Pengeluaran Negara
Pelatihan Bendahara
Pengeluaran / Bendahara
Pengeluaran Pembantu APBN
Disampaikan Oleh : Budi Sudarso
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
BIODATA
BIODATA
Budi Sudarso
Jabatan:
Widyaiswara Pusdiklat AP, Pengajar PKN-STAN, Asessor
Kemenkeu
Alamat Rumah :
Jln. H.Rijin Blok A RT 01 RW 09 No. 23 Jatimakmur
Pondok Gede Bekasi
Email : budisudarso69@gmail.com
HP : 081369023699
PENDAPATAN NEGARA
• Penerimaan Negara adalah uang yang masuk ke kas
negara.
• Pendapatan Negara adalah hak pemerintah pusat
yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
BELANJA NEGARA
• Pengeluaran negara adalah uang yang keluar dari kas
negara.
• Belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat
yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
JENIS-JENIS PENERIMAAN
LATAR BELAKANGNEGARA
PENERIMAAN
8
Jenis Pendapatan Negara
Pendapatan SDA
Pendapatan
Negara
Pendapatan dari KN
Dipisahkan
PNBP
PNBP Lainnya
Hibah
Pendapatan BLU
Pengertian Pajak & Jenisnya
Pajak : kontribusi wajib kpd negara yg terutang oleh orang pribadi / badan
yg bersifat memaksa bds UU dg tidak mendapatkan imbalan scr langsung &
digunakan u/ keperluan negara bagi sebesar2nya kemakmuran rakyat.
UU 16/2009
Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Penghasilan yang Diberikan Kepada orang pribadi
PPh 21 (Pegawai / Bukan Pegawai / Peserta Kegiatan)
Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Pembayaran Transaksi yang bersifatn Final Seperti
PPh Final Sewa Tanah/Bangunan, Jasa Konstruksi, PHTB, WP tertentu, undian berhadiah
Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan atas transaksi Penjualan Barang Kena Pajak atau
PPN / PPnBM Jasa Kena Pajak.
Pengertian & Jenis PNBP
PNBP adalah pungutan yg dibayar oleh orang pribadi atau
badan dgn memperoleh manfaat langsung maupun tidak
langsung atas layanan atau pemanfaatan sumber daya & hak
yang diperoleh negara, berdasarkan per-UU-an, yg menjadi
penerimaan Pemerintah Pusat di luar penerimaan perpajakan
dan hibah dan dikelola dalam mekanisme APBN. (UU 9/2018)
• Seluruh aktivitas, hal, dan/atau benda, yang menjadi sumber penerimaan
negara di luar perpajakan dan hibah dinyatakan sebagai objek PNBP.
• Objek PNBP dirinci menurut jenis PNBP, diatur dg UU, PP, dan/ atau
Peraturan Menteri Keuangan.
Objek PNBP
Kriteria:
a. pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah;
b. penggunaan dana yang bersumber dari APBN;
c. pengelolaan kekayaan negara; dan/atau
d. penetapan peraturan perundang-undangan.
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Belanja Utang
Belanja Negara
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Lain-lain
Asas-Asas Keuangan Negara
Asas Kesatuan
Asas Universalitas
Lama
Asas Tahunan
Asas Spesialitas
Asas
Keuangan akuntabilitas berorientasi pada
hasil
Negara
profesionalitas
proporsionalitas
Baru
keterbukaan dlm pengelolaan
keuangan negara
Menunjuk
Dirjen
PPSPM Kepala KPPN Perbendaharaan
PPK SPP (Pengujian dan
SPM selaku Kuasa BUN selaku Kuasa BUN Daerah
SP2D
(Pembuat Pembebanan Pusat
komitmen) & Perintah
Pembayaran
15
Pengguna Anggaran Pasal 2-5
Tugas dan Wewenang Dilimpahkan ke KPA PA dapat menunjuk pejabat lain selain kepala Satker sebagai KPA
dlm hal:
1. Menyusun DIPA;
a) Satker dipimpin oleh pejabat yang bersifat komisioner;
2. Merinci Bagian Anggaran yang dikelola oleh masing masing
satker b) Satker dipimpin oleh pejabat Eselon I atau setingkat Eselon I;
3. Menetapkan kepala satker atau pejabat lain sebagai KPA c) Satker yang dibentuk berdasarkan penugasan khusus;
(bersifat ex-officio) d) Satker yang pimpinannya mempunyai tugas fungsional; atau
4. Menetapkan Pejabat Perbendaharaan lainnya e) Satker Lembaga Negara.
5. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan
anggaran yang dikelolanya;
Satuan Kerja (Satker)
Bertanggung jawab secara: 1. Satker melaksanakan kegiatan K/L dan memiliki kewenangan dan
a. formil: tanggung jawab atas pengelolaan keuangan K/L yang dipimpin
b. Materil: . tanggung jawab atas penggunaan anggaran dan keluaran yang tanggung jawab penggunaan anggaran.
dihasilkan atas beban anggaran negara 2. Standardisasi menjadi satker antara lain; New!
a) diberikan penugasan dan tanggu ng jawab untuk mengelola
kegiatan dan alokasi kegiatan;
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) b) memiliki unit-unit yang lengkap sebagai suatu entitas yang
melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
1. Berlaku sebagai dasar pelaksanaan anggaran. pelaporan, dan akuntansi;
2. Berlaku untuk 1 tahun anggaran. c) merupakan bagian dari struktur organisasi Kementerian
3. Batas pengeluaran tertinggi dan tidak dapat dilampaui. Negara/Lembaga dan/atau melaksanakan tugas fungsi
4. Tidak dapat melakukan tagihan apabila dana tidak Kementerian Negara/Lembaga;
cukup/tidak tersedia kecuali untuk pembayaran gaji dan d) karakteristik tugas/kegiatan yang ditangani bersifat
tunjangan yang melekat pada gaji. kompleks/spesifik dan berbeda dengan kantor induknya; dan
5. Pembayaran gaji dan tunjangan melekat dapat mendahului e) lokasi Satker yang bersangkutan berada pada
revisi anggaran provinsi/kabupaten/kota yang berbeda dengan kantor induknya.
3. Satker penugasan khusus/karakteristik tertentu harus memenuhi;
syarat dari nomor 2b-2e, ada SK Menteri/Pimpinan Lembaga, mengacu
pada peraturan perundangan.
16
New!
Kuasa BUN Pusat Bertanggungjawab memastikan ketersediaan dana dalam rangka
Kua pencairan dana atas beban DIPA
New!
Bertanggungjawab terhadap kesesuaian penerima pembayaran pada
Kua
Kuasa BUN Daerah SPM dan ketepatan waktu penerbitan SP2D
Tugas
Pasal 18-19 a) melaksanakan standar operasional prosedur pengujian SPM dan penerbitan SP2D;
b) memastikan Satker menggunakan sistem dan prosedur pembayaran yang telah
distandardisasi oleh BUN;
c) memastikan Satker menyampaikan rencana penarikan dana yang tepat waktu dan
akurat;
d) melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran dalam rangka manajemen kas; dan
e) memantau pencairan anggaran kepada penerima pembayaran.
17
Kuasa Pengguna Anggaran Pasal 6-9
19
Pejabat Pembuat Komitmen Pasal 11-12
20
Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar
Pasal 13
melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan pengujian
Tugas dan Wewenang tagihan dan perintahpembayaran atas beban anggaran negara
21
Bendahara Pengeluaran
Pasal 43 (6)
Dalam hal pembayaran dengan mekanisme UP, Bendahara melakukan
Pasal 15 pengujian terhadap SPBy yang diterbitkan oleh PPK, diantaranya;
Dibantu
22
Ketentuan Lain terkait Pejabat Perbendaharaan Pasal 14-20
Pasal 17
Standar Kompetensi
Pejabat perbendaharaan harus memenuhi
What’s New? standar Kompetensi mengikuti Peraturan
Menteri Keuangan mengenai standar
kompetensi kerja khusus bagi KPA, PPK, dan Lain-lain
PPSPM
Pasal 14
Masa berlaku
KPA dapat menetapkan pejabat PPK, telah memiliki sertifikat
kompetensi PPK
Tidak terikat tahun anggaran dan berakhir
di luar Satuan Kerja sebagai PPK saat penetapan KPA berakhir
dan/atau PPSPM dalam hal PPSPM, telah memiliki sertifikat
kebutuhan organisasi dan diatur kompetensi PPSPM
Berhalangan
dalam ketentuan perundang- KPA agar berkoordinasi dengan K/L terkait dan
KPA dapat menetapkan pejabat
undangan, dengan ketentuan; menyampaikan SK maksimal 5 hari kerja
perbendaharaan pengganti sementara
setelah penandatanganan
23
2. Dokumen Pelaksanaan
Anggaran
Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Akumulasi DIPA
DIPA Induk Petikan
DIPA Petikan
Dasar pencairan
dana/pengesahan bagi
BUN/Kuasa BUN
Format DIPA
Halaman IV – Catatan
Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)
Wajib
Pihak-Pihak Terkait Pajak
Penerimaan Wajib
KPPN
Bayar
Petugas
KPBC Pungut
Penerimaan
Bendahra
KPP Pen/ Pengl
Bank/ Pos
Persepsi KPA
1 Dokumen Terkait Penerimaan
• Surat Setoran Pajak (SSP)
• SSPBB
2 Dokumen Lain
• SSB
3
Karcis/Tiket/Tanda
Masuk/Kupon
• SSPCP
4
Kuitansi
• SSCP
5
• SSBP
6 Nota Debet/Kredit
• SSPB
7
Rekening Koran
8 • STBS
• PENYETORAN PAJAK
• WP Bendahara Pengeluaran Kas Negara
• WP Kas Negara
• PENYETORAN PNBP
• WB Petugas Pungut Bendahara Penerimaan Kas Negara
• WB Bendahara Penerimaan Kas Negara
• WB Kas Negara
Alur Penyetoran Penerimaan Negara
MPN G3
Alur Proses Pembayaran
• NTPN
Melalui Bank
• NTB
• NTPN
Melalui Pos
• NTP
• NTPN
Melalui Potongan SPM
• NPP
Melalui Lembaga • NTPN
Persepsi Lainnya • NTL
4. Sistem Pengeluaran
Negara
Metode Pembayaran
Metode LS Melalui UP
Tujuan Pembayaran
Mekanisme Digunakan untuk pembayaran Dalam hal pembayaran tidak bisa langsung kepada
kepada:
LS
penerima, maka dapat melalui;
Pasal 33-34 Aparatur negara, Penyedia, dan/atau 1. Bendahara Pengeluaran (Honorarium, perjadin
Pihak lain (meliputi perseorangan, atas dasar SK, belanja pegawai kepada pegawai
negeri, pejabat negara, dan/atau pejabat lainnya
kelompok masyarakat, lembaga
setelah mendapat persetujuan dari Kuasa BUN)
pemerintah, lembaga non pemerintah, 2.
Bank/Pos/Lembaga
(Belanja Bansos, Keuangan
Belanja bukan Bank sesuai
Banper,
What’s New? organisasi internasional, dan/atau
peraturan perundangan)
badan usaha.
Pelaksanaan
Dapat dilakukan melalui:
Bendahara pengeluaran,
Bank/Pos/Lembaga
Keuangan Bukan Bank.
Sesuai ketentuan
perundang undangan
28
Prinsip
Mekanisme
Digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari Satker dan
pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme LS,
baik secara tunai maupun non tunai
UP Besaran New!
1/12 dari pagu jenis belanja yang dapat dibayarkan dengan
UP dan paling banyak sebesar Rp500 juta
Jenis Belanja
Belanja Barang, Belanja Modal, Belanja Lain-lain
Revolving
Revolving apabila UP telah dipergunakan paling sedikit
50% dan dilakukan minimal 1x per bulan
UP GUP GUP
GUP
GUP …
Nihil
UP
RUTIN
Perubahan
UP
KURANG
BULAN
TUP
TERTENTU
Dokumen Terkait Pengeluaran Negara
2
• Dokumen Perikatan
3
• Bukti Kegiatan/Transaksi
4
• Bukti Pembayaran
5
• Bukti Setoran
Pihak-Pihak Terkait Pengeluaran Negara
Pegawai
Bank/Pos
Penyedia B/J
Oprasional
KPPN PPK
Pengeluaran
Tim/
PPSPM
Pokja
PIC
KPA
Kegiatn
Bendahra
BPP
Pengelu-aran
Penyelesaian Tagihan Melalui Mekanisme
Pembayaran LS
No Uraian Penyedia PPK PPSPM
Barang/Jasa
1 Mengajukan tagihan atas
Kontrak/Bukti
penyelesaian Pekerjaan, disertai
Pendukung
dengan bukti pendukung
Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah untuk belanja pemerintah difokuskan pada belanja keperluan
operasional yang Merupakan bagian terbesar dari penggunaan Uang Persediaan.
Tiket Penginapan
51
Mekanisme Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah
Perjanjian
Penerbitan Transaksi dengan Kartu
Kerja Sama Verifikasi oleh
Kartu Kredit Kredit oleh Pemegang GUP KKP
antara Bank Bendahara
oleh Bank Kartu Kredit
dengan
Satker
52
Mekanisme Pengujian dan Pembayaran Kartu Kredit Pemerintah
Transaksi
dengan Kartu
Kredit
Bukti
Transaksi Disetujui No Tanggung jawab Pribadi
Pengujian
? Pemegang Kartu Kredit
oleh PPK
Tagihan Bank
Yes
Setor Pajak
Verifikasi
Pengajuan
SPBy oleh
Bendahara GUP KKP
Pertanggung
jawaban UP
SPP-GUP SPM GUP SP2D
SPP-GUP
KKP KKP GUP
53
Koreksi/Ralat/Pembatalan SPP dan SPM
- - -f- - - - - - - - - --------- - - ~
Total Kredit VA/RS
Satker A
(Rek. VA/RS)
Satker B
(Rek. VA/RS)
Satker C
(Rek. VA/RS
=t-
Satker D
(Rek. VA/RS
Satker E
(Rek. VA/RS)
I
~----~---------~---------~----------i---------4------~
BELANJA
Rekening Buka
« BankUmum
Konsolidasi Satker
Pengelolaan Rekening
Pengelolaan Rekening (2)
REKENING BLU
PENGELOLAAN KAS Penerimaan
60
REKENING BLU
PENGELOLAAN KAS
Pengeluaran
Belanja Operasional Penyaluran Dana
merupakan belanja untuk kegiatan operasional yang
belanja terkait dengan penyaluran pinjaman/
terdiri atas belanja pegawai, belanja barang, dan
belanja modal. layanan pembiayaan
REKENING REKENING
REKENING OPERASIONAL OPERASIONAL
PENGELUARAN PENGELUARAN PENGELUARAN
Sumber dana RM atau
Pihak ketiga REKENING
REKENING DANA
OPERASIONAL KELOLAAN
PENGELUARAN
Pihak ketiga
Sumber dana PNBP
• Harus ada pemisahan secara jelas antara penanggung jawab • BLU dapat melakukan penyaluran dana layanan sesuai
kegiatan/ pembuat komitmen, pihak yang menguji dan dengan tugas dan fungsi BLU, manclat, dan/ atau ketentuan
menyetujui pembayaran, dan pihak yang mnelakukan peraturan perundang-undangan.
pembayaran.
• BLU melakukan pelimpahan dana secara berkala dari
• Dilakukan pelimpahan kas secara berkala dari Rekening Rekening Operasional Penerimaan BLU ke Rekening
Operasional Penerimaan ke Rekening Operasional Operasional Pengeluaran BLU untuk penyaluran dana layanan
Pengeluaran berdasarkan perencanaan kebutuhan dana. berdasarkan perencanaan kebutuhan dana.
• BLU dapat membentuk kas kecil untuk belanja operasional
dengan nilai transaksi kecil yang tidak mungkin dan/ atau
tidak efisien dilakukan melalui mekanisme perbankan.
61
REKENING BLU
PENGELOLAAN KAS
Optimalisasi Kas
Pool of cash, tetapi pada
akhirnya diupayakan • pelimpahan kas dilaksanakan sesuai dengan
saldo minimal perencanaan kas yang akurat.
• Perencanaan kas yang akurat dilakukan
REKENING berdasarkan kebutuhan kas yang diperlukan REKENING
OPERASIONAL untuk segera dilakukan pengeluaran. OPERASIONAL
PENERIMAAN PENGELUARAN
Belanja
62
REKENING BLU - PENGELOLAAN KAS
APBN Rekening Belanja
(Rupiah Murni) Pengeluaran
Berdasarkan
kebutuhan Belanja
Rekening segera dicairkan Rekening Belanja Operasional
PNBP Operasional Bunga/bagi hasil
Operasional
• Jasa Layanan Penerimaan Pengeluaran
• Hasil
Idle Cash
Bunga/bagi
hasil/hasil
Investasi investasi
• Hibah
• Pendapatan Rekening
Bunga/bagi hasil
lainnya yang
sah Termasuk
Rekening Manajer
Kustodian Investasi
Idle Cash
Dana yg Belum
mjd Hak BLU Penyaluran
dan Pinjaman Rekening Pengeluaran Penyaluran Dana sesuai Mandat Dana
Dana
APBN Kelolaan Pengembalian Dana + Bunga
(Investasi
Pemerintah)
63
5. Sistem Pengarsipan
Dokumen Keuangan Negara
Tanggungjawab Atas Dokumen Keuangan Negara
Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan
media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah,
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Arsip Vital
Arsip
Arsip Aktif
Dinamis
Arsip
Arsip
Arsip Statis
Inaktif
Arsip Keuangan Negara
RAPBN dan RUU APBN-P
Pelaksanaan anggaran
Arsip Keuangan
Luar Negeri (PHLN)
Pemeriksaan keuangan
Pengawasan keuangan
Perpajakan
2. Penggunaan 4. Penyusutan
Arsip Arsip
• Pembuatan • Pemberkasan
Arsip Arsip Aktif
• Penerimaan • Penataan Arsip
Arsip • Penggunaan Inaktif • Pemindahan
arsip dinamis • Penyimpanan Arsip Inaktif
berdasarkan • Pemusnahan
Arsip
sistem Arsip
klasifikasi • Alih Media Arsip
• Penyerahan
keamanan dan Arsip Statis
akses arsip
1. Penciptaan 3. Pemeliharaan
Arsip Arsip
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Kearsipan
• Arsip yg tercipta dari kegiatan lembaga negara & kegiatan yg menggunakan sumber dana negara
dinyatakan sebagai arsip milik negara.
• Negara menyelenggarakan pelindungan dan penyelamatan arsip sebagai bahan
pertanggungjawaban setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara untuk kepentingan negara,
pemerintahan, pelayanan publik, dan kesejahteraan rakyat.
• Negara secara khusus memberikan pelindungan dan penyelamatan arsip yang berkaitan dengan
kependudukan, kewilayahan, kepulauan, perbatasan, perjanjian internasional, kontrak karya, dan
masalahmasalah pemerintahan yang strategis.
dari bencana alam, bencana sosial, perang, tindakan kriminal serta tindakan kejahatan yang
mengandung unsur sabotase, spionase, dan terorisme.
• Pengelolaan arsip dinamis dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan arsip dalam
penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang sah berdasarkan
suatu sistem yang memenuhi persyaratan andal, sistematis, utuh, menyeluruh, dan sesuai dengan
norma, standar, prosedur, dan kriteria.
• Untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis yang efektif dan efisien pencipta arsip membuat tata
naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip, serta sistem klasifikasi keamanan dan akses
arsip.
• Pejabat atau orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan arsip dinamis wajib menjaga
keautentikan, keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip yang dikelolanya.
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Kearsipan (2)
• Pencipta arsip wajib menyediakan arsip dinamis bagi kepentingan pengguna arsip yang berhak.
• Pencipta arsip pada lembaga negara, Pemda, perguruan tinggi negeri, dan BUMN dan/atau BUMD
membuat daftar arsip dinamis berdasarkan 2 kategori, yaitu arsip terjaga dan arsip umum.
• Pencipta arsip dapat menutup akses atas arsip dengan alasan apabila arsip dibuka untuk umum
dapat:
1. menghambat proses penegakan hukum;
2. mengganggu kepentingan pelindungan hak atas kekayaan intelektual dan pelindungan dari
persaingan usaha tidak sehat;
3. membahayakan pertahanan dan keamanan negara;
4. mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang masuk dalam kategori dilindungi
kerahasiaannya;
5. merugikan ketahanan ekonomi nasional;
6. merugikan kepentingan politik luar negeri dan hubungan luar negeri;
7. mengungkapkan isi akta autentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat
seseorang kecuali kepada yang berhak secara hukum;
8. mengungkapkan rahasia atau data pribadi; dan
9. mengungkap memorandum atau suratsurat yang menurut sifatnya perlu dirahasiakan.
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Kearsipan (3)
Pejabat dan/atau
pelaksana yang
melakukan Sanksi Sanksi
pelanggaran dalam
penyelenggaraan
Administratif Pidana
kearsipan
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan