I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. M. M
Umur
: 53 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Tempat/tanggal lahir
Status perkawinan
: Belum kawin
Pendidikan terakhir
Pekerjaan
: Tidak ada
Suku bangsa
: Minahasa / Indonesia
Agama
: Kristen Protestan
Alamat sekarang
Tanggal MRS
: 10 Juni 2013
Cara MRS
Tanggal pemeriksaan
: 05 September 2013
Tempat pemeriksaan
Keluhan utama :
Terkadang marah-marah, susah tidur, terkadang mendengar suara-suara, sering
mengurung diri di kamar dan jarang mandi.
B.
3.
III.
2.
3.
4.
Riwayat pendidikan.
Pasien bersekolah sampai bangku SMA dan telah tamat dari Seklolah Teknik
Mesin, disekolah pasien termasuk anak yang suka bergaul.
b.
Riwayat pekerjaan.
Pasien tidak berkerja.
c. Riwayat psikoseksual.
Kelainan seks tidak jelas.
d.
Riwayat perkawinan.
Pasien belum menikah. Pasien tidak memiliki anak.
e.
Kehidupan beragama.
Pasien seorang yang beragama Kristen Protestan dan rajin mengikuti ibadah.
f.
Aktifitas sosial.
Pasien mengaku hubungan dengan keluarganya sekarang kurang baik.
g.
h.
i.
Riwayat keluarga.
Pasien adalah anak ke 4 dari 4 bersaudara, pasien termasuk golongan keluarga
dengan ekonomi menengah..
SILSILAH KELUARGA/GENOGRAM
KETERANGAN :
= laki-laki
= perempuan
= pasien
IV.
: kosong
: mendatar
: serasi
C. Karakteristik bicara
Selama wawancara pasien menyimak pertanyaan dan menjawab
pertanyaan dengan jawaban yang cukup tepat. Artikulasi jelas, irama suara datar,
dan intonasi jelas. Pasien menoleh saat dipanggil namanya.
D. Gangguan persepsi
Ada gangguan persepsi halusinasi auditorik, dimana pasien mengaku
mendengar seseorang menyuruhnya untuk mematikan sekring rumah-rumah.
E. Pikiran
Bentuk/ Isi
Isi pikir
: Asosiasi longgar
: Waham dikendalikan tidak ada
saat
wawancara
pasien
mampu
Daya ingat :
Jangka panjang
: baik
Jangka pendek
: baik
Segera
: baik
G. Daya nilai
Daya nilai sosial : cukup
Uji daya nilai
: baik
: Tampak sehat
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda vital
S : 36,1C
Kepala
Thoraks
Abdomen
Ekstremitas
B. Pemeriksaan neurologis
GCS
: E4M6V5
TRM
: Tidak ada
Mata
+/+
Pemeriksaan Nervus Kranialis
a. Nervus Olfaktorius (N.I)
Tidak dilakukan evaluasi
b. Nervus Optikus (N.II)
Tidak dilakukan evaluasi
c. Nervus Okulomotoris (N.III), Nervus Troklearis (N.IV), dan Nervus Abducens
(N.VI)
Selama wawancara berlangsung dapat diamati bahwa pasien memiliki gerakan
bola mata yang wajar (pasien mampu melirikkan bola matanya ke kiri dan ke
kanan). Selain itu, bola mata pasien dapat mengikuti penlight kiri-kanan dan
atas-bawah
d. Nervus Trigeminus (N.V)
Selama wawancara berlangsung terlihat pasien dapat tersenyum, dan wajah
simetris.
e. Nervus Facialis (N.VII)
Selama wawancara berlangsung terlihat bahwa pasien dapat tersenyum dan
wajah simetris
f. Nervus Vestibulokoklearis (N.VIII)
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
VIII. PROBLEM
A. Organobiologi :
Tidak ada faktor genetik
B. Psikologi :
Halusinasi auditorik ada
C. Lingkungan dan sosial ekonomi :
Stressor pasien dulunya seringkali bertengkar dengan orang seisi rumah, dan pasien
juga ditinggalkan pacarnya. Pasien akhirnya marah-marah dan kurang bergaul
dengan orang-orang di lingkungan sekitar..
IX.
PERENCANAAN TERAPI
A. Psikofarmako
Haloperidol 5 mg 3x1 tablet / hari
THP (Trihexyphenydil) 2 mg 3x1 tablet / hari
Chlorpromazine (CPZ) 100 mg 0-0-1 tablet/ hari
B. Psikoterapi dan intervensi psikososial
kondisi pasien untuk minum obat dan kontrol secara teratur serta mengenali
gejala-gejala kekambuhan.
X. PROGNOSIS
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanationam
: bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad malam
XI. ANJURAN
Dianjurkan kepada keluarga pasien agar mengawasi pasien sehingga pasien
mengonsumsi obatnya secara teratur. Usahakan pasien berada dalam pengawasan
keluarga, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Memberikan pengertian
kepada keluarga akan pentingnya peran keluarga pada perjalanan penyakit.
XII.DISKUSI
Diagnosis pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis. Dari anamnesis ditemukan
gejala-gejala yang berkaitan dengan Skizofrenia residual. Gejalanya didahului dengan
gejala positif, dan dalam waktu minimal 1 tahun telah timbul gejala negatif. Dalam kasus
ini dapat dilihat bahwa, awalnya saat keluhan muncul sering marah-marah, sering
mengamuk, susah tidur, memukul orang, melempar batu, bicara-bicara sendiri, pasien
mengatakan sering mendengar bisikan - bisikan, dan pasien merasa dikendalikan oleh
suatu perintah, gejala ini merupakan gejala positif dari pasien skizofrenia. Kemudian
pasien menjadi pasif dalam beberapa hal, baik dalam berbicara ataupun dalam tingkah
laku (suka mengrung diri, tidak suka bergaul, jarang mandi). Pasien juga mempunyai
riwayat episode psikotik yang jelas dimasa lampau yang memenuhi kriteria untuk
diagnosis skizofrenia, yaitu pasien sudah pernah sakit seperti ini pada sejak tahun 1997,
dan sudah dinyatakan bisa rawat jalan. Pasien saat ini mempunyai riwayat putus obat 5
bulan yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit.
Berdasarkan PPDGJ III, pedoman diagnostik skizofrenia residual harus memenuhi
persyaratan yaitu mempunyai gejala negatif dari skizofrenia yang menonjol, sedikitnya
ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi kriteria
9
untuk diagnosis skizofrenia, sedikitnya sudah melampaui kurun waktu 1 tahun dimana
intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat
berkurang dan timbul sindrom negatif dari skizofrenia, tidak terdapat demensia atau
penyakit/gangguan otak organik lain, depresi kronik atau institusionalisasi yang dapat
menjelaskan disabilitas negatif tersebut.
Pada pasien diberikan Haloperidol 5 mg 3x1 tablet /hari, Trihexiphenidyl 3x1 tablet
/hari dan Chlorpomazine 100mg
Chlorpomazine berperan sebagai obat anti psikosis untuk mengatasi gejala positif dan
negatif. Chlorpomazine juga mempunyai efek sedasi. Sedangkan
trihexiphenidyl
12