Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENERAPAN TIK DALAM MENDUKUNG PROSES

PEMBELAJARAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi


Pembelajaran

Dosen Pengampu :

Jalaluddin M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. Dwi Setiawati 2111010039


2. Selvie Adinda Putri 2111010135

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamaualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah Teknologi Inforrmasi Pembelajaran yang berjudul “ Penerapan
TIK dalam mendukung proses pembelajaran ’’ sesuai dengan waktu yang telah di
tentukan.

Tujuan dari penyusunan makalah ini untuk pemenuhan tugas mata kuliah
Supervisi Pendidikan yang di ampu oleh bapak Jalaluddin M.Pd. Dalam
penyusunan makalah ini kami mengambil materi tersebut dari berbagai sumber,
berupa buku, dan jurnal.

Kami dengan penuh kesadaran menyadari bahwa makalah ini masih sangat
jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kritik dan saran membangun sangatlah
berarti bagi kami untuk kedepannya dalam pembuatan makalah ini. Akhir kata
penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar besarnya apabila ada kata-kata
yang kurang berkenan. Sekian dan terimakasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandar Lampung, 01 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu sarana
pendukung dalam pendidikan khususnya dalam pembelajaran. Semua
proses pembelajaran memerlukan adanya peran teknologi informasi dan
komunikasi. Begitu juga dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Terdapat
berbagai manfaat yang diperoleh dengan adanya penggunaan TIK. Mulai
dari pemanfaatan dalam bidang kebahasaan seperti kompetensi menulis
yaitu melalui komputer kemudian pada kompetensi menyimak yaitu
melalui video.

Selanjutnya pada kompetensi berbicara yaitu melalui penggunaan ruang


bahasa (ruang multimedia) yang semuanya memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi. Kemudian pembelajaran online juga dapat
berlangsung dengan berbagai aplikasi yang ada seperti google meet, zoom,
google classrom, dan lain sebagainya. Semua jenis-jenis teknologi
informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan
pembelajaran Bahasa Indonesia. Seperti juga penggunaan web sites,
wikipedia, youtube, web-blog yang dapat digunakan untuk mengekspos
hasil karya-karya siswa.

Melalui penggunaan media tersebut akan lebih menarik perhatian siswa


untuk belajar Bahasa Indonesia. Hal tersebut juga dijelaskan oleh seorang
peneliti dalam penelitian sebelumnya bahwa berdasarkan hasil kajian
tentang pemanfaatan teknologi informasi menunjukkan bahwa teknologi
informasi memiliki dampak positif dalam menunjang pembelajaran bahasa
sehingga sudah saatnya pendidikan formal dari tingkat dasar hingga
tingkat perguruan tinggi mengaplikasikan teknologi informasi untuk
menunjang keberhasilan proses pembelajaran (Nitayadnya, 2014 :83).

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keterkaitan Teknologi Informasi dengan Metode Pembelajaran


Permasalahan utama pembelajaran bahasa dan sastra dalam pendidikan formal
adalah isu-isu terkait dengan metode pembelajaran yang diterapkannya.
Apabila ditinjau dari sejarah perkembangan pembelajaran bahasa dan sastra,
telah terjadi berbagai upaya untuk mewujudkan metode pembelajaran yang
lebih baik. Upaya mencari metode pembelajaran yang lebih baik selalu menuai
kritik sehingga muncul metode pembelajaran yang baru yang dianggap lebih
sempurna. Contohnya, Grammar Translation Method yang menekankan pada
pembelajaran membaca, tata bahasa, dan kosa kata dianggap kurang efektif
dalam membekali siswa dengan kemampuan komunikatif. Kemudian, muncul
Direct Method yang menekankan pada penggunaan bahasa yang dipelajari
dalam berkomunikasi. Metode ini juga dianggap memiliki kelemahan sehingga
muncullah Audio Lingual Method, Communicative Approach, hingga Total
Physical Respone. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dewasa
ini muncul gagasan untuk mengembangkan Computer-Assisted Language
Learning (CALL) atau Multimedia (Jati, 2006: 26; Rainey, 2003:53).
Berdasarkan hasil kajian tentang pemanfaatan teknologi informasi
menunjukkan bahwa teknologi informasi memiliki dampak positif dalam
menunjang pembelajaran bahasa dan sastra pada pendidikan formal. Untuk itu,
sudah saatnya pendidikan formal dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan
tinggi yang ada di tanah air ini mengaplikasikan teknologi informasi tersebut
dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran bahasa dan sastra.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa pembelajaran bahasa dan sastra
menuntut empat ketrampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca
dan menulis (Hartoyo. 2009: 45; Mulyasa, 2003: 32). Bentuk dan peran
teknologi dalam menunjang keberhasilan ketrampilan berbahasa itu diuraikan
di bawah ini.

B. Pembelajaran Menyimak yang Berbasis Teknologi Informasi


Menyimak merupakan salah satu aspek dalam keterampilan berbahasa.
Tujuan dari aspek ini adalah untuk mengasah kemampuan siswa dalam
memahami informasi yang diungkapkan secara lisan, baik dalam bentuk
dialog maupun monolog. Unsur-unsur pembelajaran menyimak ini dapat
berupa menyimak dari radio, menyimak dikte, menyimak pembacaan teks
nonfiksi, menyimak pembacaan surat, menyimak pidato, menyimak
tontonan drama, dan menyimak pembecaan karangan fiksi, seperti puisi,
musikalisasi puisi, cerpen, dongeng, pantun, dan sebagainya. Pembelajaran
keterampilan menyimak dapat dipadukan dengan keterampilan bahasa
lainnya, seperti menulis, berbicara, dan membaca.
1. Penggunaan Alat Bantu LCD
Dengan menggunakan alat bantu ini, siswa diberikan visualisasi berbagai
pertunjukkan, contohnya musikalisasi puisi atau pembacaan puisi atau
prosa untuk disimak oleh siswa. Dengan cara tersebut siswa akan lebih
mengenal secara langsung tampilan musikalisasi puisi atau prosa kemudian
mereka membandingkan dengan model lain. Contoh yang lainnya adalah
siswa diperlihatkan contoh pidato yang baik dan benar melalui alat bantu
LCD. Dari tayangan itu, siswa dapat menyimak dan memperhatikan cara
berpidato dan unsurunsur yang diperlukan dalam berpidato. Kemudian,
siswa diberi tugas mencatat dan mengungkapkan hal-hal yang didapat dari
contoh pidato tersebut.
2. Penggunaan Alat Bantu Tape Recorder
Dengan menggunakan alat bantu ini, siswa diperdengarkan contoh
dongeng. Lalu, siswa diberi tugas untuk mencatat atau menulis, bahkan
mengungkapkan unsurunsur yang terdapat dalam dongeng tersebut.

C. Pembelajaran Menulis yang Berbasis Teknologi Informasi


Tujuan dari aspek ini adalah untuk mengasah kemampuan menggunakan
bahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing, secara tertulis. Mata
pelajaran apa pun dalam proses pembelajarannya terdapat kegiatan yang
menuntut siswa untuk menulis. Misalnya, menjawab pertanyaan secara
tertulis berkaitan dengan topik yang dibahas, membuat catatan sendiri,
membuat rangkuman, dan membuat laporan. Namun, pembelajaran bahasa
dan sastra dewasa ini, siswa lebih banyak diajarkan tentang teori menulis
dan sangat sedikit diajarkan praktik menulis. Untuk itu, agar dapat menulis
dengan baik, siswa terlebih dahulu harus dilatih untuk memiliki minat dan
kreativitas dalam menulis. Tanpa minat dan kreativitas, proses
pembelajaran dalam ketrampilan menulis niscaya tidak berhasil. Minat dan
kreativitas ini yang perlu ditumbuhkan oleh pendidik kepada siswa.
Dengan demikian, kemampuan menulis yang dimiliki siswa diharapkan
dapat mengekspresikan dirinya, melakukan sosialisasi, promosi, dan
berbagi sesuatu kepada sesama.
Media teknologi informasi yang dapat digunakan untuk menumbuhkan
minat siswa dalam menulis adalah:
1. Pengelolaan Blog yang Ter-update dengan Baik Blog adalah publikasi
sederhana naskah-naskah yang ditata berdasarkan urutan waktu seperti
layaknya sebuah jurnal atau catatan harian. Sistem yang dipakai dikenal
dengan CMS (Content Management System). Sistem ini umumnya dipakai
sebagai media seseorang menciptakan, memberikan informasi dan
berkomunikasi antarsesama di seluruh dunia. Blog adalah situs web yang
mudah digunakan tanpa dituntut paham bahasa HTML (Hypertext Markup
Language). Seseorang dapat dengan cepat mem-posting pemikirannya
sendiri dan berinteraksi dengan orang lain secara gratis. Keterampilan yang
dibutuhkan hanyalah kemampuan menulis atau mengetik dengan komputer
(Jovan, 2007: 20).
Saat ini blog telah menjadi tren, bahkan aplikasi blog juga dianggap sangat
membantu pendidik dalam mengembangkan pembelajaran. Pendidik dapat
memasukkan materi pelajarannya ke dalam blog dan siswa dapat belajar
mandiri dari blog yang dibuat pendidik. Proses pembelajaran akan terjadi,
bila blog yang dibuat guru mengundang dan menarik siswa untuk
membacanya, sehingga terjadi interaksi antara siswa dan guru secara tidak
langsung. Yang paling penting ditekankan di sini adalah guru harus dapat
mengajarkan siswa membuat blog di internet. Proses kreatif siswa akan
muncul dari pembuatan blog yang sangat interaktif ini. Blog ibarat buku
tulis atau buku agenda kosong yang siap untuk diisi dengan tulisan orisinil.
Dengan blog, anak didik dituntut untuk kreatif membuat tulisantulisan yang
enak dibaca dan yang bermanfaat untuk orang lain, sehingga mengundang
orang lain untuk beramai-ramai datang ke blognya untuk saling berinteraksi
dan memberikan komentar. Kegiatan semacam ini bukan sekadar kegiatan
menghabiskan waktu luang yang sia-sia, bila dilakukan secara optimal
tentu akan bermanfaat bagi anak didik.
Jadi, menulis dan mem-posting naskah di blog akan sangat bermanfaat bagi
si penulisnya maupun si pembacanya. Kenyataan dewasa ini, anak didik
kurang banyak membaca dan mendengar sehingga mereka kurang mampu
menulis dengan baik. Menulis seolah menjadi beban berat yang sangat sulit
dilakukan oleh mereka. Mereka lebih menyukai permainan games, ber-
chating ria, bertukar foto di friendster atau facebook daripada menulis.
Padahal, menulis adalah sebuah kreativitas yang dapat dimunculkan apabila
seseorang sering berpikir dan terus berlatih menulis dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, peserta didik
semestinya didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran di kelas tidak boleh diarahkan kepada proses kemampuan
anak menghafal informasi; atau otak anak dipaksa untuk mengingat dan
menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi
yang diingatnya itu. Akibatnya, ketika mereka lulus, mereka hanya pintar
secara teoritis tetapi miskin akan aplikasi.
2. Penggunaan Media Email atau Surat Elektronik Email atau surat eletronik
dapat digunakan guru bahasa dan sastra untuk mendiskusikan materi-materi
yang telah disampaikan pada saat pembelajaran di ruang kelas. Hal ini
memberi kesempatan kepada para siswa yang ingin lebih memahami materi
yang telah disampaikan lebih jauh. Mengingat keterbatasan waktu yang
dimiliki oleh guru dalam menyampaikan materi di dalam kelas, bagi siswa
yang belum memahami materi yang telah diajarkan dapat menghubungi
email guru yang bersangkutan. Di samping itu, media ini juga dapat
dimanfaatkan untuk mendiskusikan materi karena guru dapat memberikan
penjelasan secara panjang lebar melalui media ini. Berbeda dengan melalui
pesan singkat atau SMS, guru akan kesulitan untuk memberikan penjelasan
secara panjang lebar kepada siswa.
3. Penggunaan Media Jejaring Sosial (Facebook, Friendster, dan Twitter)
Guru juga bisa membagikan atau menyebarluaskan akun jejaring sosialnya
kepada para murid. Hal ini bertujuan agar guru yang bersangkutan bisa
selalu memberikan info yang up to date kepada para muridnya melalui
akun jejaring sosial tersebut. Info tersebut bisa tentang tugas-tugas, materi-
materi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya, atau
pengumuman-pengumuman yang lain yang bersangkutan dengan proses
belajar mengajar di kelas.

D. Pembelajaran Berbicara yang Berbasis Teknologi Informasi


Keterampilan berbahasa yang lainnya adalah berbicara. Tujuan
pembelajaran aspek ini adalah untuk mengasah kemampuan menggunakan
bahasa, baik bahasa Indonesia maupun asing, secara lisan. Penggunaan
wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dari
siswa perlu ditimbuhkembangkan melalui berbagai kegiatan, seperti
diskusi, seminar, dan pembacaan karya sastra. Melalui kegiatan tersebut,
siswa dilatih kemampuannya untuk mengungkapkan sesuatu secara lisan
(Padmadewi, 2004: 12).
Bentuk teknologi yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran bahasa
dan sastra adalah telepon, internet, satelit, televisi, video conference, dan
sebagainya. Media itu berfungsi sebagai penunjang proses penyampaian
informasi dan komunikasi. Pengirim pesan dalam hal ini pendidik dan
penerima pesan, yaitu siswa, dapat berkomunikasi dan berinteraksi melalui
media tersebut secara langsung. Proses pembelajaran semacam ini tidak
harus mempertemukan pendidik dan anak dalam satu ruangan.Contohnya,
pemanfaatan video confrence yang memungkinkan guru mengajar atau
memantau siswa yang sedang belajar dengan melihat atau berkomunikasi
secara langsung meskipun guru tidak bersama-sama dengan siswa di satu
ruangan. Dengan demikian, tampak jelas bahwa dalam konteks
pembelajaran bahasa dan sastra, teknologi informasi seperti itu memiliki
peran sebagai media untuk menjembatani dan memungkinkan terjadinya
pembelajaran. Dalam pembelajaran bahasa, berbagai pihak menganggap
bahwa mengajarkan tata bahasa (grammar) merupakan pemborosan waktu,
bahkan dianggap sangat membosankan. Memang kenyataannya seperti itu.
Oleh karena itu, penting diupayakan pemanfaatan teknologi informasi
untuk menghemat waktu dan kebosanan dalam mengajarkan tata bahasa.
Pemanfaatan tekonologi informasi dan komunikasi komputer merupakan
alternatif sebagai asarana penunjang pembelajaran tata bahasa yang
memberikan kenyamanan tersendiri abaik bagi guru maupun siswa. Guru
tidak perlu setiap kali menjelaskan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
siswa terkait dengan tata bahasa tertentu karena siswa dapat mempelajari
tata bahasa melalui program pembelajaran bahasa menggunakan komputer
sesuai dengan ketertarikan, kebutuhan, dan waktu yang dimiliki oleh
siswa.

E. Pembelajaran Membaca yang Berbasis Teknologi Informasi


Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui
media bahasa tulis. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses
penyandian kembali dan pembacaan sandi, berlainan dengan berbicara dan
menulis yang justru melibatkan penyandian. Membaca dapat pula
diartikan sebagai suatu metode yang dipergunakan untuk berkomunikasi
dengan diri sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain. Selain itu,
membaca dianggap sebagai kegiatan pembelajaran yang paling fleksibel
karena membaca dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, tanpa
dibatasi oleh ruang dan waktu. Dalam pembelajaran keterampilan
berbahasa, membaca dapat mengasah kemampuan anak didik dalam
memahami isi wacana tulis. Namun, pembelajaran bahasa dewasa ini
banyak dinilai oleh siswa sangat membosankan. Hal itu yang
menyebabkan minat membaca dan menulis siswa menjadi menurun.
Kondisi semacam itu merupakan tantangan bagi pendidik bahasa
Indonesia untuk mengupayakan penyajian pembelajaran bahasa yang
menarik. Untuk itu, perlu dicarikan media penunjang yang tepat dalam
kegiatan belajar mengajar bahasa dan sastra. Media penunjang tersebut
adalah media teknologi internet. Dengan teknologi itu, diharapkan siswa
menjadi senang untuk membaca, sehingga pembelajaran membaca
khususnya membaca ekstensif tidak lagi membosankan bagi siswa. Masih
kurangnya kemampuan membaca ekstensif disebabkan oleh beberapa
faktor, di antaranya media atau buku bacaan yang kurang menarik yang
tersedia di perpustakaan sekolah atau kampus dan penggunaan model
pembelajaran yang kurang inovatif dalam pembelajaran membaca,
khususnya pembelajaran bahasa dan sastra. Oleh karena itu, pendidik
harus mencarikan solusi untuk menyadarkan siswa akan pentingnya
membaca tanpa membebani siswa dengan kegiatan rutinitas yang
membosankan. Salah satu solusi yang diajukan dalam tulisan ini adalah
melalui teknologi internet karena teknologi ini sangat digemari oleh siswa.
Dengan teknologi diharapkan dapat menunjang pembelajaran di dalam
memahami suatu bacaan.Untuk meningkatkan kemampuan membaca
ekstensif menggunakan teknologi internet itu perlu didukung oleh
beberapa faktor, di antaranya, tersedianya media atau bacaan yang menarik
di perpustakaan sekolah atau kampus, tersedianya tenaga guru bahasa yang
mampu mengoperasikan media teknologi informasi yang tersedia di
sekolah, dan tersedianya jaringan internet yang menunjang penggunaan
teknologi informasi dalam pembelajaran bahasa dan sastra yang inovatif
sehingga mendorong siswa menjadi gemar membaca (Kusumah, dan Dedi
Dwitagama, 2010: 41)

BAB III PENUTUP


PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Kritik dan Saran


Dari pembuatan tugas makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat
dan bisa menambah ilmu bagi para pembaca. Kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, untuk itu kami mohon
maaf dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai