Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HUKUM KEUANGAN NEGARA

Kelompok 4
1. Simon claus simanjuntak (2074201143)
2. Elsi Maura Tarigan (2074201135)
3. Aditya Lumban Gaol (2074201117)
4. Indra Sah Pryanto Sianturi (2074201146)
5. Joshua Diego (2074201133)

UNIVERSITAS LANCANG KUNING


FAKULTAS HUKUM
2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas Rahmat dan karunia-nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Laporan Keuangan Pemerintahan”
dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Ibu Silm Oktapani,S.H.,M.H pada mata kuliah Hukum Keuangan Negara.selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pernyataan “Laporan Keuangan
Pemerintahan” bagi para pembaca dan penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Silm Oktapani,S.H.,M.H. selaku Dosen
Pengampu pada mata kuliah Hukum Keuangan Negara . Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini .

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 21 September 2022

DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut , yang tertulis dalam
UU Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara pada pasal 1 ayat 1.
Dalam konsep keuangan negara memiliki ciri khas yaitu salah satu nya adalah , laporan
keuangan negara.
Laporan Keuangan Negara adalah sebuah laporan pertanggung-jawaban pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang terdiri dari Laporan realisasi anggaran,
Neraca, Laporan arus kas dan Catatan atas laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
Standar Akuntansi Negara.
Laporan keuangan merupakan sebuah manifest atau catatan finansial yang terjadi dalam
sebuah bisnis. Dalam membuat laporan keuangan, biasanya catatan atau manifest ini
disiapkan dalam periode tertentu. Umumnya berbagai jenis laporan keuangan ini
dipersiapkan dalam periode satu bulan atau satu tahun. Namun ada beberapa kondisi juga
yang memungkinkan untuk membuat laporan keuangan dalam tenor per minggu, bahkan per
hari.

Agar kita dapat membuat laporan keuangan dengan cermat, terdapat beberapa jenis laporan
keuangan, yaitu:

1. Laporan laba rugi

Jenis laporan keuangan ini dibuat oleh pelaku bisnis untuk dapat mengetahui
pengeluaran dan pemasukan bisnis secara rinci. Secara garis besar, isi dari laporan
meliputi data-data terkait pendapatan sekaligus beban yang ditanggung oleh
perusahaan selama menjalankan bisnis.

Dengan adanya jenis laporan keuangan laba rugi, para pihak stakeholder bisa
mengetahui kondisi keuangan perusahaan dari periode terbaru. Sehingga laporan
keuangan dari periode tersebut bisa dijadikan sebagai acuan untuk evaluasi.

2. Laporan arus kas

Jenis laporan keuangan ini adalah laporan arus kas atau yang biasa dikenal dengan
istilah cash flow. Jenis laporan keuangan ini secara umum memiliki tujuan yang sama
dengan jenis laporan keuangan laba rugi, yaitu informasi tentang pemasukan dan
pengeluaran selama satu periode.

Dalam jenis laporan keuangan cash flow atau arus kas ini juga terbagi dalam dua
jenis, yaitu arus kas langsung dan arus kas tidak langsung. Untuk arus kas langsung
biasanya berisi informasi atau laporan yang hanya berisi perhitungan transaksi tunai
untuk arus kas dari sisi operasional. Sedangkan arus kas tidak langsung berisi laporan
perhitungan laba bersih sebagai dasar acuan sebagai pendapatan arus kas.

3. Laporan perubahan modal

Laporan perubahan modal diperlukan oleh perusahaan publik karena, sebagian besar
perusahaan tersebut memiliki struktur kepemilikan yang relatif kompleks dan luas.
Transparansi terkait dinamika yang terjadi di dalam perusahaan, terutama pada bagian
finansial sangat penting untuk membuat laporan perubahan modal.

4. Laporan neraca

Laporan neraca atau balance sheet merupakan jenis laporan keuangan yang mencakup
gabungan dari segala laporan keuangan. Biasanya jenis laporan keuangan ini dibuat
dalam jangka waktu satu tahun sekali. Secara umum, laporan neraca digunakan untuk
mengetahui kondisi keuangan secara riil dalam sebuah perusahaan atau bisnis yang
Anda jalankan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Audit keuangan negara?

2. Pihak yang berwenang dalam proses memeriksa laporan keuangan negara

3. Dasar Hukum pemeriksaan laporan keuangan negara?

4. Bagaimana Metodologi Pemeriksaan laporan keuangan?

5. Apa jenis-jenis pemeriksaan?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Audit keuangan negara?

2. Untuk mengetahui pihak yang berwenang dalam proses memeriksa laporan keuangan
negara

3. Untuk mengetahui dasar hukum pemeriksaan laporan keuangan negara?

4. Untuk mengetahui bagaimana Metodologi Pemeriksaan laporan keuangan?

5. Untuk mengetahui apa jenis-jenis pemeriksaan?


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Audit Keuangan Negara

Audit keuangan adalah audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi dan pengendalian
keuangan berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan diotorisasi serta dicatat
secara benar. Audit/pemeriksaan merupakan kegiatan investigasi independen terhadap
beberapa aktivitas khusus. “Auditing merupakan suatu proses sistematik yang secara objektif
terkait evaluasi bukti – bukti berkenaan dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi
guna memastikan derajat atau tingkat hubungan antara asersi tersebut dengan kriteria yang
ada,serta mengkomunikasikan hasil yang diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Audit Laporan Keuangan Pemerintah dilakukan oleh pihak yang independen yaitu Badan
pemeriksa Keuangan (BPK-RI). BPK sendiri memiliki tugas memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan Negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, BUMN, BUMD dan lembaga lain yang mengelola
keuangan Negara. Pada saat merencanakan pemeriksaan BPK terlebih dahulu memperhatikan
saran dan pendapat dari lembaga perwakilan seperti Dewan Perwakilan Rakyat(DPR), saran
dan pendapat tersebut dapat berupa hasil dari rapat paripurna. Pada dasarnya pemeriksaan
yang dilakukan oleh BPK RI adalah untuk menguji sejauh mana kemampuan pemerintah
dalam melaksanakan anggaran Negara dengan tidak mengabaikan ketentuan perundang-
undangan. Audit atas laporan keuangan pemerintah daerah berpengaruh terhadap peningkatan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Salah satu nilai yang harus ada
dalam Prinsip Good Governance oleh Pemerintah Daerah adalah adanya akuntabilitas
keuangan daerah yang kredibel, yang dilakukan melalui reformasi pengelolaan keuangan
daerah termasuk reformasi di bidang akuntansi pemerintahan. Implikasi pelaksanaan
Desentralisasi Fiskal dan Otonomi Daerah bagi pemerintah pusat dan daerah khususnya di
bidang sistem keuangan, adalah perlunya dilakukan reformasi anggaran (budgeting reform),
sistem pembiayaan (financing reform), sistem akuntansi (accounting reform), sistem
pemeriksaan laporan keuangan daerah (audit reform), serta sistem manajemen keuangan
daerah (management reform). Dengan demikian, pemahaman atas sistem pelaporan keuangan
daerah serta bagaimana menyusun laporan yang berdasarkan sistem akuntansi keuangan
daerah yang tepat akan meningkatkan kualitas penyajian dan akurasi laporan keuangan
daerah.

2. Pihak Berwenang dalam Pemeriksaan Laporan keuangan Negara

BPK memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan
Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau
badan lain yang mengelola keuangan negara. Kredibilitas BPK dan melaksanakan Pasal 32
UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK yang menyatakan bahwa Pemeriksaan pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan tahunan BPK dilakukan oleh akuntan publik, maka, tentu saja
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan tahunan BPK diperiksa, oleh akuntan publik yang
ditunjuk oleh DPR, atas usul BPK dan Menteri Keuangan. Akuntan publik yang dipilih
tersebut dalam dua tahun terakhir tidak melakukan tugas untuk dan atas nama BPK, atau
memberikan jasa kepada BPK

Selain itu, untuk menjamin mutu pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara oleh BPK sesuai dengan standar, sistem pengendalian mutu BPK dikaji (direviu) oleh
badan pemeriksa keuangan negara lain yang menjadi anggota organisasi pemeriksa keuangan
sedunia. Hingga saat ini, BPK telah direviu oleh badan pemeriksa keuangan negara lain
sebanyak empat kali, yaitu: Tahun 2004 oleh The Office of the Auditor-General of New
Zealand, Tahun 2009 oleh The Netherlands Court of Audit, Tahun 2014 oleh Supreme Audit
Office of Poland, dan Tahun 2019 kolaborasi oleh Supreme Audit Office of Poland, Office of
the Auditor General of Norway, National Audit Office of Estonia.

3. Dasar Hukum pemeriksaan laporan keuangan negara?

Terdapat beberapa dasar hukum tentang pemeriksa laporan keuangan negara, yaitu:

Pasal 23E Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan
BPK untuk melaksanakan pemeriksaan kinerja pengelolaan keuangan negara. Tujuan
pemeriksaan ini adalah untuk mengidentifikasikan hal-hal yang perlu menjadi perhatian
lembaga perwakilan.

Bunyi dari Pasal 23E:

1. Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan
satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
2. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan
kewenangannya.
3. Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan
sesuai dengan undang-undang.

Pasal 23F

1. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh
Presiden.
2. Pimpinan Badan Perneriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota.

Pasal 23G

1. Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki


perwakilan di setiap provinsi.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeriksa Keuangan diatur dengan undang-
undang.

 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2006


TENTANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004
TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB
KEUANGAN NEGARA
 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004
TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA
 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2003
TENTANG KEUANGAN NEGARA

4. Bagaimana Metodologi Pemeriksaan laporan keuangan?

METODOLOGI PEMERIKSAAN

Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui :

• inspeksi yaitu pemeriksaan yang melibatkan tes, dan pengukuran yang dilakukan berdasarkan
karakteristik tertentu yang sehubungan dengan objek inspeksi. Inspeksi dilakukan untuk memeriksa
objek untuk memastikan bahwa objek memenuhi standar tertentu.

• pengamatan, atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud
merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan
pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-
informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

• pengajuan pertanyaan, dan

• konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit. Pemeriksa dapat memperoleh data dan informasi dengan melakukan antara lain :

• pengamatan,

• wawancara,

• survei, dan

• pengukuran.
Dalam menentukan metode perolehan data, Pemeriksa menggunakan pertimbangan
profesional. Apabila diperlukan,Pemeriksa dapat menggunakan tenaga ahli untuk membantu
perancangan metodologi pemerolehan data dan informasi.

Metodologi pemeriksaan keuangan menggunakan pendekatan pemeriksaan berbasis risiko.

• Metodologi pemeriksaan keuangan meliputi tiga tahapan pemeriksaan, yaitu perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan.

• Pemeriksaan dengan pendekatan berbasis risiko ini memberikan fokus perhatian pada area-
area berisiko tinggi.

• Penilaian risiko tersebut dilakukan pada tingkat entitas, siklus, kemudian diturunkan pada
tingkat akun sehingga pemeriksaan dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien

5. Apa jenis-jenis pemeriksaan?

Pemeriksaan yang menjadi tugas Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) meliputi pemeriksaan
atas pengelolaan dan tanggung jawab mengenai keuangan Negara. Dalam menjalankan
tugasnya, ada tiga jenis pemeriksaan yang dilaksanakan oleh BPK, yaitu : pemeriksaan
keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.Pemeriksaan
keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.
A. Pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh BPK dalam rangka memberikan pernyataan
opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
pemerintah.
B. Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi, serta
pemeriksaan atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen oleh
aparat pengawasan intern pemerintah.
C. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan
khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk dalam
pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan
keuangan dan pemeriksaan investigatif.

Anda mungkin juga menyukai