PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN
NEGARA
Pendidikan:
• S2 Pascasarjana Ilmu Akuntansi – Universitas Indonesia
• D-IV Akuntansi, Politeknik Keungan Negara STAN
• D-III Kebendaharaan Negara, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Pekerjaan:
Widyaiswara Ahli Pertama
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
Kontak:
HP : 085718728230
Email: aditya.satrio@kemenkeu.go.id
PJJ BENDAHARA
PENGELUARAN/BPP
Sistem Penerimaan Pengelolaan Pengujian dan Perpajakan Pembukuan, Aplikasi, dan Kapita Selekta
dan Pengeluaran Uang Persediaan Pembayaran Tagihan Bendahara Pertanggungjawaban
Negara Pengeluaran
OUTLINE
VS
uang yang masuk ke kas negara hak pemerintah pusat yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan
bersih.
VS
uang yang keluar ke kas negara kewajiban pemerintah pusat yang
diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih.
PENDAPATAN NEGARA
PPh, PPN,
Perpajakan PPnBM, PBB,
pajak lainnya
Perpajakan
Cukai, Bea
Kepabeanan & Cukai masuk, Bea
keluar
Pendapatan SDA
Pendapatan
Negara
Pendapatan dari KN
Dipisahkan
PNBP
PNBP Lainnya
Hibah
Pendapatan BLU
PAJAK
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi / badan yang bersifat
memaksa berdasarkan UU dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung & digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
UU 16/2009
Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Penghasilan yang Diberikan Kepada orang pribadi
PPh 21
(Pegawai / Bukan Pegawai / Peserta Kegiatan)
PPh 26 Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Penghasilan yang diterima subyek pajak LN
Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan atas transaksi Penjualan Barang Kena Pajak
PPN / PPnBM atau Jasa Kena Pajak.
PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK
PNBP adalah pungutan yang dibayar oleh orang pribadi atau badan dengan memperoleh manfaat
langsung maupun tidak langsung atas layanan atau pemanfaatan sumber daya & hak yang diperoleh
negara, berdasarkan per-UU-an, yang menjadi penerimaan Pemerintah Pusat di luar penerimaan
perpajakan dan hibah dan dikelola dalam mekanisme APBN. (UU 9/2018)
• Seluruh aktivitas, hal, dan/atau benda, yang menjadi sumber penerimaan negara di luar perpajakan
dan hibah dinyatakan sebagai objek PNBP.
• Objek PNBP dirinci menurut jenis PNBP, diatur dg UU, PP, dan/ atau Peraturan Menteri Keuangan.
Kriteria:
a. pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah;
b. penggunaan dana yang bersumber dari APBN;
c. pengelolaan kekayaan negara; dan/atau
d. penetapan peraturan perundang-undangan.
OBYEK PNBP
PEMANFAATAN SDA
PENGELOLAAN BMN
bumi, air, udara, ruang angkasa, dan kekayaan
alam yang dikuasai oleh negara penggunaan, pemanfaatan, dan
` pemindahtanganan semua barang
yang diperoleh atas beban APBN
dan perolehan lain
PELAYANAN
Pengklasteran digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan jenis dan tarif PNBP dengan tetap memperhatikan karakteristik
masing-masing objek PNBP, prinsip keadilan, dan menjaga kualitas layanan pada masyarakat.
BELANJA
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Belanja Utang
Belanja Negara
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Lain-lain
ASAS KEUANGAN NEGARA
Asas Kesatuan
Asas Universalitas
Lama
Asas Tahunan
Asas Spesialitas
profesionalitas
Baru proporsionalitas
1. UU APBN merupakan dasar bagi Pemerintah Pusat untuk melakukan penerimaan dan
pengeluaran negara. (Untuk Pemda Perda APBD)
2. Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban APBN/APBD
jika anggaran untuk membiayai pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia.
3. Semua pengeluaran negara, termasuk subsidi dan bantuan lainnya yang sesuai dengan program
pemerintah pusat, dibiayai dengan APBN. (Untuk Pemda Perda APBD)
4. Anggaran untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya mendesak dan/atau tidak terduga
disediakan dalam bagian anggaran tersendiri yang selanjutnya diatur dalam peraturan
pemerintah.
5. Kelambatan pembayaran atas tagihan yang berkaitan dengan pelaksanaan APBN/APBD dapat
mengakibatkan pengenaan denda dan/atau bunga.
6. Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat
bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBN/APBD bertanggung jawab atas
kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud. (Pasal
18 ayat 3 UU No. 1 Tahun 2004).
7. Pembayaran atas beban APBN/APBD tidak boleh dilakukan sebelum barang dan/atau jasa
diterima. (Pasal 21 ayat 1 UU No. 1 Tahun 2004).
PEMISAHAN KEWENANGAN
KEPALA
PRESIDEN
Menyerahkan DAERAH
Menguasakan
Menetapkan
Mendelegasikan Kewenangan
Kepala Satker
Selaku Kuasa Pengguna Anggaran
Menunjuk
Bertanggung jawab secara: Pejabat pelaksana tugas kepala Satker atau pejabat
a. formil: tanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan lain selain kepala Satker, dalam hal pejabat pada
wewenang KPA huruf a dan huruf b berhalangan atau menjabat
b. Materil: tanggung jawab atas penggunaan anggaran dan sebagai PPK.
keluaran yang dihasilkan atas beban anggaran negara
PEJABAT PERBENDAHARAAN
Pejabat Pembuat Komitmen
melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan tindakan
Tugas dan Wewenang yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara Pasal 188-189
STANDAR KOMPETENSI
Pasal 194
WHATS NEW? Pejabat perbendaharaan harus memenuhi Lain-lain
standar Kompetensi mengikuti Peraturan
Menteri Keuangan mengenai standar
kompetensi kerja khusus bagi KPA, PPK, dan
Pasal 191 PPSPM
Masa berlaku
KPA dapat menetapkan pejabat di Tidak terikat tahun anggaran dan berakhir saat
luar Satuan Kerja sebagai PPK
PPK telah memiliki sertifikat penetapan KPA berakhir
Umum Negara a) melaksanakan penerimaan dan pengeluaran Kas Negara dalam rangka
pengendalian pelaksanaan anggaran negara;
b) melakukan pembayaran tagihan pihak ketiga sebagai pengeluaran
anggaran; dan
c) melakukan penyusunan laporan keuangan tingkat Kuasa BUN Pusat.
New!
Bertanggungjawab terhadap kesesuaian penerima pembayaran pada
Kua BUN Daerah
Kuasa SPM dan ketepatan waktu penerbitan SP2D
DIPA
Dasar pelaksanaan
kegiatan satuan kerja
DIPA Petikan
Dasar pencairan
dana/pengesahan bagi
BUN/Kuasa BUN
FORMAT DIPA
Halaman IV – Catatan
KLASIFIKASI ANGGARAN
Wajib
Pajak
PETUGAS
KPBC PUNGUT
Penerimaan
BENDAHARA PENERIMAAN/
KPP
BENDAHARA PENGELUARAN
Bank/ Pos
BANK/ Persepsi KPA
POS PERSEPSI
DOKUMEN TERKAIT
• SSPBB
2
Dokumen Lain
• SSB
3
Karcis/Tiket/Tanda
Masuk/Kupon
• SSPCP
4
• SSCP
Kuitansi
5
• SSBP
6 Nota Debet/Kredit
• SSPB
7
Rekening Koran
• STBS
8
• PENYETORAN PAJAK
• WP Bendahara Pengeluaran Kas Negara
• WP Kas Negara
• PENYETORAN PNBP
• WB Petugas Pungut Bendahara Penerimaan Kas Negara
• WB Bendahara Penerimaan Kas Negara
• WB Kas Negara
ALUR PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA
ALUR PROSES PEMBAYARAN
• NTPN
Melalui Bank
• NTB
• NTPN
Melalui Pos
• NTP
• NTPN
Melalui Potongan SPM
• NPP
Melalui Lembaga • NTPN
Persepsi Lainnya • NTL
Sistem Pengeluaran Negara
PIHAK TERKAIT PENGELUARAN NEGARA
Pegawai
Bank/Pos
Penyedia B/J
Oprasional
KPPN PPK
Pengeluaran
Bendahara
BPP
Pengeluaran
DOKUMEN TERKAIT PENGELUARAN NEGARA
•Dokumen Perikatan
2
•Bukti Kegiatan/Transaksi
3
•Bukti Pembayaran
4
•Bukti Setoran
5
METODE PEMBAYARAN
Metode LS Melalui UP
Prinsip
Prinsip utama pembayaran dilakukan dengan Mekanisme
LS kepada penerima hak pembayaran
Tujuan Pembayaran
Mekanisme Digunakan
kepada:
untuk pembayaran
Dalam hal pembayaran tidak bisa langsung
LS Pasal 210-211
kepada penerima, maka dapat melalui;
Aparatur negara, Penyedia, dan/atau 1. Bendahara Pengeluaran (Honorarium, perjadin
Pihak lain (meliputi perseorangan, atas dasar SK, belanja pegawai kepada pegawai
negeri, pejabat negara, dan/atau pejabat lainnya
kelompok masyarakat, lembaga setelah mendapat persetujuan dari Kuasa BUN)
pemerintah, lembaga non pemerintah, 2. Bank/Pos/Lembaga Keuangan bukan Bank
organisasi internasional, dan/atau (Belanja Bansos, Belanja Banper, sesuai
peraturan perundangan)
What’s New? badan usaha.
Pelaksanaan
Dapat dilakukan melalui:
Bendahara pengeluaran,
Penjabaran pihak lain selaku Bank/Pos/Lembaga
penerima pembayaran Keuangan Bukan Bank.
Sesuai ketentuan
perundang undangan
MEKANISME PEMBAYARAN LS
4 PPSPM melakukan
pengujian SPP dan bukti
pendukung
Uji
Besaran New!
1/12 dari pagu jenis belanja yang dapat dibayarkan dengan UP dan paling
banyak sebesar Rp500 juta
Revolving
Bentuk UP
PMK 62/2023 UP Tunai: UP yang diberikan dalam bentuk uang tunai kepada BP/BPP melalui rekening BP/BPP (proporsi 60%)
UP KKP: uang muka kerja yang diberikan dalam bentuk batasan belanja (limit) kredit kepada BP/BPP (proporsi 40%)
Pasal 5
PMK 196/PMK.05/2018
ALUR UP
KPA MENGAJUKAN KE
KPPN
PERUBAHAN
PERMANEN BESARAN UP
KEPALA KPPN
SETUJU/TIDAK
GANTI UP/
BENDAHARA UP AWAL cukup
REVOLVING
MENGAJUKAN KE PPK
PPK MENGAJUKAN KE
PPSPM TIDAK
3 Bendahara Pengeluaran/BPP
melakukan pengujian;
Uji
4 Setelah memenuhi syarat SPBy
dibayar oleh Bendahara Bayar
JENIS KARTU KREDIT PEMERINTAH
Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah untuk belanja pemerintah difokuskan pada belanja keperluan
operasional yang Merupakan bagian terbesar dari penggunaan Uang Persediaan.
Tiket Penginapan
MEKANISME PENGGUNAAN KKP
Transaksi
dengan Kartu
Kredit
Bukti
Transaksi Disetujui No Tanggung jawab Pribadi
Pengujian
? Pemegang Kartu Kredit
oleh PPK
Tagihan Bank
Yes
Setor Pajak
Verifikasi
Pengajuan
SPBy oleh
Bendahara GUP KKP
Pertanggung
jawaban UP
SPP-GUP SPM GUP
SPP-GUP SP2D GUP
KKP KKP
Penggunaan
Transfer antar
Dana UP/TUP Dana LS Bendahara
Rekening Pengeluaran
STRUKTUR REKENING PENGELUARAN
Eselon I
• VA = Virtual Account Kementerian/Lembaga
• RS = Rekening Satker
BPP dapat
Rek. Induk (Oprs)
Bank C
Bank B
Bank A
Bank A
Satker 3 (VA/RS) Satker 8 (VA/RS) Satker 13 (VA/RS) Satker 18 (VA/RS) Seluruh transaksi &
saldo BPG & BPP
Satker 4 (VA/RS) Satker 9 (VA/RS) Satker 14 (VA/RS) Satker 19 (VA/RS) terkonsolidasi di
Rek. Induk
Satker 5 (VA/RS) Satker 10 (VA/RS) Satker 15 (VA/RS) Satker 20 (VA/RS)
1 K/L/Eselon I dapat memiliki >1 Rek. Induk pada 1 atau beberapa bank
Rek. Induk untuk menampung dana operasional dipisahkan dengan Rek. Induk untuk menampung dana non operasional.
Rek. Satker dipergunakan untuk menampung dana UP/TUP, LS-Bendahara & transfer antar rekening pengeluaran
Pengoperasian Rekening
Pengunaan Dana
Penggunaan dana Rekening Pengeluaran dapat dilakukan secara tunai hanya digunakan
dalam hal:
• terdapat gangguan sistem perbankan pada transaksi non tunai;
• pihak ketiga penenma pembayaran tidak menenma transaksi non tunai; atau
• terdapat keadaan kahar antara lain bencana alam, epidemik, dan/ atau kerusuhan.
PENGISIAN DAN REVOLVING UP
Sistem Pengarsipan
Dokumen Keuangan
Tanggungjawab Atas Dokumen Keuangan Negara
Pelaksanaan anggaran
(PHLN)
Pemeriksaan keuangan
Pengawasan keuangan
Perpajakan
• Arsip yg tercipta dari kegiatan lembaga negara & kegiatan yg menggunakan sumber dana
negara dinyatakan sebagai arsip milik negara.
• Negara menyelenggarakan pelindungan dan penyelamatan arsip sebagai bahan
pertanggungjawaban setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara untuk kepentingan
negara, pemerintahan, pelayanan publik, dan kesejahteraan rakyat.
• Negara secara khusus memberikan pelindungan dan penyelamatan arsip yang berkaitan
dengan kependudukan, kewilayahan, kepulauan, perbatasan, perjanjian internasional,
kontrak karya, dan masalahmasalah pemerintahan yang strategis.
dari bencana alam, bencana sosial, perang, tindakan kriminal serta tindakan kejahatan
yang mengandung unsur sabotase, spionase, dan terorisme.
• Pengelolaan arsip dinamis dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan arsip dalam
penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang sah
berdasarkan suatu sistem yang memenuhi persyaratan andal, sistematis, utuh, menyeluruh,
dan sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
• Untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis yang efektif dan efisien pencipta arsip
membuat tata naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip, serta sistem klasifikasi
keamanan dan akses arsip.
• Pejabat atau orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan arsip dinamis wajib menjaga
keautentikan, keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip yang dikelolanya.
PRINSIP PENYELENGGARAAN KEARSIPAN
• Pencipta arsip wajib menyediakan arsip dinamis bagi kepentingan pengguna arsip yang
berhak.
• Pencipta arsip pada lembaga negara, Pemda, perguruan tinggi negeri, dan BUMN dan/atau
BUMD membuat daftar arsip dinamis berdasarkan 2 kategori, yaitu arsip terjaga dan arsip
umum.
• Pencipta arsip dapat menutup akses atas arsip dengan alasan apabila arsip dibuka untuk
umum dapat:
1. menghambat proses penegakan hukum;
2. mengganggu kepentingan pelindungan hak atas kekayaan intelektual dan pelindungan
dari persaingan usaha tidak sehat;
3. membahayakan pertahanan dan keamanan negara;
4. mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang masuk dalam kategori dilindungi
kerahasiaannya;
5. merugikan ketahanan ekonomi nasional;
6. merugikan kepentingan politik luar negeri dan hubungan luar negeri;
7. mengungkapkan isi akta autentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun
wasiat seseorang kecuali kepada yang berhak secara hukum;
8. mengungkapkan rahasia atau data pribadi; dan
9. mengungkap memorandum atau suratsurat yang menurut sifatnya perlu dirahasiakan.
PRINSIP PENYELENGGARAAN KEARSIPAN
Pejabat dan/atau
pelaksana yang
melakukan pelanggaran Sanksi Administratif Sanksi Pidana
dalam penyelenggaraan
kearsipan
TERIMA KASIH
Jangan lupa untuk ikuti laman media sosial kami untuk
informasi pelatihan lainnya di:
pusdiklatap
@pusdiklatap
3
Persetujuan/ Surat
Penolakan Persetujuan
4
7
User
Dashboard
Laporan 5 Pembukaan
Pembukaan
7 Hari Kerja Rekening Induk
User
Laporan Dashboard
Pembukaan
Pembukaan User
Rekening User Dashboard
Dashboard
dan Pelaporan 6 8
PEMBUKAAN REKENING SATKER
4 Surat
Persetujuan/ Tembusan Persetujuan &
Surat Pembukaan Rek.
Penolakan Persetujuan
6 Pembukaan
Rekening Satker
Laporan Pembukaan, Laporan
User CMS, Kartu Debit Pembukaan
Pembukaan dan User Dashboard
Laporan
Rekening Pembukaan
dan Pelaporan
7
Perubahan Bank Tempat Pembukaan Rekening
REKENING PASIF
PELANGGARAN KETENTUAN
REKENING REKENING
REKENING OPERASIONAL OPERASIONAL
PENGELUARAN PENGELUARAN PENGELUARAN
Sumber dana RM atau
Pihak ketiga REKENING DANA
REKENING KELOLAAN
OPERASIONAL
PENGELUARAN
Pihak ketiga
Sumber dana PNBP
• Harus ada pemisahan secara jelas antara penanggung jawab • BLU dapat melakukan penyaluran dana layanan sesuai dengan
kegiatan/ pembuat komitmen, pihak yang menguji dan tugas dan fungsi BLU, manclat, dan/ atau ketentuan peraturan
menyetujui pembayaran, dan pihak yang mnelakukan perundang-undangan.
pembayaran.
• BLU melakukan pelimpahan dana secara berkala dari Rekening
• Dilakukan pelimpahan kas secara berkala dari Rekening Operasional Penerimaan BLU ke Rekening Operasional
Operasional Penerimaan ke Rekening Operasional Pengeluaran Pengeluaran BLU untuk penyaluran dana layanan berdasarkan
berdasarkan perencanaan kebutuhan dana. perencanaan kebutuhan dana.
• BLU dapat membentuk kas kecil untuk belanja operasional
dengan nilai transaksi kecil yang tidak mungkin dan/ atau tidak
efisien dilakukan melalui mekanisme perbankan.
PENGELOLAAN REKENING KAS BLU
Pool of cash, tetapi pada
Optimalisasi Kas
akhirnya diupayakan • pelimpahan kas dilaksanakan sesuai dengan
saldo minimal perencanaan kas yang akurat.
• Perencanaan kas yang akurat dilakukan
REKENING berdasarkan kebutuhan kas yang diperlukan REKENING
OPERASIONAL untuk segera dilakukan pengeluaran. OPERASIONAL
PENERIMAAN PENGELUARAN
Belanja
Berdasarkan
kebutuhan Belanja
Rekening segera dicairkan Rekening
Operasional Operasional
Belanja Operasional
PNBP Bunga/bagi hasil
Penerimaan Pengeluaran
• Jasa Layanan
• Hasil Bunga/bagi
Idle Cash
hasil/hasil investasi
Investasi
• Hibah
• Pendapatan Rekening
Telah menjadi hak BLU
Pengelolaan Kas
Bunga/bagi hasil
lainnya yang
sah Termasuk
Rekening Manajer
Kustodian Investasi
Idle Cash
Dana yg Belum
mjd Hak BLU Penyaluran
dan Pinjaman Rekening Pengeluaran Penyaluran Dana sesuai Mandat Dana
Dana
APBN Kelolaan Pengembalian Dana + Bunga
(Investasi
Pemerintah)