Anda di halaman 1dari 73

Sistem Penerimaan dan

Pengeluaran Negara

Pelatihan Bendahara
Pengeluaran / Bendahara
Pengeluaran Pembantu APBN
Disampaikan Oleh : Budi Sudarso

Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
BIODATA
BIODATA

Budi Sudarso

Jabatan:
Widyaiswara Pusdiklat AP, Pengajar PKN-STAN, Asessor
Kemenkeu

Alamat Rumah :
Jln. H.Rijin Blok A RT 01 RW 09 No. 23 Jatimakmur
Pondok Gede Bekasi

Email : budisudarso69@gmail.com
HP : 081369023699

Syukuri apa yang ada, hidup adalah


anugerah
POKOK BAHASAN

Konsepsi Dasar Pendapatan Negara dan Belanja


Negara

Dokumen Pelaksanaan Anggaran

Sistem Penerimaan Negara

Sistem Pengeluaran Negara

Sistem Pengarsipan Dokumen Keuangan


1. Konsepsi Dasar
Pendapatan Negara dan
Belanja Negara
Dasar Hukum

UUD 1945 Prinsip Dasar Pengelolaan


Keuangan Negara

UU No. 17 Prinsip2 Umum Pengelolaan


Tahun 2003 Keuangan Negara (Hukum Tata
Negara)  PP 45/2013 ttg Tata
Cara Pelaksanaan
APBN jo. PP
Kaidah Administratif
50/2018
UU No. 1 Pengelolaan Keuangan Negara  Permenkeu No.
Tahun 2004 (Hukum Adminstrasi Keuangan
210/PMK.05/2022
Negara)
ttg Tata Cara
Pembayaran Dalam
UU No. 15 Rangka
Tahun 2004 Prinsip2 Umum Pemeriksaan Pelaksanaan APBN
Keuangan Negara
Pengertian Keuangan Negara
•Pendekatan Sisi OBYEK
• semua hak & kewajiban negara yg dapat dinilai dg uang, termasuk kebijakan &
kegiatan dlm bid. fiskal, moneter & pengel. KN yg dipisahkan, serta segala sesuatu
1 baik berupa uang, maupun berupa barang berhub. dg pelaks. hak & kewajiban
tersebut.
Keuangan Negara
adalah semua hak &
•Pendekatan Sisi SUBYEK kewajiban negara yg
• seluruh obyek sbgmn tsb di atas yg dimiliki negara, dan/atau dikuasai oleh dapat dinilai dgn uang,
Pemerintah Pusat, PEMDA, Perusahaan Negara/Daerah, & badan lain yg ada serta segala sesuatu
2 kaitannya dgn keuangan negara.
baik berupa uang
maupun berupa barang
yg dapat dijadikan
•Pendekatan Sisi PROSES
• seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek sbgmn tsb di
milik negara
atas mulai dr perumusan kebijakan & pengambilan keputusan s.d. berhubung dengan
3 pertanggunggjawaban. pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.

•Pendekatan Sisi TUJUAN


• seluruh kebijakan, kegiatan & hubungan hukum yg berkaitan dgn pemilikan
dan/atau penguasaan obyek sbgmn tsb di atas dalam rangka penyelenggaraan
4 pemerintahan negara
Pengertian Pendapatan Negara & Belanja Negara

PENDAPATAN NEGARA
• Penerimaan Negara adalah uang yang masuk ke kas
negara.
• Pendapatan Negara adalah hak pemerintah pusat
yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

BELANJA NEGARA
• Pengeluaran negara adalah uang yang keluar dari kas
negara.
• Belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat
yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
JENIS-JENIS PENERIMAAN
LATAR BELAKANGNEGARA

PENERIMAAN

Perpajakan PNBP Hibah Pengemb. Pembiayan Non


Belanja Anggaran

Pajak DN SDA DN Kelebihan Pemby DN Transfer


1. PPH pembay. antar Rek.
2. PPN Bag. Laba LN Belanja TA Pemby. LN Pemerinth
3. PBB BUMN berjln
4. BPHTB Penr. PFK
5. Lainnya Pend. BLU TA yang
lalu Pengembl.
Perdagg Lainnya UP
Internas.
1. BM
2. PPE

8
Jenis Pendapatan Negara

PPh, PPN, PPnBM,


Perpajakan PBB, pajak lainnya
Perpajakan
Cukai, Bea masuk,
Kepabeanan & Cukai
Bea keluar

Pendapatan SDA
Pendapatan
Negara
Pendapatan dari KN
Dipisahkan
PNBP
PNBP Lainnya

Hibah
Pendapatan BLU
Pengertian Pajak & Jenisnya
Pajak : kontribusi wajib kpd negara yg terutang oleh orang pribadi / badan
yg bersifat memaksa bds UU dg tidak mendapatkan imbalan scr langsung &
digunakan u/ keperluan negara bagi sebesar2nya kemakmuran rakyat.
UU 16/2009
Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Penghasilan yang Diberikan Kepada orang pribadi
PPh 21 (Pegawai / Bukan Pegawai / Peserta Kegiatan)

Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Penghasilan yang diterima subyek pajak LN


PPh 26
Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Pembelian Barang Oleh Bendaharawan.
PPh 22
Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Pembayaran Jasa dan sewa (selain tanah/bangunan)
PPh 23 oleh Bendaharawan

Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Pembayaran Transaksi yang bersifatn Final Seperti
PPh Final Sewa Tanah/Bangunan, Jasa Konstruksi, PHTB, WP tertentu, undian berhadiah

Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan atas transaksi Penjualan Barang Kena Pajak atau
PPN / PPnBM Jasa Kena Pajak.
Pengertian & Jenis PNBP
PNBP adalah pungutan yg dibayar oleh orang pribadi atau
badan dgn memperoleh manfaat langsung maupun tidak
langsung atas layanan atau pemanfaatan sumber daya & hak
yang diperoleh negara, berdasarkan per-UU-an, yg menjadi
penerimaan Pemerintah Pusat di luar penerimaan perpajakan
dan hibah dan dikelola dalam mekanisme APBN. (UU 9/2018)
• Seluruh aktivitas, hal, dan/atau benda, yang menjadi sumber penerimaan
negara di luar perpajakan dan hibah dinyatakan sebagai objek PNBP.
• Objek PNBP dirinci menurut jenis PNBP, diatur dg UU, PP, dan/ atau
Peraturan Menteri Keuangan.
Objek PNBP
Kriteria:
a. pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah;
b. penggunaan dana yang bersumber dari APBN;
c. pengelolaan kekayaan negara; dan/atau
d. penetapan peraturan perundang-undangan.

6 klaster objek PNBP:


1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
2. Pelayanan
3. Pengelolaan Kekayaan Negara Dipisahkan
4. Pengelolaan Barang Milik Negara
5. Pengelolaan Dana
6. Hak Negara Lainnya
Jenis Belanja Negara

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Belanja Utang
Belanja Negara
Belanja Subsidi

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial

Belanja Lain-lain
Asas-Asas Keuangan Negara
Asas Kesatuan

Asas Universalitas
Lama
Asas Tahunan

Asas Spesialitas
Asas
Keuangan akuntabilitas berorientasi pada
hasil
Negara
profesionalitas

proporsionalitas
Baru
keterbukaan dlm pengelolaan
keuangan negara

pemeriksaan keuangan oleh badan


pemeriksa yg bebas dan mandiri
Asas-Asas Keuangan Negara dan
Perbendaharaan Negara
Asas-Asas Umum Keuangan Negara
 Asas-asas Lama
 asas tahunan,
membatasi masa berlakunya anggaran untuk suatu
tahun tertentu
 asas universalitas,
mengharuskan agar setiap transaksi keuangan
ditampilkan secara utuh dalam dokkumen anggaran
 asas kesatuan,
menghendaki agar semua pendapatan dan belanja
negara/daerah disajikan dalam satu dokumen anggaran
 asas spesialitas,
mewajibkan agar kredit anggaran yang disediakan
terinci secara jelas peruntukannya
Asas-asas baru sebagai pencerminan best practices
dalam pengelolaan keuangan negara :
1. Akuntabilitas yg berorientasi pada hasil, yaitu asas yg
menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
pengelolaan keuangan negara harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sbg pemegang kedaulatan tertinggi
negara sesuai dgn ketentuan perundang-undangan;
2. Profesionalitas, yg berarti mengutamakan keahlian yg
berlandaskan kode etik dan ketentuan perundang-undangan;
3. Proporsionalitas, yakni asas yg mengutamakan keseimbangan
antara hak dan kewajiban penyelenggaraan negara;
4. Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, yaitu asas yg
membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yg benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang pengelolaan keuangan
negara, dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak2 asasi
pribadi, golongan dan rahasia negara;
5. Pemeriksaan keuangan negara oleh Badan Pemeriksa yg bebas
dan mandiri, yg dalam praktiknya dilakukan oleh BPK RI.
Asas Perbendaharaan

1. UU APBN merupakan dasar bagi Pemerintah Pusat untuk melakukan


penerimaan dan pengeluaran negara. (Untuk Pemda  Perda APBD)
2. Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang berakibat pengeluaran
atas beban APBN/APBD jika anggaran untuk membiayai pengeluaran
tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia.
3. Semua pengeluaran negara, termasuk subsidi dan bantuan lainnya yang
sesuai dengan program pemerintah pusat, dibiayai dengan APBN. (Untuk
Pemda  Perda APBD)
4. Anggaran untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya mendesak dan/atau
tidak terduga disediakan dalam bagian anggaran tersendiri yang
selanjutnya diatur dalam peraturan pemerintah.
5. Kelambatan pembayaran atas tagihan yang berkaitan dengan
pelaksanaan APBN/APBD dapat mengakibatkan pengenaan denda
dan/atau bunga.
• Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang
berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban
APBN/APBD bertanggung jawab atas kebenaran material dan
akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud. (Pasal 18
ayat 3 UU No. 1 Tahun 2004).
• Pembayaran atas beban APBN/APBD tidak boleh dilakukan sebelum
barang dan/atau jasa diterima. (Pasal 21 ayat 1 UU No. 1 Tahun 2004).
Pemisahan Kewenangan
PENGGUNA
PRESIDEN BUN
ANGGARAN
Menteri/Kepala
Lembaga
selaku
Menteri Keuangan
Pengguna
selaku BUN
Anggaran (PA)
Menetapkan

Kepala Satuan Kerja Mendelegasikan Kewenanga n


Selaku
Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA)

Menunjuk

Dirjen
PPSPM Kepala KPPN Perbendaharaan
PPK SPP (Pengujian dan
SPM selaku Kuasa BUN selaku Kuasa BUN Daerah
SP2D
(Pembuat Pembebanan Pusat
komitmen) & Perintah
Pembayaran

Pengurusan Administrasi Pengurusan Pencairan Dana (Komtabel)

15
Pengguna Anggaran Pasal 2-5

Tugas dan Wewenang Dilimpahkan ke KPA PA dapat menunjuk pejabat lain selain kepala Satker sebagai KPA
dlm hal:
1. Menyusun DIPA;
a) Satker dipimpin oleh pejabat yang bersifat komisioner;
2. Merinci Bagian Anggaran yang dikelola oleh masing masing
satker b) Satker dipimpin oleh pejabat Eselon I atau setingkat Eselon I;
3. Menetapkan kepala satker atau pejabat lain sebagai KPA c) Satker yang dibentuk berdasarkan penugasan khusus;
(bersifat ex-officio) d) Satker yang pimpinannya mempunyai tugas fungsional; atau
4. Menetapkan Pejabat Perbendaharaan lainnya e) Satker Lembaga Negara.
5. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan
anggaran yang dikelolanya;
Satuan Kerja (Satker)
Bertanggung jawab secara: 1. Satker melaksanakan kegiatan K/L dan memiliki kewenangan dan
a. formil: tanggung jawab atas pengelolaan keuangan K/L yang dipimpin
b. Materil: . tanggung jawab atas penggunaan anggaran dan keluaran yang tanggung jawab penggunaan anggaran.
dihasilkan atas beban anggaran negara 2. Standardisasi menjadi satker antara lain; New!
a) diberikan penugasan dan tanggu ng jawab untuk mengelola
kegiatan dan alokasi kegiatan;
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) b) memiliki unit-unit yang lengkap sebagai suatu entitas yang
melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
1. Berlaku sebagai dasar pelaksanaan anggaran. pelaporan, dan akuntansi;
2. Berlaku untuk 1 tahun anggaran. c) merupakan bagian dari struktur organisasi Kementerian
3. Batas pengeluaran tertinggi dan tidak dapat dilampaui. Negara/Lembaga dan/atau melaksanakan tugas fungsi
4. Tidak dapat melakukan tagihan apabila dana tidak Kementerian Negara/Lembaga;
cukup/tidak tersedia kecuali untuk pembayaran gaji dan d) karakteristik tugas/kegiatan yang ditangani bersifat
tunjangan yang melekat pada gaji. kompleks/spesifik dan berbeda dengan kantor induknya; dan
5. Pembayaran gaji dan tunjangan melekat dapat mendahului e) lokasi Satker yang bersangkutan berada pada
revisi anggaran provinsi/kabupaten/kota yang berbeda dengan kantor induknya.
3. Satker penugasan khusus/karakteristik tertentu harus memenuhi;
syarat dari nomor 2b-2e, ada SK Menteri/Pimpinan Lembaga, mengacu
pada peraturan perundangan.

16
New!
Kuasa BUN Pusat Bertanggungjawab memastikan ketersediaan dana dalam rangka
Kua pencairan dana atas beban DIPA

Bendahara Wewenang Paling Sedikit


Umum Negara a) melaksanakan penerimaan dan pengeluaran Kas Negara dalam rangka
pengendalian pelaksanaan anggaran negara;
b) melakukan pembayaran tagihan pihak ketiga sebagai pengeluaran
anggaran; dan
c) melakukan penyusunan laporan keuangan tingkat Kuasa BUN Pusat.

New!
Bertanggungjawab terhadap kesesuaian penerima pembayaran pada
Kua
Kuasa BUN Daerah SPM dan ketepatan waktu penerbitan SP2D

Wewenang Paling Sedikit


a) kesesuaian penerima pembayaran berdasarkan perintah pembayaran dari
PPSPM; dan
b) ketepatan waktu penerbitan SP2D

Tugas
Pasal 18-19 a) melaksanakan standar operasional prosedur pengujian SPM dan penerbitan SP2D;
b) memastikan Satker menggunakan sistem dan prosedur pembayaran yang telah
distandardisasi oleh BUN;
c) memastikan Satker menyampaikan rencana penarikan dana yang tepat waktu dan
akurat;
d) melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran dalam rangka manajemen kas; dan
e) memantau pencairan anggaran kepada penerima pembayaran.

17
Kuasa Pengguna Anggaran Pasal 6-9

Tugas dan Wewenang


What’s New? Pelaksana Tugas KPA
1. Menyusun DIPA;
2. Menetapkan PPK dan PPSPM;
Jabatan tidak terisi dan
3. Menetapkan panitia/pejabat yang terlibat
Jabatan KPA dianggap menimbulkan lowongan jabatan berhalangan
dalam pelaksanaan kegiatan dan anggaran;
apabila;
4. Menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan
dan rencana pencairan dana; Pejabat definitif tidak dapat
5. Melakukan tindakan yang mengakibatkan bertugas > 45 hari kalender
pengeluaran anggaran belanja negara;
6. Melakukan pengujian tagihan dan perintah a. pejabat 1 (satu) tingkat dibawah kepala satker
pembayaran atas beban anggaran negara; yang memiliki tusi terkait keuangan/umum/rumah
7. Memberikan supervisi, konsultasi, dan tangga/tata usaha kepegawaian/perlengakapan
pengendalian pelaksanaan kegiatan dan
Menteri/Pimpinan Lembaga b. pejabat 2 (dua) tingkat dibawah Tidak dapat menetapkan plt
anggaran; kepala satker yang memiliki tusi
8. Mengawasi penatausahaan dokumen dan KPA menjabat dengan ketentuan terkait
transaksi yang berkaitan dengan keuangan dalam hal pejabat sebagai
pelaksanaan kegiatan dan anggaran; dan pada huruf a berhalangan PPK
9. Menyusun laporan keuangan dan kinerja c. Merupakan Pejabat pelaksana tugas kepala Satker
sesuai dengan ketentuan peraturan atau pejabat lain selain kepala Satker dalam hal
perundang-undangan. pejabat pada huruf a dan huruf b berhalangan
atau

Bertanggung jawab secara:


a. formil: tanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan
wewenang KPA
menjabat sebagai PPK
b. Materil: . tanggung jawab atas penggunaan anggaran dan
keluaran yang dihasilkan atas beban anggaran negara
Penetapan tidak terikat Tahun Anggaran dan
berakhir saat satker dilikuidasi atau tidak
mendapatkan anggaran DIPA

19
Pejabat Pembuat Komitmen Pasal 11-12

melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan tindakan


Tugas dan Wewenang yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara

1. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana


penarikan dana; Bertanggung jawab terhadap:
2. Menerbitkan surat penunjukan penyedia barang/jasa; a. Kebenaran materiil dan akibat dari penggunaan bukti hak tagih
3. Membuat, menandatangani, dan melaksanakan perjanjian b. Kebenaran data supplier dan dataJakboanttarnaktidak terisi
dengan penyedia barang/jasa; c. Keseseusaian barang/jasa dengan spesifikasi teknis
4. Melaksanakan kegiatan swakelola; d. Penyelesaian pengujian tagihan dan penerbitan SPP tepat waktu
5. Memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian yang
dilakukannya;
6. Mengendalikan pelaksanaan perikatan; Dibantu oleh PPABP dan PBDK untuk administrasi belanja pegawai
7. Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak a. PPABP memiliki tugas dan wewenang yang berhubungan dengan
tagih kepada negara; pengelolaan administrasi belanja pegawaiKebenaran data supplier dan data
8. Membuat dan menandatangani SPP atau dokumen lain kontrak
yang dipersamakan dengan SPP; b. PBDK memiliki tugas dan wewenang yang berhubungan dengan
9. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada pengelolaan administrasi kepegawaian untuk pembayaran belanja pegawai
KPA; melalui interkoneksi antara aplikasi kepegawaian dengan aplikasi gaji.
10.Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan
New!
kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan;
11. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan kegiatan; Tugas dan Wewenang Lainnya
12.Menerbitkan dan menyampaikan SPP ke PPSPM;
13.Menyampaikan rencana penarikan dana kepada KPPN; 1. menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa;
dan 2. memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh
14.Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara;
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara. 3. mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi
kegiatan;
4. memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada negara; dan
5. menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia
barang/jasa.

20
Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar
Pasal 13
melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan pengujian
Tugas dan Wewenang tagihan dan perintahpembayaran atas beban anggaran negara

1. menguji kebenaran SPP atau dokumen lain yang


dipersamakan dengan SPP beserta dokumen
pendukung; Bertanggung jawab terhadap:
a. kebenaran administrasi, kelengkapan administrasi, dan keabsahan
2. menolak dan mengembalikan SPP, apabila tidak
administrasi dokumen hak tagih yangmenjadi dasar penerbitan SPM
memenuhi persyaratan untuk dibayarkan;
b. kebenaran dan keabsahan atas SPM
3. membebankan tagihan pada akun yang telah disediakan; c. akibat yang timbul dari pengujian SPP dan/atau penerbitan SPM
4. menerbitkan SPM atau dokumen lain yang dipersamakan d. ketepatan waktu penerbitan SPM dan penyampaian SPM kepada
dengan SPM; KPPN.
5. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
hak tagih;
6. melakukan pemantauan atas ketersediaan pagu
anggaran, realisasi belanja, dan penggunaan UP/TUP;
7. memperhitungkan kewajiban penerima hak tagihan
apabila penerima hak tagihan masih memiliki kewajiban
kepada negara;
8. menerbitkan dan menyampaikan SPM ke KPPN;
9. menyampaikan laporan atas pelaksanaan pengujian dan
perintah pembayaran kepada KPA secara periodik; dan
10.melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang
berkaitan dengan pelaksanaan pengujian dan perintah
pembayaran.

21
Bendahara Pengeluaran
Pasal 43 (6)
Dalam hal pembayaran dengan mekanisme UP, Bendahara melakukan
Pasal 15 pengujian terhadap SPBy yang diterbitkan oleh PPK, diantaranya;

1. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan


Tugas dan Wewenang PPK
2. Pemeriksaan kebenaran hak tagih, meliputi: Pihak yang
ditunjuk untuk penerima pembayaran, nilai tagihan yang harus
Menerima, menyimpan, membayarkan, dibayar, dan jadwal waktu pembayaran
3. Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan 4. Pemeriksaan kesesuaian capaian keluaran antara spesifikasi
uang untuk keperluan belanja negara dalam teknis yang disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan
spesifikasi teknis yang disebutkan dalam dokumen
pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian perjanjian/kontrak
5. Pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan
Negara/Lembaga klasifikasi anggaran

Dibantu

Satu atau lebih Bendahara


Pengeluaran Pembantu

22
Ketentuan Lain terkait Pejabat Perbendaharaan Pasal 14-20

Pejabat Fungsional Pasal 20

PPK, PPSPM, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan, dan Bendahara


Pengeluaran Pembantu diprioritaskan berasal dari pejabat fungsional di bidang
pengelolaan keuangan APBN yang dibina oleh Kementerian Keuangan.

Pasal 17

Standar Kompetensi
Pejabat perbendaharaan harus memenuhi
What’s New? standar Kompetensi mengikuti Peraturan
Menteri Keuangan mengenai standar
kompetensi kerja khusus bagi KPA, PPK, dan Lain-lain
PPSPM
Pasal 14
Masa berlaku
KPA dapat menetapkan pejabat PPK, telah memiliki sertifikat
kompetensi PPK
Tidak terikat tahun anggaran dan berakhir
di luar Satuan Kerja sebagai PPK saat penetapan KPA berakhir
dan/atau PPSPM dalam hal PPSPM, telah memiliki sertifikat
kebutuhan organisasi dan diatur kompetensi PPSPM
Berhalangan
dalam ketentuan perundang- KPA agar berkoordinasi dengan K/L terkait dan
KPA dapat menetapkan pejabat
undangan, dengan ketentuan; menyampaikan SK maksimal 5 hari kerja
perbendaharaan pengganti sementara
setelah penandatanganan

23
2. Dokumen Pelaksanaan
Anggaran
Dokumen Pelaksanaan Anggaran

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah


Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan PA dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.

Akumulasi DIPA
DIPA Induk Petikan

DIPA Dasar pelaksanaan


kegiatan satuan kerja

DIPA Petikan
Dasar pencairan
dana/pengesahan bagi
BUN/Kuasa BUN
Format DIPA

Lembar Surat Pengesahan DIPA

Halaman IA – Informasi Kinerja

Halaman IB – Sumber Dana

Halaman II – Rincian Pengeluaran

Halaman III – Rencana Penarikan Dana dan Perkiraan Penerimaan

Halaman IV – Catatan
Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)

POK adalah dokumen yang memuat uraian rencana kerja dan


biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, disusun
oleh KPA sebagai penjabaran lebih lanjut dari DIPA.

Pedoman dalam melaksanakan


kegiatan/aktivitas.

Alat monitoring kemajuan pelaksanaan


kegiatan/aktivitas.
Fungsi POK
Alat perencanaan kebutuhan dana.

Sarana untuk meningkatkan transparansi,


akuntabilitas, dan efektivitias pelaksanaan
anggaran.
Pokok-pokok Materi POK

1. Kode & nama Satker


2. Kode K/L, Unit Organisasi, Program & Nama Program.
3. Kode & nama kegiatan/output/sub output / komponen input/akun.
4. Kode & nama kantor bayar, lokasi, & indikator kinerja kegiatan.
5. Rincian volume, harga satuan, && jumlah biaya.
6. Sumber dana, cara penarikan, & kode kewenangan.
7. Tata cara pengadaan/pelaksanaan (kontrakstual & non)
8. Rencana pelaks kegiatan (time schedule) yg dilengkapi perkiraan
kebutuhan dana per aktivitas per bulan.
Contoh POK
Klasifikasi Anggaran
Klasifikasi Jenis
Klasifikasi Organisasi Klasifikasi Fungsi
Belanja (Ekonomi)
• Bagian Anggaran • pelayanan umum • Belanja Pegawai
• Unit Organisasi • pertahanan • Belanja Barang
• Satuan Kerja • ketertiban dan • Belanja Modal
keamanan • Belanja Utang
• ekonomi • Belanja Subsidi
• lingkungan hidup • Belanja Hibah
• perumahan dan fasilitas • Belanja Bantuan Sosial
umum • Belanja Lain-lain
• kesehatan
• pariwisata dan budaya
• agama
• pendidikan
• perlindungan sosial.
3. Sistem Penerimaan
Negara
Pihak –Pihak Yang Terkait dengan Peneriman Negara

Wajib
Pihak-Pihak Terkait Pajak
Penerimaan Wajib
KPPN
Bayar

Petugas
KPBC Pungut
Penerimaan

Bendahra
KPP Pen/ Pengl

Bank/ Pos
Persepsi KPA
1 Dokumen Terkait Penerimaan
• Surat Setoran Pajak (SSP)

• SSPBB
2 Dokumen Lain
• SSB
3
Karcis/Tiket/Tanda
Masuk/Kupon
• SSPCP
4
Kuitansi
• SSCP
5
• SSBP
6 Nota Debet/Kredit

• SSPB
7
Rekening Koran

8 • STBS

• Bukti Penerimaan Negara (BPN) Struk ATM


9
Cara Penyetoran Penerimaan Negara

• PENYETORAN PAJAK
• WP  Bendahara Pengeluaran  Kas Negara
• WP  Kas Negara

• PENYETORAN PNBP
• WB  Petugas Pungut  Bendahara Penerimaan  Kas Negara
• WB  Bendahara Penerimaan  Kas Negara
• WB  Kas Negara
Alur Penyetoran Penerimaan Negara

MPN G3
Alur Proses Pembayaran

Dengan Billing System :


• Tanpa perlu membuat Surat
Setoran ( SSP, SSBP, SSPB)
manual
• Hanya dengan menyampaikan
kode billing, pembayaran pajak,
bea & cukai, dan PNBP selesai
dengan cepat dan mudah
Pengesahan Penerimaan Negara

• NTPN
Melalui Bank
• NTB
• NTPN
Melalui Pos
• NTP
• NTPN
Melalui Potongan SPM
• NPP
Melalui Lembaga • NTPN
Persepsi Lainnya • NTL
4. Sistem Pengeluaran
Negara
Metode Pembayaran

Metode LS Melalui UP

• Pembayaran langsung ke: • Pembayaran beban UP


• Penyedia B/J oleh BP untuk :
• Bendahara Pengeluaran • Kegiatan operasional
• Belanja pegawai satker
• Honor • Tidak bisa LS
• Perjadin
Prinsip
Prinsip utama pembayaran dilakukan dengan Mekanisme
LS kepada penerima hak pembayaran

Tujuan Pembayaran
Mekanisme Digunakan untuk pembayaran Dalam hal pembayaran tidak bisa langsung kepada
kepada:
LS
penerima, maka dapat melalui;
Pasal 33-34 Aparatur negara, Penyedia, dan/atau 1. Bendahara Pengeluaran (Honorarium, perjadin
Pihak lain (meliputi perseorangan, atas dasar SK, belanja pegawai kepada pegawai
negeri, pejabat negara, dan/atau pejabat lainnya
kelompok masyarakat, lembaga
setelah mendapat persetujuan dari Kuasa BUN)
pemerintah, lembaga non pemerintah, 2.
Bank/Pos/Lembaga
(Belanja Bansos, Keuangan
Belanja bukan Bank sesuai
Banper,
What’s New? organisasi internasional, dan/atau
peraturan perundangan)
badan usaha.

Pelaksanaan
Dapat dilakukan melalui:
Bendahara pengeluaran,
Bank/Pos/Lembaga
Keuangan Bukan Bank.
Sesuai ketentuan
perundang undangan

28
Prinsip

Mekanisme
Digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari Satker dan
pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme LS,
baik secara tunai maupun non tunai

UP Besaran New!
1/12 dari pagu jenis belanja yang dapat dibayarkan dengan
UP dan paling banyak sebesar Rp500 juta

Jenis Belanja
Belanja Barang, Belanja Modal, Belanja Lain-lain

Revolving
Revolving apabila UP telah dipergunakan paling sedikit
50% dan dilakukan minimal 1x per bulan

Maksimal Pembayaran New!


Maksimal sebesar Rp200 juta per penerima, apabila
Bentuk UP melebihi harus mendapatkan izin Dirjen Perbendaharaan
New!
Batasan besaran pembayara n f) penga daan barang/jasa penyedia di
UP Tunai: UP yang diberikan dalam bentuk uang tunai dikecualikan untuk: luar negeri;
kepada BP/BPP melalui rekening BP/BPP a) pembayaran honorarium; g) iuran organisasi internasional;
UP KKP: uang muka kerja yang diberikan dalam bentuk b) perjalanan dinas; h) kegiatan anggota MPR, DPR, dan
batasan belanja (limit) kredit kepada BP/BPP c) kegiatan di luar negeri; DPD, DPRD;
d) kegiatan kepresidenan/wakil i) penanganan terorisme;
presiden; j) pengadaan alutsista/alpalhankam;
Proporsi UP Tunai dan KKP sebesar 60% dan 40 % e) kegiatan yang menyangkut rahasia dan
negara/intelejen; k) penanganan bencana.
28
Pengelolaan UP

UP GUP GUP

GUP
GUP …
Nihil

UP
RUTIN
Perubahan
UP
KURANG
BULAN
TUP
TERTENTU
Dokumen Terkait Pengeluaran Negara

• Dokumen Pelaksanaan Anggaran – DIPA


1 & POK

2
• Dokumen Perikatan

3
• Bukti Kegiatan/Transaksi

4
• Bukti Pembayaran

5
• Bukti Setoran
Pihak-Pihak Terkait Pengeluaran Negara

Pegawai
Bank/Pos
Penyedia B/J
Oprasional

KPPN PPK

Pengeluaran
Tim/
PPSPM
Pokja

PIC
KPA
Kegiatn

Bendahra
BPP
Pengelu-aran
Penyelesaian Tagihan Melalui Mekanisme
Pembayaran LS
No Uraian Penyedia PPK PPSPM
Barang/Jasa
1 Mengajukan tagihan atas
Kontrak/Bukti
penyelesaian Pekerjaan, disertai
Pendukung
dengan bukti pendukung

2 PPK melakukan pengujian dan


penelitian materil dan formal
tagihan.
Uji

3 Dalam hal tagihan memenuhi


syarat, PPK menerbitkan SPP SPP/Bukti
Pendukung

4 PPSPM melakukan pengujian


SPP dan bukti pendukung
Uji

5 Dalam hal SPP & bukti Pendukung


memenuhi syarat, PPSPM
menerbitkan SPM SPM
Penyelesaian Tagihan Melalui UP

No Uraian Pihak Ketiga/ PPK Bendahara


Penerima Uang Pengeluaran/
Muka Kerja BPP
1 a. Pihak ketiga mengajukan
tagihan disertai bukti
pendukung; atau Tagihan
b. Penerima Uang Muka Kerja Pihak Ketiga
/Uang Muka
mengajukan permintaan Uang
Kerja
Muka Kerja disertai bukti
pendukung.

2 PPK menguji tagihan atas UP,apabila


memenuhi syarat maka diterbitkan
Surat Perintah Bayar (SPBy);
Uji
3 SPBy beserta bukti pendukung
disampaikan kepada Bendahara
Pengeluaran/BPP; SPBy & Bukti
Pendukung
3 Bendahara Pengeluaran/BPP
melakukan pengujian;
4 Setelah memenuhi syarat SPBy Uji
dibayar oleh Bendahara
Bayar
Jenis Kartu Kredit Pemerintah

Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah untuk belanja pemerintah difokuskan pada belanja keperluan
operasional yang Merupakan bagian terbesar dari penggunaan Uang Persediaan.

Belanja Keperluan Operasional dipegang oleh Pelaksana


Kegiatan
Uang (Contoh: PPK, Kasubag TU)

Persediaan ATK Pemeliharaan Jamua


n

Belanja Keperluan Perjalanan dipegang oleh Pelaksana


Dinas
Perjadin
(Contoh: Pegawai/Pejabat
Pelaksana Perjadin)

Tiket Penginapan

51
Mekanisme Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

Perjanjian
Penerbitan Transaksi dengan Kartu
Kerja Sama Verifikasi oleh
Kartu Kredit Kredit oleh Pemegang GUP KKP
antara Bank Bendahara
oleh Bank Kartu Kredit
dengan
Satker

Belanja Belanja Corporate


Corporate Card
Keperluan Keperluan Card
Operasioanl Perjadin
Contoh: PPK, Contoh: Pegawai/
Kasubag TU Pejabat Pelaksana
Perjadin

Pengujian oleh PPK dan penerbitan


SPBy

52
Mekanisme Pengujian dan Pembayaran Kartu Kredit Pemerintah

Transaksi
dengan Kartu
Kredit

Bukti
Transaksi Disetujui No Tanggung jawab Pribadi
Pengujian
? Pemegang Kartu Kredit
oleh PPK
Tagihan Bank
Yes
Setor Pajak
Verifikasi
Pengajuan
SPBy oleh
Bendahara GUP KKP

Pertanggung
jawaban UP
SPP-GUP SPM GUP SP2D
SPP-GUP
KKP KKP GUP

Pembayaran tagihan bank

53
Koreksi/Ralat/Pembatalan SPP dan SPM

Tidak boleh mengakibatkan:


• Perubahan jumlah uang pada SPP, SPM dan SP2D;
• Sisa pagu anggaran pada DIPA menjadi minus;
• Perubahan kode Bagian Anggaran, eselon I, dan Satker.
Rekening Bendahara Pengeluaran

• Rekening Pengeluaran dikelola oleh masing-masing K/L.


• Rekening Pengeluaran digunakan untuk menampung dana:
a. UP/TUP;
b. LS-Bendahara; dan
c. transfer antar Rekening Pengeluaran.
• Rekening Pengeluaran terdiri atas:
a. Rekening Induk pada tingkat Eselon I; dan
b. Rekening Satker pada tingkat Satker.
1) Rekening Pengeluaran Satker; dan
2) Rekening Pengeluaran Pembantu Satker.
PENGISIAN & REVOLVING UP
Rek. Es I
K/ L
Limit:
Reklnduk 1500 Max. Debit = Max

- - -f- - - - - - - - - --------- - - ~
Total Kredit VA/RS

Satker A
(Rek. VA/RS)
Satker B
(Rek. VA/RS)
Satker C
(Rek. VA/RS
=t-
Satker D
(Rek. VA/RS
Satker E
(Rek. VA/RS)
I

~----~---------~---------~----------i---------4------~
BELANJA

KPPN -> RKUN

► Seluruh Saldo UP/ TUP Sat ker berada pada Rek. Es I K/ L


► Rek Satker hanya berperan sebagai mekanisme pengelolaan, pencatatandan pelaporan.
Revolving dilakukan oleh masing•
► VA/RS
Mekanisme UP tetap berpedoman pada PMK 210/2022
masing Satker
► memiliki fitur seperti giro (Tarik tunai, kartu debit & CMS)
Pembukaan Rekening Satker
Kebutuhan Penggunaan Rekening
+
Referensi Data Rekening
Surat Permohonan Persetujuan
Pengeluaran dan Pembukaan Rekening Satker
Pimpinan Eselon I 5 Hari
Kuasa BUN di Daerah
Kerja

Surat Permohonan Surat Penolakan


Persetujuan Tidak Lolos
Laporan
Pembukaan
Rekening, User
Laporan Laporan
Dashboard, CMS,
Pembukaan Validasi Pembukaan
Kartu Debit dan Tembusan
Rekening Rekening
Infor masi
Rekening Satker, 5 Hari Kerja
via cabang
10 Hari
Bank Umum
Kerja
Surat Persetujuan &
Rekening Permintaan
Induk Pembukaan Rekening
Sat ker + Penamaan
Rekening

Rekening Buka
« BankUmum
Konsolidasi Satker
Pengelolaan Rekening
Pengelolaan Rekening (2)
REKENING BLU
PENGELOLAAN KAS Penerimaan

• Penyetoran penerimaan ke Rekening


REKENING Operasional dan Rekening Dana
APBN Kelolaan dilakukan secepatnya.
PENGELUARAN
(Rupiah Murni) • Dalam hal penerimaan diterima secara
Sesuai Per-UU tunai oleh fungsi kasir, fungsi kasir
harus menyetorkan ke Rekening BLU
setiap akhir hari kerja saat penerimaan
PNBP diterima.
• Jasa Layanan REKENING • Penyetoran penerimaan dapat dilakukan
• Hasil Investasi pada hari berikutnya dalam hal
• Hibah
OPERASIONAL penerimaan diterima:
• Hasil Kerjasama PENERIMAAN
a. pada hari libur atau diliburkan; atau
• Pendapatan lainnya yg sah b. setelah jam operasional bank
berakhir.
APBN • Pemimpin BLU menetapkan batas waktu
(Investasi Pemerintah) REKENING (cut-off) penerimaan untuk disetorkan
pada hari yang sama dengan
DANA memperhatikan waktu jam operasional
Pinjaman KELOLAAN bank berakhir dan waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan
Dana yg Belum mjd Hak BLU penyetoran.

60
REKENING BLU
PENGELOLAAN KAS
Pengeluaran
Belanja Operasional Penyaluran Dana
merupakan belanja untuk kegiatan operasional yang
belanja terkait dengan penyaluran pinjaman/
terdiri atas belanja pegawai, belanja barang, dan
belanja modal. layanan pembiayaan

REKENING REKENING
REKENING OPERASIONAL OPERASIONAL
PENGELUARAN PENGELUARAN PENGELUARAN
Sumber dana RM atau
Pihak ketiga REKENING
REKENING DANA
OPERASIONAL KELOLAAN
PENGELUARAN
Pihak ketiga
Sumber dana PNBP

• Harus ada pemisahan secara jelas antara penanggung jawab • BLU dapat melakukan penyaluran dana layanan sesuai
kegiatan/ pembuat komitmen, pihak yang menguji dan dengan tugas dan fungsi BLU, manclat, dan/ atau ketentuan
menyetujui pembayaran, dan pihak yang mnelakukan peraturan perundang-undangan.
pembayaran.
• BLU melakukan pelimpahan dana secara berkala dari
• Dilakukan pelimpahan kas secara berkala dari Rekening Rekening Operasional Penerimaan BLU ke Rekening
Operasional Penerimaan ke Rekening Operasional Operasional Pengeluaran BLU untuk penyaluran dana layanan
Pengeluaran berdasarkan perencanaan kebutuhan dana. berdasarkan perencanaan kebutuhan dana.
• BLU dapat membentuk kas kecil untuk belanja operasional
dengan nilai transaksi kecil yang tidak mungkin dan/ atau
tidak efisien dilakukan melalui mekanisme perbankan.

61
REKENING BLU
PENGELOLAAN KAS
Optimalisasi Kas
Pool of cash, tetapi pada
akhirnya diupayakan • pelimpahan kas dilaksanakan sesuai dengan
saldo minimal perencanaan kas yang akurat.
• Perencanaan kas yang akurat dilakukan
REKENING berdasarkan kebutuhan kas yang diperlukan REKENING
OPERASIONAL untuk segera dilakukan pengeluaran. OPERASIONAL
PENERIMAAN PENGELUARAN
Belanja

Diupayakan saldo minimal


Idle Cash REKENING
PENGELOLAAN
• BLU harus mengoptimalkan kas yang KAS
menganggur pada Rekening Operasional
Penerimaan BLU dan/ atau Rekening Dana
Kelolaan BLU dengan melakukan investasi.
• Kas yang menganggur merupakan kas yang Idle Cash
belum akan segera dilakukan pengeluaran
sesuai dengan perencanaan. REKENING
• Investasi berupa investasi jangka pendek dan/ DANA
atau investasi jangka panjang. KELOLAAN Diupayakan saldo minimal

62
REKENING BLU - PENGELOLAAN KAS
APBN Rekening Belanja
(Rupiah Murni) Pengeluaran

Berdasarkan
kebutuhan Belanja
Rekening segera dicairkan Rekening Belanja Operasional
PNBP Operasional Bunga/bagi hasil
Operasional
• Jasa Layanan Penerimaan Pengeluaran
• Hasil

Idle Cash
Bunga/bagi
hasil/hasil
Investasi investasi
• Hibah
• Pendapatan Rekening

Telah menjadi hak BLU


Pengelolaan Kas

Bunga/bagi hasil
lainnya yang
sah Termasuk
Rekening Manajer
Kustodian Investasi

Idle Cash
Dana yg Belum
mjd Hak BLU Penyaluran
dan Pinjaman Rekening Pengeluaran Penyaluran Dana sesuai Mandat Dana
Dana
APBN Kelolaan Pengembalian Dana + Bunga

(Investasi
Pemerintah)

63
5. Sistem Pengarsipan
Dokumen Keuangan Negara
Tanggungjawab Atas Dokumen Keuangan Negara

• Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA dan Menteri Keuangan selaku BUN


menyelenggarakan sistem penatausahaan APBN yang terintegrasi untuk
mewujudkan pelaksanaan APBN secara transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan. (PP No. 45 tahun 2013 Pasal 176)
• Pejabat perbendaharaan bertanggung jawab atas penyelenggaraan penatausahaan
dokumen transaksi keuangan Pemerintah yang dilakukannya.

• KPA – mengawasi penatausahaan dokumen & transaksi berkaitan dg pelaksanaan


kegiatan dan anggaran.
• Terkait tindakan yang berakibat pengeluaran anggaran Belanja Negara, PPK –
menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan.
• Dalam rangka pengujian tagihan dan perintah pembayaran, PPSPM – menyimpan &
menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih.
• Dalam hal pembayaran tagihan dg UP, BP – menatausahakan transaksi UP.
• PPABP bertanggung jawab atas pengelolaan administrasi belanja pegawai kepada
KPA.
Konsep Dasar Pengarsipan

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan
media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah,
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Arsip Vital

Arsip
Arsip Aktif
Dinamis
Arsip
Arsip
Arsip Statis
Inaktif
Arsip Keuangan Negara
RAPBN dan RUU APBN-P

Pelaksanaan anggaran

Bantuan/pinjaman luar negeri

Pengelolaan APBN/Dana Pinjaman/Hibah

Arsip Keuangan
Luar Negeri (PHLN)

Sistem Akuntansi Instansi (SAI)


Negara Pertanggungjawaban keuangan negara

Pemeriksaan keuangan

Pelaporan dan analisis transaksi keuangan

Pengawasan keuangan

Perpajakan

Pengawasan sektor jasa keuangan


Pengelolaan Arsip

2. Penggunaan 4. Penyusutan
Arsip Arsip
• Pembuatan • Pemberkasan
Arsip Arsip Aktif
• Penerimaan • Penataan Arsip
Arsip • Penggunaan Inaktif • Pemindahan
arsip dinamis • Penyimpanan Arsip Inaktif
berdasarkan • Pemusnahan
Arsip
sistem Arsip
klasifikasi • Alih Media Arsip
• Penyerahan
keamanan dan Arsip Statis
akses arsip
1. Penciptaan 3. Pemeliharaan
Arsip Arsip
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Kearsipan

• Arsip yg tercipta dari kegiatan lembaga negara & kegiatan yg menggunakan sumber dana negara
dinyatakan sebagai arsip milik negara.
• Negara menyelenggarakan pelindungan dan penyelamatan arsip sebagai bahan
pertanggungjawaban setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara untuk kepentingan negara,
pemerintahan, pelayanan publik, dan kesejahteraan rakyat.
• Negara secara khusus memberikan pelindungan dan penyelamatan arsip yang berkaitan dengan
kependudukan, kewilayahan, kepulauan, perbatasan, perjanjian internasional, kontrak karya, dan
masalahmasalah pemerintahan yang strategis.
 dari bencana alam, bencana sosial, perang, tindakan kriminal serta tindakan kejahatan yang
mengandung unsur sabotase, spionase, dan terorisme.
• Pengelolaan arsip dinamis dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan arsip dalam
penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang sah berdasarkan
suatu sistem yang memenuhi persyaratan andal, sistematis, utuh, menyeluruh, dan sesuai dengan
norma, standar, prosedur, dan kriteria.
• Untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis yang efektif dan efisien pencipta arsip membuat tata
naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip, serta sistem klasifikasi keamanan dan akses
arsip.
• Pejabat atau orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan arsip dinamis wajib menjaga
keautentikan, keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip yang dikelolanya.
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Kearsipan (2)

• Pencipta arsip wajib menyediakan arsip dinamis bagi kepentingan pengguna arsip yang berhak.
• Pencipta arsip pada lembaga negara, Pemda, perguruan tinggi negeri, dan BUMN dan/atau BUMD
membuat daftar arsip dinamis berdasarkan 2 kategori, yaitu arsip terjaga dan arsip umum.
• Pencipta arsip dapat menutup akses atas arsip dengan alasan apabila arsip dibuka untuk umum
dapat:
1. menghambat proses penegakan hukum;
2. mengganggu kepentingan pelindungan hak atas kekayaan intelektual dan pelindungan dari
persaingan usaha tidak sehat;
3. membahayakan pertahanan dan keamanan negara;
4. mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang masuk dalam kategori dilindungi
kerahasiaannya;
5. merugikan ketahanan ekonomi nasional;
6. merugikan kepentingan politik luar negeri dan hubungan luar negeri;
7. mengungkapkan isi akta autentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat
seseorang kecuali kepada yang berhak secara hukum;
8. mengungkapkan rahasia atau data pribadi; dan
9. mengungkap memorandum atau suratsurat yang menurut sifatnya perlu dirahasiakan.
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Kearsipan (3)

• Pencipta arsip wajib menjaga kerahasiaan arsip tertutup


• Penyusutan arsip dilaksanakan oleh pencipta arsip. Penyusutan arsip meliputi:
• pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan;
• pemusnahan arsip yang telah habis retensi dan yang tidak memiliki nilai guna
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan
• penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip kepada lembaga kearsipan.
• Pemusnahan arsip dilakukan terhadap arsip yang:
• tidak memiliki nilai guna;
• telah habis retensinya dan berketerangan dimusnahkan berdasarkan JRA;
• tidak ada peraturan perundang-undangan yang melarang; dan
• tidak berkaitan dengan penyelesaian proses suatu perkara.
• Pencipta arsip dan/atau lembaga kearsipan dapat membuat arsip dalam berbagai bentuk
dan/atau melakukan alih media meliputi media elektronik dan/atau media lain. Autentikasi
arsip statis terhadap arsip tersebut dapat dilakukan oleh lembaga kearsipan.
Sanksi dan Pidana

Pejabat dan/atau
pelaksana yang
melakukan Sanksi Sanksi
pelanggaran dalam
penyelenggaraan
Administratif Pidana
kearsipan
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

Anda mungkin juga menyukai