Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS PSIKOTIK SKIZOFRENIA YTT

Nama Jenis Kelamin Agama Status Perkawinan Suku Pendidikan Alamat/No.Telepon No. Status Masuk RS Tanggal

: Tn. M : Laki-laki : Kristen : Menikah : Toraja : SMA : Patongloan/ Tana Toraja :: 16 November 2012

LAPORAN PSIKIATRIK Diperoleh dari autoanamnesis dan alloanamnesis dari : Tn. M, 28 tahun, pekerjaan TNI, alamat Komp. TNI AU Mandai, ponakan pasien.

1. RIWAYAT PENYAKIT A. Keluhan Utama : Gelisah

B. Riwayat Gangguan sekarang Seorang laki-laki berumur 45 tahun dibawa ke RSKD oleh keluarganya dengan keluhan gelisah. Pasien gelisah memberat 3 hari yang lalu. Pasien sering berjalan mondar-mandir, tidak bisa tidur saat malam hari, mengeluh lemah sebelah badan. Dua hari yang lalu pasien dibawa ke poliklinik RSKD tapi pasien menolak dirawat inap jadi pasien berobat jalan dan diberi obat THP 2 mg, Amitriptiline, HLP 1,5 mg dan ada 1 macam obat yang kecil warna putih. Pasien bicara sendiri sejak 5 hari yang lalu, mendengar suara

laki-laki dan bicara tidak nyambung. Awalnya pasien masuk di RSKD tahun 2004 karena mengamuk dan dirawat selama 3 bulan selama dirawat pasien minum obat teratur setelah itu pasien tidak minum obat lagi karena merasa bisa hidup seperti orang normal dan dikeluarkan dari RSKD. Menurut pasien sudah bertahun-tahun pasien selalu merasa lemas, nafsu makan menurun. Jika lemas muncul, pasien merasa seakan-akan mau mati. Meskipun bekerja sedikit pasien merasa gampang capek. Menurut istrinya pasien sering bermain judi ayam dan selalu kalah sehingga sering memikirkan masalah ekonomi keluarganya. Hendaya/disfungsi : Hendaya sosial Hendaya pekerjaan : (+) kurang interaksi dengan keluarga

dan tidak ada interaksi di lingkungan sosial : (+) pasien tidak bekerja Hendaya penggunaan waktu senggang : (+) pasien gelisah dan hanya mondar-mandir di dalam rumah Faktor stresor psikososial Memikirkan masalah ekonomi keluarga Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya : Tidak ada riwayat penyakit fisik yang ditemukan

C. Riwayat gangguan sebelumnya Pasien pernah kecelakaan motor saat kelas 2 SMA dan dirawat di rumah sakit selama 2 hari, pasien tidak pingsan, pasien merasa sakit kepala seperti mau pecah, tidak ada mual dan muntah, hanya luka lecet di kaki dan tangannya. Trauma (-) Kejang (-) Infeksi (-) Napza { Merokok (+) 1 bungkus/hari, alkohol dan narkotik (-)}

D. Riwayat kehidupan peribadi Pasien lahir normal dibantu oleh dukun dikampungnya Pertumbuhan dan perkembangan saat kecil belum cukup data karena informasi berasal dari istri pasien Pendidikan SDN 61 Bituang Pendidikan SMP Bituang Pendidikan tertinggi tamatan SMA Makale Tana Toraja

E. Riwayat kehidupan keluarga Pasien anak pertama dari dua bersaudara ( , ) Hubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitar baik Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga Pasien memiliki 1 orang istri dan 5 orang anak

F. Situasi sekarang Saat ini pasien tinggal dirumah sendiri bersama istri dan 3 orang anak. Hubungan dengan istri baik. Saat ini pasien tidak bekerja

G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya Pasien merasa sudah tidak berguna lagi

Autoanamnesis Pasien dilakukan autoanamnesis di Bangsal Palm pada tanggal 17 November 2012, jam 15.00 DM : Selamat sore pak, perkenalkan saya Sry dokter muda disini, bagaimana kabarta pak? M DM M DM M : (hanya senyum dan tampak gelisah) : Siapa nama ta pak? : Marten (sambil meremas-remas tangannya) : Pak M. tahu berapa umur ta sekarang? : 45 tahun

DM M DM M

: Dimanaki tinggal? : Patongloang di Tana Toraja : Bapak tinggal sama siapa disana? : Sama anak 3 orang. Heni, Salatu, Papang (tidak jelas menyebut nama anaknya)

DM M

: Tidak tinggal sama istri? : (tertawa dan ngomong tidak jelas, sambil menunjuk kearah luar) itue sana anak dan istriku disebelah..

DM M DM M DM M DM M DM M DM M DM M DM M DM M

: Berapaki bersaudara Pak M ? : 25 : Anak keberapaki ? : (berpikir dan berbicara tidak jelas lalu menyebutkan angka) 3 : Bapak M tahu berada dimanaki sekarang? : Di rumah sakit tapi saya tidak tahu rumah sakit apa ini : Berapa lamaki disini? : Satu minggu : Bapak tahu alasan ta dibawa kesini? : (menjawab tidak nyambung) tanam pisang, lombok, ubi jalar.......... : Pak M kenapa bisa dibawa kerumah sakit ini? : Sering gelisah : Kenapaki sering gelisah pak? : Tidak tahu (sambil memainkan kedua jarinya dan bicara sendiri) : Kalau malam bisa tidur? : Tidak, susahka tidur : Kenapaki susah tidur ? Ada dipikir? : Karena sakit jiwa, banyak ku pikir (lalu senyum-senyum dan mulai seperti bicara dengan seseorang)

DM M DM M

: Sama siapaki bicara pak?? : Tidak ada : Itu tadi saya liatki bicara? : Tidak ada

DM M

: Tadi bapak bilang banyak dipikir, apa kita pikir? : Angkat kayu, angkat batu, angkat lombok, angkat.....(tidak nyambung dan berbicara tidak jelas)

DM M DM M DM M DM M DM M DM M DM M DM M DM M DM M DM M

: Apa lagi yang buat Pak M susah tidur? : (berbicara sendiri, melihat kiri-kanan dan tampak gelisah) : Bapak biasa dengar ada suara-suara yang berbisik ditelingata? : Ada : Suara cewek atau cowok kita dengar? : Kadang-kadang cowok kadang-kadang cewek : Ingat apa yang dia bilang Pak? : Tentang masalah kehidupan : Seperti apa misalnya? : Tidak tahu (sambil senyum-senyum) : Kalau sekarang kita masih dengar itu suara? : iya (pasien gelisah dan hendak pergi keluar) : Apa na bilang? : Hai cowok : Tidak pernahji kita dengar suara-suara yang mengancam bapak? : Tidak tau : Bapak biasa lihat kayak ada bayangan-bayangan yang ikutiki? : (pasien tampak melihat ke dinding atas, tertawa, dan bicara tidak jelas) : Apa kita lihat pak? : Orang memanjat di atas (sambil menunjuk-nunjuk sudut ruangan) : Cewek atau cowok? Apa na bikin itu orang? : Cewek, memanjat ambil barang....pkhakha%kaha (mulai bicara ngawur dalam bahasa toraja, sambil mengangkat tangannya seperti ingin menggapai sesuatu)

DM M DM M

: Siapa namanya istri ta Pak M? : P.A.S : Berapa anak ta? : 5 orang

DM M DM M DM M DM M DM M DM M DM M DM M DM M DM M

: Apa pekerjaan ta pak? : Petani : bapak masih ingat dimana dulu SD ta? : SD 61 Bituang : kalau SMP? : SMP Bituang : Kalau SMA dimana pak? : Tidak ingat : Ingat berapa kali ki masuk rumah sakit? : dua kali, awalnya di Kasimpo : Kenapa bisa? : Mengamuk dan lari : Kenapaki bisa mengamuk dan lari? : Tidak tahu, mending saya lari karena tidak ada manfaat dirumah : Kenapa tidak ada manfaat dirumah? : Takut : Takut kenapa? : Ada yang mau tembakka pake tembak burung : Siapa mau tembakki? : (melakukan gerakan seperti menembak burung).. tidak tahu..dor..dor..dor (lalu tertawa)

DM M DM M DM M DM M

: Ada obat yang dikasihki? : Ada, : Warna apa obatnya? : Merah 1, putih 2, yang putih 1..eh hanya setengah biji : Siapa yang kasihki? : Suster..eh...Dokter (menunjuk kearah luar dan pasien semakin gelisah) : Kenapaki berhenti minum obat ? : Saat sakit baru mau minum (pasien melihat dan merogoh isi kantong celana sambil mengambil uang {pasien kayak memegang uang dan gemetaran}dan memberikan kepada petugas jaga)

DM M DM M DM M DM M DM M DM M DM M

: Bapak bikin apa tadi pagi? : (Hanya diam, menoleh ke kanan dan tertawa, lalu bilang..) makan : Banyakji dimakan? : sedikit : Bapak tahu artinya, besar pasak dari pada tiang? : iya, pengeluaran lebih banyak daripada pendapatan : Kalau 100-7 berapa pak? : berapa....seribu tujuh, eh bukan 99 : Bapak tahu 4 presiden terakhir? : Soeharto, Soekarno, SYL,.... (sambil tertawa dan mulai lagi gelisah) : Kalau satu tahun berapa minggu? : 1 minggu 7 hari : Terima kasih pak, nanti saya tanya-tanya lagi : Iya (pasien langsung melangkah pergi dan tampak mondar-mandir didalam ruangannya)

STATUS MENTAL A. Deskripsi Umum 1. Penampilan : tampak seorang laki-laki memakai baju kaos biru dan celana

panjang hitam, perawatan diri kurang terawat, wajah kesan tua dari umur 2. Kesadaran : berubah : saat wawancara pasien tampak gelisah

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

4. Pembicaraan : spontan, intonasi kecil, cepat dan lancar 5. Sikap terhadap pemeriksaan : kurang kooperatif

B. Keadaan afektif ( mood ), perasaan, empati dan perhatian 1. Mood : sulit dinilai 2. Afek : tumpul

3. Empati : tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi intelektual ( kognitif ) : 1. Taraf pendidikan, pengetahuhan umum dan kecerdasan : sesuai dengan taraf pendidikan 2. Daya konsentrasi dan perhatian diluar objek pembicaraan 3. Orientasi ( waktu, tempat, dan orang ) : Cukup 4. Daya ingat a. b. c. Jangka panjang Jangka sedang Jangka segera : Cukup : Cukup : Cukup : Cukup : Tidak ada : Cukup : kurang, kadang mengomentari hal

5. Pikiran abstrak 6. Bakat kreatif

7. Kemampuan menolong diri sendiri

D. Ganguan persepsi 1. Halusinasi : auditorik, mendengar orang-orang bicara tentang kehidupan. visual, melihat seorang wanita yang memanjat dinding 2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada 4. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses berfikir 1. Arus pikiran a. Produktivitas b. Kontiniuitas c. Hendaya berbahasa 2. Isi pikiran : a. Preokupasi b. Ganguan isi pikiran : Tidak ada : Tidak ada : Cukup : kadang irelevan : Tidak ada

F. Pengendalian impuls

: Terganggu

G. Daya nilai 1. Normo sosial 2. Uji daya nilai 3. Penilaian realitas : Terganggu : Terganggu : Terganggu

H. Tilikan ( insight )

: Derajat 4

I.

Taraf dapat dipercaya

: Dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT Pemeriksaan fisik Keadaan pasien tampak gelisah, tingkat kesadaran composmentis, status internus: TD= 110/80 mmHg, Nadi=86 x/menit, Pernapasan= 24 x/menit, Suhu= 36,5 0C, ; status anemis (-), ekstremitas atas bawah tidak ada kelainan Status Neurologis GCS : E4M6V5, Status anemis (-), ekstremitas atas dan ekstremitas bawah tidak ada kelainan. Refleks patologis (-) dan Kaku kuduk (-)

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA: Seorang laki-laki berumur 45 tahun dibawa ke RSKD oleh keluarganya dengan keluhan gelisah. Pasien gelisah memberat 3 hari yang lalu. Pasien sering berjalan mondar-mandir, tidak bisa tidur saat malam hari, mengeluh lemah sebelah badan. Dua hari yang lalu pasien dibawa ke poliklinik RSKD tapi pasien menolak dirawat inap jadi pasien berobat jalan. Pasien bicara sendiri sejak 5 hari yang lalu, mendengar suara laki-laki dan bicara tidak nyambung. Awalnya pasien masuk di RSKD tahun 2004 karena mengamuk dan dirawat selama 3 bulan. Menurut pasien sudah bertahun-tahun pasien selalu merasa lemas, nafsu makan menurun. Jika lemas muncul, pasien merasa seakan-akan mau mati. Meskipun bekerja sedikit pasien merasa gampang capek. Menurut istrinya pasien sering bermain judi ayam dan selalu kalah sehingga sering memikirkan masalah ekonomi keluarganya.

Pada pemeriksaan status mental tampak seorang laki-laki berambut hitam lurus, mengenakan baju kaos biru, dan celana panjang hitam, perawatan diri cukup, wajah kesan tua dari umur. Kesadaran berubah, perilaku dan psikomotor gelisah, pembicaraan spontan, intonasi biasa, cepat dan lancar, afek tumpul dan konsentrasi kurang kadang menjawab hal diluar pertanyaan, daya ingat cukup. Gangguan persepsi, halusinasi auditorik berupa orang-orang yang berbicara tentang kehidupan dan tidak jelas apa yang didengarnya dan halusinasi visual, melihat wanita yang memanjat di dinding. Daya nilai terganggu. Tilikan derajat 4, sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui dalam dirinya. V. EVALUASI MULTIAKSIAL : (Sesuai PPDGJ-III) Aksis I Ditemukan gejala klinis yang bermakna yaitu pasien gelisah, susah tidur, berjalan mondar-mandir, dan berbicara sendiri. Hal ini menimbulkan penderitaan dan hendaya bagi pasien dan orang lain (hendaya sosial, hendaya pekerjaan, hendaya penggunaan waktu senggang) sehingga dikategorikan sebagai gangguan jiwa. Dari pemeriksaan status mental ditemukan hendaya berat dalam menilai realita yaitu halusinasi auditorik dan halusinasi visual. Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan organobiologik sehingga kemungkinan gangguan mental organik dapat disingkirkan dan pasien dikategorikan sebagai gangguan jiwa psikotik non organik Dari alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental didapatkan adanya psikomotor yang gelisah, afek tumpul, halusinasi auditorik dan visual. Berdasarkan PPDGJ-III maka gejala-gejala yang ditunjukkan diatas oleh pasien masuk dalam kategori Skizofrenia (F20) Pada pasien ini tidak memenuhi kriteria skizofrenia hebefrenik, paranoid, katatonik, simpleks, depresi pasca skizofrenia, dan skizofrenia tak terinci, sehingga digolongkan ke dalam Skizofrenia YTT (F20.9) Didiagnosis banding dengan Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik (F31.5)

10

Aksis II Pasien merupakan orang yang mudah bergaul dengan keluarga dan tetangga, memiliki banyak teman tetapi agak tertutup mengenai masalah pribadi. Maka ciri kepribadian pasien digolongkan ke dalam ciri kepribadian tidak khas. Aksis III Tidak ada diagnosis Aksis IV Stressor psikososial pasien sering bermain judi ayam dan selalu kalah sehingga memikirkan masalah ekonomi Aksis V GAF scale pasien saat ini adalah 60-51 dengan gejala berat (serious), disabilitas berat. VI. DAFTAR PROBLEM : Organobiologis : ada gangguan keseimbangan neurotransmitter di otak, sehingga memerlukan terapi farmakoterapi Psikologik Sosiologi : Ditemukan adanya gejala berat serta hendaya berat dalam fungsi

psikis, sehingga diperlukan terapi psikologi : Adanya gangguan dalam bidang sosial, pekerjaan, dan waktu

senggang sehingga memerlukan sosioterapi. VII. PROGNOSIS Prognosis pada pasien ini adalah dubia Faktor pendukung : Tidak ada riwayat gangguan seperti ini dalam keluarga Keluarga mendukung kesembuhan pasien Sosial ekonomi cukup Stressor jelas Faktor penghambat : Pasien tidak teratur minum obat Usia pasien
11

VIII. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA : Berdasarkan dari PPDGJ-III untuk mendiagnosis skizofrenia (F20), jika memenuhi kriteria berikut: Harus ada sedikitnya 1 gejala berikut ini yang amat jelas : a) Thought Thought echo Thought insertion or withdrawal Thought broadcasting b) Delusion Delusion of control Delusion of influence Delusion of passivity Delusion of perception c) Halusinasi auditorik Suara halusinasi yang berkomentar terus-menerus terhadap perilaku pasien, atau Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri, atau Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh d) Waham Waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan suatu yang mustahil. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: e) Halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja, f) Arus pikiran yang terputus, mengalami sisipan yang berakibat irrelevan atau inkoheren atau neologisme g) Perilaku katatonik (gangguan tingkah laku seperti gaduh-gelisah, negativism, mutisme, stupor, mempertahankan posisi tubuh tertentu) h) Gejala-gejala negatif, atau gangguan efek seperti apatis, bicara yang sangat jarang, respon emosional yang tumpul dan tidak wajar

12

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodormal) Harus ada sesuatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior)

bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial. Pada pasien ini didapatkan 1 gejala yang amat jelas yaitu terdapat halusinasi auditorik dimana pasien selalu mendengar orang-orang membicarakan masalah kehidupan dan hanya pasien yang tahu apa yang dibicarakan dari suara yang didengarnya, berbicara sendiri dan seperti orang yang sedang berdiskusi. Selain itu saat autoanamnesis didapatkan halusinasi aditorik dan visual, arus pikiran yang terputus berupa pembicaraan yang irrelevan dan inkoheren, pasien tampak gaduhgelisah (sering mondar-mandir), dan afek tumpul. Terdapat perubahan yang konsisten dari pasien yaitu menarik diri dari kehidupan sosial, menyendiri, selalu mengeluh sakit kepala dan badan lemas, cepat lelah meski hanya bekerja sedikit, tidur terganggu. Berdasarkan PPDGJ-III gejala yang dialami pasien bisa didiagnosis banding dengan diagnosis gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala Psikotik (F31.5), yaitu : Episode berulang yaitu (sekurang-kurangnya dua) yang menunjukkan suasana perasaan (mood) pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu dan gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan (mood) serta peningkatan enersi dan aktivitas (mania atau hipomania) dan pada waktu lain berupa penurunan suasana perasaan (mood) serta penurunan enersi dan aktivitas (depresi) Yang khas ialah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar periode dan insidensi pada kedua jenis kelamin kurang lebih sama dibanding dengan gangguan suasana perasaan (mood) lainnya. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik (F32.3)
13

Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif, atau campuran) dimasa lampau Didiagnosis banding dengan Gangguuan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik karena dimasa lalu didapatkan gejala mania dan depresi dimana sebelumnya pasien adalah orang yang sangat suka bergaul dengan tetangga, hiperaktif dalam bekerja, orang yang banyak sekali bicaranya dan tidak mau dikalah dalam mengeluarkan pendapatnya sampai pasien disuruh oleh kakak sepupunya menjadi tim sukses untuk kemenangannya duduk menjadi anggota dewan. 1 bulan setelahnya perilaku pasien berubah menjadi pendiam, menarik diri dari pergaulan, suka menyendiri dirumah, sulit tidur, merasa lemah seluruh badan meski hanya bekerja sedikit, dan sering berbicara sendiri mengenai janji yang tidak ditepati oleh kakak sepupunya. Lalu keluarganya membawa pasien masuk ke RSKD tahun 2004 karena mengamuk. Pasien dirawat selama 3 bulan dan di bawa pulang oleh istrinya, melihat keadaan pasien sudah normal, obatnya dihentikan. Menurut istrinya pasien sudah sembuh sempurna mulai dari Juli 2004 sampai Oktober 2012. Farmakoterapi yang diberikan pada pasien ini berupa antipsikosis tipikal, dimana obat ini bekerja dengan cara memblokade reseptor dopamine pasca sinaptic neuron diotak khususnya sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal. Penggunaan obat ini didasarkan atas hipotesis bahwa sindrom psikosis berkaitan dengan aktivitas neurotransmitter dopamin yang meningkat (hiperaktivitas dopaminergik sentral) Untuk terapi awal pemberian obat Haloperidol merupakan antipsikotik tipikal yang poten untuk mengatasi gejala positif pada pasien. Dosis maksimum Haloperidol antara 5-15 mg/hari. Pemberian haloperidol dimulai dengan dosis awal yaitu 1,5mg 3 kali sehari, jika dalam pemantauan dua sampai tiga hari terapi dianggap kurang dapat memperbaiki keadaan pasien maka dosis dapat dinaikkan secara bertahap hingga mencapai dosis efektif. Pemberian haloperidol harus diawasi dengan baik karena salah satu efek samping pemberian obat antipsikotik khususnya golongan tipikal seperti haloperidol adalah menimbulkan gejala-gejala ekstrapiramidal. Jika pada pasien

14

terdapat gejala tersebut maka pemberian obat Trihexyphenidyl dianjurkan untuk memperbaiki gejala-gejala ekstrapiramidal pasien. IX. RENCANA TERAPI : A. Farmakologi Haloperidol 1,5 mg 3x1 B. Psikoterapi Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan pasien Konseling : memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya, agar pasien memahami kondisi dirinya, dan memahami cara menghadapinya, serta memotivasi agar pasien dapat teratur meminum obatnya. Sosioterapi : menjelaskan kepada keluarga dan orang-orang disekitar pasien agar menciptakan suasana kondusif untuk mempercepat pemulihan serta melakukan kunjungan berkala untuk melihat perkembangan pasien.

X. FOLLOW UP : Dengan memantau keadaan umum pasien dan menilai perkembangan penyakit seperti menilai efektivitas pengobatan yang diberikan kepada pasien serta kemungkinan efek samping yang bisa ditimbulkan dari terapi farmakologi yang diberikan.

15

Riwayat Perjalanan Penyakit No 1 Tahun Maret 2004 Keterangan Awalnya 1 bulan yang lalu pasien mulai bicara sendiri dan selalu mengatakan janjinya tidak dipenuhi. Sebelumnya pasien adalah seoarang tim sukses untuk kakak sepupunya yang ingin jadi anggota DPR, setelah naik dia tidak memenuhi janjinya kepada pasien 2 April 2004 Pasien mengamuk dan dibawah ke RSKD oleh istrinya. Dirawat inap selama 3 bulan dan kondisi pasien membaik. 3 Juli 2004 Keluar dari RSKD, pasien berhenti minum obat karena menurut keluarganya kondisi pasien sudah normal. 4 Juli 2004 - Menurut keluarga, pasien sudah normal, melakukan pekerjaan seperti biasa, mudah bergaul dengan keluarga dan tetangga. Hanya sering mengeluh sakit kepala dan lemah badan saat bekerja sedikit saja. Pasien selalu bermain judi dan kalah sehingga sering mengeluh dan memikirkan masalah keuangan. Tidak mau berhenti bermain judi, hal ini sudah dilakukannya sejak tamat SMA sampai sekarang. 5 14 November Pasien dibawah oleh istrinya masuk RSKD karena gelisah 2012 dan suka bicara sendiri. Keluhan ini muncul 1 minggu yll, awalnya pasien mengeluh sakit sekali kepalanya, ditanya sama istri kenapa bisa, pasien mengatakan kalau dia memikirkan masalah keuangan keluarga. Menurut istrinya pasien gelisah, suka mondar-mandir dirumah, sering terlihat berbicara sendiri, dan mendengar suara laki-laki yang berbicara masalah kehidupan. Pasien tidak mau rawat inap,

Oktober 2012

16

jadi di berikan obat THP 2 mg, Amitriptiline, HLP 1,5 mg dan ada 1 macam obat yang kecil warna putih. 6 16 November Pasien dibawah kembali oleh istrinya karena keluhan pasien 2012 makin memberat. Pasien tambah gelisah, meremas-remas tangannya, berbicara sendiri, masih mendengar suara lakilaki tapi tidak jelas apa yang dikatakan oleh suara yang didengarnya, tidak mau duduk diam hanya berjalan mondarmandir disekitar ruangan.

17

Anda mungkin juga menyukai