Pengertian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menurut UU No. 9 Tahun 2018 adalah
pungutan yang dibayar oleh orang pribadi atau badan dengan memperoleh manfaat langsung
maupun tidak langsung atas layanan atau pemanfaatan sumber daya dan hak yang diperoleh negara,
berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang menjadi penerimaan pemerintah pusat di luar
penerimaan perpajakan dan hibah dan dikelola dalam mekanisme anggaran pendapatan dan belanja
negara.
Fungsi PNBP
PNBP pada prinsipnya memiliki dua fungsi, yaitu fungsi penganggaran (budgetary) dan fungsi
pengaturan (regulatory). Selaku fungsi penganggaran (budgetary), PNBP merupakan salah satu pilar
pendapatan negara yang memiliki kontribusi cukup besar dalam menunjang anggaran pendapatan
dan belanja negara, melalui optimalisasi penerimaan negara. Selaku fungsi pengaturan (regulatory),
PNBP memegang peranan penting dan strategis dalam mendukung kebijakan Pemerintah untuk
pengendalian dan pengelolaan kekayaan negara termasuk pemanfaatan sumber daya alam.
Objek PNBP
Objek PNBP sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 UU No. 9 Tahun 2018 meliputi:
Tarif PNBP
Tarif PNBP ada 2 (dua) jenis yaitu:
a. Tarif Spesifik
Yang dimaksud dengan "tarif spesifik" adalah tarif yang ditetapkan dengan nilai nominal
uang.
b. Tarif Advalorem
Tarif advalorem adalah tarif yang ditetapkan dengan persentase dan formula.
Cara Pembayaran
Cara pembayaran PNBP Terutang dapat dilakukan melalui:
a. Langsung ke Kas Negara
Cara pembayaran PNBP diutamakan melalui pembayaran langsung ke Kas Negara.
Metode pembayaran ini umumnya dilakukan untuk PNBP yang sudah jelas dan pasti
jumlahnya.
b. Instansi Pengelola PNBP
Untuk pembayaran PNBP Terutang melalui Instansi Pengelola PNBP dapat dilakukan
melalui:
1) Bendahara Penerimaan
2) Petugas Pungut
c. Mitra Instansi Pengelola PNBP
Metode pembayaran ini umumnya dilakukan untuk PNBP Terutang yang berasal dari
objek PNBP yang dikelola oleh Mitra Instansi Pengelola PNBP.
Arsip Dokumen
Sesuai dengan Undang-undang No. 43 tahun 2009 tentang Kearsipan, definisi arsip
adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga
negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik,
organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pengelolaan arsip dilakukan terhadap 2 (dua) jenis arsip yaitu:
a. Arsip Dinamis
Arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan
selama jangka waktu tertentu. Pengelolaan arsip dinamis menjadi tanggung jawab
pencipta arsip. Arsip dinamis meliputi:
1) Arsip vital, yaitu arsip yang keberadaannya merupakan persyaratan dasar bagi
kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat diperbarui, dan tidak
tergantikan apabila rusak atau hilang.
2) Arsip aktif, yaitu arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi dan/atau terus
menerus.
3) Arsip inaktif, yaitu arsip yang frekuensi penggunaannya telah menurun.
b. Arsip Statis
Arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejarahan,
telah habis retensinya, dan berketerangan dipermanenkan yang telah diverifikasi baik
secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau
lembaga kearsipan. Pengelolaan arsip statis menjadi tanggung jawab lembaga kearsipan.
MATERI: PEMBUKUAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN
Rekonsiliasi
KPA atau Pejabat Yang Bertugas Melakukan Pemungutan PNBP atas nama KPA
melakukan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan UAKPA dengan pembukuan
bendahara penerimaan. Rekonsiliasi dilakukan sekurang-kurangnya pada akhir bulan
pelaporan bersamaan dengan pemeriksaan kas. Rekonsiliasi dilakukan untuk meneliti
kesesuaian atas:
1. Jumlah setoran penerimaan negara yang disetorkan oleh Bendahara Penerimaan
2. Saldo penerimaan negara yang belum disetorkan ke kas negara oleh Bendahara
Penerimaan.
LPJ wajib disampaikan secara bulanan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan
berikutnya disertai salinan rekening koran dari bank/pos untuk bulan berkenaan.
Penyampaian LPJ dalam rangkap 2 (dua) dan dapat disampaikan bersamaan dengan
rekonsiliasi Laporan Keuangan UAKPA. LPJ disampaikan kepada:
1. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan (KPPN) yang ditunjuk dalam DIPA satuan kerja
yang berada di bawah pengelolaannya.
2. Menteri/Pimpinan Lembaga masing-masing; dan
3. Badan Pemeriksa Keuangan.
Kerugian Negara
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 1 angka 22 disebutkan bahwa
kerugian negara adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti
jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai.
Penyelesaian kerugian negara akibat perbuatan Bendahara Penerimaan pada
dasarnya ada 2, yaitu Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) dan Surat
Keputusan Pembebanan Sementara. Surat keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM)
adalah surat keterangan yang menyatakan kesanggupan dan/atau pengakuan bahwa yang
bersangkutan bertanggung jawab atas kerugian negara yang terjadi dan bersedia mengganti
kerugian negara dimaksud.