Anda di halaman 1dari 36

MIOMEKTOMI

Induksi Patol 2016


MIOMEKTOMI
Yaitu tindakan operasi pengambilan
mioma uteri dari uterus
Sering dijumpai pada wanita usia subur
sebanyak 20%-50%
Gejala yang dialami biasanya berupa
adanya penekanan pada pinggang dan
nyeri, dismenorhea, perdarahan abnormal,
serta adanya gangguan reproduksi.

2
Pendahuluan

Pembagian mioma uteri berdasarkan


lokalisasinya sebagai berikut :
Subserosa mioma uteri
Intramural mioma uteri
Submukosa mioma uteri

3
Berbagai lokasi mioma uteri
komplikasi,
berdasarkan
seperti
lokalisasi
pendarahan,
dikembangkan
infertilitas, torsi
tindakan
mioma uteri,
operatif
dan gangguan
mengangkat
tubuh kembang
mioma
hasil konsepsi.

Sekalipun kecil,
sekitar 0,5%
ada
kemungkinan
terjadi
degenerasi
ganas menjadi
sarkoma.
Uterus Miomatik disertai prolapsus submukosa
mioma yang dapat menimbulkan inversia uteri
Gejala Mioma Uteri
Gejala mioma uteri tergantung dari :
1.Tempat dan besarnya.
2.Bentuk gejala klinis:
. Fungsi reproduksi.
Infertilitas .
Menyebabkan abortus dan prematuritas.
Kelainan letak janin.
Gangguan inpartu
Pascapartum atonia uteri dan pendarahan.
. Akibat keseimbangan hormonal estrogen dan progesteron.
Gangguan pola menstruasi.
Irreguler menstrual-spotting.
Metroragia, menometroragia.
Dismenore.
. Akibat pembesaran .
Discomport.
Pendesakan yang menimbulkan gangguan fungsi organ pelvis.
Gangguan sirkulasi yang menimbulkan edema tungkai.
Terapi Mioma
Besarnya
mioma uteri
sekitar 12 Pengobatan
Miomektomi
minggu, hormonal
tanpa
keluhan

Observasi tanpa untuk terapi


pengobatan. atau
dilakukan
berdasarkan gejala
klinik sehingga
tanpa tindakan
untuk operatif, makin
mengecilkan membahayakan
Melakukan
mioma lebih
pemeriksaan bila
mudah
terdapat keluhan
miomektomi &
klinis.
memperkecil
pendarahan
Bentuk miomektomi :
Transabdominal miomektomi (Gold
Standard).
Transvaginal miomektomi .
Laparoskopik miomektomi.
Histeroskopik miomektomi.
Usia reproduksi
aktif.

Indikasi
miomekto
Penghalang Ingin
fertilitas hanya mempertahankan
mioma uteri. genitalia interna.

mi

Masih mungkin
fertil, dibuktikan
dengan
pemeriksaan
suami dan istri.
Persiapan Operasi Miomektomi
Anamnesis riwayat.
Pemeriksaan laboratorium lengkap.
Pemeriksaan genitalia terhadap
sitologi dan mikrokuretase.
Pemeriksaan penunjang, yaitu :
ultrasonografi, magnetic resonanse
imaging (MRI), dan histeroskopi.
Histerosalpingografi, khususnya untuk
yang ingin hamil untuk melihat potensi
tubannya
Infomed Consent
Sangat penting karena miomektomi
merupakan bloody operation yang
sulit. Namun, banyak gagal sehingga
harus dilakukan histerektomi.
Dalam memberikan informasi harus
sudah dikemukakan kemungkinan dari
miomektomi, dilanjutkan dengan
histerektomi karena pertimbangan
kesulitan dan dapat membahayakan
penderita.
1. Transabdominal Miomektomi
Miomektomi adalah bloody Operation maka
transabdominal miomektomi diangkat sebagai
Gold Standard.
Miomektomi transabdominal untuk pertama
kali dilakukan oleh Alexander (Inggris-1898).
Transabdominal sebagai standar miomektomi
dengan pertimbangan :
Miomektomi mempunyai resiko pendarahan yang
besar.
Operasinya berlangsung lama dan rumit.
Enukleasi mioma yang dilakukan cukup banyak.
Atas pertimbangan waktu dan pendarahan dapat
diikuti histerektomi.
A.Diseksi menampakkan fascia
M.rektus anterior. Selanjutnya,
insisi peritoneum dibuat sesuai
dengan garis putus-putus.
B.Lipatan fascia M.rektus telah
dibuat dan bebas dari
muskulusnya. C.Rektus kanan
disisihkan sebelum membuka
Dalam operasi mioma uteri dapat dipasang turniket karet
dibagian bawah sehingga aliran darahnya dapat
dikendalikan perdarahan saat operasi
Beberapa teknik
pemasangan turniket.
Sebuah lubang dibuat di
ligamentum latum sebagai
tempat memasukkan karet
sehingga dengan
mengencangkan turniket,
aliran darah menuju mioma
berhenti. Untuk mengetahui
cukup atau tidak
kencangnya turniket,
dilakukan pemeriksaan
denyut arteri uterina
Menghentikan perdarahan dengan
mempergunakan turniket
Infiltrasi vasopresin pada dinding uterus untuk
mengurangi perdarahan
Miomektomi pada dinding depan. Insisi dibuat sejajar dengan
pembuluh darah untuk mengurangi perdarahan. Tempat Insisi dipilih
ditempat yang paling tipis. Insisi vertikal akan memotong pembuluh
darah dan menimbulkan perdarahan yang banyak
Dengan mempergunakan jahitan atu klem, mioma uteri dapat
dilakukan diseksi pada pseudokapsula mioma uteri, secara tumpul
atau tajam. Diseksi dilakukan sampai mencapai pangkal mioma uteri.
Ruangan bekas mioma dijahit berlapis sehingga ruangan mati tidak
ada. Langkah ini diambil untuk mengurangi kemungkinan perdarahan
atau infeksi
Tampak teknik menjahit bekas enukleasi mioma
uteri sehingga memperkecila adanya ruang mati
Dinding uterus dijahit secara jelujur terkunci
2. Miomektomi pada mioma interligamenter

Dilakukan diseksi ligamentum latum sehingga mioma tampak.

Diseksi diteruskan sampai dapat dicapai tangkai mioma.

Pendarahan dirawat dengan mengikat atau termokauter.

Tangkai mioma dipotong, pendarahan dirawat dengan menjahit


benang halus sehingga berhenti.

23
Evaluasi sebaik-baiknya karena ada kemungkinan terjadi
trauma ureter.

Setelah yakin ligamenter latum dijahit kembali berlapis untuk


dapat mempertahankan hemostatis.

Bila perlu, sebagian ligamentum latum dapat dipotong.

Dinding abdomen dibersihkan dan dicuci.

Selanjutnya, dinding abdomen dijahit berlapis.

24
3. Miomektomi pada mioma submucosa

Insisi dibuat pada fundus uteri cukup luas


sehingga dapat mengeluarkan submucosa
intrauterin.
Setelah dikeluarkan melalui diinsisi
perlekatannya, tangkai mioma dipotong
dengan gunting.
Pendarahan pada tangkai dirawat dengan
menjahit atau termokauter sampai yakin tidak
menjadi sumber pendarahan.
Sebaiknya endometrium dikuret agar bebas
dari sisa endometrium yang mengalami
nekrosis.

25
Dinding uterus dijahit secara berlapis :
Endometrium
Otot rahim (miometrium)
Lapisan peritoneum
Sisa darah dalam kavum abdominalis dibersihkan.

Selanjutnya, dinding abdomen dijahit berlapis.

26
4. Miomektomi saat dilakukan seksio sesarea
Dalam berbagai kesempatan mengemukakan
pendapat, sebagian besar ahli tidak menyetujui
pelaksanaan miomektomi saat dilakukan seksio
sesarea dengan alasan :
Waktu yang diperlukan untuk operasi miomektomi
akan bertambah sehingga menimbulkan
komplikasi pascaoperasi pada sentral nervus
sistem.
Dapat menimbulkan atonia uteri dan diikuti
pendarahan.
Uterus yang relatif besar dan pembuluh darahnya
dapat menimbulkan pendarahan lebih banyak.
5. Transvaginal Miomektomi

Ekstirpasi mioma terlahir dan


endometrial polip sebagian besar
dilakukan transvaginal. Diikuti kuretase
sehingga mioma submucosa atau
endometrial polipnya dibersihkan serta
fertilitasnya makin meningkat.
Miomektomi transvaginal untuk pertama
kalinya dilakukan oleh Atlee di Inggris
(1845).

28
Sebaiknya, hasil dari ekstirpasi dan kuretase diperiksa
patologi anatominya karena membedakan keduanya
dalam keadaan tertentu sulit dilakukan dengan
mata telanjang.

Bila dipandang perlu, dapat dilakukan insisi servix


sehingga memperlebar pandangan kedalam kavum uteri,
diantaranya :
Insisi transversal dibuat pada plika serviko- vaginal
junction dengan lebar secukupnya
Servik dibuka membujur sehingga submucosa mioma
tampak :
Memegang dengan klem, selanjutnya memutar sampai
putus.
Dapat dilakukan pemotongan dengan gunting sampai
lepas.
Tempat bekas tangkai pendarahan dihentikan dengan
menjahit atau termokauter.
Kavum uteri dibersihkan dengan kuretase-PA.
Insisi yang dibuat pada plika servikovaginalis dan pada
serviks dijahit kembali. 29
6. Laparoskopik Miomektomi
Pada laparoskopi miomektomi, ternyata
mempunyai banyak kendala, diantaranya :
1. Memerlukan waktu yang panjang.
2. Pendarahan sulit diatasi sehingga dilakukan
laparotomi.
3. Jahitan yang dilakukan kasar serta menimbulkan
perlekatan.
4. Terjadi ruang kosong yang sulit ditutup, yaitu :
piomitoma, hematoma, dan nekromioma.
5. Infeksi pada ruangan yang diisi darah, nanah,
dan jaringan nekrotis.

30
Keuntungan laparoskopik miomektomi :
Luka operasi kecil.
Tidak terlalu sakit.
Hospitalisasi pendek.
Dengan membandingkan miomektomi
dengan laparoskopik dan laparotomi dapat
dikemukakan bahwa abdominal miomektomi
merupakan Gold Standard.
Rekomendasi dari miomektomi dengan
laparoskopik hanya pada mioma subserosa
bertangkai dan mioma yang tidak terlalu
besar sehingga mudah dan dikeluarkan
sedikit demi sedikit.

31
Miomektomi mioma subserosa
bertangkai dengan operasi
laparoskopi

32
7. Histeroskopik Miomektomi
Semenjak dipublikasikan histeroskopik sebagai
metode pemeriksaan intrauterin, teknologi
penunjangnya terus dikembangkan sehingga
dapat dipergunakan sebagai terapi.
Histeroskopik miomektomi untuk pertama kali
dilakukan oleh Norman (1957). Neuwirt dan Amin
(1976) telah melaporkan hasil miomektomi dengan
mempergunakan histeroskopik.
Dengan berhasilnya metode Victor Bonney yang
mengemukakan cure without deformity or loss
fuction. Pernyataan Victor Bonney dapat menjadi
pegangan setiap tindakan operasi yang dilakukan
artinya first do no harm.

33
Dalam beberapa keadaan
histeroskopik dapat bertindak sebagai
alat diagnostik sekaligus sebagai alat
terapi, diantaranya :
Biopsi polip untuk mencari keganasan
endometrium.
Melakukan termokauter terhadap sumber
pendarahan.
Ekstirpasi endometrial polip.
Untuk dapat mempergunakan alat
histeroskopik, diperlukan latihan dan
ketrampilan khusus. 34
Komplikasi Miomektomi
1. Pendarahan

2. Terjadi ruangan kosong (death space). Jahitan kurang


sempurna terjadi timbunan darah, dan jaringan
nekrosis.
3. Perforasi- Dengan pemasangan uterovaginal tampon,
akan memudahkan mengenal kavum uteri sehingga
perforasi dapat dihindari.
4. Mioma rekuren- memperhatikan pertumbuhannya yang
dipicu oleh perimbangan estrogen dan progesteron, dapat
terjadi rekuren mioma ditempat lainnya.
5. Komplikasi degenerasi ganas- sebagian kecil mioma
dapat menjadi leiomiosarkoma ganas sekitar 0,1-0.7%.
Oleh karena itu, pemeriksaan PA perlu dilakukan sehingga
diagnosis dini dapat ditetapkan.

35

Anda mungkin juga menyukai