Anda di halaman 1dari 15

KEUANGAN NEGARA DAN PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

umum

pengelolaan

keuangan

negara

Azas-azas

umum

dalam

pengelolaan Keuangan Negara diantaranya adalah sbb:


Undangundang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003, Keuangan
Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa
barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban tersebut. Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat
pada

peraturan

perundangundangan,

efisien,

ekonomis,

efektif,

transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan


dan kepatutan., Ruang lingkup Keuangan Negara meliputi:

o Tahunan> Tahun Anggaran meliputi masa satu tahun, mulai dari


tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
o Universalitas ->mengharuskan agar setiap transaksi keuangan
ditampilkan secara utuh dalam dokumen anggaran.
o Kesatuan> menghendaki agar semua Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah disajikan dalam satu dokumen anggaran.
o Spesialitas > mewajibkan agar kredit anggaran yang disediakan
terinci secara jelas peruntukannya.

a. hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan


uang, dan melakukan pinjaman;

o Akuntabilitas berorientasi hasil > anggaran disusun berdasarkan


prestasi kerja yang akan dicapai.

b. kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum


pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;

o Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang


berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundangundangan

c. Penerimaan Negara;

yang berlaku
o Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan

d. Pengeluaran Negara;
e. Penerimaan Daerah;

antara hak dan kewajiban penyelenggara negara


o Keterbukaan dalam PKN adalah asas yang membuka diri terhadap hak

f. Pengeluaran Daerah;
g. kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh

masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak

pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hakhak

diskriminatif

lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang

memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan

dipisahkan pada perusahaan negara/ perusahaan daerah;

tentang

penyelenggaraan

negara

dengan

tetap

rahasia negara

h. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka

o Pemeriksaan keuangan oleh BP yg bebas & mandiri BPK memiliki

penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;

kebebasan dan kemandirian dalam ketiga tahap pemeriksaan, yakni

kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan.

diberikan yang dikelola oleh orang atau badan lain berdasarkan


kebijakan pemerintah, yayasanyayasan di lingkungan kementerian
negara/lembaga, atau perusahaan negara/daerah
UU

Keuangan negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perUUan,

1/2004, Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan

negara, termasuk investasi dan

kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN

Prinsip Dasar Pengelolaan Keuangan Negara:

dan APBD.

efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan


memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN

Perbendaharaan Negara meliputi:

setiap tahun ditetapkan dengan undangundang.

a. pelaksanaan pendapatan dan belanja negara;

APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,

b. pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah;

distribusi, dan stabilisasi.

c. pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara;

Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi

d. pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah;

kewajiban negara dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus

e. pengelolaan kas;

dimasukkan dalam APBN.

f. pengelolaan piutang dan utang negara/daerah;

Surplus penerimaan negara dapat digunakan untuk

g. pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah;

negara tahun anggaran berikutnya.

h. penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan

Penggunaan surplus penerimaan negara untuk membentuk dana

negara/daerah;

pengeluaran

cadangan atau penyertaan pada perusahaan negara harus memperoleh

i. penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD;

persetujuan DPR.
Presiden

menyampaikan

rancangan

undangundang

tentang

Menteri Keuangan/Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara

pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan

Umum

keuangan yang telah diperiksa oleh

Negara/Daerah : menyelenggarakan akuntansi atas transaksi

keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pembiayaan


dan perhitungannya,

menyelenggarakan akuntansi atas transaksi

Badan Pemeriksa Keuangan,

selambatlambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.


Laporan

keuangan

dimaksud

setidaktidaknya

meliputi

Laporan

keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan

Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan

dan belanja, yang berada dalam tanggung jawabnya.

Keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara

Akuntansi

digunakan untuk menyusun laporan keuangan Pemerintah Pusat/Daerah

dan badan lainnya

sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

UU 15/2004 Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis,

Dalam rangka terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan

dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional

negara, pengelolaan keuangan negara diselenggarakan secara: profesional

berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan,

,terbuka

kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan

dan bertanggung jawab dengan mengacu kepada asasasas

tanggung jawab keuangan negara. Kemandirian BPK dalam pemeriksaan

keuangan negara mencakup ketersediaan SDM, anggaran, dan sarana

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. BPK diberi

pendukung lainnya yang memadai.

kewenangan untuk mendapatkan data, dokumen, dan keterangan dari

Dalam melaksanakan tugasnya, BPK RI mempunyai kewenangan untuk

pihak yang diperiksa, kesempatan untuk memeriksa secara fisik setiap

melakukan 3 (tiga) jenis pemeriksaan:

aset yang berada dalam pengurusan pejabat instansi yang diperiksa,

Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaaan atas laporan keuangan,

termasuk melakukan penyegelan untuk mengamankan uang, barang,

baik

dan/atau dokumen pengelolaan keuangan negara pada saat pemeriksaan

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemeriksaan

keuangan ini dilakukan oleh BPK RI dalam rangka memberikan

berlangsung.

(OPINI) keyakinan yang memadai

(reasonable assurance) tentang

Laporan Hasil Pemeriksaan disampaikan kepada Presiden, DPR dan DPD,

tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

DPRD Provinsi dan Gubernur, DPRD Kabupaten/Kota dan Bupati/Wali

pemerintah dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip

Kota sesuai dengan kewenangannya. Laporan hasil pemeriksaan yang

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dalam hal ini Standar

telah disampaikan kepada lembaga perwakilan, dinyatakan terbuka untuk

Akuntansi Pemerintah. Komponen L/K Pemerintah adalah sbb:

umum. Laporan hasil pemeriksaan terbut tidak termasuk laporan yang

Neraca (masih neraca) menggambarkan posisi keuangan suatu

memuat

entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada

rahasia

negara

yang

diatur

dalam

peraturan

perundangundangan.

tanggal tertentu.
STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

LRA merupakan komponen laporan keuangan yang menyediakan


informasi mengenai realisasi pendapatanLRA, belanja, transfer,

Pemeriksaan oleh BPK dilaksanakan berdasarkan standar pemeriksaan.

surplus/defisitLRA, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan

Standar pemeriksaan disusun oleh BPK, setelah berkonsultasi dengan

yang masingmasing diperbandingkan dengan anggarannya. fgs

Pemerintah. Standar pemeriksaan adalah patokan untuk melakukan

LO merupakan komponen laporan keuangan yang menyediakan

pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang

informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas

meliputi standar umum, standar pelaksanaan pemeriksaan, dan standar

pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatanLO, beban, dan

pelaporan yang wajib dipedomani oleh BPK dan/atau pemeriksa.

surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan.

Peraturan BPK Nomor 01 Tahun 2007 Standar Pemeriksaan Keuangan

LAK adalah bagian dari laporan keuangan yang menyajikan

Negara (SPKN) memuat persyaratan profesional pemeriksa, mutu

informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu

pelaksanaan pemeriksaan, dan persyaratan laporan pemeriksaan yang

yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi,

professional.

pendanaan dan transitoris. Laporan ini khusus hanya dibuat oleh

A. Jenis Pemeriksaan
Ada 3> Keuangan, Kinerja dan PDTT sebagaimana dijelaskan

Bendahara Umum Negara (BUN)/Kuasa BUN.


LPSAL merupakan komponen laporan keuangan yang menyajikan

sebelumnya.

secara komparatif dengan periode sebelumnya pospos berikut:

B. Tanggung Jawab Manajemen Entitas

Saldo Anggaran Lebih awal, Penggunaan Saldo Anggaran Lebih, Sisa

a. mengelola keuangan negara secara tertib, ekonomis, efisien, efektif,

Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan, Koreksi

transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa

Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya, dan Saldo Anggaran

keadilan

Lebih Akhir.

perundangundangan yang berlaku.

dan

kepatutan,

sesuai

dengan

ketentuan

peraturan

LPE merupakan komponen laporan keuangan yang menyajikan

b. menyusun dan menmenyelenggarakan pengendalian intern yang

sekurangkurangnya pospos ekuitas awal, surplus/defisitLO pada

efektif guna menjamin: (1) pencapaian tujuan sebagaimana mestinya;

periode

(2) keselamatan/keamanan kekayaan yang dikelola; (3) kepatuhan

bersangkutan,

koreksikoreksi

yang

langsung

menambah/mengurangi ekuitas, dan ekuitas akhir.


CaLK merupakan komponen laporan keuangan yang meliputi
penjelasan, daftar rincian dan/atau analisis atas laporan keuangan
dan pospos yang disajikan dalam LRA, LPSAL, Neraca, LO, LAK, dan
LPE

terhadap ketentuan peraturan perundangundangan; (4) perolehan


dan pemeliharaan data/informasi yang handal, dan pengungkapan
data/informasi secara wajar.
c. menyusun dan menyampaikan laporan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara secara tepat waktu.

Pemeriksaan Kinerja> Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas

d. menindaklanjuti rekomendasi BPK, serta menciptakan dan memelihara

pengelolaan keuangan negara yang terdiri dari aspek ekonomi dan

suatu proses untuk memantau status tindak lanjut atas rekomendasi

efisiensi serta pemeriksaan atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan

dimaksud.

bagi kepentingan manajemen

C. Tanggung Jawab Pemeriksa dan Organisasi

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) Pemeriksaan yang

a. Untuk pemeriksa :

dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan

1. merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan untuk memenuhi

pemeriksaan kinerja. Audit dengan tujuan tertentu dapat bersifat


eksaminasi (examination), reviu (review), atau prosedur yang
disepakati (agreesupon procedures

tujuan pemeriksaan.
2. memahami prinsipprinsip pelayanan kepentingan publik serta
menjunjung tinggi integritas, obyektivitas, dan independensi.
3. memiliki sikap untuk melayani kepentingan publik, menghargai dan

Badan Pemeriksa Keuangan, yang selanjutnya disingkat BPK, adalah

memelihara

lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan

profesionalisme.

tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang

kepercayaan

publik,

dan

mempertahankan

4. mengambil keputusan yang konsisten dengan kepentingan publik

Komunikasi PemeriksaPemeriksa harus mempertimbangkan hasil


pemeriksaan sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang

dalam melakukan pemeriksaan.


5. melaksanakan seluruh tanggung jawab profesionalnya dengan derajat

signifikan dan berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang sedang


dilaksanakan.

integritas yang tertinggi.


6. berhatihati dalam menggunakan informasi yang diperoleh selama

Pertimbangan Terhadap Hasil Pemeriksaan SebelumnyaPemeriksa


harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan sebelumnya serta tindak

melaksanakan pemeriksaan.
7. Mengutamakan pelayanan dan kepercayaan public

lanjut atas rekomendasi yang signifikan dan berkaitan dengan tujuan

8. obyektif dan bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest)

pemeriksaan yang sedang dilaksanakan.


Merancang Pemeriksaan untuk Mendeteksi Terjadinya Penyimpangan

dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya.


9. menggunakan pertimbangan profesional dalam menetapkan lingkup

dari Ketentuan Peraturan Perundangundangan, Kecurangan (Fraud),

dan metodologi, menentukan pengujian dan prosedur yang akan

serta Ketidakpatutan (Abuse)Pemeriksa harus merancang pemeriksaan

dilaksanakan, melaksanakan pemeriksaan, dan melaporkan hasilnya.

untuk memberikan keyakinan yang memadai guna mendeteksi salah

b. Untuk organisasi pemeriksa:

saji material yang disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap ketentuan

1. independensi dan obyektivitas dipertahankan dalam seluruh tahap

peraturan perundangundangan yang berpengaruh langsung dan


material terhadap penyajian laporan keuangan.

pemeriksaan.
2. pertimbangan profesional (professional judgment) digunakan dalam

Pemeriksa harus waspada pada kemungkinan adanya situasi dan/atau

perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan dan pelaporan hasil

peristiwa

pemeriksaan.

ketidakpatutan dan apabila timbul indikasi tersebut serta pemeriksa

3. pemeriksaan dilakukan oleh personil yang mempunyai kompetensi


profesional dan secara kolektif mempunyai keahlian dan pengetahuan

harus

yang

merupakan

menerapkan

indikasi

prosedur

kecurangan

pemeriksaan

dan/atau

tambahan

untuk

memastikan bahwa kecurangan dan/atau ketidakpatutan telah terjadi


dan menentukan dampaknya terhadap kewajaran penyajian laporan

yang memadai.
4. peer-review yang independen dilaksanakan secara periodik

keuangan.

Standar Pemeriksaan ini harus digunakan bersamasama dengan SPAP

Pengembangan Temuan Pemeriksaan Pemeriksa harus merencanakan

yang ditetapkan oleh IAI.

dan melaksanakan prosedur pemeriksaan untuk mengembangkan

D. Sistematika SPKN

unsurunsur temuan pemeriksaan.

PSP 01 : STANDAR UMUM

Dokumentasi Pemeriksaan Pemeriksa harus mempersiapkan dan

1) Persyaratan Kemampuan dan Keahlian Secara kolektif harus

memelihara dokumentasi pemeriksaan dalam bentuk kertas kerja

memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan

pemeriksaan. Dokumentasi pemeriksaan yang berkaitan dengan

tugas pemeriksaan

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan harus berisi

2) Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan,

informasi yang cukup untuk memungkinkan pemeriksa

organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap

berpengalaman,

mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan

pemeriksaan

tersebut

dapat

memastikan

organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya.

pemeriksaan tersebut

dapat

menjadi

3) Dalam pelaksanaan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasil


pemeriksaan,

pemeriksa

wajib

menggunakan

kemahiran

4) Setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan


Standar

Pemeriksaan

harus

tidak

mempunyai

hubungan
bahwa

bukti

yang

yang

dengan

dokumentasi
mendukung

pertimbangan dan simpulan pemeriksa. Dokumentasi pemeriksaan


harus mendukung opini, temuan, simpulan dan rekomendasi
pemeriksaan.

profesionalnya secara cermat dan seksama.

berdasarkan

tetapi

memiliki

sistem

pengendalian mutu yang memadai, dan sistem pengendalian mutu

PSP 03 : STANDAR PELAPORAN PEMERIKSAAN KEUANGAN


Standar Pelaporan SPAP Yang Ditetapkan IAI
1) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan disajikan

tersebut harus direviu oleh pihak lain yang kompeten (pengendalian

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau

mutu ekstern).

prinsip akuntansi yang lain yang berlaku secara komprehensif.


2) Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan

PSP 02 : STANDAR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KEUANGAN


Pernyataan Standar Pekerjaan Lapangan SPAP Yang Ditetapkan IAI
1) Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaikbaiknya dan jika
digunakan tenaga asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2) Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat,
dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3) Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi
pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.

penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan


periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan
auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan
audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang

Standar Pelaksanaan Tambahan

dipikul auditor.

PERENCANAAN PEMERIKSAAN LKPP

Standar Pelaksanaan Tambahan


Laporan hasil pemeriksaan harus menyatakan bahwa pemeriksaan
dilakukan sesuai dengan Standar Pemeriksaan. Jika pemeriksa tidak

Sistem perencanaan audit BPK disusun dalam suatu kerangka sistematis

dapat mengikuti Standar Pemeriksaan, pemeriksa dilarang untuk

yang terintegrasi untuk menghimpun semua Rencana Strategis (Renstra).

menyatakan demikian. Dalam situasi demikian, pemeriksa harus

Renstra tersebut ditetapkan untuk jangka lima tahun dan dijabarkan

mengungkapkan alasan tidak dapat diikutinya standar pemeriksaan

dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang terdiri dari Rencana Kerja

tersebut dan dampaknya terhadap hasil pemeriksaan.

Pemeriksaan (RKP) dan Rencana Kegiatan Sekretariat Jenderal dan

Laporan

hasil

pemeriksaan

atas

laporan

keuangan

harus

Penunjang (RKSP). Penyusunan RKP meliputi delapan tahap sbb:

mengungkapkan bahwa pemeriksa telah melakukan pengujian atas

a. Penetapan kebijakan dan strategi pemeriksaan BPK;

kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundangundangan yang

b. Penyusunan rencana pemeriksaan;

berpengaruh langsung dan material terhadap penyajian laporan

c. Penetapan rencana pemeriksaan;

keuangan. Ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang

d. Penyusunan sumbangan RKP;

undangan yang ditemukan dalam pemeriksaan keuangan, dimuat

e. Pembahasan dan penetapan RKP;

dalam laporan atas kepatuhan. Apabila pemeriksa tidak menemukan

f. Penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) BPK;

ketidakpatuhan

g. Pembahasan dan penetapan anggaran dengan DPR; dan

dalam

pengujian

kepatuhan,

pemeriksa

tidak

menerbitkan laporan atas kepatuhan.

h. Penyesuaian RKP.

Laporan atas pengendalian intern harus mengungkapkan kelemahan

Perencanaan pemeriksaan secara umum meliputi lima tahap sbb:

dalam pengendalian intern atas pelaporan keuangan yang dianggap

a. Pembentukan Tim Persiapan

sebagai kondisi yang dapat dilaporkan.

b. Penyusunan Paket Program Pemeriksaan

Laporan hasil pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan dalam

Paket program pemeriksaan terdiri dari P2 dan Surat Tugas. Tahapan

pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan dari ketentuan

penyusunan paket program pemeriksaan adalah sebagai berikut:

peraturan perundangundangan, dan ketidakpatutan, harus dilengkapi

Pemahaman Penugasan

tanggapan dari pimpinanatau pejabat yang bertanggung jawab pada

Pemahaman Entitas

entitas yang diperiksa mengenai temuan dan rekomendasi serta

Persetujuan P2 AKN

tindakan koreksi yang direncanakan.

Penentuan Tim Pemeriksa

Pemeriksa harus meminta pejabat yang bertanggung jawab untuk

Persetujuan Penugasan

memberikan tanggapan tertulis terhadap temuan, simpulan dan

Pemeriksa hanya dapat melepaskan diri dari penugasan jika

rekomendasi, termasuk tindakan perbaikan yang direncanakan oleh

Meninggal dunia;, Berhenti sebagai PNS BPK; Sakit, terganggu

manajemen entitas yang diperiksa.

independensi .

Informasi rahasia yang dilarang oleh ketentuan peraturan perundang

c. Penyusunan Program Kerja Perorangan

undangan untuk diungkapkan kepada umum tidak diungkapkan dalam

d. Pemberitahuan Pemeriksaan pada Auditee

laporan hasil pemeriksaan. Namun laporan hasil pemeriksaan harus

e. Pengurusan Administratif Pemeriksaan (SPPD, ST dll)

mengungkapkan sifat informasi yang tidak dilaporkan tersebut dan


ketentuan peraturan perundangundangan yang menyebabkan tidak

PSP 02 SPKN: Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaikbaiknya dan

dilaporkannya informasi tersebut.

jika digunakan tenaga asisten harus disupervisi dengan semestinya.

Pertimbangan Pemeriksa mengenai tidak diungkapkannya informasi

Metodologi pemeriksaan yang digunakan dalam pemeriksaan LKPP dan

tertentu tersebut harus mengacu kepada kepentingan publik. Jika

LKKL secara ringkas meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penyusunan

pemeriksa memutuskan untuk menghilangkan informasi tertentu,

LHP. Di dalam proses pemeriksaan tersebut, ukuran atau kriteria yang

pemeriksa harus menyatakan sifat informasi yang dihilangkan dan

digunakan adalah standar pemeriksaan, PMP serta tujuan dan harapan

alasan penghilangan tersebut.

penugasan. Di dalam proses tersebut, supervisi serta pengendalian dan

Laporan hasil pemeriksaan diserahkan kepada lembaga perwakilan,

penjaminan mutu pemeriksaan dilakukan sepanjang proses tersebut.

entitas yang diperiksa, pihak yang mempunyai kewenangan untuk

Metodologi Perencanaan Pemeriksaan LKPP

mengatur entitas yang diperiksa, pihak yang bertanggung jawab untuk


melakukan tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan kepada pihak lain yang
diberi wewenanguntuk menerima laporan hasil pemeriksaan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.

PSP 04 : STANDAR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA


PSP 05 : STANDAR PELAPORAN PEMERIKSAAN KINERJA
PSP 06 : STANDAR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN
TERTENTU
PSP 07 : STANDAR PELAPORAN PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN
TERTENTU (After UTS)

Perencanaan pemeriksaan atas LKPP dan LKKL meliputi 10 (sepuluh)

kemungkinan pemseriksa gagal menyatakan opini yang tepat atas laporan

kegiatan sebagai berikut:

keuangan yang memuat salahsaji yang material. penilaian risiko

a. Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan Penugasan

pemeriksaan menggunakan pendekatan kuantitatif menetapkan tingkat

Tujuan pemeriksaan LKPP dan LKKL adalah untuk memberikan

risiko pemeriksaan yang dapat diterima merujuk pada ASOSAI yaitu:

keyakinan yang memadai (reasonable assurance) apakah LKPP telah

1) Tingkat risiko pemeriksaan yang dapat diterima sebesar 5 %, artinya

disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan

tingkat keyakinan pemeriksa atas opininya sebesar 95% (AAR=1

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Pemeriksa harus memperoleh

tingkat keyakinan). Tingkat ini berlaku untuk sebagian besar entitas

harapanharapan penugasan secara tertulis dari pemberi tugas melalui


suatu komunikasi yang intensif untuk menghindari harapanharapan yang

yang diperiksa.
2) Tingkat risiko pemeriksaan yang dapat diterima sebesar 3%, artinya

tidak dapat dipenuhi oleh pemeriksa.

tingkat keyakinan pemeriksa atas opininya sebesar 97%. Tingkat ini

b. Pemenuhan Kebutuhan Pemeriksa

dinilai cukup memadai untuk beberapa entitas yang sangat sensitif

1) Persyaratan Kemampuan/Keahlian
a) Tim pemeriksa secara kolektif harus memiliki pemahaman yang cukup
atas SAP>sertifikat auditor
b) Di dalam tim pemeriksa, paling tidak 1 (satu) orang memiliki register
akuntan.

atau berisiko tinggi.


3) Tingkat risiko pemeriksaan yang dapat diterima sebesar 1%, artinya
tingkat keyakinan pemeriksa atas opininya sampai 99%. Tingkat ini
berlaku bagi beberapa entitas dengan ciriciri sebagai berikut:
Entitas tersebut mempunyai pengguna eksternal yang sangat ekstensif

c) Ketua Tim harus memiliki pengalaman yang memadai

perhatiannya terhadap laporan keuangan entitas tersebut, dan/atau

d) Dalam tim pemeriksa dapat dibutuhkan pengendali teknis,

Entitas tersebut cukup rentan akan terjadinya salah saji material dan

e) Dalam hal LKPP dan LKKL disusun sistem terkomputerisasi, tim

secara politik sensitif dan/atau adanya harapan

pemeriksa memiliki pengetahuan audit TI


2) Persyaratan Independensi harus bebas dalam sikap mental dan
penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi.

atas kewajaran

laporan keuangan entitas tersebut sehingga pemeriksa membutuhkan


tingkat keyakinan yang sangat tinggi.
Pemeriksa menilai risiko pengendalian sebagai maksimum ketika (1)

c. Pemahaman atas Entitas

bukti pemeriksaan mengindikasikan bahwa pengendalian tidak efektif,

Pemahaman atas entitas untuk mengidenfikasikan dan memahami halhal

atau (2) setelah memperoleh pemahaman yang memadai mengenai

penting yang harus dipenuhi oleh entitas dalam mencapai tujuannya.

proses entitas yang diperiksa:

Meliputi pemahaman atas organisasi, kegiatan utama entitas, lingkungan

Pemeriksa percaya bahwa pengendalian nampaknya akan tidak efektif,

yang mempengaruhi, pejabat terkait sampai dengan satuan kerja dan

atau

kejadian luar biasa yang berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan

Pemeriksa sudah mengidentifikasi prosedurprosedur uji substantif

negara. Dokumentasikan di KKP

yangefisien dan efektif yang diyakini penting untuk mendukung saldo

d. Pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebelumnya

akun terkait.

Dalam juknis pemeriksaan atas LKPP dan LKKL disebutkan bahwa

g. Penetapan Tingkat Materialitas Awal dan KesalahanTertolerir

Pemeriksa harus memantau tindak lanjut pemerintah pusat atas LHP atas

Pertimbangan atas tingkat materialitas meliputi kegiatan:

LKPP dan LKKL tahun sebelumnya atau LHP interim, terkait dengan

PM merupakan tingkat materialitas pada keseluruhan laporan keuangan,

pelaksanaan rekomendasi yang diberikan.

sedangkan TE merupakan materialitas padatingkat akun. Penetapan PM

e. Pemahaman Atas Sistem Pengendalian Intern

yaitusebesar 0,2% sampai dengan 1% dari total realisasi belanja. Untuk

Pendokumentasian pemahaman SPI dalam KKP diharapkan juga

pemeriksaan pertama kali, PM sebaiknya ditetapkan pada tingkat

mencakup pemahaman SPI dengan pendekatan COSO (lima komponen

materialitas terendah. Pada pemeriksaan selanjutnya, PM dapat

SPI), risikorisiko yang ada terutama risiko yang belum sepenuhnya

ditingkatkan jika penyajian laporan keuangan entitas yang diperiksa

dimitigasi (telah diantisipasi) oleh pengendalian yang ada (termasuk

menunjukkan perbaikan. Hal ini disebabkan batas materialitas untuk

rencana prosedur pemeriksaan atas risiko ini), dan pemahaman

penugasan pemeriksaan cenderung untuk konservatif.

pemeriksa mengenai pengendalian umum TI.

Setelah menentukan materialitas pada tingkat keseluruhan laporan

SPKN> Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus

keuangan, pemeriksa mengalokasikan PM untuk setiap akun utama yang

diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan

disebut Kesalahan Tertolerir (Tolerable Error/TE).Penetapan TE dapat

lingkup pengujian yang akan dilakukan). Pemahaman atas sistem

dilakukandengan 2 pendekatan. Pertama, untuk memudahkan, TE setiap

pengendalian intern tersebut membantu pemeriksa untuk:

akunditetapkan 50% dari PM. Pendekatan kedua dilakukan dengan

a) Mengidentifikasi jenis potensi kesalahan,

memperhitungkan sigifikansi setiap akun terhadap laporan keuangan

b) Mempertimbangkan faktorfaktor yang mempengaruhi risiko salah saji

secara keseluruhan. Pada pendekatan ini, TE dapat dihitung dengan

yang material,
c) Mendesain pengujian sistem pengendalian intern,
d) Mendesain prosedur pengujian substantif.
f. Pemahaman dan penilaian resiko
Dalam pemahaman dan penilaian risiko, pemeriksa mempertimbangkan
risikorisiko sebagai berikut: (1) risiko inheren, (2) risiko pengendalian,
(3)risiko deteksi, dan (4) risiko pemeriksaan. Penetapan risiko dilakukan
dengan ukuran kualitatif. Risiko pemeriksaan merupakan risiko

persamaan sebagai berikut:

h. Penentuan Metode Uji Petik

Sesuai dengan salah satu standar pelaksanaan pemeriksaan keuangan

Penentuan uji petik merupakan elemen uji yang diambil oleh pemeriksa

dalam SPKN bahwa pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik

untuk memberikan keyakinan tentang kualitas informasi yang disajikan

baiknya, dalam panduan manajemen pemeriksaan tersebut diatur

dan diungkapkan dalam laporan keuangan.

mengenai manajemen pemeriksaan BPK mulai dari Penyusunan RKP,

Pemeriksa menentukan

metode uji petik berdasarkan pertimbangan profesionalnya. Metode uji

Perencanaan

petik yang dilakukan dapat menggunakan metode statistik atau non

Pemeriksaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan, hingga

statistik.

Evaluasi Pemeriksaan. Perencanaan pemeriksaan adalah bagian dari

i. Pelaksanaan Prosedur Analitis Awal

proses pemeriksaan yang dilaksanakan segera setelah ditetapkannya

Prosedur analitis merupakan evaluasi atas informasi keuangan dalam

RKP, untuk merencanakan pekerjaan pemeriksaan agar pelaksanaan

laporan keuangan dengan melihat hubungan antar data keuangan yang

pemeriksaan lapangan dan pelaporan pemeriksaan dapat dilaksanakan

ada dan antara data keuangan dan data nonkeuangan yang tersedia.

secara efisien, efektif dan sesuai standar.

Pemeriksaan,

Pelaksanaan

Pemeriksaan,

Pelaporan

Prosedur ini tidak dapat digunakan untuk menilai semua asersi. Asersi

1.

keberadaan tidak dapat diuji dengan prosedur analitis. Prosedur analitis

LKPD disusun oleh kepala daerah sebagai bentuk pertanggungjawaban

yang dapat dilakukan meliputi (1) Analisa Data, (2) Teknik Prediktif, serta

pelaksanaan APBD. Penyusunan LKPD tersebut dilaksanakan oleh Satuan

(3) Analisa Rasio dan Tren.

Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan

j. Penyusunan

Program

Pemeriksaan

dan

Program

Kerja

Perorangan

Dasar Hukum

Daerah (SKPKD). LKPD disusun sesuai dengan dasar hukum pengelolaan


keuangan daerah yang terdiri dari: Paket UU PKN, Perimbangan dan

Berdasarkan persiapan pemeriksaan di atas, pemeriksa menyusun

Permendagri tentang PKN.

program pemeriksaan atas LKPP dan LKKL. Program pemeriksaan

2.

mengungkapkan antara lain (1) Dasar pemeriksaan, (2) Standar dan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun

pedoman

Tahun

2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, yang dimaksud dengan

anggaran/tahun buku yang diperiksa, (5) Identitas dan data umum entitas

keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

yang diperiksa, (6) Tujuan pemeriksaan, (7) Metodologi pemeriksaan, (8)

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang

Sasaran yang diperiksa, (9) Pengarahan pemeriksaan, (10) Jangka waku

termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan

pemeriksaan, (11) Susunan tim pemeriksaan, (12) Instansi penerima hasil

hak dan kewajiban daerah tersebut. Pengelolaan keuangan daerah

pemeriksaan, dan (13) Kerangka isi laporan.

tersebut meliputi keseluruhan kegiatan dalam perencanaan, pelaksanaan,

pemeriksaan,

(3)

Entitas

yang

diperiksa,

(4)

Definisi dan Ruang Lingkup Keuangan Daerah

penatausahaan,
PERENCANAAN PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH

A.

Gambaran

Umum

Pengelolaan

dan

Keuangan

Pemerintah

Daerah

pertanggungjawaban,

dan

pengawasan

Ruang lingkup keuangan daerah meliputi:


a.

hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah

b.

kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan

Pertanggungjawaban

Keuangan Daerah
Laporan

pelaporan,

keuangan daerah.

(LKPD)

serta melakukan pinjaman

merupakan

daerah dan membayar tagihan pihak ketiga

pertanggungjawaban kepala daerah, yaitu gubernur/bupati/walikota atas

c.

penerimaan daerah

pelaksanaan APBD tahun anggaran tertentu. LKPD tersebut disusun

d.

pengeluaran daerah

dengan menggunakan suatu sistem akuntansi keuangan daerah dan

e.

kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa

berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Hal tersebut

uang, surat berharga, piutang, barang, serta hakhak lain yang dapat

dinyatakan dalam UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang

dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada

Keuangan Negara, UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang

perusahaan daerah

Perbendaharaan Negara, dan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004

f.

kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam

Tentang Pemerintahan Daerah, beserta peraturan pelaksanaannya.

rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau

Pemeriksaan atas LKPD tersebut merupakan salah satu tugas pokok BPK

kepentingan umum.

RI sebagai pelaksanaan UndangUndang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang

3.

Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Pengelolaan Keuangan


Daerah

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan


UndangUndang Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa

Beberapa pihak yang terlibat dalam pengelolaan keuangan daerah

Keuangan. Pemeriksaan atas LKPD merupakan jenis pemeriksaan

meliputi:

keuangan yang bertujuan untuk pemberian opini atas kewajaran laporan

a.

Kepala Daerah > Kepala daerah selaku kepala pemerintah daerah

keuangan tersebut dalam semua hal yang material sesuai dengan standar

adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan

akuntansi pemerintahan. Pemeriksaan dilakukan dengan berdasarkan

mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah

pada standar pemeriksaan yang ditetapkan Badan Pemeriksa Keuangan.


Pemeriksaan atas LKPD meliputi LKPD propinsi, kabupaten, dan kota

yang dipisahkan.
b.

Sekretaris Daerah

> Sekretaris daerah selaku koordinator

yang dilakukan secara serentak. BPK mengelola pelaksanaan tugas yang

pengelolaan keuangan daerah berkaitan dengan peran clan

begitu banyak tersebut, termasuk untuk pemeriksaan LKPP dan

fungsinya dalam membantu kepala daerah menyusun kebijakan dan

pemeriksaan selain pemeriksaan keuangan dalam sebuah manajemen

mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah

yang diatur dalam Panduan Manajemen Pemeriksaan.

termasuk pengelolaan keuangan daerah.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

Kepala SKPKD > Kepala SKPKD mempunyai tugas melaksanakan

6.

pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah.

Standar akuntansi yang digunakan sebagai dasar penyusunan LKPD

Kuasa BUD > Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk

adalah Standar Akuntansi Pemerintahan yang ditetapkan dalam PP No. 24

melaksanakan sebagian tugas BUD.

Tahun 2005, sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan PP No. 71

Pengguna anggaran/barang > Pengguna Anggaran adalah pejabat

Tahun 2010.

pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan

Sistem dan prosedur laporan keuangan pemerintah daerah ditetapkan

tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. Pengguna Barang

dalam sistem akuntansi keuangan daerah yang ditetapkan oleh

adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik

gubernur/bupati/walikota. Sistem dan prosedur tersebut disusun dengan

daerah.

mengacu kepada peraturan perundangundangan seperti PP No. 58 Tahun

Kuasa Pengguna Anggaran/Barang > Kuasa Pengguna Anggaran

2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam

adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian

Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian

Daerah, peraturan daerah tentang pengelolaan keuangan daerah

tugas dan fungsi SKPD.

(sebagaimana telah diubah dengen Permendagri No. 59 Tahun 2007 dan

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) > PPTK adalah pejabat

Permendagri No. 21 Tahun 2011), dan peraturan lain yang menjadi acuan

pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa

penyusunan sistem dan prosedur laporan keuangan pemerintah daerah,

kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.

serta berdasarkan PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPKSKPD) > PPKSKPD

Pemerintahan (yang telah diubah dengan PP No. 71 Tahun 2010).

adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada

Sistem dan prosedur laporan keuangan pemerintah daerah tersebut

SKPD.

secara umum meliputi meliputi sistem dan prosedur (1) perencanaan, (2)

Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran > Bendahara

pelaksanaan, dan (3) pertanggungjawaban. Secara ringkas sistem dan

Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk

prosedur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

menerima,

menyimpan,

menyetorkan,

menatausahakan,

dan

mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah dalam rangka

a.

Sistem dan Prosedur Perencanaan

Sistem dan prosedur perencanaan meliputi antara lain kegiatan:

pelaksanaan APBD pada SKPD. Bendahara Pengeluaran adalah

a) penyusunan anggaran,

pejabat

b) penyampaian rancangan peraturan daerah tentang APBD,

fungsional

yang

ditunjuk

menerima,

menyimpan,

membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan

c) pembahasan APBD dengan DPRD,

uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan

d) penetapan peraturan daerah tentang APBD, dan

APBD pada SKPD


4.

Standar Akuntansi, Sistem dan Prosedur

e) penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran.

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

b.

Sistem dan Prosedur Pelaksanaan Anggaran

Kebijakan akuntansi merupakan instrumen penting dalam penerapan

Secara umum, sistem dan prosedur pelaksanaan anggaran meliputi antara

akuntansi akrual. Dokumen yang ditetapkan dalam peraturan kepala

lain sistem dan prosedur pendapatan dan belanja. Namun sejak adanya

daerah

fungsifungsi

UU Pemerintahan Daerah dan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah

SKPD. Kebijakan akuntansi

tahun 1999, penerimaan pembiayaan seperti dari penjualan aset atau

Pemerintah Daerah disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

penerimaan pinjaman dipisahkan dari pendapatan, dan pengeluaran

ini

harus

dipedomani

akuntansi,baik di SKPKD maupun

dengan
di

baik

oleh

Nomor 64 tahun 2013 yang terdiri atas Kebijakan Akuntansi Pelaporan

pembiayaan seperti pembayaran cicilan utang dipisahkan dari belanja,

Keuangan dan Kebijakan Akuntansi Akun.

meskipun secara sistem dan prosedur sangat terkait. Selain pendapatan,

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat SAPD

belanja dan pembiayaan, pemerintah daerah juga mengelola aset dan

adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan

kewajiban. Aset dan kewajiban tersebut dipertanggungjawabkan dalam

dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis

neraca.

transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi

Berdasarkan hal tersebut, sistem dan prosedur pelaksanaan anggaran

pemerintahan daerah. SAPD dikelompokkan menjadi dua subsistem yaitu

meliputi: (1) sistem dan prosedur pendapatan dan penerimaan

SASKPD dan SAPPKD.

pembiayaan, (2) sistem dan prosedur belanja dan pengeluaran

5.

pembiayaan, (3) sistem dan prosedur aset, dan (4) sistem dan prosedur

Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi

Terdapat dua jenis entitas yang terlibat dalam Sistem Akuntansi

kewajiban.

Pemerintah Daerah, yaitu entitas pelaporan dan entitas akuntansi. Entitas

c.

pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau Iebih

Sistem dan prosedur pertanggungjawaban pelaksanaan APBD merupakan

entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang

sistem

undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa

pelaksanaan APBD. Sistem dan prosedur pertanggungjawaban yang diatur

laporan

unit

dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 meliputi

pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya

sistem dan prosedur pada (1) SKPD dan (2) SKPKD. Sistem dan prosedur

wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan

pertanggungjawaban sebelum peraturan tersebut dilakukan secara

untuk digabungkan pada entitas pelaporan. PPKD selain berfungsi sebagai

terpusat pada biro/bagian keuangan.

keuangan.

Sedangkan

Entitas

akuntansi

adalah

Sistem dan Prosedur Pertanggungjawaban

dan

prosedur

penyusunan

laporan

pertanggungjawaban

BUD juga sebagai Pengguna Anggaran sehingga selain berfungsi sebagai

7.

entitas pelaporan juga berfungsi sebagai entitas akuntansi. Sementara

Sesuai dengan SAP dan peraturan perundangundangan yang berlaku

Pertanggungjawaban

SKPD hanya berfungsi sebagai entitas akuntansi saja.

terkait pengelolaan keuangan daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD diungkapkan dalam LKPD, yang terdiri atas (1) laporan realisasi

4.

Akibat, menjelaskan secara logis pengaruh dari perbedaan

APBD, (2) neraca, (3) laporan arus kas, dan (4) catatan atas laporan

antara kondisi (apa yang ditemukan pemeriksa) dengan

keuangan dilampiri ikhtisar laporan keuangan perusahaan daerah dan

kriteria (apa yang seharusnya terjadi). Akibat lebih mudah

badan lainnya.

dipahami bila dinyatakan secara jelas dan terinci. Signifikansi

Beberapa titik rawan dalam PKD:

dari akibat yang dilaporkan ditunjukkan oleh bukti yang

Pengadaan barang dan jasa

meyakinkan.

Pengelolaan dana Optimalisasi

5.

Sebab, memberikan bukti yang meyakinkan mengenai factor

Dana terkait Pilkada

yang menjadi sumber perbedaaan antara kondisi dan kriteria.

Dana Transfer dari Pusat dan Hibah

Dalam

Dana kegiatan insidentil seperti bencana dan bantuan sosial

mempertimbangkan

melaporkan

sebab,

apakah

pemeriksa

bukti

yang

ada

harus
dapat

memberikan argumen yang meyakinkan dan logis bahwa


Metodologi Pemeriksaan 11-12 dengan LKPP

sebab yang diungkapkan merupakan faktor utama terjadinya


perbedaan

PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KEUANGAN

6.

A. STANDAR

Komentar Instansi, merupakan tanggapan oleh entitas yang


diperiksa terhadap indikasi temuan. Komentar instansi tidak
harus diperoleh dalam suatu pelaksanaan pemeriksaan.

Mengacu kepada standar pekerjaan lapangan dan tambahannya

Komunikasi Akhir (Penyampaian TP); Apabila masih terdapat hal

sebagaimana diatas dijelaskan.


B. Panduan Manajemen Pemeriksaan

yang belum selesai didiskusikan atau masih terdapat permasalahan

Pelaksanaan pemeriksaan atas kegiatan pekerjaan pemeriksaan dan

yang

pengakhiran pemeriksaan meliputi enam tahap:

pembahasan akhir.

belum

jelas,

maka

tim

pemeriksa

dapat

melakukan

Komunikasi awal; Komunikasi awal dengan pimpinan entitas yang

Pengakhiran pemeriksaan. Pengakhiran pemeriksaan meliputi

diperiksa bertujuan untuk menjelaskan pemeriksaan yang dilakukan

kegiatan

yang meliputi tujuan, lingkup, jadwal waktu, dan kebutuhan

pemeriksaan sebagai bentuk pertanggungjawaban tim pemeriksa

dokumen yang diperiksa, serta menjelaskan komposisi tim

dalam

rangka

mengakhiri

tahapan

pelaksanaan

baik secara teknis maupun administratif.


C. Metodologi Pemeriksaan

pemeriksa yang tercantum dalam surat tugas.


Pelaksanaan P2; Pelaksanaan P2 dilakukan oleh tim pemeriksa
sesuai pembagian tugas dan PKP. Pelaksanaan P2 ditujukan untuk
memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup dan kompeten.
Penyusunan KKP; KKP adalah catatan yang diselenggarakan oleh
pemeriksa tentang prosedur pemeriksaan yang dilaksanakan,
pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan
yang dibuat sehubungan dengan penugasan pemeriksaan.
Penyusunan TP; Temuan Pemeriksaan (TP) merupakan temuan
atau indikasi permasalahan yang diperoleh selama pemeriksaan.
Pada dasarnya, TP terkait dengan:
Ketidakpatuhan

terhadap

ketentuan

peraturan

perundangundangan, penyimpangan, dan ketidakpatutan yang


material untuk dilaporkan;
Kelemahan sistem pengendalian intern yang material untuk
Pengujian analitis Terinci> dalam pelaksanaan pemeriksaan dapat

dilaporkan;

dilakukan dengan (1) Analisa Data, (2) Teknik Prediktif, dan (3) Analisa

Kegagalan suatu program yang diperiksa; dan


Ketidaksesuaian kondisi dengan kriteria yang ditetapkan.

petik. Pengujian analitis dilakukan dengan cara membandingkan antara

TP memuat unsur sebagai berikut:


1.

Judul, berisi satu frase yang terdiri dari dua atau lebih kata,
tetapi bukan kalimat, singkat, dan jelas yang menggambarkan
suatu kondisi atau kombinasi kondisi dengan akibat yang

Kondisi, berisi data/informasi/bukti atas suatu keadaan yang


disajikan secara obyektif dan relevan berdasarkan fakta yang

Kriteria,

terkait secara terinci.


Pengujian terhadap sistem pengendalian intern meliputi pengujian

berisi

data/informasi

yang

menggambarkan

keadaan yang diharapkan/seharusnya terjadi. Kriteria akan


mudah dipahami apabila dinyatakan secara wajar, eksplisit,
dan lengkap.

dilakukan

pemeriksa

terhadap

efektivitas

desain

dan

implementasi sistem pengendalian intern. Kaitkan dengan Subtantif


yang mendalam atau terbatas, menguji asersi manajemen dan jika
dalam SIBK cek general dan aplication controlnya.

ditemukan pemeriksa di lapangan.


3.

unsurunsur laporan keuangan serta informasi nonkeuangan yang

yang

signifikan.
2.

Rasio dan Tren, sesuai dengan area yang telah ditetapkan sebagai uji

Pengujian Substantif Atas Transaksi Dan Saldo Akun-> Pengujian


subtantif transaksi dan saldo dilakukan untuk meyakini asersi
manajemen atas laporan keuangan pihak yang terperiksa, yaitu: (1)
Keberadaan dan keterjadian, (2) Kelengkapan, (3) Hak dan kewajiban,
(4) Penilaian dan pengalokasian, dan (5) Penyajian dan pengungkapan.

Penyelesaian

Penugasan

(Juknis

Pemeriksaan

Lkpp)->

PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN

Penyelesaian penugasan pemeriksaan keuangan merupakan kegiatan


untuk

mereviu

tiga

hal,

yaitu

kewajiban

kontinjensi,

A. STANDAR

kontrak/komitmen jangka panjang, dan kejadian setelah tanggal neraca

Mengacu ke Standar Pelaporan dan Tambahannya.

Penyusunan Ikhtisar Koreksi (Juknis Pemeriksaan Lkpp)->

B. Panduan Manajemen Pelaporan

Ikhtisar Koreksi merupakan rekapitulasi koreksi atau penyesuaian

Pelaporan hasil pemeriksan meliputi enam tahap:

(adjustments) yang diusulkan tim pemeriksa kepada pemerintah pusat.

1.

Penyusunan konsep LHP;

Setelah berakhirnya pelaksanaan

Koreksi pemeriksaan yang dimasukkan tersebut merupakan koreksi

pemeriksaan di lapangan, tim pemeriksa melakukan diskusi dengan

terhadap LKPP dan LKKL yang nilainya di atas nilai TE dan secara

pengendali teknis untuk membahas kelayakan indikasi temuan yang

keseluruhan di atas nilai materialitas

terdapat dalam TP untuk menyusun konsep LHP. Pengendali teknis

Konsep Temuan Pemeriksaan atas LKPP dan LKKL merupakan

mereviu TP dan daftar TP yang tidak layak atau batal. TP yang tidak

permasalahan

yang

layak atau batal dimungkinkan dimuat di dalam konsep LHP apabila

Permasalahan

dianggap relevan dan didukung dengan bukti yang cukup. Konsep

yang

perludikomunikasikan

ditemukan
kepada

oleh

pemerintah

pemeriksa
pusat.

tersebut meliputi:

LHP bersifat rahasia sehingga perlu diberikan tanda bayang

Ketidakefektivan sistem pengendalian intern,

(watermark) RAHASIA. Dengan demikian, konsep LHP harus dijaga

Kecurangan dan penyimpangan dari ketentuan peraturan

kerahasiaannya
2.

perundangundangan,

teknis; Penganalisisan oleh pengendali teknis dilakukan untuk

yang signifikan, dan

membandingkan

Ikhtisar koreksi.

memperhatikan halhal sebagai berikut:

pemeriksaan

risalah

diskusi

dan

diungkapkan dalam P2; dan

dilakukan

c. Terpenuhinya kebenaran pembahasaan

terhadap Laporan keuangan Kementerian/Lembaga maka pejabat


berwenang yang dimasksud adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau

dengan

b. Terpenuhinya tujuan dan lingkup pemeriksaan yang telah

dilakukan terhadap LKPP maka pejabat yang berwenang adalah


Sedangkan apabila

LHP

akibat, sebab, dan rekomendasi sesuai dengan SPKN;

Dengan Pejabat Entitas Yang Berwenang-> Dalam hal pemeriksaan

Keuangan.

konsep

a. Terpenuhinya unsurunsur temuan seperti kondisi, kriteria,

Penyampaian Dan Pembahasan Konsep Temuan Pemeriksaan

Menteri

Penganalisisan dan pereviuan konsep LHP oleh pengendali

Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundangundangan

3.

Penganalisisan dan Pereviuan Konsep LHP oleh Penanggung

Sekretaris Menteri/Pimpinan Lembaga. Konsep temuan yang telah

Jawab-> Konsep LHP yang disampaikan oleh pengendali teknis

disampaikan oleh ketua tim pemeriksa kemudian dibahas bersama

dianalisis dan direviu kesesuaiannya dengan SPKN oleh penanggung

dengan pejabat yang berwenang di entitas tersebut. Apabila

jawab.Penanggung

pemerintah menolak ikhtisar koreksi, temuan SPI dan ketidakpatuhan

merupakan informasi rahasia dan indikasi Tindak Pidana Korupsi

jawab

mengidentifikasi

unsur

LHP

yang

(TPK).

akan berpengaruh terhadap Opini.


Perolehan Tanggapan Resmi Dan Tertulis-> Dalam Petunjuk

4.

Perolehan tanggapan atas konsep LHP dari pimpinan entitas

Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan dan Petunjuk Teknis Pemeriksaan

yang diperiksa; Tanggapan terhadap konsep LHP tersebut meliputi

LKPP dan LKKL dijelaskan mengenai kegiatan Perolehan tanggapan

kesanggupanentitas yang diperiksa menindaklanjuti rekomendasi


yang diusulkandi dalam konsep LHP dan informasi rahasia

resmi dan tertulis.


Penyampaian

Temuan

Pemeriksaan

merupakan

akhir

dari

5.

Pembahasan Konsep LHP dengan Pemberi Tugas Penanggung

pekerjaan lapangan pemeriksaan keuangan. Hal ini merupakan batas

jawab mempertimbangkan tanggapan atas konsep LHP dari

tanggung jawab pemeriksa terhadap kondisi laporan keuangan yang

pimpinan entitas yang diperiksa sebelum menyampaikan konsep

diperiksa. Oleh karena itu, tanggal penyampaian temuan pemeriksaan

LHP tersebut kepada pemberi tugas. Penanggung jawab juga

tersebut merupakan tanggal laporan hasil pemeriksaan

menyampaikan konsep surat keluar dilampiri dengan konsep LHP,


informasi rahasia, dan indikasi TPK kepada pemberi tugas.
6.

Penerbitan dan penyampaian LHP-> Konsep LHP yang telah


disetujui pemberi tugas menjadi LHP dapat diterbitkan dan
disampaikan kepada pemilik kepentingan dalam waktu yang telah
ditentukan dalam Program Pemeriksaan (P2).

Penerbitan LHP dapat mempunyai konsekuensi hukum baik terhadap


pemeriksa maupun pihak yang diperiksa. Konsekuensi hukum ini dapat
berupa tuntutan/gugatan hukum atas LHP dan konsekuensi hukum
lainnya. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, kepada tim
pemeriksa diberikan perlindungan hukum dan jaminan keamanan. BPK
menyampaikan ikhtisar hasil pemeriksaan semester kepada lembaga
perwakilan dan presiden/gubernur/bupati/walikota selambatlambatnya
tiga bulan setelah semester berakhir.

C. METODOLOGI PENYUSUNAN LHP

halhal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. Halhal


yang dikecualikan dinyatakan dalam laporan hasil pemeriksaan
yang memuat opini tersebut.

Tidak Wajar (adverse opinion)> menyatakan bahwa laporan


keuangan tidak disajikan secara wajar posisi keuangan sesuai
dengan Standar Akuntansi.

Menolak Memberikan Pendapat atau Tidak Dapat Menyatakan


Pendapat (disclaimer opinion)> menyatakan bahwa laporan
keuangan tidak dapat diyakini wajar atau tidak dalam semua
hal yang material sesuai dengan Standar Akuntansi.

Dasar penetapan opini atas Laporan Keuangan dilakukan dengan


mempertimbangkan Penjelasan Pasal 16 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2004,
a. Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan-> Konsep laporan

opini merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran

hasil pemeriksaan disusun oleh ketua tim pemeriksa dan disupervisi

informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang

oleh pengendali teknis.

didasarkan pada kriteria:

Jenis Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan atas Laporan Keuangan

kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan,

terdiri atas : Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan;

kecukupan pengungkapan (adequate disclosure),

Laporan atas Kepatuhan; dan Laporan atas Pengendalian Intern.

kepatuhan perundangundangan, dan

efektivitas sistem pengendalian intern.

Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan merupakan

Di samping itu, di dalam penetapan opini pemeriksa, pemeriksa

laporan utama. Laporan ini mengungkapkan:

Opini Badan Pemeriksa Keuangan yang mengungkapkan

mempertimbangkan SPKN, ketidaksesuaian dan ketidakcukupan

kewajaran atas Laporan Keuangan memuat: judul Laporan

pengungkapan

Hasil

materialitas yang telah ditetapkan, tanggapan pemerintah pusat atas

Pemeriksaan

atas

Laporan

Keuangan,

dasar

laporan

keuangan

dikaitkan

dengan

tingkat

pemeriksaan, tanggung jawab pemeriksa kecuali untuk opini

hasil pemeriksaan, dan surat representasi.

tidak

jawab

Pelaporan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundangundangan

penyusunan Laporan Keuangan, standar pemeriksaan dan

didasarkan pada standar pemeriksaan, pemeriksa dalam melakukan

keyakinan pemeriksa untuk memberikan pendapat, kecuali

pengujian kepatuhan terhadap peraturan perundanganundangan.

opini tidak dapat menyatakan pendapat, alasan opini

Pelaporan Sistem Pengendalian Intern meliputi efektivitas sistem

pengecualian/tidak

pengendalian intern terkait laporan keuangan.

dapat

menyatakan

pendapat,

menyatakan

tanggung

pendapat/tidak

wajar

(termasuk kelemahan SPI dan/atau temuan kepatuhan yang

Penandatangan Laporan Hasil Pemeriksaan> Pada dasarnya,

terkait secara material terhadap kewajaran penyajian Laporan

penanda tangan laporan hasil pemeriksaan adalah Badan, dengan

Keuangan jika ada,

memperhatikan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Apabila

paragraf rujukan tentang penerbitan laporan atas kepatuhan

Badan Pemeriksa Keuangan menunjuk kantor akuntan publik untuk

dan laporan atas pengendalian intern jika ada

melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan untuk dan atas

opini,

nama BPK maka penandatangan laporan hasil pemeriksaan adalah

tempat

dan

tanggal

penandatanganan

laporan

hasil

rekan yang menjadi penanggung jawab pemeriksaan tersebut.

pemeriksaan,

Penandatanganan laporan tersebut harus melalui kendali mutu

tanda tangan, nama penandatangan, dan nomor register

(quality control) secara berjenjang dari tingkat pemeriksa, ketua tim

akuntan.

pemeriksa dan pengendali teknis yang tertuang dalam kertas kerja

Laporan Keuangan yang terdiri atas Neraca, Laba/Rugi, LRA,

pemeriksaan serta memenuhi proses keyakinan mutu (quality

Laporan Arus Kas serta Catatan atas Laporan Keuangan.

assurance).

Gambaran Umum Pemeriksaan yang memuat tentang: dasar

b. Penyampaian Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan Kepada Pejabat

sasaran

Entitas Yang Berwenang> Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)

pemeriksaan, standar pemeriksaan, metode pemeriksaan,

yang telah disetujui penanggung jawab harus disampaikan kepada

waktu pemeriksaan, obyek pemeriksaan, batasan pemeriksaan.

pimpinan entitas sebelum batas akhir waktu penyampaian Laporan

Jenis Opini> Opini terhadap kewajaran atas Laporan Keuangan yang

keuangan yang telah diperiksa sesuai ketentuan yang berlaku bagi

dapat diberikan adalah salah satu di antara empat opini sebagai

entitas. Penyampaian konsep LHP tersebut harus mempertimbangkan

berikut:

waktu bagi entitas untuk melakukan pemahaman dan pembahasan

hukum

pemeriksaan,

tujuan

pemeriksaan,

Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)> menyatakan


bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua
hal yang material sesuai dengan Standar Akuntansi.

Wajar dengan pengecualian (qualified opinion)> menyatakan


bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua
hal yang material sesuai Standar Akuntansi, kecuali dampak

bersama dengan BPK dan proses penyelesaian LHP secara keseluruhan


sebelum batas akhir waktu penyampaian Laporan keuangan yang telah
diperiksa sesuai ketentuan yang berlaku bagi entitas.
c. Pembahasan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan Dengan Pejabat
Entitas Yang Berwenan> Konsep LHP yang telah disetujui penanggung
jawab dibahas bersama dengan pimpinan entitas yang diperiksa.

Pembahasan konsep LHP dengan pejabat entitas yang diperiksa

melaksanakan

diselenggarakan oleh penanggung jawab dan dilakukan untuk (a)

pemeriksaan.

membicarakan kesimpulan hasil pemeriksaan secara keseluruhan, dan

Sedikitnya 24

(b) Kemungkinan tindak lanjut yang akan dilakukan.

jam dari 80 jam

d. Perolehan Surat Representasi> Sesuai SPAP SA Seksi 333 [PSA No.17]


Representasi

tersebut harus

representasi yang dilampiri dengan laporan keuangan yang akan

dalam hal yang

disampaikan menteri/pimpinan lembaga kepada DPRRI dari Kepala

berhubungan

Negara

langsung
Konsep

pemeriksa

Akhir

dan

harus

memperoleh

pendidikan

surat

e. Penyusunan

Manajemen,

Penyampaian

Laporan

Hasil

dengan

Pemeriksaan> Berdasarkan hasil pembahasan atas konsep LHP

pemeriksaan

tersebut, tim pemeriksa menyusun konsep akhir LHP. Konsep akhir

keuangan

tersebut disupervisi oleh pengendali teknis dan ditandatangani oleh

negara.

penandatangan LHP.

Sedikitnya 20
jam dari 80 jam
NGARANGNGARANG

tersebut harus

1. Jenis pemeriksaan BPK. Macam dan perbedaan!

diselesaikan

ADA 3

dalam 1 tahun

2. Bagaimana hubungan SPKN dan The International Standards of

dari periode 2

Supreme Audit Institutions (ISSAI)?


SPKN

telah

mempertimbangkan

tahun.
dalam

referensinya

Auditing

Tanggung

Organisasi

Standards, International Organization of Supreme Audit Institutions

organisas

harus

15 (INTOSAI), Latest Ammendment 1995. SPKN sendiri diterbitkan

menyelenggara

2007 sedang ISSAI framework baru disusun 2007 dan lengkap serta di

memastik

kan

endorsed pertamakali tahun 2010. Kemungkinan belum 100% comply

an

dokumentasi

terhadap ISSAI namun secara prinsip karena SPKN mengadopsi banyak

persyarat

tentang

standar mungkin 1112 juga. Lengkapnya silakan disimak wkwkw :

an

pendidikan

Uraian

SPKN

ISSAI

pendidika

yang sudah

Sumber

Pernyataan

ISSAI-100 paragraph

diselesaikan

Standar Umum

39

berkelanj

pertama

utan

Paragraf 3

jawab

Pernyataa

Pemeriksa

Auditors should possess

dalam

n Standar

secara kolektif

or have access to the

Topik

Perkembangan

harus memiliki

necessary skills

pendidika

mutakhir dalam

kecakapan

metodologi dan

profesional

profesion

standar

yang memadai

al

pemeriksaan,

untuk

berkelanj

prinsip

melaksanakan

utan yang

akuntansi,

tugas

disaranka

penilaian atas

pengendalian

pemeriksaan
Persyarat

Setiap 2 tahun

Tidak ditetapkan secara

intern, prinsip

an

harus

spesifik

manajemen atau

Pendidika

menyelesaikan

supervisi,

paling tidak 80

pemeriksaaan

Berkelanj

jam pendidikan

atas sistem

utan

yang secara

informasi,

langsung

sampling

meningkatkan

pemeriksaan,

kecakapan

analisis laporan

profesional

keuangan,

pemeriksa

manajemen

untuk

keuangan,

Tidak ditetapkan

Tidak ditetapkan

statistik, disain

Nomor 01

Precepts

evaluasi, dan

Tahun 2007

ISSAI 10 Mexico

analisis data.

Declaration on SAI
Independence
ISSAI 100
Fundamental
Principles Public Sector
Auditing

Persyarat

a. Pengetahuan

Pemahaman dan

an

tentang Standar

pengalaman atas jenis

Kemamp

Pemeriksaan

Pernyataa

Dalam semua

Auditors should comply

n Standar

hal yang

with the relevant ethical

berkaitan

requirements and be

dengan

independent

pemeriksaan yang

uan/Keah

yang dapat

dilaksanakan,

lian

diterapkan

pengetahuan mengenai

Pemeriks

terhadap jenis

standar dan peraturan

pemeriksaan

terkaitdengan

yang ditugaskan

pemeriksaan,

serta memiliki

pemahaman atas bidang

latar

di mana entitas

belakangpendid

terperiksa beroperasi,

ikan, keahlian

dan kemampuan serta

dan pengalaman

pengalaman untuk

untuk

menetapkan sebuah

menerapkan

professional judgement

pekerjaan
pemeriksaan,
organisasi
pemeriksa dan
pemeriksa,
harus bebas
dalam sikap
mental dan
penampilan dari
gangguan
pribadi, ekstern,
dan organisasi

pengetahuan

yang dapat

tersebut dalam

mempengaruhi

pemeriksaan

independensiny

yang

a.

dilaksanakan.
b. Pengetahuan
umum tentang
lingkungan

Jenis

1. independensi

1. Independenceof

Independ

dalam sikap

Supreme Audit

ensi

mental

Institutions

(independent in

2. Independenceofthe

fact)

members and officials of

2. independensi

Supreme Audit

dalam

Institutions

penampilan

3. Financial

perilaku

independence of

(independent in

Supreme Audit

entitas,
program, dan
kegiatan yang
diperiksa
(obyek
pemeriksaan).
c. Keterampilan

appearance)

Institutions

Jenis

1. GAngguan

Tidak dicantumkan

gangguan

pribadi

secara terpisah

independ

2. Gangguan

ensi

Ekstern

berkomunikasi
secara jelas dan
efektif, baik
secara lisan
maupun tulisan.

3. Gangguan

d. Keterampilan

organisasi

yang memadai
untuk

Profesional

pemeriksaan

Judgement
Sumber

yang

ketiga Paragraf

Standar Umum

27

Kedua
Sumber

ISSAI100 paragraph 37

Standar Umum

dilaksanakan
Standar Umum

Pernyataan

ISSAI 1 Lima

Pernyataa

Dalam

Auditors should

Umum SPKN

Declaration of

n Standar

pelaksanaan

maintain appropriate

Per BPK RI

Guidelines on Auditing

pemeriksaan

professional behaviour

PSP 01 Standar

serta

by applying

dikumpulkan

penyusunan

professionalscepticism,

memilih

laporan

professional judgment

pengujian dan

hasilpemeriksaa

and due care

prosedur

n, pemeriksa

throughout the audit

pelaksanaan

wajib

pemeriksaan

menggunakan

Penerapa

Dalam keadaan

kemahiran

n Standar

pemeriksa tidak

profesionalnya

Pemeriks

dapat mematuhi

secara cermat

aan

Standar

dan seksama

Pemeriksaan

Skeptism

sikap yang

Maintaining

yang berlaku

mencakup

professional distance

maka harus

Profesion

pikiran yang

and an alert and

diungkapkan di

al

selalu

questioning attitude

dalam laporan

mempertanyaka

when assessing the

hasil

n dan

sufficiency and

melakukan

appropriateness of

Tanggung

Penerapan

evaluasi secara

evidence obtained

Jawab

kemahiran

kritis terhadap

throughout

pemeriks

profesionalnya

bukti

the audit

secara cermat

pemeriksaan

pemeriksaan
Due Care

Tidak diatur lebih lanjut

dan seksama,

Tidak

means that the auditor

tidak berarti

disebutkan di

should plan and conduct

bahwa tanggung

dalam SPKN

audits in a diligent

jawab

terkait

manner. Auditors

pemeriksa tidak

pengertian due

should avoid any

terbatas, dan

care secara

conduct that might

tidak berarti

tersendiri,

discredit their work

juga bahwa

tetapi

pemeriksa tidak

disebutkan

melakukan

bahwa

kekeliruan.

kemahiran

Pengendalian

profesional

Mutu

secara cermat

Tidak diatur lebih lanjut

Sumber

Pernyataan

dan seksama

Standar Umum

digunakan

pertama

dalam:

ISSAI100 paragraph 38

Paragraf 34

menentukan

Pernyataa

Setiap

Auditors should

jenis

n Standar

organisasi

perform the audit in

pemeriksaan

pemeriksa yang

accordance with

dan standar

melaksanakan

professional standards

yang akan

pemeriksaan

on quality control

diterapkan

berdasarkan

terhadap

Standar

pemeriksaan;

Pemeriksaan

menentukan

harus memiliki

lingkup

sistem

pemeriksaan,

pengendalian

memilih

mutu yang

metodologi

memadai, dan

menentukan

sistem

jenis dan jumlah

Pengendalian

bukti yang akan

mutu tersebut

Reviu

harus direviu

terhadap tindak lanjut yang dilakukan oleh instansi pemerintah

oleh pihak lain

terhadap rekomendasi hasil pemeriksaan BPK. Jika pemeriksaan

yang kompeten

BPK terhadap pelaksanaan anggaran pada suatu tahun anggaran

(pengendalian

tidak menemukan halhal yang material dan signifikan pada

mutu ekstern)

keempat kriteria tersebut, maka seyogyanya opini WTP diberikan

5 Tahun sekali

dan harusnya hal itu dapat menjamin bahwa pengelolaan

Tidak ditetapkan

terhadap

keuangan yang diperiksanya pada tahun anggaran tersebut telah

Sistem

bebas korupsi, bukan hanya bebas dari salah saji semata

Pengenda

.Konservatif supaya WTP tidak diobral sembarangan, selain


karena masyarakat awam belum faham WTP dijadikan stempel

lian Mutu
Syarat

Ada

bersih oleh para pimpinan.

Tidak ditetapkan
2.

pelaksana

Tidak Mesti, auditor BPK memiliki keterbatasan dalam hal sampel

an reviu

pemeriksaan yang disebabkan jangka waktu pemeriksaan yang

atas

terbatas. Oleh karena itu, meskipun opini WTP telah diberikan

Sistem

kepada suatu instansi pemerintah, tidak menutup kemungkinan

Pengenda

masih ada kasus korupsi yang akan terkuak di belakang hari.


Dalam WTP, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan yang

lian Mutu
Syarat

Ada

Tidak ditetapkan

diperiksa telah disajikan dengan standar akuntansi. Opini WTP

pemeriks

diberikan apabila terdapat keadaan berikut:

a yang

o Bukti

audit

yang

auditor

telah

terkumpul

menjalankan

secara

mencukupi

n reviu

sedemikian rupa, sehingga ia dapat memastikan bahwa ketiga

atas

standar pelaksanaan kerja lapangan telah ditaati;

tugasnya

o Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam

Sistem

perikatan kerja;

Pengenda

o Laporan keuangan yang diaudit disajikan sesuai dengan prinsip

lian Mutu
Elemen

dan

dibutuhkan telah

melakuka

Ada

Tidak ditetapkan

akuntansi yang lazim yang berlaku di Indonesia yang

Sistem

diterapkan pula secara konsisten pada laporan laporan

Pengenda

sebelumnya. Demikian pula penjelasan yang mencukupi telah

lian Mutu

disertakan pada catatan kaki dan bagianbagian lain dari


Thanx mrs Chrisna

3. Mekanisme Penentuan Opini??

laporan keuangan;
o Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti (no material

Berdasarkan Penjelasan Pasal 16 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2004, opini

uncertainties) mengenai perkembangan di masa mendatang

merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran

yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya atau dipecahkan

informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang

secara memuaskan.

didasarkan pada kriteria:

Meskipun demikian adalah tanggung jawab bahwa WTP

kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan,

diberikan manakala auditor berdasarkan hasil pengujian yakin

kecukupan pengungkapan (adequate disclosure),

tidak ada salah saji material (salahsaji merupakan gejala dari

kepatuhan perundangundangan, dan

ketidakberesan pengelolaan keuangan) sehingga perlu benar

efektivitas sistem pengendalian intern. Selain itu,pemeriksa

benar dipertimbangkan dalam perencanaan dan uji subtantif

mempertimbangkan SPKN, ketidaksesuaian dan ketidakcukupan

untuk mendeteksi (fungsi audit L/K kan lebih kesini) salahsaji

pengungkapan LKPP dan LKKL dikaitkan dengan tingkat materialitas


yang telah ditetapkan, tanggapan pemerintah pusat atas hasil
pemeriksaan, dan surat representasi.

4. Hubungan Opini WTP dengan Tipikor, apakah WTP mencerminkan


pengelolaan keuangan sudah bebas korupsi? Jika tidak lalu apa
gunanya WTP?
Ada dua pendapat ASLINYA..
1.

Seharusnya Iya, karena kriteria pemberian opini oleh BPK


didasarkan pada 3 hal, yaitu kesesuaian dengan standar akuntansi
pemerintahan termasuk kesesuaian dengan SAP, kecukupan
dalam pengungkapan, efektifitas SPIP, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan. Bahkan termasuk ketaatan

ini sebagai pintu masuk ke Tipikor.


5. Jelaskan tahapantahapan dalam pemeriksaan keuangan?

2) Laporan Keuangan terdiri atas Neraca, Laba/Rugi, LRA, Laporan Arus


6. Dalam pemeriksaan ditemukan Fraud, namun dalam P2 tidak didesain
untuk mendeteksi fraud, apa yang harus dilakukan auditor?

Kas serta Catatan atas Laporan Keuangan.


3) Gambaran Umum Pemeriksaan yang memuat tentang: (1) dasar hukum

Harusnya sih P2 sudah didesain untuk itu sesuai PSP Tambahan 03>

pemeriksaan, (2) tujuan pemeriksaan, (3) sasaran pemeriksaan, (4)

Merancang Pemeriksaan untuk Mendeteksi Terjadinya Penyimpangan

standar

dari Ketentuan Peraturan Perundangundangan, Kecurangan (Fraud),

pemeriksaan, (7) obyek pemeriksaan dan (8) batasan pemeriksaan.

serta

Ketidakpatutan

(Abuse)

Pemeriksa

harus

merancang

pemeriksaan untuk memberikan keyakinan yang memadai guna


mendeteksi salah saji material yang disebabkan oleh ketidakpatuhan
terhadap ketentuan peraturan perundangundangan yang berpengaruh
langsung dan material terhadap penyajian laporan keuangan. Jika
ditengah jalan menemukan fraud ya tetap ditelusuri sesuai dengan
jangka waktu dan P2 (cukup waktu, biaya, metode) jika tidak mampu
bisa di state dalam LHP supaya menjadi atensi dan diajukan
pemeriksaan PDTT.
Versi lain
Apabila tim pemeriksa menemukan indikasi Tindak Pidana Korupsi
(TPK) dalam tahap pelaksanaan pemeriksaan, ketua tim segera
melaporkannya kepada pengendali teknis. Indikasi TPK tersebut
dilaporkan oleh pengendali teknis kepada penanggung jawab untuk
dilaporkan kepada Anggota terkait melalui Tortama dengan meminta
pertimbangan Ditama Binbangkum dan pejabat struktural terkait
dengan kelayakan untuk diproses hukum lebih lanjut. Tata cara
penyampaian indikasi TPK mengacu pada kesepakatan bersama BPK
dan Kejaksaan Agung RI serta kesepakatan bersama antara BPK dan
KPK.

7. Isi LHP BPK?


Di dalam penyusunan konsep laporan hasil pemeriksaan, halhal berikut
menjadi perhatian ketua tim dan pengendali teknis yaitu: (1) Jenis
laporan hasil pemeriksaan, (2) Jenis opini, (3) Dasar penetapan opini,
(4)

Pelaporan

tentang

kepatuhan

terhadap

peraturan

perundangundangan, (5) Pelaporan tentang sistem pengendalian intern,


dan (6) Penandatangan laporan hasil pemeriksaan.
VERSI LENGKAP
1) Opini Badan Pemeriksa Keuangan yang mengungkapkan kewajaran
atas Laporan Keuangan, berupa:
a. judul Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan,
b. dasar pemeriksaan,
c. tanggung

jawab

pemeriksa

kecuali

untuk

opini

tidak

dapatmenyatakan pendapat,
d. tanggung jawab penyusunan Laporan Keuangan,
e. standar pemeriksaan dan keyakinan pemeriksa untuk memberikan
pendapat, kecuali opini tidak dapat menyatakan pendapat,
f. alasan opini pengecualian/tidak menyatakan pendapat/tidak wajar
(termasuk kelemahan SPI dan/atau temuan kepatuhan yang terkait
secara material terhadap kewajaran penyajian Laporan Keuangan
jika ada,
g. paragraf rujukan tentang penerbitan laporan atas kepatuhan dan
laporan atas pengendalian intern jika ada,
h. Opini
i. tempat dan tanggal penandatanganan laporan hasilpemeriksaan,
dan
j. tanda tangan, nama penandatangan, dan nomor register akuntan.

pemeriksaan,

(5)

metode

pemeriksaan,

(6)

waktu

Anda mungkin juga menyukai