Anda di halaman 1dari 14

TUGAS AKHIR TIK DALAM PEMBELAJARAN

“MOBILE LEARNING” INOVASI PENGEMBANGAN MEDIA


PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID UNTUK SEKOLAH
MENENGAH ATAS

Oleh
I Kadek Darmayasa
NIM 1411021004

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2018
PRAKATA

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya dalam menyelesaikan makalah yang
berjudul “Mobile Learning” Inovasi Pengembangan Media Pembelajaran
berbasis Android, dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penyusunan makalah
ini sebagai tugas akhir mata kuliah TIK dalam Pembelajaran.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang peranan
mobile learning sebagai media pembelajaran berbasis android terhadap
pembelajaran, diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang manfaat teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.
Selaku manusia biasa, makalah ini masih jauh dari sempurna, banyak
kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Saran dan masukan sangat
penulis harapkan, dan saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, khususnya dalam bidang pendidikan. Akhir kata, penulis sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir.

Singaraja, 9 Januari 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..................................................................................
1.2 Tujuan..............................................................................................
1.3 Manfaat............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Mobile Learning...............................................................
2.2 Penerapan Mobile Learning untuk siswa Sekolah Menengah Atas
.......................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan........................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan
bangsa dan negara. Dengan pendidikan yang bermutu, akan tercipta sumber daya
manusia yang berkualitas. Pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi,
yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media
tertentu ke penerima pesan (Wawan dan Tegeh, 2009).Pola pembelajaran
konvensional yang menggunakan media tunggal berupa buku teks pelajaran
kurang memperhatikan kondisi dan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan
efesien. Siswa akan merasa cepat bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran
yang disajikan oleh guru. Inovasi dalam pembelajaran diperlukan oleh guru untuk
menghindari kejenuhan siswa dalam belajar serta meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Prestasi siswa di sekolah sering diindikasikan dengan permasalahan
belajar dari siswa tersebut dalam memahami materi. Indikasi ini dimungkinkan
karena faktor belajar siswa yang kurang efektif, bahkan siswa sendiri tidak merasa
termotivasi di dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Sehingga menyebabkan
siswa kurang atau bahkan tidak memahami materi yang disampaikan oleh guru
tersebut. Kecenderungan pembelajaran dengan menggunakan media yang masih
sangat konvensional seperti papan tulis dirasa sudah tidak menarik lagi. Hal ini
diduga sangat berpengaruh terhadap minat dan motivasi siswa untuk belajar. Oleh
sebab itu, guru perlu merancang sebuah media pembelajaran yang menarik bagi
siswa serta dapat memotivasi siswa dalam belajar.
Dalam proses pembelajaran pada era sekarang hendaknya sudah
memanfaatkan teknologi untuk membantu siswa dalam belajar, misalnya
penggunaan e-learning. Menurut Herman (2005:1), e-learning adalah semua
bentuk pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik

4
(CD Audio/Video interaktif, LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi
pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Penggunaan internet maupun perangkat
elektronik lain dalam pembelajaran e-learning memungkinkan pembelajaran bisa
dilakukan dalam waktu yang sama atau berbeda. Pembelajaran juga bisa
dilakukan dalam satu tempat atau beda tempat melalui pembelajaran jarak jauh.
Dengan kata lain pembelajaran e-learning bisa dilaksanakan kapan saja dan
dimana saja.
Meskipun e-learning dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja, e-
learning masih memiliki kekurangan yaitu mengharuskan penggunanya untuk
berhadapan dengan peralatan elektronik yang tidak fleksibel untuk berpindah
tempat (Contoh: Personal Computer) yang terhubung ke internet menggunakan
kabel LAN. Siswa sebagai pengguna secara tidak langsung tetap dibatasi oleh
tempat dan fasilitas tertentu. Oleh karena itu, e-learning belum sepenuhnya dapat
menjadi solusi agar siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi
oleh waktu dan tempat dengan mudah dan terjangkau (Nugraha, 2011:1).
Solusi permasalahan diatas membuat penulis mencoba untuk
mengembangkan pembelajaran dengan memanfaatkan media berbasis IT
genggam dan bergerak (mobile) atau lebih dikenal dengan istilah mobile learning
yang menjanjikan idependensi waktu dan tempat dalam arti sesungguhnya
(Riyanto, 2006:387). Perangkat mobile yang digunakan dalam mobile learning
antara lain handphone, laptop dan tablet PC. Karakteristik perangkat mobile ini
memiliki tingkat fleksibilitas dan portabilitas yang tinggi sehingga
memungkinkan siswa dapat mengakses materi, arahan, dan informasi yang
berkaitan dengan pembelajaran kapanpun dan dimanapun. Hal ini akan
meningkatkan perhatian siswa pada materi pembelajaran (Yuniati, 2011:94).
Selain itu menurut Riyanto (2006:387), perbandingan dengan perangkat IT yang
digunakan pada e-learning, m-learning memungkinkan adanya lebih banyak
kesempatan untuk kolaborasi secara ad hoc dan berinteraksi secara informal di
antara siswa, karena perangkat mobile yang digunakan dapat berfungsi sebagai
alat komunikasi seperti handphone.

5
Mobile learning mampu menjadikan handphone yang awalnya hanya
digunakan untuk sms, telepon, atau internet menjadi alat belajar lengkap yang
berisi materi pelajaran yang terdiri dari materi, soal dan dilengkapi dengan fitur
seperti search, jump to dan back. Salah satu pertimbangan dalam mengembangkan
handphone menjadi media pembelajaran m-learning adalah basis sistem operasi
yang digunakan. Sistem operasi merupakan penghubung antara aplikasi dengan
hardware sehingga pengguna dapat menjalankan fungsi-fungsi tertentu.
Android merupakan salah satu sistem operasi handphone yang bersifat
open source. Menurut Ardiansyah (2011:6), open source memungkinkan sources
code (kode sumber) pada Android dapat dibaca oleh pengembang untuk
mengkostumisasi berbagai fitur aplikasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Android merupakan sistem operasi yang banyak digunakan pada telepon pintar
(smartphone) dan tablet PC. Selain itu, pada saat ini jumlah pengguna Android
menurut International Data Corporation (IDC) pada tahun 2012 menguasai
pasaran dengan jumlah mencapai 68,1%, selanjutnya iOS 6,9%, Blackberry 4,8%,
Symbian 4,4%, Windows Phone 7/ Windows Mobile 3,5%, dan sisanya 2,4%
untuk yang lainnya (Sutanto, 2013). Gandhewar (2010:17) menjelaskan dalam
penelitiannya bahwa Android merupakan sistem operasi perangkat mobile yang
lebih unggul dibanding Simbian dan Windows Mobile.
Sistem operasi Android yang mendukung pengembangan aplikasinya dan
daya dukung hardware pada perangkat keras yang menggunakan sistem operasi
Android diharapkan menghasilkan media pembelajaran m-learning yang
representatif. Media yang dihasilkan tidak hanya monoton dengan teks saja, tetapi
juga memuat unsur-unsur multimedia audio/visual bahkan animasi yang
memudahkan siswa dalam memahami materi. Pengembangan media m-learning
diharapkan bisa memfasilitasi kebutuhan siswa untuk mempelajari materi tersebut
setiap saat tanpa ada batasan waktu dan tempat. Selain itu, media pembelajaran
juga dapat dimanfaatkan diluar jam pelajaran sekolah yang memungkinkan siswa
untuk belajar secara mandiri sehingga proses belajar dapat dilakukan dimana saja
dan kapan saja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu pembelajaran disekolah yang
begitu singkat.

6
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun tujuan makalah ini sebagai
berikut.
1. Untuk menjelaskan konsep mobile learning.
2. Untuk menjelaskan penerapan mobile learning untuk siswa Sekolah
Menengah Atas.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi guru, dapat digunakan sebagai tambahan wawasan keilmuan,
sehingga guru mampu melakukan inovasi dalam pembelajaran dan
mampu mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran di kelas dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis mobile learning.
2. Bagi siswa, dengan adanya mobile learning dapat memotivasi dan
menarik perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran dan meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaiakn oleh guru.
3. Bagi mahasiswa, dapat dijadikan sarana pengkajian teori dan
pembelajaran mengenai pentingnya menerapkan media pembelajaran
berbasis mobile learning.

7
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Konsep Mobile Learning


a. Pengertian Mobile Learning
Mobile learning secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu mobile yang
berarti bergerak dan learning yang berarti belajar. Dalam konteks pendidikan,
mobile learning didefiniskan sebagai pembelajaran mobile, dalam artian
pembelajaran tersebut dapat leluasa begerak tanpa terikat dengan tempat dan
waktu. Menurut H. Crompton mobile learning adalah “learning across
multiple contexts, through social and content interactions, using personal
electronic devices” (Wikipedia, 2015). Secara sederhana, dapat didefinisikan
bahwa mobile learning adalah pembelajaran yang menggunakan berbagai
konteks pembelajaran, baik sosial maupun interaksi materi menggunakan
peralatan elektronik pribadi. Dalam hal ini, perangkat elektronik tersebut
adalah perangkat selular seperti handphone dan smartphone.
Mobile learning didefinisikan oleh Quinn (2000) dalam http://www.
linezine.com/ sebagai perpaduan antara komputasi bergerak dan e-learning
menjadi sumber yang dapat diakses dimana saja, mempermudah pencarian
informasi dan interaksi sehingga sangat mendukung pembelajaran yang
efektif tanpa batasan ruang dan waktu.
Mobile learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut
mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat
diakses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Mobile learning
merupakan bagian dari e-Learning, namun lebih condong kepada
pemanfaatan kecanggihan telepon seluler. Mobile learning menyediakan
materi pelajaran yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja dengan
tampilan yang menarik.

8
Gambar 1. Kedudukan Mobile Learning
Sumber: Georgiev dkk (2006)

Penggunaan M-learning akan meningkatkan perhatian pada materi


pembelajaran, membuat pembelajaran menjadi menarik, dan dapat
mendorong motivasi siswa kepada pembelajaran sepanjang hayat (lifelong
learning). Selain itu, dibandingkan pembelajaran konvensional, m-learning
memungkinkan adanya lebih banyak kesempatan untuk kolaborasi secara
langsung dan berinteraksi secara informal diantara siswa.
M-Learning dapat digunakan untuk menjelaskan permasalahan sistem
pembelajaran konvensional. Guru dan siswa, keduannya memerlukan sistem
yang tepat dan berguna untuk saling berinteraksi dan memfasilitasi sistem
pembelajaran. Mobile learning tidak dapat menggantikan kelas tradisional
tetapi dapat digunakan sebagai pelengkap dalam proses pembelajaran di kelas
dan universitas (Sarrab et al., 2012: 35).

b. Peranan Mobile Learning


Menurut Abdul Majid (2012: 4-5), terdapat tiga fungsi utama mobile
learning dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai suplemen
(tambahan), sebagai pelengkap (komplemen), dan sebagai substitusi
(pengganti). Mobile learning dapat berfungsi sebagai suplemen apabila
peserta didik mempunyai kebebasan dalam memanfaatkan atau tidak. Mobile
learning dapat berfungsi sebagai komplemen apabila dimanfaatkan sebagai
9
program pelengkap materi pembelajaran yang diajarkan kepada peserta
didik di kelas. Dalam hal ini, mobile learning berperan sebagai penguatan
(reinforcement) atau pengulangan (remedial) bagi peserta didik yang tidak
dapat memenuhi standar. Adapun mobile learning yang berfungsi sebagai
substitusi apabila model kegiatan pembelajaran menggunakan mobile
learning secara penuh. Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat
menggunakan waktu mereka secara fleksibel dalam mengelola kegiatan
perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas mereka sehari-hari.
Survey yang dilakukan oleh CourseSmart sebuah penyedia jasa layanan
eTextbooks dan materi latihan digital menemukan bahwa mahasiswa
tidak dapat bertahan lama tanpa melakukan pengecekan terhadap perangkat
digital yang mereka miliki, baik smartphone, laptop atau yang lainnya.
Apalagi jika berhubungan dengan pengecekan email, facebook, twitter
dan media sosial lainnya. Pengecekan tersebut tentunya menggunakan
jaringan internet yang terhubung dengan perangkat elektronik mereka,
terutama smartphone (CourseSmart, 2011)
Menurut studi yang dilakukan oleh Fuxin Andrew Yu dari Universitas
Arkansas, menyimpulkan bahwa terdapat perubahan perilaku remaja saat
smartphone masuk ke dalam kehidupan remaja, tidak terkecuali dalam
kegiatan akademis. Di perguruan tinggi, mahasiswa seakan
kecanduan dalam penggunaan teknologi smartphone. Dari segi
fungsionalitas dan aksessibilas, smartphone memang lebih unggul daripada
laptop. Hal inilah yang membuat mahasiswa tidak bisa lepas dari smartphone
yang mereka miliki. Apalagi jika terhubung dengan internet, maka frekuensi
penggunaan smartphone akan semakin meningkat. Kegiatan yang seringkali
dilakukan adalah pengecekan text message (SMS), email dan media sosial
(Yu, 2012)
Melihat dari hasil penelitian di atas, tentunya secara sepintas mungkin
kita akan berpikir bahwa smartphone di kalangan pelajar hanya akan menjadi
hambatan dalam proses pembelajaran. Namun, dalam pengembangan mobile
learning, hal tersebut bisa menjadi tantangan tersendiri bagi para

10
pengembang, terutama pendidik yang melakukan interakasi langsung dengan
peserta didiknya. Di sisi lain, upaya pengembangan mobile learning tentunya
sangat berhubungan dengan sarana dan prasarana yang menjadi salah satu
hambatan terbesar dalam pengembangan mobile learning di Indonesia.
Keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah tentunya akan menjadi
bumerang tersendiri dalam pengembangan mobile learning.

c. Manfaat Mobile Learning dalam Pembelajaran


Beberapa manfaat dari pengaplikasian mobile learning dalam
pembelajaran adalah:
(1) Mendukung Perkembangan Pendidikan
Menggunakan smartphone dan tablet, memberikan siswa memiliki
akses yang mudah terhadap pengetahuan. Tentu saja hal tersebut dapat
mendukung dunia pendidikan. Siswa saat ini memiliki akses ke berbagai
sumber mulai dari diagram, artikel, esay dan informasi akademik lainnya
yang dapat meningkatkan prestasi siswa di dalam kelas.
(2) Interaksi
Kita semua tau bahwa ketika seorang guru menanyakan soal kepada
siswa kebanyakan dari mereka menjadi gugup, berpikir bahwa dirinya
mungkin berada dalam kesulitan. Komunikasi antara guru dan siswa lebih
mudah dengan memanfaatkan mobile learning. Mobile learing dapat
mendorong siswa pemalu untuk berkomunikasi lebih terbuka ketika mereka
berada di kelas. Guru juga dapat menggunakan perangkat mobile untuk
berinteraksi dengan siswa yang membutuhkan perhatian khusus.
(3) Manajemen/Pengelolaan
Tidak ada siswa yang sama dalam kegiatan belajar dan
kemampuannya. Masing-masing memiliki cara mereka sendiri dalam
menyerap informasi. Setiap siswa memerlukan pedagogi yang berbeda atau
strategi untuk belajar. Melalui mobile learning, siswa dapat belajar dengan
cara mereka sendiri. Mereka dapat mempersonalisasikan dirinya dan
menikmati kegiatan belajar.

11
(4) Akses yang lebih luas
Selain memiliki akses pendidikan online dengan menggunakan
smartphone dan tablet, siswa sekarang memiliki akses ke pakar pengetahuan.
Siswa dapat membaca ulasan oleh para ahli lapangan. Mereka juga dapat
mengikuti konferensi dan seminar online. Mereka juga sekarang memiliki
kesempatan untuk berinteraksi dengan para profesional bahkan dari rumah
atau ruang kelas. Menggunakan gadget membantu mereka dapat mengatasi
jarak dan biaya.
(5) Membantu Pendidikan Bagi Siswa dengan Kekurangan Fisik
Gadget semakin banyak dan sedang dikembangkan setiap hari untuk
membantu siswa dengan ketidakmampuan belajar. Teknologi mobile juga
dapat bermanfaat bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

d. Mobile Learning di Masa Depan


Sarana dan prasarana sekolah yang belum mendukung, terutama dalam
hal internet dan peraturan dalam menggunakan ponsel di sekolah menjadi
hambatan tersendiri dalam upaya pengembangan mobile learning di sekolah.
Mobile learning ditujukan untuk siswa di sekolah, pengembangan tersebut
hanya sebatas angan-angan apabila sekolah tidak memperbolehkan siswa
untuk menggunakan smartphone di ruangan kelas. Diperbolehkannya
penggunaan smartphone dalam proses pembelajaran justru akan
mempermudah pendidik dalam upaya memberikan kenyamanan kepada
peserta didik dalam memcari informasi. Lebih-lebih dengan diterapkannya
Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik dalam proses
pembelajarannya.
Pengembangan mobile learning tentunya akan selalu beriringan
dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi. Sekarang banyak
bermunculan software yang mempermudah para pengembang untuk
membangun sebuah aplikasi mobile learning. Pesatnya perkembangan
software tersebut tentunya menjadi salah satu alasan utama untuk menjadikan
mobile learning sebagai alternatif media pembelajaran yang dapat membantu

12
peserta didik dalam proses pembelajaran. Saat ini terdapat tiga platform OS
yang merajai pasar smartphone, yaitu android besutan Google, iOS besutan
Apple dan windows besutan Microsoft. Ketiga platform OS tersebut saling
bersaing mengeluarkan berbagai inovasi. Salah satu platform OS yang telah
menunjukkan kemajuannya adalah Android besutan Google.

13
2.2 Penerapan mobile learning untuk siswa Sekolah Menengah Atas

14

Anda mungkin juga menyukai