahu
obat yang diberikan oleh pasien.

RIWAYAT PREMORBID
1. Riwayat Psikososial
Pasien merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Pasien
merupakan teknisi otomotif. Pasien yang tinggal serumah dengan Ibu dan
Bapak Pasien. Bapak pasien bekerja sebagai petani, ibu pasien bekerja
sebagai penjual di pasar. Pasien tinggal di desa Pulosari, Ngunut,
Tulungagung. Menurut informasi dari suami dan ibu pasien, sejak kecil
pasien orangnya penurut, mempunyai sopan santun, pendiam, dan tidak
suka bercerita kepada keluarganya, namun berprestasi dalam sekolah
tingkat SD, SMP, dan SMK.

2. Kepribadian Premorbid
Menurut penuturan bapak, pasien merupakan seorang yang rajin,
berkepribadian sopan, serta penurut terhadap orang tua, dan
menggunakan bahasa Jawa halus terhadap orang tua. Dalam
mengerjakan tugas sehari-hari pasien mempunyai rasa perfeksionisme
yang berlebih terhadap tugas, serta memiliki rasa hati-hati dalam
bertindak, pasien juga memiliki kepribadian yang sangat kaku menurut
teman-temannya dalam pengerjaan tugas. Sehingga, teman-teman
lainnya merasa terganggu dengan perilaku pasien. Namun pada saat di
rumah, pasien juga merupakan seorang yang sangat dingin terhadap
keluarganya, suka mempunyai aktivitas sehari-hari yang jarang disukai,
serta pasien kurang mampu menunjukkan kehangatan dengan
keluarganya dengan tidak ada cerita mengenai diri pasien.

3. Faktor Pencetus
Pasien pada 5 hari yang lalu telah ditilang polisi dan berubah
menjadi seseorang yang pemarah. Ketika terdapat kejadian penolakan
lamaran oleh pacarnya, pasien bertambah emosional dan pemarah tiada
henti.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Interna: Dalam batas normal
Status Neurologis: Dalam batas normal
Status Psikiatri:
Kesan umum : Seorang perempuan, 60 tahun, wajah tampak sesuai
usia, pakaian cukup rapi, terawat, higiene kurang
Kontak : Verbal (+) tidak relevan
Proses berpikir :
- Bentuk : non- realistik
- Arus : tidak relevan
- Isi : ide aneh (+)
Kesadaran :
- Kuantitas : Kebingungan dan Gaduh Gelisah, GCS 456
- Kualitatif : berubah
Orientasi :
- Tempat: tidak baik
- Waktu : tidak baik
- Orang : normal
Persepsi : halusinasi auditorik (+)
Afek/ Emosi : Afek labil, mood iritabel, kesesuaian afek : appropriate
Psikomotor : Gaduh gelisah

IX. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


Aksis I : Gangguan Psikotik akut dengan penyerta stress akut (F.23.x1)
Aksis II : Ciri kepribadian skizoid
Aksis III : Hipokalemia (E.87.6)
Aksis IV : Masalah dengan teman kerjanya, polisi, dan pacar
Aksis V : GAF Scale 30-21

X. PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi:
- Masuk Rumah Sakit
- Injeksi Haloperidol 2 x 1,5 mg IM (1/2 ampul dahulu) jika 30 menit tidak
membaik injeksi haloperidol 5 mg IM (1 ampul).
- Diet Ekstra Kalium (Pisang) dan TKTP 1900 kkal.
- KSR 3 x 600 mg
Psikoterapi dan rehabilitasi, berupa:
- Psikoterapi suportif individual atau kelompok, serta bimbingan yang
praktis dengan maksud mengembalikan pasien ke masyarakat.
- Terapi perilaku agar meningkatkan kemampuan sosial dan komunikasi
interpersonal pasien
- Pengaturan lingkungan agar pasien tidak mengalami stres terlalu banyak.
- Terapi keluarga, antara lain dengan membantu keluarga dan pasien untuk
memahami dan mempelajari gangguan psikotik serta sebaiknya
dianjurkan untuk diadakan diskusi mengenai episode psikotik serta
peristiwa yang mengarah ke sana. Anggota keluarga sebaiknya diberi
pemahaman mengenai kondisi pasien sehingga turut menjaga kondisi
lingkungan di sekitar pasien agar tetap kondusif dan tidak memberikan
stressor yang terlalu banyak.
-
XI. PROGNOSIS
Usia pertama kali timbul: saat muda: buruk
Onset : akut: Baik
Faktor keturunan: tidak ada: Baik
Faktor pencetus: tidak diketahui: buruk
Kepribadian pre-psikotik: gangguan kepribadian anankastik: buruk
Keadaan sosial ekonomi: sosial ekonomi kurang: buruk
Status perkawinan: pasien belum menikah: buruk
Dukungan keluarga: tinggi: Baik
Kesimpulan prognosis: Dubia ad malam

XII. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai