MENIMBANG :
a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pelayanan Radiologi di Rumah Sakit agar sesuai dengan
arah pembinaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, perlu didukung dengan
organisasi yang efektif dan efisien;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut di atas perlu adanya Pedoman Pengorganisasian
Radiologi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan tata kelola Instasi Radiologi di Rumah Sakit ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang Pedoman Pengorganisasian Radiologi di Instalasi Radiologi Rumah sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Skit Di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Pedoman Pengorganisasian Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Radiologi Rumah Sakit
dilaksanakan oleh Manajer penunjang medik Rumah Sakit
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan akan dilakukan evaluasi setiap
tahunnya.
KEEMPAT : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perbaikan maka akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya
Ditetapkan di :
Tanggal :
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT
Direktur Utama
TEMBUSAN Yth :
1. Kepala Instalasi Radiologi
2. Manajer Penunjang Medis
3. Penjab Pelayanan Radiologi
4. Arsip
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan Radiologi sebagai bagian yang terintegrasi dari pelayanan kesehatan secara
menyeluruh merupakan bagian dari amanat Undang-undang dasar 1945 dimana
kesehatan adalah hak fundamental setiap rakyat dan amanat undang-undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan. Bertolak dari hal tersebut serta makin meningkatnya
Dengan adanya peraturan pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang keselamatan radiasi
pengion dan kemanan sumber radioaktif yang bertujuan menjamin keselamatan pekerja
dan anggota masyarakat. Kemudian pada Peraturan Menteri Kesehatan republik
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
Disebutkan maksud dan tujuan dari peraturan-peraturan tersebut dibuat agar institusi
pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit, dapat menyelenggarakan pelayanan
radiologi dengan sebaik-baiknya. Demikian juga dengan diberlakukannya Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/SK/XII/2008 tentang
Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di sarana pelayanan kesehatan.
Dalam menyediakan layanan yang terbaik perlu upaya untuk mengatur pengorganisasian
di unit radiologi agar alur dan proses pekerjaan dapat memvisualisasikan sinergi kerja
yang cepat dan tepat dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Pengorganisasian radiologi antara lain meliputi visi dan misi rumah sakit, struktur unit radiologi,
ubungan unit radiologi dengan unit yang lain, uraian jabatan, pola ketenagaan dan
personil, pertemuan rapat dan pelaporan. Tujuan dari penyusunan Pedoman Organisasi
Radiologi adalah :
a. Adanya kejelasan alur proses tata kelola Instalasi Radiologi rumah sakit
b. Menjadi pedoman dalam penyelenggaraan tata kelola Instasi Radiologi.
c. Agar pelayanan kepada pasien dapat dilakukan secara cepat, terintegrasi, holistik
(menyeluruh) dan tidak terkotak-kotak seperti dalam sistim birokrasi murni.
d. Agar semua permasalahan yang timbul di dalam pelayanan dapat diantisipasi dan
diselesaikan secara cepat dan tepat oleh manajer yang ditunjuk dan tidak menunggu
sistim yang berbelit-belit.
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
BAB III
VISI, MISI DAN VALUE
1. VISI
Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Islam Terkemuka dalam pelayanan kesehatan,
pendidikan dan pembangunan peradaban Islam.
2. MISI
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang selamat menyelamatkan dijiwai
Semangat Mencintai Allah Menyayangi Sesama,
2) Menyelenggarakan pelayanan pendidikan dalam rangka membangun generasi
khaira ummah
3) Membangun peradaban Islam menuju masyarakat sehat sejahtera yang dirahmati Allah
3. VALUE
1) Integritas
2) Profesional
3) Kasih Sayang
4) Kerja Sama
5) Inovatif
4. MOTTO
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
5. MEANING STATEMENT
Berkhidmat Menyelamatkan Kehidupan Manusia
BAB VI
URAIAN JABATAN
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
1.4 Wewenang :
a. Memberikan masukan pengembangan Instalasi Radiologi kepada Direktur
Bidang, Manajer dan Ka. Instalasi.
b. Memaraf, menandatangani surat dan dokumen rumah sakit sesuai dengan
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
c. Manajer, Ka.Ins, Komite dan Penjab : untuk koordinasi dan kerjasama pelayanan instalasi
Radiologi.
d. Dokter : kolaborasi dalam memberikan pelayanan medik radiologi.
e. Clinical Instructur : mendapatkan informasi bimbingan klinikal.
f. Farmasi : koordinasi untuk penyediaan obat dan alkes.
g. Pengadaan : koordinasi untuk penyediaan alat medis dan non medis.
h. IPSRS : koordinasi untuk perbaikan dan pemeliharaan alat medis dan non medis secara berkala.
i. House Keeping/sanitasi : koordinasi untuk kebersihan dan penanganan sampah infeksius dan non
infeksius.
j. Laundry : koordinasi untuk penyediaan alat/linen.
k. Laboratorium : koordinasi untuk pemeriksaan dan hasil laboratorium.
l. Pendaftaran : bekerja sama dalam proses administrasi pasien.
m. Instalasi Gizi : koordinasi untuk mendapatkan pelayanan makanan terhadap dokter dan staf
radiologi.
n. SDI : koordinasi untuk mendapatkan informasi terkait dengan ketenagaan.
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
Instalasi radiologi.
kk. Mengevaluasi pelaksanaan program radiologi.
ll. Mengevaluasi pelaksanaan tugas staf/pegawai di Instalasi radiologi untuk
2.4 Wewenang :
a. Memberikan masukan kepada Manajer Penunjang Medik, Kepala Instalasi
radiologi, staf radiologi.
b. Mengarahkan, membimbing dan menegur staf di Instalasi Radiologi.
c. Memberikan penilaian DP.3 staf radiologi.
d. Menolak hasil kerja staf radiologi yang tidak sesuai dengan ketentuan.
e. Meminta kelengkapan data dan informasi kepada unit kerja terkait.
f. Merekomendasi ijin dan atau menyetujui cuti staf radiologi.
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
g. House Keeping/sanitasi : koordinasi untuk kebersihan dan penanganan sampah infeksius dan
non infeksius.
h. Laundry : koordinasi untuk penyediaan alat/linen.
i. Laboratorium : koordinasi untuk pemeriksaan dan hasil laboratorium.
j. Pendaftaran : bekerja sama dalam proses administrasi pasien.
k. Instalasi Gizi : koordinasi untuk mendapatkan pelayanan makanan terhadap dokter dan staf
radiologi.
l. SDI : koordinasi untuk mendapatkan informasi terkait dengan ketenagaan radiologi.
m. Staf radiologi : koordinasi dan instruksi kerja terkait pelaksanaan pelayanan dan administrasi
radiologi.
b. Persyaratan Sekunder
– Sehat jasmani dan rohani.
– Lulus Competency skills manager.
– Mampu membaca Al-Quran level B.
– Bisa berkomunikasi dengan baik dan bisa berbahasa Inggris, minimal pasif.
– Memiliki integritas, dedikasi dan kedisiplinan yang baik serta dapat bekerja dalam tim.
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
3. Radiografer Pelaksana
3.1 Tugas
a. Melakukan pemeriksaan radiodiagnostik (x-ray konvensional, fluoroscopy,
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
3.2 Wewenang
a. Melaporkan dengan segera kepada pihak yang terkait, apabila terjadi kerusakan
alat di Diagnostic Imaging.
b. Melakukan pengecekan terhadap hasil gambar dan ekspertise yang tidak sesuai
dengan permintaan dokter pengirim
3.3 Kualifikasi
a. Pendidikan minimal D-III ATRO/APRO, memiliki SIKR.
b. Kondisi fisik sehat jasmani dan rohani.
c. Dapat bekerja dengan baik sebagai tim maupun perorangan.
4. Perawat Radiologi
4.1 Tugas
a. Mengobservasi tanda-tanda vital (mengukur nadi dan tekanan darah) dan
keluhan-keluhan pasien.
b. Melakukan tindakan keperawatan yang meliputi : pemasangan iv line, needle
atau wing needle.
c. Menerapkan komunikasi therapeutic.
d. Melaporkan keadaan pasien yang bermasalah kepada radiolog.
e. Mendokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan.
f. Bekerjasama dengan radiografer dalam mempersiapkan peralatan medis yang
dibutuhkan pada saat pemeriksaan.
g. Membantu penanganan pasien yang alergi terhadap bahan kontras.
h. Membantu mempersiapkan mental pasien sebelum dilakukan tindakan
pemeriksaan radiologi.
i. Membantu dokter dalam memberikan obat penurun tekanan darah kepada
pasien yang memerlukannya.
j. Membuat daftar kebutuhan medis sesuai standar maksimum dan minimum
k. Menyimpan obat-obatan medis dan alkes sesuai petunjuk penggunaan pada
barang tersebut.
l. Mengevaluasi persediaan medis minimal satu tahun sekali
m. Mencatat pada form yang tersedia setiap ada barang medis yang masuk dan
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
keluar
n. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terutama di bidang perawatan
4.2 Wewenang
a. Melakukan pemesanan kebutuhan medis radiologi.
b. Menentukan jumlah maksimum dan minimum pemesanan barang-barang medis.
c. Menentukan penyimpanan obat-obatan dan barang medis.
d. Menolak barang-barang medis yang tidak layak pakai.
4.3 Kualifikasi
a. DIII Keperawatan, memiliki SIP
b. Pengalaman bekerja di bidang keperawatan minimal 1 tahun
c. Kondisi fisik sehat jasmani dan rohani.
d. Dapat bekerja dengan baik sebagai tim maupun perorangan.
5. Petugas Administrasi
5.1. Tugas
a. Melakukan registrasi pelanggan Radiologi.
b. Mengatur perjanjian Radiologi untuk pemeriksaan Kontras, USG dan MSCT.
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
5.2. Wewenang
a. Memvalidasi Order pemeriksaan radiologi
b. Melakukan order pemeriksaan dari luar RS
c. Mengatur perjanjian pasien
d. Melaksanakan pengawasan penggunaan logistic umum Diagnostic Imaging.
5.3. Kualifikasi
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
7.2. Wewenang
a. Melakukan Pengecekan terhadap perawatan peralatan radiologi dan
diagnostic imaging
b. Melakukan Pengecekan terhadap Program Kendali mutu peralatan radiologi
7.3. Kualifikasi
a. Pendidikan minimal D-III APRO/ATRO dan berpengalaman menjadi radiografer
di rumah sakit minimal 2 tahun
b. Mempunyai kemampuan dalam Quality Control (QC) radiologi.
c. Kondisi fisik sehat jasmani dan rohani
d. Dapat bekerja dengan baik sebagai tim maupun perorangan.
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
kedaruratan.
j. Melaporkan kepada Pemegang Izin setiap kejadian kegagalan operasi yang
berpotensi kecelakaan Radiasi.
k. Menyiapkan laporan tertulis mengenai pelaksanaan program Proteksi dan
Keselamatan Radiasi, dan verifikasi keselamatan yang diketahui oleh
Pemegang Izin untuk dilaporkan kepada Kepala BAPETEN.
l. Melakukan inventarisasi zat radioaktif
7.2. Wewenang
Melakukan Pengecekan terhadap Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi
7.3. Kualifikasi
a. Pendidikan minimal D-III APRO/ATRO dan berpengalaman menjadi radiografer
di rumah sakit minimal 2 tahun
b. Mempunyai kemampuan dalam Manajemen Proteksi dan Keselamatan
Radiasi.
c. Kondisi fisik sehat jasmani dan rohani
d. Dapat bekerja dengan baik sebagai tim maupun perorangan.
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
dilaksanakan.
h. Menjamin pelaksanaan seluruh aspek proteksi radiasi terhadap pasien.
i. Menjamin bahwa paparan pasien serendah mungkin untuk mendapatkan
citra radiografi yang seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan tingkat
panduan paparan medik.
j. Memberikan rujukan dan justifikasi pelaksanaan diagnosis atau intervensional
dengan mempertimbangkan informasi pemeriksaan sebelumnya.
k. Mengevaluasi kecelakaan radiasi dari sudut pandang klinis.
l. Meningkatkan kemampuan diri sesuai perkembangan IPTEK Radiologi.
8.2 Wewenang
Melakukan tindakan medic radiologi.
8.3 Kualifikasi
a. Pendidikan S2 dokter spesialis dan memiliki STR dokter spesialis radiologi.
b. Kondisi fisik sehat jasmani dan rohani
c. Dapat bekerja dengan baik sebagai tim maupun perorangan.
1. Farmasi
a. Bekerjasama dalam pengadaan Alkes
b. Bekerjasama dalam pengadaan alat-alat medis
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
2. Keperawatan
Bekerja sama dalam mengantar pasien untuk pemeriksaan Radiologi, membuat
perjanjian dan persiapan pemeriksaan yang menggunakan persiapan pemeriksaan
Radiologi.
3. IGD
Bekerja sama dalam melakukan pemeriksaan radiologi dengan kegawat daruratan
yang menuntut staff radiologi untuk bekerja cepat, tepat dan aman sesuai
prosedur.
4. IPSRS
a. Berkoordinasi dengan IPSRS jika ada barang fix asset yang masuk ke
Inst.Radiolodi RS.
b. Perawatan baik alkes maupun non alkes untuk seluruh ruangan di Inst.
Radiologi.
c. Jadwal kaliberasi setiap alat di Inst. Radiologi.
d. Laporan kerusakan atau kegagalan fungsi alat medik
e. Pengawasan suhu, kelembapan setiap ruangan.
f. Pemeliharaan sistem proteksi kebakaran di tiap ruangan.
5. Pengadaan
a. Bekerjasama dalam proses seleksi dan pengadaan alkes dan non alkes.
b. Menginformasikan barang terlambat datang, habis dan discontinue.
6. Customer Service
a. Bekerjasama dalam meminta feedback kepada customer untuk meningkatkan
pelayanan radiologi ataupun rumah sakit.
b. Bekerjasama dalam handling complain.
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
7. Marketing
a. Menyetujui usulan penambahan dan perubahan tarif untuk pemeriksaan
radiologi.
b. Membantu memasarkan pemeriksaan dengan alat yang baru di Instalasi
radiologi.
8. Laundry
Kerjasama dalam pengadaan Linen (Handuk, Seprei dan sarung bantal).
10. Operator
a. Radiologi sebagai pelanggan internal dari call centre dalam permintaan telepon
keluar atau penerimaan telepon dari luar
b. Bekerjasama dalam efektivitas penggunaan speed dial
11. Logistik
a. Membuat permintaan ATK (Alat Tulis Kantor) dan kebutuhan radiologi lainnya.
12. Kasir
a. Tempat Pembayaran pasien radiologi untuk pasien dari polklinik dan Rawat inap.
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
14. Laboratorium
Melakukan Pemeriksaan fungsi ginjal untuk persyaratan pemeriksaan radiologi
dengan kontras
BAB VIII
POLA KETENAGAAAN DAN KUALIFIKASI
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan Sumber Daya Insani (SDI), yaitu
proses mengantisipasi dan menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke
luar organisasi. Tujuannya adalah mendayagunakan sumber-sumber tersebut
seefektif mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah
orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan.
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
Penarikan calon adalah aktivitas atau usaha yang dilakukan untuk mengundang para
pelamar sebanyak mungkin sehingga Instalasi radiologi memiliki kesempatan yang
luas untuk menemukan calon yang paling sesuai dengan tuntutan jabatan yang
diinginkan.
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
tenaga kerja yang diinginkan menjabat pada jabatan tertentu di Instalasi Radiologi.
Seleksi pegawai dilakukan melalui :
a. Analisa kebutuhan tenaga.
b. Seleksi pegawai melalui test kepemimpinan dan kompetensi.
c. Evaluasi terhadap seluruh pegawai setelah 3 bulan masa percobaan.
b. Pelatihan
Pelatihan untuk peningkatan kompetensi tenaga Radiologi bisa melalui:
1) Inhouse training, yaitu program pelatihan yang diselenggarakan oleh rumah
sakit. Sebagai contoh :
– Pelatihan Teknik Imaging semua modalitas oleh Aplikasi dari Vendor Alat
– Pelatihan Basic Life Support
– Pelatihan Peningkatan Mutu
– Pelatihan Evakuasi Kebakaran
2) Eksternal course, yaitu program pelatihan diluar rumah sakit yang diikuti
sesuai dengan kebutuhan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit Radiologi
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
BAB XI
PERTEMUAN RAPAT
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Inst. Radiologi, perlu adanya forum
komunikasi untuk melakukan koordinasi terhadap program-program yang telah
direncanakan. Salah satu bentuk media komunikasi tersebut adalah rapat.
Pertemuan komunikasi dalam bentuk rapat yang dilakukan secara berjenjang mulai dari
top manajemen Inst. Radiologi sampai dengan pelaksana yang dilakukan secara formal
maupun informal baik yang terencana sesuai jadwal maupun yang tidak direncana atau
rapat cito sesuai kebutuhan. Untuk itu penyelenggaraannya perlu diatur dalam suatu
pedoman rapat Inst. Radiologi di Rumah sakit
1. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan pelaksanaan pertemuan / rapat :
a. Untuk memecahkan / mencari jalan keluar suatu masalah.
b. Untuk menyampaikan informasi, perintah / pernyataan.
c. Sebagai alat koordinasi antar intern atau antar ekstern.
d. Agar peserta rapat dapat ikut berpartisipasi kepada masalah – masalah yang
sedang terjadi.
e. Mempersiapkan suatu acara atau kegiatan.
f. Manampung semua permasalahan dari arus bawah (Para Peserta).
g. Mendengarkan keluhan pasien.
2. Kriteria Rapat
a. Membicarakan suatu masalah yang berkaitan dengan tujuan organisasi,
perusahaan, instansi pemerintah, dan lain – lain yang harus dirundingkan /
didiskusikan secara musyawarah.
b. Pada saat rapat seluruh peserta harus berperan aktif.
c. Setiap pembicaraan ketika rapat berlangdung harus bersifat terbuka (Tidak ada
yang di sembunyikan serta prasangka).
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
berikut :
a. Notulen Rapat
b. Daftar hadir
BAB XII
PELAPORAN
1. Laporan Bulanan
Setiap bulan Penjab Instalasi Radiologi dengan diketahui oleh Kepala Inst. radiologi
membuat pelaporan tentang jumlah kunjungan pasien, jumlah pemeriksaan,
pendapatan, sasaran mutu Inst. Radiologi, serta kendala-kendala di instalasi
radiologi. Laporan bulanan dilaporkan kepada direktur pelayanan pada saat rapat
rutin bulanan.
2. Laporan Triwulan
Laporan tersebut terdiri dari : jumlah kunjungan pasien, jumlah pemeriksaan,
pendapatan, sasaran mutu Inst. Radiologi, serta kendala-kendala di instalasi
radiologi. Laporan ini dilaporkan kepada jajaran direksi dan segenap pejabat
struktural dan fungsional pelayanan pada saat rapat kerja tri wulanan.
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
2. Laporan Tahunan
Laporan ini merupakan rekapitulasi dari laporan bulanan dan laporan tri wulan
selama satu tahun.
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008,
Tentang Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006,
Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam
Lampiran
Keputusan ini.
KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Radiologi Rumah Sakit
dilaksanakan oleh Manajer penunjang medik Rumah Sakit
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan akan dilakukan evaluasi
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
setiap tahunnya.
KEEMPAT : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perbaikan maka akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di :
Tanggal :
RUMAH SAKIT
Direktur Utama
TEMBUSAN Yth :
1. Kepala Instalasi Radiologi
2. Manajer Penunjang Medis
3. Penjab Pelayanan Radiologi
4. Arsip
1. Permintaan pemeriksaan dan pembuatan foto diajukan oleh dokter dari Unit
Rawat Jalan / Unit Medical Check Up / Unit Rawat Inap / Unit Gawat Darurat /
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
Dokter Luar.
2. Permintaan diajukan kepada Instalasi Radiologi, dengan melakukan order melalui
blangko permintaan foto dan disertai keterangan klinis/diagnosa klinis.
3. Sebelum dilakukan pemeriksaan radiologi, pasien/perawat ruangan melakukan
proses verifikasi di bagian Pendaftaran (administration) radiologi.
4. Pasien harus mendapat informasi terlebih dahulu sebelum dilakukannya tindakan
yang memerlukan persiapan khusus, misalnya puasa dan lain -lain.
5. Untuk Pasien Luar RS Pemeriksaan dapat dilakukan bila pasien terlebih dahulu
menyelesaikan proses pembayaran baik dengan cash ataupun dengan jaminan,
Untuk pasien rawat Jalan pembayaran dilakukan di kasir. Untuk pasien rawat inap
pembayaran dilakukan jika pasien sudah mendapat pesanan pulang dari unit
keperawatan
6. Untuk pemeriksaan tertentu yang memerlukan informed consent, pasien harus
diberikan informasi mengenai tujuan, proses dan resiko pemeriksaan yang
akan dilakukan dan juga harus mengisi form informed consent yang telah
disediakan.
7. Pada pemeriksaan radiologi yang menggunakan bahan media kontras, dibuatkan
jadual waktu pemeriksaannya (bila diperlukan).
8. Pada jenis pemeriksaan yang memerlukan persiapan khusus, pasien tidak dapat
diperiksa langsung, melainkan akan dijadualkan dan diterangkan tentang persiapan
yang dilakukan oleh pasien.
9. Pemeriksaan konvensional tanpa memakai bahan kontras, dapat dilakukan oleh
Radiografer setelah berkonsultasi dengan Radiolog.
10. Pemeriksaan konvensional dengan bahan kontras dan pemeriksaan canggih (mis;
MSCT Scan Optima 660) dengan dan tanpa bahan kontras dilakukan oleh Radiolog
dengan dibantu oleh Radiografer sebagai operator alat, kecuali untuk kasus CITO
dapat dilakukan oleh Radiografer setelah berkonsultasi dengan Radiolog.
11. Yang berwenang menyuntikkan kontras adalah radiolog atau perawat radiologi atas
rekomendasi dari radiolog. Bila yang bersangkutan tidak ada, maka kewenangan
diberikan kepada dokter lain berdasarkan tugas dari Direktur Pelayanan.
12. Pemeriksaan USG dilakukan oleh Radiolog atau dapat juga dilakukan oleh dokter
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
yang telah mendapatkan pelatihan USG, misalnya Dokter ahli ultrasonografi, Spesialis
Obsgyn atau Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang bekerja di RS.
13. Ekspertise oleh Dokter Spesialis Radiologi diluar jam kerja karena CITO diatur dengan
adanya jadual on call atau via email.
14. Bila ada Radiolog yang berhalangan hadir, maka digantikan oleh Radiolog lainnya.
15. Setelah Radiolog membaca foto yang dibuat, jawaban diketik dan ditanda tangani
oleh Radiolog.
16. Dalam keadaan CITO, foto-foto dapat dipinjam “basah” (foto yang belum dibaca) dan
kemudian dalam waktu 1x24 jam, foto yang dipinjam tersebut harus sudah di baca
oleh Radiolog.
17. Setiap Radiografer dan Radiolog yang bekerja pada area radiasi wajib menggunakan
film badge dan mengetahui cara pemakaian dan penyimpanan film badge tersebut
18. Foto-foto beserta hasil ekspertisenya dapat diambil pada saat yang sama dan untuk
kasus CITO harus mendapat prioritas terlebih dahulu.
19. Radiolog bertanggung jawab pada hasil pemeriksaan radiologi (diagnostic imaging).
20. Radiolog harus menyediakan waktunya untuk dapat berdiskusi dengan dokter yang
meminta foto.
21. Peralatan radiologi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
22. Demi ketertiban dan kelancaran pelayanan radiologi, harus tersedia film dan bahan
kontras yang memadai serta didimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
23. Pelayanan radiologi harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
24. Semua petugas radiologi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
25. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja), termasuk penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)
serta Keamanan dan Pengendalian Infeksi di Radiologi.
26. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, dan menghormati hak pasien.
27. Pelayanan radiologi dilaksanakan 24 jam.
28. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
29. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan.
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT
30. Untuk melaksanakan koordinasi dan evakuasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali.
31. Untuk mengatasi keadaan gawat darurat akibat reaksi dari bahan kontras wajib
disediakan obat dan peralatan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
32. Pemeliharaan dan QC (Quality Control) alat radiologi dikerjakan secara teratur oleh
petugas radiologi dan teknisi alat sesuai dengan ketentuan setiap alat.
33. Pemeliharaan peralatan Radiologi yang berstatus KSO menjadi tanggung jawab
penyedia alat yang bersangkutan.
34. Sertifikat kalibrasi sebagai bukti pelaksanaan /dokumentasi kalibrasi harus
diarsipkan.
35. Peralatan radiologi yang mengalami kerusakan harus segera dilaporkan untuk
dilakukan perbaikan.
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, Perlu ketetapan
Direksi perihal tentang kebijakan-kebijakan yang dipergunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang
Standar Pelayanan Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran