Anda di halaman 1dari 10

Sumber Tugas

No Tugas Tutorial
Tutorial
1 Membuat peta konsep tentang : • Djulianto,
Suryohadi. 2017.
1. Peran dan fungsi pajak Tata Cara
dalam perkembangan Pelaksanaan
ekonomi Negara Perpajakan.
Indonesia Universitas
2. Subjek pajak dan wajib Terbuka :
pajak Tangerang
Selatan
• Undang-Undang
Ketentuan Umum
dan Tata Cara
Perpajakan

2 Jawablah pertanyaan berikut • Djulianto,


dengan baik dan jelas Suryohadi. 2017.
Tata Cara
1. Apakah pajak meruakan Pelaksanaan
satu satunya sumber Perpajakan.
penerimaan Negara? Universitas
2. Jelaskan menurut Anda Terbuka :
bahwa Tujuan Penutian Tangerang
Pajak merupakan politik Selatan
ekonomi pemerintah ! • Undang-Undang
3. Jelaskan sejarah Ketentuan Umum
pemungutan Pajak di
Indonesia !
4. Apakah kewajiban dan Tata
perpajakan organisasi Cara Perpajakan
seperti PSSI, Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI)
dan lain-lain memiliki
kewajiban perpajakan
seperti halnya badan
usaha yang berbentuk
PT, CV, Fa atau
Koperasi ?
5. Setiap tahun di Bali
diadakan pertandingan
tenis Internasional
dengan mengundang
para pemain tenis asing.
Bagaimana status
mereka?
Peran dan Fungsi Pajak dalam Perkembangan Ekonomi Republik Indonesia

Fungsi Penyelenggara :
Negara
Infrastruktur, Transportasi, Kesehatan,
Keamanan, Fasilitas Umum

Pajak Rakyat

Hakikat Pajak : Wewenang Keuangan Negara : Peranan dan Definisi Pajak : Pemungutan Pajak Pusat :
Memungut Pajak :
Pajak hanya merupakan 1. APBN 1. Peralihan sumber daya 1. Direktorat Jenderal
salah satu alternatif Pajak 23 A dan Pasal 2. Perpajakan dari swasta ke public Pajak memungut PPh,
untuk menghimpun 23 C UUD 1945 3. Uang dan 2. Dipungut berdasarkan PPN, PPnBM
dana yang digunakan Perbankan UU 2. Direktorat Jenderal
untuk pengeluaran 4. Lalu lintas 3. Dilakukan oleh Bea Cukai Memungut
negara. 80% pembayaran pemerintah negara yang Bea Masuk, Bea
penerimaan negara luar negeri sah Keluar, Cukai dan
berasal dari pajak. dan Pasar 4. Tidak terkait imbalan Pajak Dalam rangka
Modal. secara langsung Impor (PPh Pasal 22,
5. Dipungut berdasarkan PPN dan PPnBM
kriteria tertentu 3. Instansi/Lembaga
6. Partisipasi masyarakat lainnya memungut
7. Government Expenditure Penerimaan Negara
8. Politik ekonomi Bukan Pajak (PNBP)
pemerintah
9. Tax Neutrality
Subjek Pajak dan Wajib Pajak

Wajib Pajak Subjek Pajak PPN dan PPnBM \


Subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam
setahun pajak atau bagian tahun pajak disebut wajib pajak.

Subjek Pajak PPh

Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri

Warisan yang belum Badan Orang Pribadi Bentuk usaha Tetap Badan
Orang Pribadi
dibagi Sekumpulan Orang pribadi Yaitu bentuk usaha
Orang pribadi yang Tidak berdiri
Dalam hal orang orang/modal yang tidak yang tidak digunakan dantidak bertempat
tinggal di Indonesia
pribadi meninggal yang tinggal di oleh orang pribadi di Indonesia,
lebih dari 183 hari
dunia maka harta merupakan Indonesia, yang tidak tinggal di menjalankan usaha
dalam 12 bulan atau
warisannya kesatuan baik berada di Indonesia atau ada di atau kegiatan di
dalam suatu tahun
menggantikan yang Indonesia tidak Indonesia kurang dari Indonesia, atau
pajak dan berkeinginan
kedudukannya melakukan lebih 183 hari 183 hari selama 12 melalui bentuk
tinggal di Indonesia.
sebagai subjek pajak. usaha atau selama 12 bulan. bulan atau badan yang usaha tetap di
tidak. tidak berdiri dan Indonesia.
berkedudukan di
Indonesia.

Pengecualian Subjek Pajak :

1. Kantor Perwakilan Negara Asing


2. Pejabat perwakilan diplomatic dan konsulat atau pejabat lain
3. Organisasi Internasional
4. Pejabat – pejabat perwakilan organisasi internasional
5. Organisasi Internasional yang tidak termasuk subjek pajak ditetapkan dengan keputusan Menteri keuangan
1. Apakah pajak merupakan satu satunya sumber penerimaan negara?

Tidak. Tidak hanya pajak sebagai satu-satunya sumber penerimaan negara, terdapat sektor lain yaitu :

• Sumber pendapatan negara non-pajak

Adapun sumber pendapatan negara non-pajak terdiri dari keuntungan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), pengelolaan sumber daya alam, pinjaman, barang sitaan, percetakan uang atau sumbangan.
Berikut beberapa contohnya:

1. Sumber penerimaan dari barang–barang yang dikuasai atau milik pemerintah. Barang-barang yang
dikuasai negara ini kemudian disewakan kepada pihak swasta. Kemudian, biaya sewanya akan
dimasukkan ke dalam kas negara sebagai salah satu sumber pendapatan negara.

2. Perusahaan yang melakukan monopoli dan oligopoli ekonomi. Seperti disebutkan, salah satu sumber
pendapatan negara non-pajak adalah keuntungan Badan Usaha Milik Negara. Perusahaan negara biasanya
bersifat monopoli dan berskala besar. Keuntungan dari BUMN ini menjadi pendapatan negara yang
disisihkan untuk pembiayaan negara itu sendiri.

3. Harta terlantar adalah harta peninggalan yang dianggap terlantar atau tidak ada seorangpun yang
mengajukan klaim atasnya. Maka dalam hal ini negara berhak mengumumkan, jika tidak ada ahli waris
yang mendatangi dan mengambil haknya dalam kurun waktu yang ditentukan, harta tersebut menjadi
milik negara.

4. Denda yang dijatuhkan untuk kepentingan umum. Denda yang dimaksud adalah hukuman berupa
sitaan atau pembayaran yang telah disepakati besarannya. Untuk barang sitaan biasanya akan dilelang
untuk kemudian hasilnya masuk dalam kas negara.
5. Retribusi dan iuran lainnya. Retribusi sendiri adalah pungutan yang berkaitan dengan jasa Negara.
Menurut Undang–Undang Nomor 19 Tahun 1997, yang disebut sebagai objek retribusi adalah jasa umum
atau jasa untuk kepentingan dan pemanfaatan umum, jasa usaha dan perizinan tertentu.

• Hibah

Hibah adalah pemberian yang diberikan kepada pemerintah tapi bukan bersifat pinjaman. Hibah sifatnya
sukarela dan diberikan tanpa ada kontrak khusus. Dana bantuan yang didapat biasanya diperuntukkan
bagi pembiayaan pembangunan.

Di samping itu, penerimaan yang berasal dari luar negeri juga bisa berupa pinjaman program atau
pinjaman proyek dengan jangka waktu tertentu.

Lembaga internasional yang pernah memberi bantuannya pada Indonesia antara lain Bank Dunia (World
Bank), ADB (Asean Development Bank), dan IMF (International Monetary Fund).

2. Jelaskan menurut Anda bahwa Tujuan Penutian Pajak merupakan politik ekonomi pemerintah !

Pemungutan pajak di Indonesia memiliki tujuan untuk menunjang kebijakan pemerintah dalam
meningkatkan investasi dan daya saing, dimana pajak berfungsi sebagai untuk mengatur masyarakat dalam
bidang ekonomi, sosial, dan politik dengan adanya investasi.

3. Jelaskan sejarah pemungutan Pajak di Indonesia !


Sejak zaman penjajahan sampai dengan beberapa tahun setelah Indonesia merdeka, wewenang
pemungutan seluruh jenis pajak dan retribusi boleh dikatakan dilakukan oleh satu instansi yang dikenal
dengan sebutan Kantor Inspeksi Keuangan yang dipimpin oleh seorang Inspektur Keuangan yang
bernaung di bawah Kementrian Iuran Negara. Disebut inspeksi keuangan karena instansi tersebut
memiliki dua wewenang utama, yaitu pemungutan pajak (wewenang menetapkan pajak), dan wewenang
penagwasan penggunaan dana oleh seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah.
Sekitar Tahun 1967, fungsi pengawasan dicabut dan diserahkan kepada lembaga yang khusus
menjalankan fungsi pengawasan ke lembaga di bawah Departemen Keuangan yang disebut Direktorat
Jendral Pengawasan Keuangan Negara (DJPKN), yang kemudian berkembang berdiri sendiri menjadi
Badan Pengawas Keuangan dan Pembanguan (BPKP). Atas dasar perubahan fungsi dan tugasnya, nama
Inspeksi Keuangan diubah menjadi Inspeksi Pajak sebagai organisasi vertikal Departemen Keuangan,
yang dipimpin oleh seorang kepala Inspeksi Pajak. Wewenangnya sebatas pada mendata,
mengadministrasikan wajib pajak, dan melakukan pemungutan pajak melalui cara penetapan pajak
(official assessment).
Perkembangan selanjutnya, Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas desentralisasi. Dalam
konteks desentralisasi tersebut, Pemerintah Pusat melimpahkan sebagian wewenangnya dan memberikan
otonomi kepada pemerintah daerah. Hal ini sebagai berikut :
1) Pemerintah Pusat memberikan wewenang dan hak mengurus dan mengembangkan potensi daerah,
kemudian membentuk rumah tangga daerah.
2) Di bidang keuangan berarti memberikan hak otonomi untuk membelanjai “rumah tangga sendiri”
dengan memanfaatkan sumber-sumber pendapatan di daerah sendiri. Dengan demikian, sebagian
wewenang memungut pajak dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah.

Kedua perimbangan itulah yang menjadi titik tolak pelimpahan wewenang memungut beberapa jenis
pajak, dan retribusi kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan potensi di daerah masing-masing. Dengan
UU Nomor 32 Tahun 1957, dan UU Nomor 10 Tahun 1968, beberapa jenis pajak dilimpahkan wewenang
pemungutannya kepada Pemerintah Daerah, antara lain sebagai berikut.
1. Diserahkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi
a) Pajak Pembangunan 1 (telah berubah menjadi Pajak Hotel dan Pajak Restoran).
b) Pajak Rumah Tangga.
c) Pajak Kendaraan Bermotor.
d) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
e) Pajak Verponding.
Catatan : Pajk Pembangunan 1 dengan UU No. 18 Tahun 19997 yang diubah dengan UU No.34 Tahun
2000 berubah menjadi Pajak Hotel dan Pajak Restoran, Pajak Verponding, Pajak Rumah Tangga, Iuran
Pembangunan Daerah, Pajak Kekayaan melalui UU No.12 Tahun 1995 dihapus dan berubah menjadi
Pajak Bumi dan Bangunan.
2. Diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
a) Pajak Jalan.
b) Pajak Kopra.
c) Pajak bangsa asing.
d) Pajak radio, dan sebagainya.
Catatan : melalui UU No.17 Tahun 1997, jenis pajak teresbut telah dihapus dan diganti jenis pajak baru
yang dipungut Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Reformasi perpajakan tahun 1983 telah mengubah filosofi pemungutan pajak di Indonesia, dari sistem
official assessment menjadi sistem self assessment. Berdasarkan sistem tersebut, wewenang menetapkan
pajak tdak lagi pada administrasi, tetapi dilakukan oleh wajib pajak. Wewenang Direktorat Jenderal Pajak
berubah, lebih kepada memberikan bimbngan dan penyuluhan, serta pengawasan kepatuhan wajib pajak.
Sejalan dengan perubahan filosofi dan sesuai dengan fungsinya, nama Kantor Inspeksi Pajak diubah menjadi
Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

Pada sisi lain, pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat adalah :

1) Pajak penghasilan (PPh sebagai gabungan dari pajak perseroan dan pajak pendapatan)
2) Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah (PPN dan PPnBM, sebelumnya pajak
penjualan 1951)
3) Bea meterai (perubahan dari aturan bea meterai tahun 1921, dengan menghapus bea meterai modal
dan bea meterai dagang)
4) Pajak bumi dan bangunan (gabungan dari beberapa jenis pajak daerah seperti : pajak verponding,
pajak rumah tangga, iuran pembangunan daerah atau ipeda, dan pajak kekayaan)
5) Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (pertama kali dipungut berdasarkan UU No. 21 Tahun
1997, kemudian dengan UU No. 28 Tahun 2009 ditetapkan menjadi pajak daerah).

Adapun jenis pajak yang dipungut oleh daerah provinsi dan kabupaten/kota, antara lain :

1) Pajak balik nama kendaraan bermotor


2) Pajak hotel
3) Pajak restoran
4) Pajak hiburan
5) Pajak air bawah tanah
6) Bea perolehan atas tanah dan bangunan (sejak tahun 2010)
7) ….. dan lain-lain

4. Apakah kewajiban perpajakan organisasi seperti PSSI, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan lain-lain
memiliki kewajiban perpajakan seperti halnya badan usaha yang berbentuk PT, CV, Fa atau Koperasi ?
Tidak. Karena termasuk dalam lemabaga nonprofit, dimana lembaga ini merupakan subjek pajak yang
artinya seluruh kewajiban subjek pajak harus dipenuhi tanpa terkecuali, namun tidak semua penghasilan
yang diperoleh dari lembaga merupakan objek pajak.

5. Setiap tahun di Bali diadakan pertandingan tenis Internasional dengan mengundang para pemain tenis asing.
Bagaimana status mereka?
Para pemain tennis tersebut berstatus sebagai Subjek Pajak Luar Negeri yang dimana atas hadiah dan
penghargaan yang diterima dikenakan PPh 26 berupa pajak penghasilan yang dipotong sebesar 20% dari
jumlah bruto.
SUMBER :

BUKU MATERI POKOK PAJA3339 TATA CARA PELAKSANAAN PERPAJAKAN

https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/sumber-pendapatan-negara

Anda mungkin juga menyukai