Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PSIKIATRI

I. IDENTITAS
Nama : Tn. NM
TTL : Ponorogo, 10 juli 1993
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Dukuh Krajen, Ngrayun, Ponorogo
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status Perkawinan : Belum menikah
Pendidikan Terakhir : Lulus SMA (Kuliah jurusan hukum 6 bulan, berhenti
karen finansial)
Pekerjaan : Tidak bekerja (sejak 2021)
Tanggal MRS : 18 September 2023
Tanggal Pemeriksaan : 23 September 2023 - 25 September 2023

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Riwayat psikiatri diperoleh dari autoanamnesis pada pasien dan
alloanamnesis yang dilakukan terhadap Tn. T, 54 tahun, Paman Kandung Pasien,
Pendidikan terakhir S1 pendidikan matematika, guru, tinggal serumah dengan pasien
semenjak pasien sakit
A. Keluhan Utama:
Gaduh gelisah
B. Riwayat Gangguan Sekarang
1. Autoanamnesis
Seorang laki-laki 30 tahun dirawat dibangsal Nakula hari ke 5. saat
dilakukan wawancara, pasien tampak mengenakan pakaian RS bersih, rambut
rapi, pasien tampak terawat dengan kuku pendek dan tidak kotor, terdapat luka
lama bekas silet. Pasien sedang melamun sendiri di atas keranjang tempat tidur
pasien. Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik, dijawab
secara spontan dan lancar, volume baik, intonasi cukup, serta artikulasi jelas.
Pasien tidak memerlukan paksaan untuk menjawab pertanyaan pemeriksa.
Dalam menjawab pertanyaan pemeriksa, pasien tidak pernah menolak dalam
menjawab pertanyaan yang ditanyakan.
Pasien mengatakan dibawa ke RSJD Surakarta oleh pamannya pada
Senin sore karena mengamuk dan marah-marah hingga memukul pintu,
membanting piring dan gelas hingga pecah sampai memukul bapaknya. pasien
juga mengatakan tidak mau keluar rumah engan alasan ketika melihat orang lain
disekitarnya, pasien merasa dirinya selalu diawasi, diomongin dan dijelek jelekkan
orang lain. Hal tersebut membuat pasien selalu memikirkan hal tersebut dan tidur
pasien terganggu selama 1 bulan terakhir dan. Pasien merasa ada suara yang bergema
dikepalanya tiap kali ingin tidur, sehingga pasien tidak bisa tidur dengan tenang.
pasien mencoba tidur dengan menutup telinganya dengan bantal, karena jika tidak
ditutup maka pikiran pasien akan selalu mendengar pikiran yg menggema dikepala
dan pasien merasa diomongin. pasien mengatakan isi pikirannya disiarkan lewat TV,
sehingga semua orang mengetahui isi pikirannya. ia mengatakan apabila ingin
melakukan suatu hal, semua orang akan tau dan akan menghukumnya
Pasien juga seringkali mendengarkan suara bisikan di telinganya. Bisikan
tersebut selalu ada setiap hari dan setiap pasien memikirkan sesuatu, pasien merasa
apa yang dipikirkan selalu dijawab melalui bisikan yang kemudian menggema di
pikiran pasien. Pasien merasa bersalah kepada orantuanya karena hanya menjadi
beban bagi keluarganya, lalu pasien dibisikkan “kamu itu beban keluarga” “kamu
anak gak berguna” “mengecewakan” dan kata-kata tersebut bergema dan membuat
pikiran pasien berulang-ulang/ seperti mantul hingga membuat pikiran pasien sangat
terganggu dan marah kepada dirinya sendiri. bisikan dan pikiran yang menggema
tersebut muncul sejak tahun 2021 ketika pasien sudah tidak bekerja sama sekali.
Pasien mengatakan mulai merasakan bingung dan linglung sejak 2018 saat
masih bekerja sebagai cleaning service di kalimantan. pasien mengatakan seringkali
mendapatkan tekanan dari atasannya yang selalu menuntut pasien untuk sigap, selain
itu teman-teman di lingkungan kerja pasien juga seringkali memaksa pasien untuk
membayarkan kos temannya, membelikan rokok, jajan, dan memaksa pasien untuk
membersihkan kamr temannya. pasien sangat merasa tertekan dan merasa ditipu
orang-orang di sekitarnya. setelah kejadian itu pasien selalu cemas dan takut bertemu
orang asing. pasien berpikir bahwa jika bertemu orang baru maka orang tersebut akan
berbuat jahat kepadanya. selain itu pasien juga mendapatkan kabar bahwa keluarganya
di jawa sedang terlilit hutang hal tersebut membuat pasien semakin tertekan dengan
keadaannya serta keadaan orangtuanya. Kemudian pada tahun 2020 pasien berhenti
dari pekerjaan dan kemudian diantar keluarganya untuk pulang ke pulau jawa.
Sejak dari kalimantan, pada tahun 2020 pasien tidak mempunyai
pekerjaan,namun kembali bekerja diladang milik tetangga hingga 2021. pasien merasa
dijauhi orang-orang, tidak punya teman, pasien mulai merasa tidak percaya diri,
merasa dirinya tidak berguna karena tidak bisa membantu ekonomi keluarganya,
pasien merasa masa depannya sudah tidak ada lagi harapan, Pasien cenderung di
kamar terus, nangis, dan pernah melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya,
seperti mencoba melakukan percobaan bunuh diri dengan minum obat jiwa dari
mantri 9 tablet. pasien juga mengatakan pernah menggores tangannya dengan silet,
kemudian luka goresan dioleskan pakai alkohol agar perih, hal tersebut diakui pasien
sebagai bentuk penahan amarah agar pasien tidak ngamuk.
Pasien merokok 1 bungkus perhari. pasien mulai merokok sejak bekerja di
kalimantan dan juga kerap konsumsi kopi 4 gelas perhari. pasien pernah konsumsi
alkohol sesekali, terakhir tahun 2019 saat masih di kalimantan dan tidak sampai
mabok. tidak ada riwayat penggunaan NAPZA. Pasien tidak pernah di rawat di
RSJ, tetapi pasien selalu kontrol dan mendapat obat dari mantri puskesmas.
obat jarang diminum karena kadang pasien lupa

2. Alloanamnesis
Pasien diantar ke RSJD karena gaduh gelisah. sejak 3 hari SMRS pasien
membanting barang yang ada di rumah, seperti gelas dan piring, memukul pintu,
membenturkan kepalanya ke tembok, mengatakan kalau semua orang membicarakan
dirinya dan berteriak ingin bunuh diri. 1 hari SMRS pasien semakin gelisah, pasien
marah hingga memukul ayahnya.
Tn. T mengatakan beberapa bulan terakhir pasien menjadi jarang mandi,
mandi 4 hari sekali, makan terganggu, jika tidak ditawari pasien tidak akan makan,
pasien tidur secara terus menerus dan mengurung diri dikamar. selama 1 tahun
terakhir pasien sama sekali tidak keluar kamar, tidak mau berkumpul bersama
tetangga dan orang lain, tidak melakukan aktivitas apapun, sering memukul
kepalanya sambil berteriak ingin bunuh diri, pasien mengatakan jika pasien bertemu
orang maka orang tersebut akan mengamati dan membicarakannya. pasien juga
pernah menyilet tangannya dengan silet beberapa kali. Tn T melaporkan pasien selalu
tidur dengan telinga disumbat menggunakan telapak tangan dan menutup bantal ke
telinganya. pasien menceritakan bahwa apabila ada orang berbicara, maka orang
tersebut selalu mengolok-ngolok pasien, Pasien selalu merasa curiga kepada orang
sekitar.
Sebelum sakit, pasien merupakan pribadi yang pendiam dan pemalu. pasien
memang tidak terlalu suka bertemu dengan orang baru. setiap ada tamu atau tetangga
yang datang kerumah, pasien terkesan malu. pasien jarang berinteraksi dengan
tetangga, pasien memiliki beberapa teman dekat. pasien memang jarang terlibat dalam
kegiatan di lingkungan rumah maupun sekolah. tetapi pasien ini merupakan anak yang
cerdas dan berprestasi, tidak pernah melakukan pelanggaran, sholat tertib, rajin adzan,
Selama sekolah tidak ada hambatan. pasien sempat kuliyah jurusan hukum selama 6
bulan, tetapi berhenti karena keterbatasan biaya, sehingga pasien harus merantau dan
bekerja di kalimantan.
Tn T mengatakan keluhan pertama kali muncul saat pasien masih bekerja
sebagai satpam di Kalimantan. Awalnya, waktu pasien masih bekerja di kalimantan,
pasien mengetahui permasalah yang ada di rumahnya tentang orang tuanya yang
kelilit hutang, hal tersebut membuat pikiran pasien kacau dan linglung, sehingga
pasien berhenti dari tempat kerjanya dan diantar pulang oleh keluarganya ke pulau
jawa. Setelah sampai di pulau jawa, pasien juga baru mengetahui bahwa lahan
miliknya di kalimantan yang dibelinya sendiri sudah dijual semua oleh ibunya tanpa
sepengetahuan pasien. Hal tersebut membuat kondisi pasien semakin parah. setelah itu
sejak 2021 pasien sudah tidak bekerja dan mulai saat itu pasien merasa bahwa dirinya
tidak berguna karena tidak bisa membantu perekonomian keluarganya. Tn T
mengatakan bahwa hubungan pasien dan orang tua tidak harmonis, pasien hanya
tinggal berdua dengan ayahnya, sedangkan ibunya bekerja di surabaya sebagai
pembantu rumah tangga. semenjak pulang dari kalimantan orang tua pasien sudah
tidak mau mengurus pasien, sehingga sekarang pasien tinggal bersama pamannya.
Pasien sebenarnya sudah mau dirawat ke RSJ sejak lama, tetapi keluarga
belum mempunyai biaya dan sekarang baru mengurus BPJS. pasien belum pernah di
rawat di RSJ dan belum pernah konsultasi ke psikiatri, tetapi setelah kejadian
pada tahun 2021, pasien pernah dibawa pamannya berobat ke mantri puskesmas dan
rutin mengambil obat di puskesmas sampai sekarang. Pasien konsumsi clozapine 25
mg, amitriptyline 25 mg dan trihexyphenidyl 2 mg. pasien tidak meminum obat
secara teratur karena tidak ada yang mengawasi. 1 tahun terakhir pasien mendapatkan
obat dari mantri yaitu chlorpromazine 100 mg dan trihexyphenidyl.

III. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Keluhan pertama dirasakan pada tahun 2020 dan pasien mendapatkan obat dari mantri
puskesmas, tetapi obat tidak diminum secara teratur.
2. Riwayat Gangguan Medis
Riwayat hipertensi: : Disangkal
Riwayat hipertiroid : Disangkal
Riwayat asma : Disangkal
Riwayat DM : Disangkal
3. Gangguan Psikosomatik
- Disangkal
4. Riwayat Gangguan Neurologik
Riwayat sakit kepala lama : Tidak ada
Riwayat trauma kepala : Tidak ada
Riwayat kejang : Tidak ada
5. Riwayat Penggunaan Zat
Riwayat merokok : diakui 1 bungkus/hari
Riwayar Kafein : diakui kopi 4 gelas/hari
Riwayat alkohol : Tidak ada
Riwayat NAPZA : Tidak ada

IV. Riwayat Kehidupan Pribadi


- Riwayat Prenatal dan Perinatal
pasien lahir melalui persalinan normal dibantu oleh dukun beranak
desa. Pasien adalah anak yang diinginkan, merupakan anak pertama dari dua
bersaudara.
- Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 th)
pasien diasuh oleh orang tuanya. pasien tumbuh dan berkembang
seperti anak seusianya.
- Riwayat Masa Anak Pertengahan (3-11 th)
pasien tidak TK. masuk sekolah dasar pada usia 6 tahun. pasien pernah
tinggal kelas pada kelas 1, kemudian setelah itu selalu naik kelas dan tidak ada
kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah. pasien selalu mendapatkan
rangking di sekolah. perkembangan pasien tampak sama dengan anak
seumurannya.
- Riwayat Masa Anak Akhir (dari pubertas sampai remaja/12-20)
Pasien mampu bergaul dengan baik, tetapi pasien memang cederung
pemalu jika bertemu dengan orang baru.
- Riwayat Masa Dewasa:
a. Hubungan Sosial
sejak sebelum sakit, pasien merupakan pribadi yang pemalu, pasien
cenderung tidak suka bertemu orang baru. setiap ada tamu yang datang
kerumah, pasien terkesan malu. pasien jarang terlibat langsung dengan
tetangga. pasien memiliki beberapa teman dekat yang biasa main
dengan pasien
b. Riwayat Pendidikan
pasien menyelesaikan sekolah sampai SMA. kemudian setelah lulus
SMA, pasien melanjutkan kuliah jurusan hukum selama 6 bulan.
pasien tidak menyelesaikan kuliahnya karena kekurangan biaya.
c. Riwayat Pekerjaan
● setelah tidak melanjutkan kuliah, pasien memutuskan untuk
merantau dan bekerja sebagai satpam di kalimantan. pasien bekerja
sebagai satpam selama 2 tahun (2019- 2021)
● setelah berhenti bekerja di kalimantan, tahun 2021 pasien kembali
ke jawa dan bekerja membantu ayahnya sebagai buruh tani
● sejak tahun 2022 sampai sekarang pasien sudah tidak bekerja
d. Riwayat Pernikahan
Pasien belum pernah menikah.
e. Riwayat Asmara
pasien mengaku pernah dekat dengan perempuan dan hampir menikah
f. Riwayat Militer
Tidak ada.
g. Riwayat Agama dan Kepercayaan
Islam
h. Riwayat Aktivitas Sosial
sejak sakit, Pasien membatasi aktivitas sosial dengan semua orang,
termasuk keluarga dan tetangganya. 1 tahun terakhir pasien tidak mau
bertemu dengan siapapun, pasien hanya mengurung diri dikamar
i. Riwayat Hukum
Tidak ada
j. Situasi Hidup Sekarang
Pasien tinggal bersama ayahnya, ibu dan adik pasien merantau. setelah
sakit pasien tinggal bersama pamannya karena ayah pasien sudah tidak
mau merawat pasien
k. Persepsi Pasien tentang Dirinya
Pasien mengatakan bahwa dirinya sangat tertekan dan stress, pasien
merasa dirinya tidak berguna.
- Riwayat Keluarga
pasien anak pertama dari 2 bersaudara. Tidak ada keluarga pasien yang
mengalami sakit yang sama seperti pasien.
- Genogram

V. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
● Penampilan: tampak mengenakan pakaian RS bersih, rambut rapi, pasien
tampak terawat dengan kuku pendek dan tidak kotor, terdapat luka lama bekas
silet
● Perilaku dan aktivitas psikomotor: hipoaktif
● Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif, bersahabat, kontak mata dengan
pemeriksa bertahan lama.
B. KESADARAN
Kuantitatif : GCS -> Eye : 4 Verbal : 5 Motoric : 6
Kualitatif : berubah
C. PEMBICARAAN
1. Pembicaraan: dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik, secara
spontan dan lancar, volume baik, intonasi cukup, serta artikulasi jelas.
D. ALAM PERASAAN
- Mood : eutimik// hipotimik
- Afek : Sempit
- Keserasian : serasi
- Empati : dapat diraba rasakan
E. Gangguan Persepsi
- Halusinasi : Halusinasi auditorik (Commenting)
- Ilusi : Tidak ada
- Depersonalisasi : Tidak ada
- Derealisasi : Tidak ada
D. Proses Pikir
- Bentuk pikiran : non realistik
- Isi pikir : Thought of echo, thought broadcasting, waham
curiga, waham kejar.
- Arus pikir : koheren
E. Kesadaran dan Kognisi
1. Orientasi
- Orang : baik
- Tempat : baik
- Situasi : baik
- Waktu : baik
2. Daya Ingat
- Jangka segera : baik
- Jangka pendek : baik
- Jangka panjang : baik
3. Kemampuan abstrak : baik
4. Kemampuan visuospatial: baik
5. Daya konsentrasi dan perhatian
- Konsentrasi : tidak terganggu
- Perhatian : tidak terganggu
6. Pengendalian Impuls : pada saat pemeriksaan pasien dapat
mengendalikan impuls
F. Daya Nilai
- Nilai Sosial : tidak terganggu
- Uji Daya Nilai : tidak terganggu
- Penilaian realita : tidak terganggu
G. Tilikan : derajat 5 (pasien menyadari dirinya sakit dan ingin
sembuh karena ingin bekerja kembali)
H. Taraf kepercayaan : dapat dipercaya

VI. Pemeriksaaan Diagnostik lebih


lanjut Pemeriksaan Fisik
1. Status Internus
TD : 128/82 mmHg
Nadi : 86 kali/menit
RR : 20 kali/menit
T : 36.3ºC
SpO2 : 99%
Sistem Kardiovaskular : dalam batas normal
Sistem Respirasi : dalam batas normal
Sistem Muskuloskeletal : dalam batas normal
Sistem Gastrointestinal : dalam batas normal
Sistem Urogenital : dalam batas normal
2. Status Neurologis
Gejala rangsang selaput otak: kaku kuduk (-)
Gejala tekanan intrakranial : nyeri kepala (-), muntah (-)
Mata : gerakan bola mata dalam batas normal,
nistagmus (-/-), pupil bulat, letak central, isokor 3mm, reflek cahaya (+/+)
Motorik : dalam batas normal
Sensibilitas : dalam batas normal
Susunan saraf vegetatif : dalam batas normal
Fungsi-fungsi luhur : dalam batas normal
Gangguan khusus : tidak ada

VII.IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien dibawa ke RSJD karena gaduh gelisah. Pasien merasa dirinya
selalu diawasi, diomongin dan dibahas orang sekitarnya. Hal tersebut membuat tidur
pasien terganggu. Pasien juga merasa isi pikirannya disiarkan lewat TV. pasien juga
mendengarkan suara bisikan di telinganya. pasien merasa apa yang dipikirkan selalu
dijawab melalui bisikan yang kemudian menggema/ mantul di pikiran pasien. pasien
selalu cemas dan takut bertemu orang asing. pasien berpikir bahwa jika bertemu orang
baru maka orang tersebut akan menggunjing dan berbuat jahat padanya. sejak 2021
pasien merasa dijauhkan orang-orang karena dia tidak memiliki pekerjaan, mulai
merasa tidak percaya diri, merasa dirinya tidak berguna, masa depannya sudah tidak
ada lagi harapan, Pasien cenderung di kamar terus, nangis, dan pernah menyakiti
dirinya dengan silet, mencoba melakukan percobaan bunuh diri dengan minum obat
jiwa dari mantri 9 tablet. Pasien merokok 1 bungkus perhari, konsumsi kopi 4 gelas
perhari. Pasien selalu kontrol dan mendapat obat dari mantri puskesmas sejak
2022. Pasien konsumsi clozapine, amitriptyline, dan trihexyphenidyl. pasien tidak
meminum obat secara teratur karena tidak ada yang mengawasi. 6 bulan terakhir obat
diganti oleh mantri yaitu chlorpromazine mg dan trihexyphenidyl.
Pemeriksaan status mental didapatkan laki-laki, terdapat luka lama bekas
silet, hipoaktif, kooperatif, kesadaran Compos Mentis, berubah, mood
hipotimik, afek sempit, keseresaian serasi, bentuk piki non realistik, isi pikir
Thought of echo, thought broadcasting, waham curiga, waham kejar, arus pikir
koheren, halusinasi auditorik tipe commenting. daya ingat dan kemampuan
kognitif tidak terganggu, pengendalian impuls tidak terganggu, tilikan derajat
5.

VIII. FORMULASI DIAGNOSTIK


Pada pasien ini didapatkan adanya gangguan pada pikiran, perasaan, perilaku
dan psikososial yang secara klinis bermakna, mengganggu fungsi kehidupan sosial
dan fungsi sehari-harinya, dengan demikian dapat disimpulkan pasien menderita
gangguan jiwa.
pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak didapatkan kelainan,
sehingga blok gangguan mental akibat penyakit fisik dapat disingkirkan (F00-F09)
pasien konsumsi rokok 1 bungkus/hari, tidak ada penyalahgunaan alkohol dan
NAPZA. pasien merupakan pasien pengobatan jiwa di puskesmas sejak 1 tahun yang
lalu. diagnosis gangguan mental terkait zat dapat disingkirkan (F10-F19).
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental, pada pasien ini
didapatkan adanya hendaya pada Reality Testing Ability (RTA) dan gejala psikotik
berupa Thought of echo yaitu berupa pikiran bergema seperti berulang-ulang/ mantul
akan kata-kata “ kamu anak gak berguna : mengecewakan mengecewakan mengecewakan”,
thought broadcasting yaitu pasien merasa isi pikirannya disiarkan lewat TV, sehingga
semua orang mengetahui isi pikirannya. ia merasa apabila ingin melakukan suatu hal, maka
semua orang tau dan akan menghukumnya, waham curiga yaitu ketika melihat orang lain
disekitarnya, Pasien merasa dirinya selalu diawasi, diejek diomongin dan dijelekkan orang
lain, waham kejar yaitu pasien berpikir bahwa jika bertemu orang baru maka orang
tersebut akan memanfaatkannya dan berbuat jahat padany dan halusinasi auditorik tipe
commenting yaitu mendengarkan suara bisikan di telinganya, jika pasien memikirkan
sesuatu, pasien merasa apa yang dipikirkan selalu dijawab melalui bisikan yang kemudian
menggema di pikiran pasien. pada pasien ini memenuhi kriteria skizofrenia yaitu: Thought
of echo, Thought of broadcasting, waham curiga, waham kejar, dan halusinasi auditorik tipe
commanting. yang menonjol dari pasien ini adalah halusinasi dan waham. pasien ini
diajukan diagnosis F20.0 Skizofrenia Paranoid.
pada anamnesis dan pemeriksaan status mental, pada pasien ini didapatkan
adanya gangguan suasana perasaan (mood), pasien selama dirumah tidak keluar selama
berhari-hari, tidak melakukan kegiatan apapun, mandi 4 hari sekali, tidak mempunyai napsu
makan, merasa dijauhi orang-orang sekitar, tidak percaya diri, merasa dirinya tidak berguna,
pasien merasa masa depannya sudah tidak ada lagi harapan, menyakiti dirinya dengan
menggores tangannya dengan silet, membenturkan kepalanya ke dinding, mencoba
melakukan percobaan bunuh diri dengan minum obat jiwa dari mantri 9 tablet dan. pada
pasien ini didapatkan adanya sindrom depresi yaitu gejala mayor anergia, anhedonia
ditambah dengan gejala tambahan seperti harga diri dan kepercayaan diri berkurang, merasa
tidak berguna, masa depan suram, tidur terganggu, napsu makan berkurang dan melakukan
tindakan yang membahayakan diri. pasien ini juga dapat didiagnosis F32.3 gangguan
afektif episode depresif berat dengan gejala psikotik.
pada pasien ini, gejala afektif yang dialami pasien didapatkan menonjol bersamaan
dengan gejala khas skizofrenia paranoid. untuk axis 1 pada pasien ini diajukan diagnosis
Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif (F25.1)
sebelum sakit, pasien merupakan pribadi yang pendiam dan pemalu. pasien memang
tidak terlalu suka bertemu dengan orang baru. setiap ada tamu atau tetangga yang datang
kerumah, pasien terkesan malu. pasien jarang berinteraksi dengan tetangga, pasien memiliki
beberapa teman dekat. pasien memang jarang terlibat dalam kegiatan di lingkungan rumah
maupun sekolah. tetapi pasien ini merupakan anak yang cerdas dan berprestasi, tidak pernah
melakukan pelanggaran, sholat tertib, rajin adzan, Selama sekolah tidak ada hambatan.
pasien sempat kuliah jurusan hukum selama 6 bulan, tetapi berhenti karena keterbatasan
biaya, sehingga pasien harus merantau dan bekerja di kalimantan. hal ini menunjukkan
kepekaan pasien terhadap penolakan dan adanya kecurigaan yang dialami pasien terus
menerus. untuk axis II pada pasien ini diajukan Ciri Kepribadian Paranoid.
pada pemeriksaan status internus, pemeriksaan neurologis dan hasil
laboratorium tidak ditemukan kelainan. maka disimpulkan aksis III Tidak Ada
Diagnosis.

IX. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


A. Axis I : Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif (F25.1)
B. Axis II : ciri kepribadian paranoid
C. Axis III : tidak ditemukan adanya kondisi medis umum
D. Axis IV : masalah dengan psikosoisal, kepatuhan minum obat
E. Axis V : GAF score 40 - 31

X. DIAGNOSIS BANDING

● F20.0 Skizofrenia Paranoid

● F32.3 Gangguan Afektif Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik.

XI. RENCANA TERAPI


A. Psikofarmaka
- Haloperidol tab 2-5 mg/ kali
B. Psikoedukasi
1. Pasien
● Motivasi pasien untuk minum obat teratur
● Membantu memberikan motivasi kepada pasien untuk melakukan
aktivitas harian dan bersosialisasi
2. Keluarga
● Menjelaskan pada keluarga mengenai gangguan yang dialami
pasien
● Menyarankan keluarga memberi suasana yang kondusif
untuk kesembuhan pasien
XII.PROGNOSIS
- Quo ad Vitam : bonam
- Quo ad Sanam : dubia ad malam
- Quo ad Fungsionam : dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai