Anda di halaman 1dari 6

RESUME

PELATIHAN BENDAHARA PENGELUARAN / BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU APBN


TANGGAL 30 JANUARI – 3 FEBRUARI 2023

A. Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Negara


1. Konsepsi Dasar Pendapatan Negara dan Belanja Negara
a. Dasar Hukum
 UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
 UU No. 1 Tahun 2004 Tentang perbendaharaan Negara
 UU No. 15 Tahun 2004 tentang pemerikasaan pengelolaan dan tanggung awab keuangan
Negara
b. Pengertian Keuangan Negara
Keuangan Negara adalah semua hak & kewajiban negara yg dapat dinilai dgn uang, serta
segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yg dapat dijadikan milik negara berhubung
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
c. Pengertian Pendapatan Negara & Belanja Negara
PENDAPATAN NEGARA
• Penerimaan Negara adalah uang yang masuk ke kas negara.
• Pendapatan Negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih.
BELANJA NEGARA
• Pengeluaran negara adalah uang yang keluar dari kas negara.
• Belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih.
d. Jenis Pendapatan Negara
 Perpajakan (Perpajakan = PPh, PPN, PPnBM, PBB, pajak lainnya. Dan Kepabeanan & Cukai
(Cukai, Bea masuk, Bea keluar). UU 16/2009
Pajak : kontribusi wajib kpd negara yg terutang oleh orang pribadi / badan yg
bersifat memaksa bds UU dg tidak mendapatkan imbalan scr langsung &
digunakan u/ keperluan negara bagi sebesar2nya kemakmuran rakyat.
PPH 21 : Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Penghasilan yang Diberikan
Kepada orang pribadi (Pegawai / Bukan Pegawai / Peserta Kegiatan)
PPH 26 : Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Penghasilan yang diterima subyek
pajak LN
PPH 22 : Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Pembelian Barang Oleh
Bendaharawan.
PPH 23 : Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Pembayaran Jasa dan sewa (selain
tanah/bangunan) oleh Bendaharawan
PPH Final : Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Pembayaran Transaksi yang
bersifatn Final Seperti Sewa Tanah/Bangunan, Jasa Konstruksi, PHTB, WP
tertentu, undian berhadiah
PPN / PPnBM : Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan atas transaksi Penjualan Barang
Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak.
 PNBP (Pendapatan SDA, Pendapatan dari KN Dipisahkan, PNBP Lainnya, Pendapatan BLU)
PNBP adalah pungutan yg dibayar oleh orang pribadi atau badan dgn memperoleh manfaat
langsung maupun tidak langsung atas layanan atau pemanfaatan sumber daya & hak yang
diperoleh negara, berdasarkan per-UU-an, yg menjadi penerimaan Pemerintah Pusat di luar
penerimaan perpajakan dan hibah dan dikelola dalam mekanisme APBN. (UU 9/2018)
• Seluruh aktivitas, hal, dan/atau benda, yang menjadi sumber penerimaan negara di luar
perpajakan dan hibah dinyatakan sebagai objek PNBP.
• Objek PNBP dirinci menurut jenis PNBP, diatur dg UU, PP, dan/ atau Peraturan Menteri
Keuangan.
 Hibah
e. Jenis Belanja Negara
Belanja Negara terdiri atas :
 Belanja Pegawai
 Belanja Barang
 Belanja Modal
 Belanja Utang
 Belanja Subsidi
 Belanja Hibah
 Belanja Bantuan Sosial
 Belanja Lain-lain
f. Asas-Asas Keuangan Negara
Lama :
 Asas Kesatuan
 Asas Universalitas
 Asas Tahunan
 Asas Spesialitas
Baru :
 akuntabilitas berorientasi pada hasil
 profesionalitas
 proporsionalitas
 keterbukaan dlm pengelolaan keuangan negara
 pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yg bebas dan mandiri
g. Asas Perbendaharaan
1. UU APBN merupakan dasar bagi Pemerintah Pusat untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran
negara. (Untuk Pemda → Perda APBD)
2. Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban APBN/APBD
jika anggaran untuk membiayai pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia.
3. Semua pengeluaran negara, termasuk subsidi dan bantuan lainnya yang sesuai dengan program
pemerintah pusat, dibiayai dengan APBN. (Untuk Pemda → Perda APBD)
4. Anggaran untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya mendesak dan/atau tidak terduga
disediakan dalam bagian anggaran tersendiri yang selanjutnya diatur dalam peraturan pemerintah.
5. Kelambatan pembayaran atas tagihan yang berkaitan dengan pelaksanaan APBN/APBD dapat
mengakibatkan pengenaan denda dan/atau bunga.
• Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat
bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBN/APBD bertanggung jawab atas kebenaran
material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud. (Pasal 18 ayat 3 UU No. 1
Tahun 2004).
• Pembayaran atas beban APBN/APBD tidak boleh dilakukan sebelum barang dan/atau jasa diterima.
(Pasal 21 ayat 1 UU No. 1 Tahun 2004).
H. Pengguna Anggaran
Tugas dan Kewenangan
 menyusun DIPA
 Merinci bagian anggaran yang dikelola oleh masing masing satker
 Menetapkan kepala satker atau pejabat lain sebagai KPA
 Menetapkan peabat perbendaharaan lainnya
 Menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran yang dikelolanya
I. Bendahara umum Negara
Sa BUN Pusat : Bertanggungjawab memastikan ketersediaan dana dalam rangka pencairan dana atas
beban DIPA.
Sa BUN Daerah : Bertanggungjawab terhadap kesesuaian penerima pembayaran pada SPM dan
ketepatan waktu penerbitan SP2D
J. Kuasa Pengguna Anggaran
Tugas dan wewenang
 Menyusun DIPA
 Menetapkan PPK dan PPSPM
 Menetapkan panitia/pejaba yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan anggaran
 Menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana pencairan dana
 Melakukan tindakan yang mengakibatkan penegluaran anggaran belanja Negara
 Memberikan supervise, konsultasi, dan pengendalian pelaksanaan kegiatan dan anggaran
 Mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan dan anggaran
 Menyusun laporan keuangan dan kinerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
K. Pejabat Pembuat Komitmen
Tugas dan wewenang
 Menyusu rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana
 Menerbitkan surat penunjuka penyedia barang/jasa
 Membuat, menandatangani, dan melaksanakan perjanjian denga penjedia barang/jasa
 Melaksanakan kegiatan swakelola
 Memberitahukan kepada kuasa BUN atas perjanjian yang dilakukannya
 Mengendalika pelaksanaan perikatan
 Menguji dan menandatangai surat bukti mengenai hak tagih kepada Negara
 Membuat dan menandatangani SPP atau Dokumen lain yang dipersamakan dengan SPP
 Melaporkan pelaksanaan /penyeleseian kegiatan kepada KPA
 Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepasa KPA denga berita acara
penyerahan
 Menyimapan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan
 Menerbitkan dan menyampaikan SPP ke PPSPM
 Menyampaikan rencana penarikan dana kepada KPPN
 Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja Negara.
L. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar
 Mengui kebenaran SPP atau Dokumen lain yang dipersamakan dengan SPP beserta dokumen
pendukung
 Menolak dan mengembalikan SPP, apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan
 Membebankan tagihan pada akun yang telah disediakan
 Menerbitkan SPM atau dokumen lain yang dipersamakan denga SPM
 Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih
 Melakukan pemantauan atas ketersediaan pagu anggaran, realisasi belanja, dan penggunaan
UP/TUP
 Memperhitungkan kewajiba penerima hak tagihan apabila penerima hak tagiham masih
memiliki kewajiabn kepada Negara
 Menerbitkan dan menyampaikan SPM ke KPPN
 Menyampaikan laporan atas pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran kepada KPA
secara priodik dan
 Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pengujian
dan perintah pembayaran
M. Bendahara Pengeluaran
Menerima, menatausahakan, menyimpan, membayarkan, dan mempertanggungjawabkan
uang untuk keperluan belanja negara dalam pelaksanaan APBN Negara/Lembaga pada kantor/Satker
Kementerian Negara/Lembaga.

B. Dokumen Pelaksanaan Anggaran


Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah Dokumen
Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan PA dalam melaksanakan kegiatan
pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.
POK adalah dokumen yang memuat uraian rencana kerja dan biaya yang diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan, disusun oleh KPA sebagai penjabaran lebih lanjut dari DIPA
 Pokok-pokok Materi POK
1. Kode & nama Satker
2. Kode K/L, Unit Organisasi, Program & Nama Program.
3. Kode & nama kegiatan/output/sub output / komponen input/akun.
4. Kode & nama kantor bayar, lokasi, & indikator kinerja kegiatan.
5. Rincian volume, harga satuan, && jumlah biaya.
6. Sumber dana, cara penarikan, & kode kewenangan.
7. Tata cara pengadaan/pelaksanaan (kontrakstual & non)
8. Rencana pelaks kegiatan (time schedule) yg dilengkapi perkiraan kebutuhan dana per
aktivitas per bulan.
C. Sistem Penerimaan Negara
Penerimaan Negara berasal dari: wajib pajak, wajib bayar, petugas pungut, bendahara
penerimaan/pengeluaran, KPA, Banl/ POS persepsi, KPP, KPBS, KPPN
Cara Penyetoran Penerimaan Negara:
PENYETORAN PAJAK
• WP → Bendahara Pengeluaran → Kas Negara
• WP → Kas Negara

PENYETORAN PNBP
• WB → Petugas Pungut → Bendahara Penerimaan → Kas Negara
• WB → Bendahara Penerimaan → Kas Negara
• WB → Kas Negara
D. Sitem Pengeluaran Negara
Metode Pembeyaran:
1. Metode LS : Pembayaran langsung ke Penyedia B/J, Bendahara Pengeluaran (Belanja Pegawai,
Honor, Perjadin)
2. Melalu UP : Pembayaran beban UP oleh BP untuk Kegiatan operasional satker, Tidak bisa LS

E. Sistem Pengarsipan Dokumen Keuangan Negara


Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga
negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
• Arsip yg tercipta dari kegiatan lembaga negara & kegiatan yg menggunakan sumber dana
negara dinyatakan sebagai arsip milik negara.
• Negara menyelenggarakan pelindungan dan penyelamatan arsip sebagai bahan
pertanggungjawaban setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara untuk kepentingan negara,
pemerintahan, pelayanan publik, dan kesejahteraan rakyat.
• Negara secara khusus memberikan pelindungan dan penyelamatan arsip yang berkaitan
dengan kependudukan, kewilayahan, kepulauan, perbatasan, perjanjian internasional, kontrak
karya, dan masalahmasalah pemerintahan yang strategis. → dari bencana alam, bencana sosial,
perang, tindakan kriminal serta tindakan kejahatan yang mengandung unsur sabotase, spionase, dan
terorisme.
• Pengelolaan arsip dinamis dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan arsip dalam
penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang sah berdasarkan
suatu sistem yang memenuhi persyaratan andal, sistematis, utuh, menyeluruh, dan sesuai dengan
norma, standar, prosedur, dan kriteria.
• Untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis yang efektif dan efisien pencipta arsip
membuat tata naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip, serta sistem klasifikasi keamanan
dan akses arsip.
• Pejabat atau orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan arsip dinamis wajib
menjaga keautentikan, keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip yang dikelolanya.
• Pencipta arsip wajib menyediakan arsip dinamis bagi kepentingan pengguna arsip yang
berhak.
• Pencipta arsip pada lembaga negara, Pemda, perguruan tinggi negeri, dan BUMN dan/atau
BUMD membuat daftar arsip dinamis berdasarkan 2 kategori, yaitu arsip terjaga dan arsip umum.
• Pencipta arsip dapat menutup akses atas arsip dengan alasan apabila arsip dibuka untuk
umum dapat:
1. menghambat proses penegakan hukum;
2. mengganggu kepentingan pelindungan hak atas kekayaan intelektual dan pelindungan
dari persaingan usaha tidak sehat;
3. membahayakan pertahanan dan keamanan negara;
4. mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang masuk dalam kategori dilindungi
kerahasiaannya;
5. merugikan ketahanan ekonomi nasional;
6. merugikan kepentingan politik luar negeri dan hubungan luar negeri;
7. mengungkapkan isi akta autentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun
wasiat seseorang kecuali kepada yang berhak secara hukum;
8. mengungkapkan rahasia atau data pribadi; dan
9. mengungkap memorandum atau suratsurat yang menurut sifatnya perlu dirahasiakan.
• Pencipta arsip wajib menjaga kerahasiaan arsip tertutup
• Penyusutan arsip dilaksanakan oleh pencipta arsip. Penyusutan arsip meliputi:
• pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan;
• pemusnahan arsip yang telah habis retensi dan yang tidak memiliki nilai guna dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan
• penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip kepada lembaga kearsipan.
• Pemusnahan arsip dilakukan terhadap arsip yang:
• tidak memiliki nilai guna;
• telah habis retensinya dan berketerangan dimusnahkan berdasarkan JRA;
• tidak ada peraturan perundang-undangan yang melarang; dan
• tidak berkaitan dengan penyelesaian proses suatu perkara.
• Pencipta arsip dan/atau lembaga kearsipan dapat membuat arsip dalam berbagai bentuk
dan/atau melakukan alih media meliputi media elektronik dan/atau media lain. Autentikasi arsip
statis terhadap arsip tersebut dapat dilakukan oleh lembaga kearsipan

Anda mungkin juga menyukai