Anda di halaman 1dari 54

REGULASI

PEMERINTAH
Agenda

Reformasi Keuangan Negara

UU Keuangan Negara

UU Perbendaharaan Negara

UU Pemeriksanaan Keuangan
Negara
REFORMASI
KEUANGAN
NEGARA
KELEMAHAN DI BIDANG PENGANGGARAN

• Fungsi perencanaan yang belum tegas benang merahnya


dengan penganggaran;
• Institusi penganggaran yang terbelah antara anggaran rutin
dan pembangunan;
• Anggaran yang berorientasi pada input, bukan output atau
outcomes;
• Landasan pelaksanaan hak bujet legislatif yang belum
tersedia.

4
KELEMAHAN DI BIDANG PELAKSANAAN
ANGGARAN

• Fungsi financial management yang tidak terpadu, dan fungsi


operasional yang belum optimal (let the managers manage);
• Dukungan pembiayaan alternatif yang belum tersedia setelah
independensi BI;
• Duplikasi dan akumulasi sehubungan dengan pemisahan anggaran
rutin dan pembangunan;
• Penyelenggaraan fungsi treasury (kas, piutang, utang, investasi, aset
lain) yang jauh dari optimal.

5
KELEMAHAN AKUNTANSI DAN
PERTANGGUNGJAWABAN

• Tanggung jawab kementerian terhadap penggunaan


anggaran belum cukup tegas;
• Belum tersedia standar akuntansi bagi pelaporan keuangan
pemerintah, dan belum jelas otoritas pembuat standar
dimaksud.
• Laporan keuangan hanya meliputi realisasi anggaran dan
penyajiannya sangat lambat.
• Fungsi pemeriksaan yang kurang efektif dan tumpang
tindih;

6
AGENDA REFORMASI:
Dari Hulu Sampai ke Hilir

• Reformasi bidang Perencanaan & Penganggaran.


• Reformasi bidang Pelaksanaan Anggaran.
• Reformasi bidang Perbendaharaan, dan Sistem
Penerimaan & Pembayaran.
• Reformasi bidang Pengelolaan Kas, Piutang, Barang Milik
Negara, dan Kewajiban Pemerintah
• Reformasi bidang Akuntansi, Pelaporan, dan
Pertanggungjawaban
• Reformasi bidang Pemeriksaan dan Sistem Pengendalian

7
AGENDA REFORMASI:
Perangkat Perubahan

• Perubahan Hukum & Peraturan Per-UU-an


• Penataan ulang sistem, prosedur, dan kalender
• Penyesuaian kelembagaan/organisasi
• Perubahan kerangka perilaku
• Peningkatan kapasitas personil
• Penyediaan sarana kerja
• Perwujudan kepemimpinan/leadership baru

8
Reformasi Keuangan Negara

UU 17/2003 Keuangan Negara

• Pengaturan umum tentang keuangan negara

UU 1/2004 Perbendaharaan Negara

• Sistem keuangan, tata cara pembayaran,


pertanggungjawaban

UU 15/2004 Pemeriksaan Pengelolaan


Keuangan Negara Pemeriksaan keuangan
oleh BPK berdasarkan SAP

• Pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan


pemeriksaan tujuan tertentu

9
Reformasi Hukum

UUD Prinsip dasar pengelolaan


1945 keuangan negara

Prinsip-prinsip umum
UU No. 17 pengelolaan keuangan negara
Tahun 2003 (Hukum Tata Negara)

UU No. 1 Kaidah administratif


Tahun 2004 pengelolaan keu. negara
(Hukum Administrasi Keu Negara)

UU No. 15 Prinsip-prinsip umum


Tahun 2004 pemeriksaan
keuangan negara
AKUNTABILITAS PEMERINTAH DAN DESA

Undang Undang Undang Undang


No 17 tahun 2003 No 6 tahun 2014
Tentang Keuangan Negara Tentang Desa

Permendagri 113 Tahun


PP 71 tahun 2010 Standar
2014 Pengelolaan Keuangan
Akuntansi Pemerintahan
Desa

Laporan Keuangan
Pemerintah (Pusat dan Laporan Keuangan Desa
Daerah)
UNDANG-UNDANG
KEUANGAN
NEGARA
UU KEUANGAN NEGARA

• Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban


negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala
sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang
dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

• Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada


peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,
efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

13
Lingkup Keuangan Negara

– hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan
melakukan pinjaman;
– kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan
negara dan membayar tagihan pihak ketiga;
– Penerimaan Negara;
– Pengeluaran Negara;
– Penerimaan Daerah;
Pengeluaran Daerah;
– kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain
berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/
perusahaan daerah;
– kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;
– kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan
pemerintah.
UU KEUANGAN NEGARA

• Presiden menyampaikan rancangan undang-undang


tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada
DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh
Badan Pemeriksa Keuangan, selambat-lambatnya 6 (enam)
bulan setelah tahun anggaran berakhir.
• Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi :
– Laporan Realisasi APBN
– Neraca
– Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang
dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan badan
lainnya.

15
UU KEUANGAN NEGARA

• Hak dan kewajiban negara dalam hal keuangan


negara.
• Kekuasaan atas Pengelola Keuangan Negara
– dikuasakan kepada Menteri Keuangan,
– dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga
– diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota Anggaran dan
prosedurnya baik untuk APBN, APBD
• Hubungan antara Bank Sentral, Pemerintah
Daerah, Pemerintah Pusat, Lembaga/Pemerintah
lain.

16
UU KEUANGAN NEGARA

• Bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan


APBN/APBD  disusun dan disajikan sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan.
• Standar akuntansi pemerintahan disusun oleh suatu komite
standar yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan
dari Badan Pemeriksa Keuangan.
• Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran
pendapatan dan belanja berbasis akrual. Selama
pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja
berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan
dan pengukuran berbasis kas

17
UNDANG-UNDANG
PERBENDAHARAAN
NEGARA
UU PERBENDAHARAAN NEGARA

• Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan


pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan
kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.
• Pejabat perbendaharaan negara
– Pengguna Anggaran
– Bendahara Umum Negara/Daerah
– Bendahara Penerimaan/Pengeluaran
• Pelaksanaan pendapatan dan belanja/daerah
• Pelaksanaan pendapatan dan belanja Negara/Daerah
• Pengelolaan uang
• Pengelolaan piutang dan utang

19
UU PERBENDAHARAAN NEGARA

• Pengelolaan investasi
• Pengelolaan barang milik negara/daerah
• Larangan penyitaan uang dan barang negara dan
daerah
• Penatausahaan dan Pertanggungjawaban
APBN/APBD
• Pengendalian interm pemerintah
• Penyalahgunaan uang dan negara
• Pengelolaan keuangan badan umum

20
UU Perbendaharaan Negara 1/2004

• Barang Milik Negara/Daerah adalah semua barang yang dibeli atau


diperoleh atas beban APBN/D atau berasal dari perolehan lainnya yang
sah.
• Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
barang milik negara/daerah.
• Kepala daerah 
– menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang
milik daerah;
– melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta
penghapusan barang milik daerah.
• Penerimaan berupa komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh
negara/daerah adalah hak negara/daerah.

21
UU Perbendaharaan Negara

• Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib mengelola dan


menatausahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam penguasaannya
dengan sebaik-baiknya.
• Penjualan BMN/D dilakukan dengan cara lelang, kecuali dalam hal-hal tertentu.
• BMN/D berupa tanah yang dikuasai Pemerintah harus disertifikatkan atas nama
pemerintah Republik Indonesia/pemerintah daerah yang bersangkutan.
• BMN/D harus dilengkapi dengan bukti status kepemilikan dan ditatausahakan
secara tertib.
• Tanah dan bangunan milik negara/daerah yang tidak dimanfaatkan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan,
wajib diserahkan pemanfaatannya kepada Menteri Keuangan/ gubernur/
bupati/walikota untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pemerintahan.
• BMN/D dilarang untuk diserahkan kepada pihak lain sebagai pembayaran atas
tagihan kepada Pemerintah.
• BMN/D dilarang digadaikan atau dijadikan jaminan untuk mendapatkan pinjaman.

22
UU Perbendaharaan Negara - Pemindahtanganan

• Barang milik negara/ daerah yang diperlukan bagi penyelenggaraan tugas


pemerintahan tidak dapat dipindahtangankan.
• Pemindahtanganan dilakukan dengan cara jual, dipertukarkan, dihibahkan, atau
disertakan sebagai modal Pemerintah setelah mendapat persetujuan DPR/DPRD.
(45)
• Persetujuan DPRD dilakukan untuk
– Pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan, kecuali :
• sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;
• harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam
dokumen pelaksanaan anggaran;
• diperuntukkan bagi pegawai negeri;
• diperuntukkan bagi kepentingan umum;
• dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
dan/atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan, yang jika status kepemilikannnya
dipertahankan tidak layak secara ekonomis.
– pemindahtanganan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai
lebih dari Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
• Pemindahtanganan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang
bernilai sampai Rp 5.000.000.000,00 dilakukan setelah mendapat persetujuan
gubernur/bupati/walikota.

23
UU Perbendaharaan Negara – Pengelolaan Piutang

• Pemerintah dapat memberikan pinjaman/hibah kepada pihak lain  PP


• Pejabat wajib mengusahakan agar piutang diselesaikan seluruhnya dan
tepat waktu.
• Jika tidak dapat diselesaika seluruhnya tepat waktu  diselesaikan
menurut peraturan.
• Piutang negara mempunyai hak mendahului.
• Penyelesaian piutang akibat hubungan keperdataaan dapat dilakukan
melalui perdamaian kecuali yang diatur dalam UU tersendiri.
• Hirarki otorisasi penyelesaian dan penghapusanpiutang  <=10m
Menteri, 10<p<=100 Presiden, >100 DPR. Untuk daerah <=5m Kepala
Daerah, > 5m DPRD.
• Piutang dapat dihapuskan secara mutlak / bersyarat
• Tata cara penyelesaian dan penghapusan piutang diatur dalam PP

24
UU Perbendaharaan Negara – Pengelolaan Utang

• Pemerintah dapat mengadakan utang dari dalam negeri maupun LN sesuai


ketentuan UU / Perda APBD.
• Utang / hibah dapat diteruspinjamkan.
• Biaya proses pengadaan utang dibebankan APBN/D
• Hak tagih utang daluwarsa 5 tahun, kecuali untuk pembayaran kewajiban
bunga dan pokok.
• Tata cara penatauahaan utang diatur dalam PP

25
UU Perbendaharaan Negara – Pengelolaan Investasi

• Pemerintah dapat melakukan investasi jangka panjang untuk memperoleh


manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya.
• Investasi dilakukan dalam bentuk saham, surat utang, dan investasi
langsung.
• Investasi diatur dengan peraturan pemerintah.
• Penyertaan modal pemerintah pusat pada perusahaan
negara/daerah/swasta ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
• Penyertaan modal pemerintah daerah pada perusahaan
negara/daerah/swasta ditetapkan dengan peraturan daerah.

26
PERATURAN PEMERINTAH NO. 27 TAHUN
2014
TENTANG PENGELOLAAN BMN/D
 LINGKUP BMN/D
 PENYEMPURNAAN SIKLUS PENGELOLAAN BMN/D
 KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB
 PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN
 PENGGUNAAN
 PEMANFAATAN
 PEMINDAHTANGANAN
 PEMUSNAHAN
 PENGHAPUSAN
 PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN
 PENILAIAN
 PENATAUSAHAAN
 LAIN-LAIN
UU PEMERIKSAAN
PERTANGGUNGJAWABA
N KEUANGAN NEGARA
UU PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

• Pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan atas pengelolaan


keuangan negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara.
• BPK melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.
• Pemeriksaan terdiri atas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan
pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
• Pemeriksaan dilaksanakan berdasarkan standar pemeriksaan.
• Standar pemeriksaan disusun oleh BPK, setelah berkonsultasi dengan
Pemerintah.
• Isi UU
– Lingkup pemeriksaan
– Pelaksanaan Pemeriksaan
– Hasil pemeriksaan dan Tindak Lanjut
– Pengadaan Ganti Kerugian Negara
– Ketentuan Pidana

29
HAL–HAL POKOK TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN
TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

1. Pengertian Pemeriksa dan Pemeriksaan;


2. Lingkup Pemeriksaan;
3. Standar Pemeriksaan;
4. Kebebasan dan Kemandirian dalam Pelaksanaan
Pemeriksaan;
5. Akses Pemeriksa terhadap Informasi;
6. Kewenangan untuk Mengevaluasi Sistem
Pengendalian Intern;
7. Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut;
8. Pengenaan Ganti Kerugian Negara; dan
9. Sanksi Pidana.

30
PEMERIKSAAN

• Pemeriksaan adalah suatu proses indentifikasi


masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan
secara independen, obyektif, dan profesional
berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menelai
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan
informasi mengenai pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara.

• Pemeriksa adalah orang yang melaksanakan tugas


pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara untuk dan atas nama BPK
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Keseluruhaan kegiatan pejabat pengelola keuangan negara


sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya, yang
meliputi:
• perencanaan;
• pelaksanaan;
• pengawasan; dan
• pertanggungjawaban.
TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

Kewajiban pemerintah untuk melaksanakan


pengelolaan Keuangan Negara secara:
– tertib;
– taat pada peraturan perundang-undangan;
– efesiensi, ekonomis, dan efektif; dan
– transparan;
dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.

33
LINGKUP PEMERIKSAAN

• PEMERIKSAAN KEUANGAN

• PEMERIKSAAN KINERJA

• PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN TERTENTU

PASAL 4 UU PPTKN
JENIS PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN • Pemeriksaan atas Pengelolaan


Keuangan Negara
KEUANGAN • Pemeriksaan atas laporan keuangan

PEMERIKSAAN Pemeriksaan atas aspek


ekonomi, efisiensi, dan
KINERJA efektivitas

• Pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan


PEMERIKSAAN DGN khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan
pemeriksaan kinerja
TUJUAN TERTENTU • Termasuk pemeriksaan atas hal-hal yg
berkaitan dengan keuangan, pemeriksaan
investigatif dan pemeriksaan atas sistem
pengendalian intern pemerintah

35
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara dilaksanakan dengan
menggunakan

• STANDAR
PEMERIKSAAN
• (PASAL 5 UU PPJKN)

36
STANDAR PEMERIKSAAN

• Patokan untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan


dan tanggung jawab keuangan negara yang meliputi

 Standar Umum,
 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan,dan

 Standar Pelaporan

• yang wajib dipedomani oleh BPK dan/atau


Pemeriksa.
37
PEMERIKSA

• BPK

• AKUNTAN PUBLIK/APIP
(penugasan)

laporan pemeriksaan akuntan publik wajib disampaikan


ke BPK dan dipublikasikan

38
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN

• Penentuan objek pemeriksaan, perencanaan;


• pelaksanaan pemeriksaan;
• Penentuan waktu;
• Metode pemeriksaan
• penyusunan dan penyajian laporan pemeriksaan
dilakukan secara bebas dan mandiri oleh BPK
Pasal 6 UU PPJKN

39
KEWENANGAN BPK

• Dalam pemeriksaan dapat memanfaatkan


hasil pemeriksaan aparat pengawasan intern
pemerintah
• LHP intern pemerintah wajib disampaikan ke
BPK
• Dalam pemeriksaan BPK dapat
menggunakan tenaga ahli dari luar yang
berkerja untuk dan atas nama BPK

40
HAK BPK

a. Meminta dokumen yang wajib disampaikan oleh pejabat atau pihak


lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara;
b. Mengakses semua data yang disimpan di berbagai media, aset,
lokasi, dan segala jenis barang atau dokumen dalam penguasaan
atau kendali dari entitas lain yang menjadi objek pemeriksaan atau
entitas lain yang dipandang perlu dalam pelaksanaan tugas
pemeriksaannya;
c. Melakukan penyegelan tempat penyimpan uang, barang, dan
dokumen pengelolaan keuangan negara;
d. Meminta keterangan kepada seseorang;
e. Memotret, merekam dan/atau mengambil sampel sebagai alat
sebagai alat bantu pemeriksaan.

Pasal 10 UUPPTKN
41
PENYUSUNAN LAPORAN HASIL
PEMERIKSAAN (LHP)

• Penyusunan LHP setelah pemeriksaan selesai


dilakukan
• Pemeriksa dapat menyusun laporan interim
pemeriksaan, bilamana diperlukan

42
HASIL PEMERIKSAAN

Pemeriksaan
Opini
Keuangan

Pemeriksaan Temuan
Kinerja Kesimpulan
Rekomendasi

Pemeriksaan
TujuanTertentu Kesimpulan

43
OPINI AUDIT
1. Opini audit adalah pernyataan profesional pemeriksa
mengenai kewajaran informasi keuangan.
kriteria:
• Kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintah
• Kecukupan pengungkapan
• Kepatuhan terhadap peraturan perundangan
• Efektivitas sistem pengendalian intern

2. Jenis Opini
• Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
• Wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
• Tidak wajar (adverse opinion)
• Menolak memberikan opini (disclaimer of opinion)
44
Temuan
• Temuan positif
• Hasil yang dicapai melebihi taget kinerja
• Dapat dijadikan contoh bagi unit kerja lain

• Temuan negatif:
• Ketidaktaatan pada peraturan
• Inefisiensi
• Ketidakefektivan
• kesalahan

45
REKOMENDASI

• Saran dari pemeriksa berdasarkan hasil


pemeriksaannya
• Ditujukan kepada orang dan/atau badan yang
berwenang
• Untuk melakukan tindakan dan/atau perbaikan

46
Tindak Lanjut

• Temuan dapat ditindaklanjuti:


• Seluruhnya
• Sebagian: penjelasan

• Temuan tidak dapat ditindaklanjuti:


• Penjelasan/alasan

47
TANGGAPAN ATAS HASIL PEMERIKSAAN

Tanggapan pejabat pemerintah yang bertanggung


jawab atas temuan, kesimpulan, dan rekomendasi
pemeriksa dimuat atau dilampirkan pada laporan
hasil pemeriksaan

48
PENYAMPAIAN LHP LAPORAN KEUANGAN Oleh BPK

PRESIDEN
LHP Laporan 2 bulan Sesuai dgn Kewenangannya
Keuangan
Pemerintah
Pusat DPR & DPD
Sesuai dgn Kewenangannya

Gubernur/Bupati/walikota
LHP Laporan Sesuai dgn Kewenangannya
Keuangan 2 bulan
Pemerintah
Daerah DPRD
Sesuai dgn Kewenagannya

49
PENYAMPAIAN LHP LAPORAN KINERJA & TUJUAN
TERTENTU Oleh BPK
Presiden/Gubernur/Bupati atau
Walikota
Sesuai dgn Kewenangannya
LHP LAPORAN
KINERJA
DPR/DPD/DPRD
Sesuai dgn Kewenangannya

Presiden/Gubernur/Bupati atau
Walikota
Sesuai dgn Kewenangannya
LHP DENGAN
TUJUAN
TERTENTU
DPR/DPD/DPRD
Sesuai dgn Kewenangannya

50
PENYAMPAIAN IKHTISAR HASIL PEMERIKSAAN

Presiden/Gubernur/
3 Bln sesudah
berakhirnya Bupati/Walikota
LHP Laporan
Keuangan semester ybs
Pemerintah
Pusat

Lembaga Perwakilan

51
PASAL 19

1. LHP yang disampaikan kepada


Lembaga Perwakilan dinyatakan
terbuka untuk umum
2. LHP sebagaimana dimaksud ayat (1)
tidak termasuk laporan yang memuat
rahasia negara yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan.

52
TINDAK LANJUT

• Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam LHP


• Pejabat perlu memberikan jawaban atau penjelasan
kepada BPK tentang tindak lanjut atas rekomendasi
dalam LHP selambat-lambatnya 60 hari setelah LHP
diterima
• BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut LHP
• Pejabat yang tidak melaksanakan tindak lanjut dikenai
sanksi administratif sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan di bidang kepegawaian
• BPK memberitahukan hasil pemanatauan tindak lanjut
kepada lembaga perwakilan dalam hasil pemeriksaan
semester
Pasal 20 UUPPTJKN

53
KETENTUAN PERALIHAN
• Ketentuan mengenai pemeriksaan atas laporan
keuangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang ini dilaksanakan mulai tahun anggaran 2006
• Penyelesain ganti kerugian negara/daerah yang sedang
dilakukan BPK dan/atau Pemerintah pada saat UU ini
mulai berlaku, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang ada sebelum UU
ini
• Tata cara penyelesaian ganti kerugian negara
sebagaimana dalam UU ini selambat-lambatnya satu
tahun setelah UU ini
(UUPPJKN Pasal 27)

54

Anda mungkin juga menyukai