Anda di halaman 1dari 18

Audit Penerimaan

Negara
ANGGOTA KELOMPOK

12403193144 12403193201
NILA CHUSNA FARIKA DEHA SAFIRA AMANDA
PUTRI

12403193214 12403193253
HASVINDA NIKEN IRAWATI
PRABARINI
Pengantar Audit Penerimaan Negara

Penerimaan Negara Bukan Pajak merupakan


salah satu unsur penerimaan negara yang
masuk dalam struktur Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN)
Dasar Hukum
Dasar hukum yang mengatur Penerimaan Negara Bukan Pajak dapat
dikelompokkan menjadi:

1 2
Dasar hukum yang berkaitan dengan Dasar hukum yang berkaitan dengan
Penerimaan Negara Bukan penentuan tarif PNBP
Pajak, Jenis-jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak dan
Penyetoran Penerimaan
Negara Bukan Pajak

3 4
Dasar hukum yang berkaitan Dasar hukum yang menyangkut
dengan penatausahaan, organisasiDepartemen/Instansi
penggunaan dan Pemerintah yang mengelola PNBP
pertanggungjawaban PNBP
Objek dan Subjek PNBP
Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, obyek dan subyek PNBP dikelompokkan
dalam dua jenis, yaitu:
a) Jenis-jenis PNBP yang berlaku di semua departemen dan lembaga non departemen, meliputi:
● Sisa anggaran belanja pegawai, belanja modal dan sebagainya;
● Hasil penjualan barang/kekayaan negara;
● Hasil penyewaan barang/kekayaan negara;
● Hasil penyimpanan uang negara (jasa giro);
● Ganti rugi atas kerugian negara (tuntutan ganti rugi);
● Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah;
● Hasil penjualan dokumen lelang.
b) Jenis-jenis PNBP yang terdapat pada departemen teknis yang
● bersangkutan, meliputi penerimaan negara yang dipungut oleh masingmasing
departemen/lembaga pemerintah non departemen yang berkaitan
● dengan penyelenggaraan tugas-tugas dan pemberian kemudahankemudahan sesuai dengan
bidang tugas masing-masing
● departemen/lembaga pemerintah non departemen yang bersangkutan. Oleh
● karena itu, jenis PNBP pada masing-masing departemen/lembaga
● pemerintah non departemen berbeda satu dengan lainnya.
Tarif atas PNBP ditetapkan dengan memperhatikan
dampak pengenaan terhadap masyarakat dan
kegiatan usahanya, biaya penyelenggaraan kegiatan
pemerintah sehubungan dengan jenis PNBP yang
bersangkutan dan aspek keadilan dalam pengenaan
beban pada masyarakat. Penilaian atas besarnya
tarif dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas
dilakukan oleh Pemerintah bersama DPR. Oleh
karena itu, tarif atas jenis PNBP ditetapkan dalam
undang-undang atau peraturan pemerintah yang
menerapkan jenis PNBP yang bersangkutan
Organisasi
Organisasi yang mengelola PNBP adalah Departemen atau
Lembaga teknis berikut unit kerja teknis dari
Departemen/Lembaga yang bersangkutan dan Direktorat
Perbendaharaan Negara. Untuk Departemen/Lembaga teknis
yang bersangkutan. Menteri atau Ketua Lembaga Teknis tersebut
dapat menunjuk instansi pemerintah di bawahnya untuk menagih
dan atau memungut.
Lembaga pemerintah yang ditunjuk menagih dan memungut
PNBP wajib menyampaikan rencana dan laporan realisasi PNBP
kepada Menteri/Ketua Lembaga dengan tembusan kepada Kanwil
dan Direktorat Perbendaharaan. Pengelolaan PNBP yang meliputi
penetapan target setiap jenis PNBP serta alokasi penggunaan
dana dari PNBP, dilakukan oleh Direktorat Perbendaharaan.
Tujuan – Tujuan dan Lingkup Audit
1. Audit atas PNBP memiliki tujuan untuk mengetahui dan menilai :
2. Apakah setiap jenis PNBP yang telah dimuat dalam rencana penerimaan pada
setiap departemen / lembaga pemerintah non departemen mempunyai
landasan hukum dan telah dipungut sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan
dan disetorkan ke kas negara dengan tertib.
3. Apakah realisasi PNBP mencapai target yang telah ditetapkan dalam DIKS
4. Apakah semuan PNBP pada setiap departemen / lembaga pemerintahan non
departemen telah ditata usahakan dan dilaporkan serta
dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang – undangan

Tujuan – Tujuan dan


Lingkup Audit Pemeriksaan PNBP diarahkan pada jenis pemeriksaan
keuangan dan diutamakan pada pemeriksaan atas hal – hal
yang berkaitan dengan keuangan
Lingkup
Pemeriksaan
Pemeriksaan terhadap PNBP dilakukan kepada satuan unit kerja pada semua departemen / lembaga
pemerintahan non departemen yang memiliki PNBP terutama pada unit kerja
a. Biro keuangan departemen keuangan
b. Direktorat jendral perbendaharaan departemen keuangan
c. Direktorat jendral pada departemen teknis yang bersangkutan
d. Biro keuangan pada departemen teknis yang bersangkutan
e. Lembaga / satuan kerja unit penghasil / unit pelaksana teknis (UPT)
f. Biro lelang, biro informasi dan hukum pada direktoratjendral piutang lelang

Pemeriksaan diarahkan pada kegiatan yang meliputi :


a. Perencanaan
b. Penetapan
c. Pemungutan dan penyetoran
d. Penatausahaan
e. Pelaporan dan pertanggungjawaban
Transaksi dan Pengendalian Manajemen
Pengelolaan PNPB (Penerimaan Negara
Bukan Pajak)
A. Umum Jenis PNPB yang penentuan jumlahnya dilakukan
dengan cara dihitung sendiri oleh wajib bayar ditetapkan
Pada beberapa departemen atau oleh Peraturan Pemerintah. Kewajiban membayar
lembaga yang mengelola suatu jenis PNPB, PNPB untuk jenis yang dihitung sendiri akan
memiliki karakteristik yang berbeda antara PNPB kedaluwarsa setelah 10 tahun terhitung sejak saat
pada suatu departemen atau lembaga dan terutangnya PNPB yang bersangkutan. Ketentuan
departemen atau lembaga yang lain. Penentuan kedaluwarsa ini tertunda apabila wajib bayar melakukan
jumlah PNPB yang terutang dilakukan dengan cara tindak pidana dibidang PNPB. Wajib bayar membayar
: jumlah PNPB yang terutang dalam jangka waktu
● Ditetapkan oleh Instansi Pemerintah tertentu. Instansi Pemerintah, atas permohonan wajib
● Dihitung sendiri oleh Wajib Bayar. bayar untuk jenis PNPB yang dihitung sendiri oleh wajib
bayar setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan,
dapat memberikan persetujuan kepada wajib bayar
untuk mengangsur atau menunda pembayaran PNPB
yang terutang dengan dikenakan denda sebesar 2%
(dua persen) sebulan.
B. Perencanaan D. Pemungutan dan Penyetoran
Penyusunan rencana target PNPB Pemungutan atas PNBP didasarkan pada
ditentukan oleh hasil kesepakatan atau pembahasan besarnya tarif yang telah ditetapkan untuk masing-masing
antara Karwil Ditjen Perbendaharaan bersama Kanwil jenis PNBP. Waktu pemungutan PNBP didasarkan pada
Departemen atau lembaga teknis yang bersangkutan. ketentuan waktu pemungutan yang telah ditetapkan untuk
Perencanaan target tersebut didasarkan pada tariff masing-masing jenis PNBP sesuai dengan peraturan
masing-masing jenis PNPB yang ditetapkan dalam perundang-undangan yang mengatur masing-masing
Peraturan Pemerintah yang selanjutnya dituangkan jenis PNBP. Dengan demikian, kapan waktu dilakukan
dalam DIPA. pemungutan dapat bersifat harian, berkala, angsuran atau
C. Penentuan PNPB Terutang sewaktu-waktu setiap terjadi penerimaan negara
tergantung pada sifat dan karakteristik PNBP tersebut.
Orang atau Badan Hukum/Instansi
Jumlah PNBP yang terutang adalah Pemerintah yang ditunjuk untuk menagih dan atau
jumlah PNBP yang harus dibayar oleh wajib bayar memungut PNBP adalah:
dalam periode tertentu yang jumlahnya ditetapkan oleh a. Bendahara Penerima, yaitu orang yang karena
Instansi Pemerintah sebagai Instansi jabatannya sebagai bendaharawan ditugasi untuk
Penagih/Pemungut dan atau dihitung sendiri oleh wajib memungut PNBP di lingkungan unit kerja tertentu
bayar. Untuk jenis PNBP yang menjadi terutang dan menyetorkannya ke Rekening Kas Negara
sebelum wajib bayar menerima manfaat atas kegiatan (Pusat) atau Rekening Kas Daerah (Daerah)
pemerintah, seperti pemberian hak paten, pelayanan b. Wajib Bayar yaitu orang atau Badan Hukum/Instansi
pendidikan, maka penentuan jumlah PNBP yang yang sesuai dengan ketentuan yang
terutang ditetapkan oleh Instansi Pemerintah. Namun, mendasarinya, telah ditetapkan menyetorkan
untuk jenis PNBP yang menjadi terutang setelah sendiri setoran PNBP yang menjadi kewajibannya.
menerima manfaat, seperti pemanfaatan sumber daya
alam, maka jumlah PNBP yang terutang dapat
ditentukan oleh wajib bayar sendiri (self assessment).
E. Pengguna PNPB
PNBP dikelola dalam Sistem Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara serta hasil
pemungutannya disetor ke kas negara. Sebagian
dana dari suatu jenis PNBP dapat dipergunakan G. Pelaporan/
untuk kegiatan tertentu yang berkaitan dengan jenis
PNBP tersebut oleh instansi yang bersangkutan. Pertanggungjawaban
Kegiatan tertentu yang dapat menggunakan PNBP
meliputi peneitian dan teknologi, pelayanan
Pelaporan dan pertanggungjawaban atas
kesehatan, pendidikan dan pelatihan, penegakan
PNBP merupakan bentuk akhir dari mekanisme
hukum, pelayanan yang melibatkan intelektual
pengelolaan PNBP secara keseluruhan. Dengan
tertentu, pelestarian sumber daya alam
demikian, pelaporan dan pertanggungjawaban PNBP
yang ada pada setiap departemen/lembaga
F. Penatausahaan pemerintah non departemen diatur dalam Peraturan
Pemerintah

Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 1997


tentang Jenis dan Penyetoran PNBP sebagai
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 tahun
1997 tentang PNBP, belum mengatur
penatausahaan PNBP baik yang dilakukan oleh
Bendaharawan Penerima maupun Ditjen
Perbendaharaan.
Pengembangan
Rencana Audit
Rinci
Prosedur-prosedur substantif
Pemeriksaan atas PNBP dilakukan melalui 3 berupa dokumen pertanggungjawaban keuangan
tahapan : negara yang berkaitan dengan PNBP yang
dikirim oleh Departemen Keuangan,
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN Departemen/Lembaga Pemerintahan Non
Deprtemen dan Sekretariat Jendral/Panitera
1. Pemeriksaan dokumen di kantor audit Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara serta
Perusahaan Negara sesuai dengan inpres No. 1
pemeriksaan ini dilakukan dalam rangka Tahun 1999 tanggal 31 Maret 1999.
memperoleh informasi/data yang bersifat umum
mengenai kegiatan dari obyek/instansi atau
obyek yang diperiksa, yang dilakukan secara
terus-menerus sepanjang tahun oleh auditor
yang membidangi tugas pemeriksaan atas
departemen/lembaga negara yang mengelola
PNBP.
Dokumen yang diperiksa adalah dokumen
yang dihimpun oleh masing-masing unit kerja,
2. Pemeriksaan dokumen di pusat tata usaha PENGUJIAN TERBATAS
departemen keuangan/lembaga

pemeriksaan ini dilakukan oleh Biro Kegiatan pengujian terbatas atas sistem
Keuangan Departeemen dan Bagian Keuangan pada pengendalian manajemen PNBP pada instansi yang
Direktorat Jendral yang mengelola PNBP. Langkah diperiksa, dapat dilaksanakan pada saat yang
pertama dalam pemeriksaan ini adalah melengkapi bersamaan dengan pemeriksaan dokumen di Pusat
dokumen PNBP yang diperoleh saat pemeriksaan Tata Usaha Keuangan Departemen/Lembaga. Hal
dokumen di kantor audit termasuk melengkapi tersebut dimaksudkan agar pemeriksaan dapat
permanent file yang mungkin terjadi karena adanya dilaksanakan secara efisien, dan menghindari kesan
perubahan. dari pihak auditan bahwa pemeriksaan oleh auditor
dilakukan terus-menerus.
Dalam pemeriksaan pendahuluan, tim
auditor melakukan penelaahan terhadap peraturan Pada dasarnya, pengujian terbatas
perundang-undangan yang berkaitan dengan PNBP dilakukan atas semua unsur-unsur sistem
dan unsur-unsur sistem pengendalian manajemen pengendalian manajemen, namun tidak selamanya
yang meliputi organisasi, kebijakan, prosedur kerja, semua unsur sistem manajemen dilaksanakan oleh
perencanaan, pencatatan/pelaporan dan hasil setiap instansi yang mengelola/mengurus PNBP.
pemeriksaan Aparat Pengawas Intern Pemerintah.
Hasil pemeriksaan ini dimanfaatkan untuk
pemeriksaan tahap berikutnya.
Langkah –langkah pemeriksaan yang dilakukan dalam
pengujian terbatas atas sistem pengendalian manajemen
meliputi :

Organisasi 1 4 Prosedur Kerja.

Kebijakan 2 5 Pencatatan/Pelaporan

Perencanaan 3 6 Pemeriksaan APIP (Aparat


Pengawasan Internal Pemerintah)
PENGUJIAN TERINCI

Pengujian terinci dilakukan pada Unit Pelaksana Teknis dan atau pada bendaharawan yang
ditujukan/diangkat untuk melakukan pungutan, penyetoran, penatausahaan, pertanggungjawaban dan
pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan PNBP. Unit Pelaksana Teknis dan atau Bendaharawan Khusus
Penerima PNBP terdapat pada Departemen/Lembaga Direktorat Jenderal, Sekretariat Jenderal, Kanwil,
Dinas atau kantor di daerah tergantung pada jenis PNBP yang dikelolanya.

Pengujian terinci seharusnya dilakukan terhadap kegiatan-kegiatanyang telah ditetapkan dalam


lingkup pemeriksaan dan diidentifikasikan kelemahan potensial dari hasil pengujian terbatas.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai