Anda di halaman 1dari 68

Sistem Penerimaan dan

Pengeluaran Negara

E-Learning Bendahara
Pengeluaran/BPP

Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
POKOK BAHASAN
Dasar Hukum

UUD Tahun 1945

UU No 17 Tahun 2003 tentang Dalam


Keuangan Negara rangka
pelaksanaan
penerimaan
dan
UU No 1 Tahun 2004 tentang pengeluaran
Perbendaharaan Negara negara

PP No. 45 Tahun 2013 tentang Tata


Cara Pelaksanaan APBN jo. PP No.50 PMK-190/2012 jo.
Tahun 2018
PMK-178/2018
Pengertian Keuangan Negara
•Pendekatan Sisi OBYEK
•semua hak & kewajiban negara yg dapat dinilai dg uang,
termasuk kebijakan & kegiatan dlm bid. fiskal, moneter & pengel.
KN yg dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, Keuangan Negara
1 maupun berupa barang berhub. dg pelaks. hak & kewajiban adalah semua
tersebut. hak & kewajiban
negara yg dapat
•Pendekatan Sisi SUBYEK dinilai dgn uang,
•seluruh obyek sbgmn tsb di atas yg dimiliki negara, dan/atau serta segala
dikuasai oleh Pemerintah Pusat, PEMDA, Perusahaan sesuatu baik
2 Negara/Daerah, & badan lain yg ada kaitannya dgn keuangan
negara.
berupa uang
maupun berupa
barang yg dapat
dijadikan milik
•Pendekatan Sisi PROSES negara
•seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan berhubung
obyek sbgmn tsb di atas mulai dr perumusan kebijakan &
3 pengambilan keputusan s.d. pertanggunggjawaban.
dengan
pelaksanaan hak
dan kewajiban
tersebut.
•Pendekatan Sisi TUJUAN
•seluruh kebijakan, kegiatan & hubungan hukum yg berkaitan dgn
pemilikan dan/atau penguasaan obyek sbgmn tsb di atas dalam
4 rangka penyelenggaraan pemerintahan negara
Pengertian Pendapatan Negara &
Belanja Negara
PENDAPATAN NEGARA
• Penerimaan Negara adalah uang yang
masuk ke kas negara.
• Pendapatan Negara adalah hak pemerintah
pusat yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih.

BELANJA NEGARA
• Pengeluaran negara adalah uang yang
keluar dari kas negara.
• Belanja negara adalah kewajiban
pemerintah pusat yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih.
Jenis Penerimaan Negara

PPh, PPN, PPnBM,


Pajak DN PBB, BPHTB, cukai,
pajak lainnya
Perpajakan
Bea masuk,
Pajak Perdagangan
pajak/pungutan
Internasional ekspor

PNBP Umum
Penerimaan
PNBP
Negara
PNBP Fungsional

Hibah

Pengembalian
Penerimaan
belanja, pembiayaan,
lainnya PFK
Pengertian & Jenis PNBP
PNBP adalah pungutan yg dibayar oleh orang pribadi atau badan
dgn memperoleh manfaat langsung maupun tidak langsung atas
layanan atau pemanfaatan sumber daya & hak yang diperoleh
negara, berdasarkan per-UU-an, yg menjadi penerimaan
Pemerintah Pusat di luar penerimaan perpajakan dan hibah dan
dikelola dalam mekanisme APBN. (UU 8/2018)

• Seluruh aktivitas, hal, dan/atau benda,


yang menjadi sumber penerimaan
negara di luar perpajakan dan hibah
dinyatakan sebagai objek PNBP.
Objek PNBP
Kriteria:
a. pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah;
b. penggunaan dana yang bersumber dari APBN;
c. pengelolaan kekayaan negara; dan/atau
d. penetapan peraturan perundang-undangan.

6 klaster objek PNBP:


1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
2. Pelayanan
3. Pengelolaan Kekayaan Negara Dipisahkan
4. Pengelolaan Barang Milik Negara
5. Pengelolaan Dana
6. Hak Negara Lainnya
Jenis Belanja Negara

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Belanja Utang
Belanja Negara
Belanja Subsidi

Belanja Hibah
Belanja Bantuan
Sosial
Belanja Lain-lain
Asas-Asas Keuangan Negara

Asas Kesatuan

Asas Universalitas
Lama
Asas Tahunan

Asas Spesialitas
Asas
Keuangan akuntabilitas berorientasi
pada hasil
Negara
profesionalitas

Baru proporsionalitas

keterbukaan dlm pengelolaan


keuangan negara
pemeriksaan keuangan oleh
badan pemeriksa yg bebas
dan mandiri
Asas Perbendaharaan
1. UU APBN merupakan dasar bagi Pemerintah Pusat untuk
melakukan penerimaan dan pengeluaran negara. (Untuk
Pemda  Perda APBD)
2. Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang berakibat
pengeluaran atas beban APBN/APBD jika anggaran untuk
membiayai pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak
cukup tersedia.
3. Semua pengeluaran negara, termasuk subsidi dan bantuan
lainnya yang sesuai dengan program pemerintah pusat,
dibiayai dengan APBN. (Untuk Pemda  Perda APBD)
4. Anggaran untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya
mendesak dan/atau tidak terduga disediakan dalam bagian
anggaran tersendiri yang selanjutnya diatur dalam peraturan
pemerintah.
5. Kelambatan pembayaran atas tagihan yang berkaitan
dengan pelaksanaan APBN/APBD dapat mengakibatkan
pengenaan denda dan/atau bunga.
• Pejabat yang menandatangani dan/atau
mengesahkan dokumen yang berkaitan
dengan surat bukti yang menjadi dasar
pengeluaran atas beban APBN/APBD
bertanggung jawab atas kebenaran
material dan akibat yang timbul dari
penggunaan surat bukti dimaksud.
(Pasal 18 ayat 3 UU No. 1 Tahun 2004).
• Pembayaran atas beban APBN/APBD tidak
boleh dilakukan sebelum barang dan/atau
jasa diterima. (Pasal 21 ayat 1 UU No. 1 Tahun 2004).
Pejabat Perbendaharaan

Presiden
(CEO)

Pejabat Perbendaharaan
(UU No. 1 tahun 2004)
Menteri/Pim Menteri
Lembaga Keuangan
(PA – COO) (BUN – CFO)

Bendahara Bendahara
Penerimaan Pengeluaran
Pejabat Pengelola Keuangan Satker

PA

Delegasi
KPA .
Kepala
Kantor
Mandat
Pejabat Pejabat
Bendahara Bendahara Pejabat
Pembuat Penanda-
Pengeluaran Penerimaan Lainnya
Komitmen tangan SPM

Pejabat Petugas
BPP PPABP PPHP
Pengadaan Akuntansi
Penetapan Pejabat Perbendaharaan
Menunjuk kepala Satker yang berstatus Pegawai
Negeri Sipil untuk melaksanakan kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga sebagai KPA
Penunjukan Kepala Satker sebagai KPA
bersifat ex-officio
Menteri/Pimpinan
Lembaga selaku PA Menetapkan Pejabat
Perbendaharaan
Negara lainnya, yaitu
PPK dan PPSPM

Pelimpahan wewenang PA kepada KPA


Menetapkan
PPK

Menetapkan
PPSPM

Setiap terjadi pergantian jabatan kepala Satker, setelah serah terima jabatan pejabat
kepala Satker yang baru langsung menjabat sebagai KPA.

16
Penetapan Pejabat Perbendaharaan (lanjutan)
Penetapan PPK dan PPSPM

KPA menyampaikan surat keputusan penetapan PPK


dan/atau PPSPM, spesimen tanda tangan PPSPM Kepala
dan cap/stempel Satker kepada Kepala KPPN selaku KPPN
Kuasa BUN

Dalam hal PPK atau PPSPM dipindahtugaskan/pensiun/ diberhentikan dari


jabatannya/berhalangan sementara, KPA menetapkan PPK atau PPSPM
pengganti dengan surat keputusan dan berlaku sejak serah terima jabatan.

PPK dan PPSPM yang penunjukannya berakhir bertanggungjawab untuk


menyelesaikan seluruh administrasi keuangan.

Penetapan PPK dan PPSPM tidak terikat periode tahun anggaran, dalam hal
tidak terdapat penggantian PPK dan/atau PPSPM, maka pada awal tahun
anggaran, KPA menyampaikan pemberitahuan kepada Kepala KPPN.

17
Penetapan Pejabat Perbendaharaan (lanjutan)
Penetapan Bendahara Pengeluaran

Menteri/ Penetapan Bendahara


Pimpinan Pengeluaran Bertanggung jawab
secara fungsional kepada
Lembaga Menteri Keuangan
selaku PA
konsekuensi dari tugas bendahara
dalam pengelolaan Uang Persediaan
Pelimpahan wewenang
kepada Kepala Satker  Penetapan Bendahara Pengeluaran tidak terikat tahun
anggaran; dan
 Dalam hal tidak terdapat pergantian Bendahara
Pengeluaran, penetapan Bendahara Pengeluaran tahun
anggaran yang lalu masih tetap berlaku.
 Dalam hal Bendahara Pengeluaran dipindahtugaskan/
pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan
Menyampaikan Surat Penetapan Bendahara sementara, Menteri/Pimpinan Lembaga atau kepala Satker
Pengeluaran kepada PPSPM, PPK, dan Kepala KPPN menetapkan pejabat pengganti sebagai Bendahara
Pengeluaran; dan
 Bendahara Pengeluaran yang dipindahtugaskan/
pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan
Kepala sementara bertanggungjawab untuk menyelesaikan
KPPN seluruh administrasi keuangan.
18
Dokumen Pelaksanaan Anggaran

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya


disebut DIPA adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran
yang digunakan sebagai acuan PA dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai
pelaksanaan APBN.

Akumulasi DIPA
DIPA Induk Petikan

DIPA Dasar
pelaksanaan
kegiatan satuan
kerja
DIPA Petikan
Dasar pencairan
dana/pengesahan
bagi BUN/Kuasa
BUN
Format DIPA

Lembar Surat Pengesahan DIPA

Halaman IA – Informasi Kinerja

Halaman IB – Sumber Dana

Halaman II – Rincian Pengeluaran

Halaman III – Rencana Penarikan Dana dan Perkiraan Penerimaan

Halaman IV – Catatan
Klasifikasi Anggaran
Klasifikasi Jenis
Klasifikasi Organisasi Klasifikasi Fungsi
Belanja (Ekonomi)
• Bagian Anggaran • pelayanan umum • Belanja Pegawai
• Unit Organisasi • pertahanan • Belanja Barang
• Satuan Kerja • ketertiban dan • Belanja Modal
keamanan • Belanja Utang
• ekonomi • Belanja Subsidi
• lingkungan hidup • Belanja Hibah
• perumahan dan • Belanja Bantuan
fasilitas umum Sosial
• kesehatan • Belanja Lain-lain
• pariwisata dan
budaya
• agama
• pendidikan
• perlindungan sosial.
Petunjuk Operasional Kegiatan
(POK)

POK adalah dokumen yang memuat uraian


rencana kerja dan biaya yang diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan, disusun oleh KPA sebagai
penjabaran lebih lanjut dari DIPA.
Pedoman dalam melaksanakan
kegiatan/aktivitas.

Alat monitoring kemajuan


pelaksanaan kegiatan/aktivitas.
Fungsi POK
Alat perencanaan kebutuhan
dana.

Sarana untuk meningkatkan


transparansi, akuntabilitas, dan
efektivitias pelaksanaan anggaran.
Pokok-pokok Materi POK

1. Kode & nama Satker


2. Kode K/L, Unit Organisasi, Program & Nama Program.
3. Kode & nama kegiatan/output/sub output /
komponen input/akun.
4. Kode & nama kantor bayar, lokasi, & indikator kinerja
kegiatan.
5. Rincian volume, harga satuan, && jumlah biaya.
6. Sumber dana, cara penarikan, & kode kewenangan.
7. Tata cara pengadaan/pelaksanaan (kontrakstual &
non)
8. Rencana pelaks kegiatan (time schedule) yg
dilengkapi perkiraan kebutuhan dana per aktivitas per
bulan.
Contoh POK

Program

Kegiatan

Output

Sub Output
Komponen

Sub Komponen

Akun Belanja

Paket Pekerjaan Detil Belanja


25
Alur Mekanisme Revisi Anggaran
pada KPA
Pihak-Pihak Wajib
Terkait Pajak
Wajib
KPPN
Penerimaan Bayar

Petugas
KPBC Pungut
Penerimaan

Bendahra
KPP Pen/
Pengl

Bank/
Pos KPA
Persepsi
1 Dokumen Terkait Penerimaan
• Surat Setoran Pajak (SSP)

2 • SSPBB
Dokumen Lain
3 • SSB
Karcis/Tiket/Tanda
Masuk/Kupon
4 • SSPCP

Kuitansi
5 • SSCP

6 • SSBP Nota Debet/Kredit

7 • SSPB
Rekening Koran

8 • STBS

9 • Bukti Penerimaan Negara (BPN) Struk ATM


Cara Penyetoran Penerimaan Negara

• PENYETORAN PAJAK
• WP  Bendahara Pengeluaran  Kas Negara
• WP  Kas Negara

• PENYETORAN PNBP
• WB  Petugas Pungut  Bendahara Penerimaan 
Kas Negara
• WB  Bendahara Penerimaan  Kas Negara
• WB  Kas Negara
Mekanisme Penyetoran Penerimaan
Negara

Pendaftaran

Penyetoran dg Pembuatan Teller Bank/Pos


Penyetoran Kode Billing Billing Persepsi

Internet Banking
Pembayaran
Electronic
Device Circuit

ATM
Alur Proses Pembayaran

Dengan Billing System :


• Tanpa perlu membuat
Surat Setoran ( SSP,
SSBP, SSPB) manual
• Hanya dengan
menyampaikan kode
billing, pembayaran
pajak, bea & cukai,
dan PNBP selesai
dengan cepat dan
mudah
Pengesahan Penerimaan Negara

• NTPN
Melalui Bank
• NTB
• NTPN
Melalui Pos
• NTP
Melalui • NTPN
Potongan SPM • NPP
Metode Pembayaran

Metode LS Melalui UP

• Pembayaran • Pembayaran beban


langsung ke: UP oleh BP untuk :
• Penyedia B/J • Kegiatan
• Bendahara operasional satker
Pengeluaran • Tidak bisa LS
• Belanja pegawai
• Honor
• Perjadin
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Perubahan Ketentuan UP
PMK-190/2012 PMK-178/2018
Pengaturan Awal Perubahan Pengaturan

UP dalam bentuk tunai UP dalam bentuk tunai dan kartu


kredit
Disimpan pada rekening UP tunai disimpan dalam rekening
bendahara / brankas bendahara / brankas
UP Kartu kredit berupa limit belanja kartu
UP digunakan untuk kredit yang dipegang oleh pemegang KKP
operasional dan kegiatan-
kegiatan yang tidak bisa Besaran UP merupakan total UP Tunai dan
dibayarkan dengan LS UP KKP
UP KKP digunakan untuk kegiatan operasional
dan kegiatan yang tidak dapat dibayarkan
dengan LS yang sumber dananya RM

36
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Pengaturan Proporsi UP Tunai dan KKP

Pengaturan Awal Perubahan Pengaturan

Terbagi dalam 4 Pagu UP Terbagi dalam 3


(empat)
< Rp900 jutau
Max. Rp50 Pagu UP kelompok pagu
kelompok pagu juta
belanja yang Max. Rp100 juta belanja yang
dapat
Rp900 juta s.d. Rp2,4 M
< Rp2,4 M Max. Rp100 juta
dapat
PaRp2,4 M s.d. Rp6 M Max. Rp200 juta
dibayarkan dibayarkan
dengan UP > Rp6 M Max. Rp500 juta PaRp2,4 M s.d. Max. Rp200 juta
Rp6 M dengan UP

> Rp6 M Max. Rp500 juta

Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan dapat


memberikan dispensasi terhadap perubahan Proporsi UP Tunai dan KKP sebesar 60% dan 40 %
UP melampaui besaran UP
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan dapat
memberikan dispensasi terhadap perubahan UP
melampaui besaran UP dan perubahan proporsi UP

37
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Pengaturan Dispensasi
Pengaturan Awal Perubahan Pengaturan

Kepala Kanwil DJPb dapat memberikan persetujuan Dispensasi


atas:
Kepala Kanwil DJPb dapat memberikan persetujuan UP Perubahan UP melampaui besaran UP, mempertimbangkan:
melampaui besaran mempertimbangkan:

1 frekuensi penggantian UP tahun lalu lebih dari rata-rata 1 (satu) kali


dalam 1 (satu) bulan selama 1 (satu) tahun; dan
frekuensi penggantian UP tahun lalu lebih dari rata-rata 1
(satu) kali dalam 1 (satu) bulan selama 1 (satu) tahun; dan 1
2 perhitungan kebutuhan penggunaan UP dalam 1 (satu) bulan
melampaui besaran UP
perhitungan kebutuhan penggunaan UP dalam 1 (satu)
bulan melampaui besaran UP 2 Perubahan proporsi besaran UP tunai, mempertimbangkan:
Pertimbangan yang sama dengan perubahan UP melampaui besaran UP
dan

tidak terdapat atau masih terbatas penyedia barang/jasa yang menerima


pembayaran dengan kartu kredit melalui mesin Electronic Data Capture
(EDC) yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari KPA.

Pengecualian Penggunaan UP Tunai 100% tanpa dispensasi,


mempertimbangkan:
tidak terdapat penyedia barang/jasa yang dapat menerima
pembayaran dengan kartu kredit melalui mesin EDC yang
dibuktikan dengan surat pernyataan dari KPA;
dan
memiliki pagu jenis belanja Satker yang dapat dibayarkan melalui
38 UP sampai dengan Rp2.,4 miliar.
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Pengendalian UP

Pengaturan Awal Perubahan Pengaturan

•Surat Pemberitahuan kepada KPA


apabila 2 (dua) bulan sejak SP2D-UP •Surat Pemberitahuan kepada KPA
diterbitkan belum dilakukan apabila 1 (satu) bulan sejak SP2D-UP
pengajuan penggantian UP (GUP) Tunai diterbitkan belum dilakukan
•Pemotongan 25% apabila 1 (satu) pengajuan penggantian UP (GUP)
bulan setelah surat pemberitahuan
ke-1 tidak GUP Tunai
•Pemotongan 50% apabila 1 (satu) •Pemotongan 25% apabila 1 (satu)
bulan setelah surat pemberitahuan bulan setelah surat pemberitahuan
ke-2 tidak GUP
ke-1 tidak GUP Tunai
•Pemotongan 50% apabila 1 (satu)
bulan setelah surat pemberitahuan
ke-2 tidak GUP Tunai

39
Pengelolaan UP

UP GUP GUP

GUP
GUP …
Nihil

UP
RUTIN
Perubahan
UP
KURANG
BULAN
TUP
TERTENTU
Dokumen Terkait Pengeluaran Negara

• Dokumen Pelaksanaan Anggaran –


1 DIPA & POK

2
• Dokumen Perikatan

3 •Bukti Kegiatan/Transaksi

4 •Bukti Pembayaran

5 •Bukti Setoran
Pihak-Pihak Terkait Pengeluaran Negara

Pegawai
Bank/Pos Penyedia
Oprasional B/J

KPPN PPK

Pengel
Tim/ u-aran
PPSPM
Pokja

PIC
KPA
Kegiatn
Bendahra
BPP Pengelu-
aran
Penyelesaian Tagihan Melalui Mekanisme
Pembayaran LS
No Uraian Penyedia PPK PPSPM
Barang/Jasa
1 Mengajukan tagihan atas
Kontrak/Bukti
penyelesaian Pekerjaan, Pendukung
disertai dengan bukti
pendukung

2 PPK melakukan pengujian


dan penelitian materil Uji
dan formal tagihan.
3 Dalam hal tagihan
memenuhi syarat, PPK SPP/Bukti
menerbitkan SPP Pendukung

4 PPSPM melakukan
pengujian SPP dan bukti
pendukung
Uji

5 Dalam hal SPP & bukti


Pendukung memenuhi syarat,
PPSPM menerbitkan SPM SPM
Penyelesaian Tagihan Melalui UP

No Uraian Pihak Ketiga/ PPK Bendahara


Penerima Pengeluaran/
Uang Muka BPP
Kerja
1 a. Pihak ketiga mengajukan
Tagihan
tagihan disertai bukti
Pihak Ketiga
pendukung; atau /Uang Muka
b. Penerima Uang Muka Kerja Kerja
mengajukan permintaan
Uang Muka Kerja disertai
bukti pendukung.
2 PPK menguji tagihan atas
UP,apabila memenuhi syarat
maka diterbitkan Surat
Uji
Perintah Bayar (SPBy);
3 SPBy beserta bukti pendukung
disampaikan kepada SPBy & Bukti
Bendahara Pengeluaran/BPP; Pendukung

3 Bendahara Pengeluaran/BPP
melakukan pengujian;
Uji
4 Setelah memenuhi syarat SPBy
dibayar oleh Bendahara Bayar
Jenis Kartu Kredit Pemerintah

Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah untuk belanja pemerintah difokuskan pada belanja keperluan
operasional yang Merupakan bagian terbesar dari penggunaan Uang Persediaan.

Belanja Keperluan Operasional dipegang oleh Pelaksana


Kegiatan
Uang (Contoh: PPK, Kasubag TU)

Persediaan ATK Pemeliharaan Jamua


n

Belanja Keperluan Perjalanan dipegang oleh Pelaksana


Dinas
Perjadin
(Contoh: Pegawai/Pejabat
Pelaksana Perjadin)

Tiket Penginapan

46
Mekanisme Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

Perjanjian Transaksi dengan


Penerbitan
Kerja Sama Kartu Kredit oleh Verifikasi oleh
Kartu Kredit GUP KKP
antara Bank Pemegang Kartu Bendahara
oleh Bank
dengan Kredit
Satker

Belanja Belanja Corporate


Corporate Card
Keperluan Keperluan Card
Operasioanl Perjadin
Contoh: PPK, Contoh: Pegawai/
Kasubag TU Pejabat Pelaksana
Perjadin

Pengujian oleh PPK dan penerbitan


SPBy

47
Mekanisme Pengujian dan Pembayaran Kartu Kredit Pemerintah

Transaksi
dengan Kartu
Kredit

Bukti
Transaksi Disetujui No Tanggung jawab Pribadi
Pengujian
? Pemegang Kartu Kredit
oleh PPK
Tagihan Bank
Yes
Setor Pajak
Verifikasi
SPBy oleh Pengajuan
Bendahara GUP KKP

Pertanggung
jawaban UP
SPP-GUP SPM GUP SP2D
SPP-GUP
KKP KKP GUP

Pembayaran tagihan bank

48
Koreksi/Ralat SPP, SPM, dan SP2D

1. Memperbaiki uraian pengeluaran dan kode BAS selain perubahan


kode;
2. pencantuman kode pada SPM yang meliputi kode jenis SPM, cara
bayar, tahun anggaran, jenis pembayaran, sifat pembayaran,
sumber dana, cara penarikan, nomor register; atau
3. koreksi/ralat penulisan nomor dan nama rekening, nama bank
yang tercantum pada SPP, SPM dan SP2D beserta dokumen
pendukungnya yang disebabkan terjadinya kegagalan transfer
dana.

Tidak boleh mengakibatkan:


• Perubahan jumlah uang pada SPP, SPM
dan SP2D;
• Sisa pagu anggaran pada DIPA/POK
menjadi minus;
• Perubahan kode Bagian Anggaran,
eselon I, dan Satker.
Pembatalan SPP-SPM

• Pembatalan SPP hanya dapat dilakukan oleh PPK


sepanjang SP2D belum diterbitkan.
• Pembatalan SPM hanya dapat dilakukan oleh PPSPM
secara tertulis sepanjang SP2D belum diterbitkan.
• Dalam hal SP2D telah diterbitkan dan belum
mendebet kas negara, pembatalan SPM dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan Direktur
Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang
ditunjuk
Rekening Bendahara Pengeluaran

• PA/Kuasa PA dapat membuka rekening pengeluaran


dengan persetujuan BUN.
• Persetujuan dikuasakan kepada Kuasa BUN Pusat dan
Kuasa BUN di Daerah.
• Rekening pengeluaran – bentuk rekening giro atas nama
jabatan Bendahara Pengeluaran.
• Sehubungan dengan Treasury Notional Pooling (TNP)
maka pembukaan rekening bendahara pengeluaran
dilakukan pada bank umum yang terhubung dengan
sistem TNP.
• Bendahara Pengeluaran melakukan penarikan uang dari
Rekening Bendahara Pengeluaran sesuai dengan
kebutuhan pada jam operasional Bank Umum.
• (08.00 – 15.00).
• Bendahara Pengeluaran tidak diperkenankan melakukan
penarikan uang di luar jam operasional Bank Umum.
Pengelolaan Rekening
• KPA/pemimpin BLU mengajukan permohonan persetujuan
pembukaan Rekening Penerimaan dan/atau Rekening
Pengeluaran pada Bank Umum/Kantor Pos kepada Kuasa
BUN di Daerah.
• Kuasa BUN di Daerah harus menerbitkan surat persetujuan
atau penolakan pembukaan Rekening kepada
KPA/pemimpin BLU paling lambat 5 hari kerja sejak
diterimanya surat permohonan.
• KPA/pemimpin BLU harus menyampaikan laporan
pembukaan Rekening kepada Kuasa BUN Pusat atau Kuasa
BUN di Daerah paling lambat 20 hari kalender sejak terbitnya
surat persetujuan pembukaan Rekening.
• KPA/pemimpin BLU harus melaporkan saldo seluruh Rekening
yang dikelolanya setiap bulan kepada Kepala KPPN paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Pengelolaan Rekening (2)
• Kuasa BUN Pusat atau Kuasa BUN di Daerah berwenang
melakukan blokir Rekening dalam hal KPA/pemimpin BLU
tidak menyampaikan laporan saldo Rekening. Khusus untuk
Rekening milik BLU, pemblokiran dilakukan untuk seluruh
Rekening operasional yang dikelola.
• Kuasa BUN Pusat atau Kuasa BUN di daerah berwenang
menutup Rekening milik K/L/Satker paling lambat 1 tahun
sejak Rekening dikategorikan sebagai Rekening pasif.
Rekening dinyatakan pasif apabila Rekening tidak terdapat
transaksi pendebetan ataupun pengkreditan Rekening
selama 1 tahun.
• KPA/pemimpin BLU harus menyampaikan laporan penutupan
Rekening kepada Kuasa BUN Pusat atau Kuasa BUN di Daerah
paling lambat 5 hari kerja setelah tanggal penutupan.
Pendebitan Rekening Bendahara

Pembayaran melalui mekanisme UP Tunai oleh


Bendahara dapat dilakukan dengan menggunakan:
a. Uang tunai yang berada pada kas Bendahara
Pengeluaran/BPP;
b. Internet Banking;
c. Kartu Debit; atau Pendebitan Rekening Bendahara

d. Cek/bilyet giro.
PENGELOLAAN KAS
Penerimaan

• Penyetoran penerimaan ke Rekening


REKENING Operasional dan Rekening Dana
APBN Kelolaan dilakukan secepatnya.
PENGELUARAN
(Rupiah Murni) • Dalam hal penerimaan diterima secara
Sesuai Per-UU tunai oleh fungsi kasir, fungsi kasir
harus menyetorkan ke Rekening BLU
setiap akhir hari kerja saat penerimaan
PNBP diterima.
• Jasa Layanan REKENING • Penyetoran penerimaan dapat
• Hasil Investasi dilakukan pada hari berikutnya dalam
Hibah
OPERASIONAL
• hal penerimaan diterima:
• Hasil Kerjasama PENERIMAAN
a. pada hari libur atau diliburkan; atau
• Pendapatan lainnya yg sah
b. setelah jam operasional bank
berakhir.
APBN • Pemimpin BLU menetapkan batas waktu
(Investasi Pemerintah) REKENING (cut-off) penerimaan untuk disetorkan
pada hari yang sama dengan
DANA memperhatikan waktu jam operasional
Pinjaman KELOLAAN bank berakhir dan waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan
Dana yg Belum mjd Hak BLU penyetoran.

55
PENGELOLAAN KAS
Pengeluaran
Belanja Operasional Penyaluran Dana
merupakan belanja untuk kegiatan operasional yang penyaluran pinjaman/
belanja terkait dengan
terdiri atas belanja pegawai, belanja barang, dan
belanja modal. layanan pembiayaan

REKENING REKENING
REKENING OPERASIONAL OPERASIONAL
PENGELUARAN PENGELUARAN PENGELUARAN
Sumber dana RM atau
Pihak ketiga REKENING
REKENING DANA
OPERASIONAL KELOLAAN
PENGELUARAN
Pihak ketiga
Sumber dana PNBP

• Harus ada pemisahan secara jelas antara penanggung jawab • BLU dapat melakukan penyaluran dana layanan sesuai dengan
kegiatan/ pembuat komitmen, pihak yang menguji dan tugas dan fungsi BLU, manclat, dan/ atau ketentuan peraturan
menyetujui pembayaran, dan pihak yang mnelakukan perundang-undangan.
pembayaran.
• BLU melakukan pelimpahan dana secara berkala dari
• Dilakukan pelimpahan kas secara berkala dari Rekening Rekening Operasional Penerimaan BLU ke Rekening
Operasional Penerimaan ke Rekening Operasional Operasional Pengeluaran BLU untuk penyaluran dana layanan
Pengeluaran berdasarkan perencanaan kebutuhan dana. berdasarkan perencanaan kebutuhan dana.
• BLU dapat membentuk kas kecil untuk belanja operasional
dengan nilai transaksi kecil yang tidak mungkin dan/ atau
tidak efisien dilakukan melalui mekanisme perbankan.

56
PENGELOLAAN KAS
Optimalisasi Kas
Pool of cash, tetapi pada
akhirnya diupayakan • pelimpahan kas dilaksanakan sesuai dengan
saldo minimal perencanaan kas yang akurat.
• Perencanaan kas yang akurat dilakukan
REKENING berdasarkan kebutuhan kas yang diperlukan REKENING
OPERASIONAL untuk segera dilakukan pengeluaran. OPERASIONAL
PENERIMAAN PENGELUARAN
Belanja

Diupayakan saldo minimal


Idle Cash REKENING
PENGELOLAAN
• BLU harus mengoptimalkan kas yang KAS
menganggur pada Rekening Operasional
Penerimaan BLU dan/ atau Rekening Dana
Kelolaan BLU dengan melakukan investasi.
• Kas yang menganggur merupakan kas yang Idle Cash
belum akan segera dilakukan pengeluaran
sesuai dengan perencanaan. REKENING
• Investasi berupa investasi jangka pendek DANA
dan/ atau investasi jangka panjang. KELOLAAN Diupayakan saldo minimal

57
PENGELOLAAN KAS
APBN Rekening Belanja
(Rupiah Murni) Pengeluaran

Berdasarkan
kebutuhan Belanja
Rekening segera dicairkan Rekening Belanja Operasional
PNBP Operasional Bunga/bagi hasil
Operasional
• Jasa Layanan Penerimaan Pengeluaran
• Hasil Bunga/bagi

Idle Cash
hasil/hasil
Investasi investasi
• Hibah
• Pendapatan Rekening
Telah menjadi hak BLU

Pengelolaan Kas
Bunga/bagi hasil

lainnya yang
sah Termasuk
Rekening Manajer
Kustodian Investasi
Idle Cash

Dana yg Belum
mjd Hak BLU Penyaluran
dan Pinjaman Rekening Pengeluaran Penyaluran Dana sesuai Mandat Dana
Dana
APBN Kelolaan Pengembalian Dana + Bunga

(Investasi
Pemerintah)

58
Tanggungjawab Atas Dokumen
Keuangan Negara
• Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA dan Menteri Keuangan
selaku BUN menyelenggarakan sistem penatausahaan APBN yang
terintegrasi untuk mewujudkan pelaksanaan APBN secara
transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. (PP No. 45 tahun
2013 Pasal 176)
• Pejabat perbendaharaan bertanggung jawab atas
penyelenggaraan penatausahaan dokumen transaksi keuangan
Pemerintah yang dilakukannya.
• KPA – mengawasi penatausahaan dokumen & transaksi berkaitan dg
pelaksanaan kegiatan dan anggaran.
• Terkait tindakan yang berakibat pengeluaran anggaran Belanja
Negara, PPK – menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan kegiatan.
• Dalam rangka pengujian tagihan dan perintah pembayaran, PPSPM –
menyimpan & menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih.
• Dalam hal pembayaran tagihan dg UP, BP – menatausahakan
transaksi UP.
• PPABP bertanggung jawab atas pengelolaan administrasi belanja
pegawai kepada KPA.
Konsep Dasar Pengarsipan
Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai
bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan,
perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

Arsip Vital

Arsip
Arsip Aktif
Dinamis
Arsip
Arsip Arsip
Statis Inaktif
Arsip Keuangan Negara
RAPBN dan RUU APBN-P

Pelaksanaan anggaran

Bantuan/pinjaman luar negeri

Pengelolaan APBN/Dana
Arsip Keuangan

Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN)


Negara

Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

Pertanggungjawaban keuangan negara

Pemeriksaan keuangan
Pelaporan dan analisis transaksi
keuangan
Pengawasan keuangan

Perpajakan

Pengawasan sektor jasa keuangan


Pengelolaan Arsip

2.
4. Penyusutan
Penggunaan
•Pembuatan •Pemberkasan Arsip
Arsip
Arsip Arsip Aktif
•Penerimaan •Penataan
Arsip •Penggunaan Arsip Inaktif •Pemindahan
arsip dinamis Arsip Inaktif
berdasarkan •Penyimpanan
Arsip •Pemusnahan
sistem Arsip
klasifikasi •Alih Media
Arsip •Penyerahan
keamanan Arsip Statis
dan akses
arsip 3.
1. Penciptaan
Pemeliharaan
Arsip
Arsip
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan
Kearsipan
• Arsip yg tercipta dari kegiatan lembaga negara & kegiatan yg menggunakan
sumber dana negara dinyatakan sebagai arsip milik negara.
• Negara menyelenggarakan pelindungan dan penyelamatan arsip sebagai bahan
pertanggungjawaban setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara untuk
kepentingan negara, pemerintahan, pelayanan publik, dan kesejahteraan rakyat.
• Negara secara khusus memberikan pelindungan dan penyelamatan arsip yang
berkaitan dengan kependudukan, kewilayahan, kepulauan, perbatasan,
perjanjian internasional, kontrak karya, dan masalahmasalah pemerintahan yang
strategis.
 dari bencana alam, bencana sosial, perang, tindakan kriminal serta tindakan
kejahatan yang mengandung unsur sabotase, spionase, dan terorisme.
• Pengelolaan arsip dinamis dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan arsip dalam
penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bukti
yang sah berdasarkan suatu sistem yang memenuhi persyaratan andal, sistematis,
utuh, menyeluruh, dan sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
• Untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis yang efektif dan efisien pencipta
arsip membuat tata naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip, serta sistem
klasifikasi keamanan dan akses arsip.
• Pejabat atau orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan arsip dinamis
wajib menjaga keautentikan, keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip yang
dikelolanya.
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan
Kearsipan (2)
• Pencipta arsip wajib menyediakan arsip dinamis bagi kepentingan pengguna
arsip yang berhak.
• Pencipta arsip pada lembaga negara, Pemda, perguruan tinggi negeri, dan
BUMN dan/atau BUMD membuat daftar arsip dinamis berdasarkan 2 kategori,
yaitu arsip terjaga dan arsip umum.
• Pencipta arsip dapat menutup akses atas arsip dengan alasan apabila arsip
dibuka untuk umum dapat:
1. menghambat proses penegakan hukum;
2. mengganggu kepentingan pelindungan hak atas kekayaan intelektual
dan pelindungan dari persaingan usaha tidak sehat;
3. membahayakan pertahanan dan keamanan negara;
4. mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang masuk dalam kategori
dilindungi kerahasiaannya;
5. merugikan ketahanan ekonomi nasional;
6. merugikan kepentingan politik luar negeri dan hubungan luar negeri;
7. mengungkapkan isi akta autentik yang bersifat pribadi dan kemauan
terakhir ataupun wasiat seseorang kecuali kepada yang berhak secara
hukum;
8. mengungkapkan rahasia atau data pribadi; dan
9. mengungkap memorandum atau suratsurat yang menurut sifatnya perlu
dirahasiakan.
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan
Kearsipan (3)

• Pencipta arsip wajib menjaga kerahasiaan arsip tertutup


• Penyusutan arsip dilaksanakan oleh pencipta arsip. Penyusutan arsip
meliputi:
• pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan;
• pemusnahan arsip yang telah habis retensi dan yang tidak memiliki nilai
guna dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan; dan
• penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip kepada lembaga kearsipan.
• Pemusnahan arsip dilakukan terhadap arsip yang:
• tidak memiliki nilai guna;
• telah habis retensinya dan berketerangan dimusnahkan berdasarkan
JRA;
• tidak ada peraturan perundang-undangan yang melarang; dan
• tidak berkaitan dengan penyelesaian proses suatu perkara.
• Pencipta arsip dan/atau lembaga kearsipan dapat membuat arsip dalam
berbagai bentuk dan/atau melakukan alih media meliputi media elektronik
dan/atau media lain. Autentikasi arsip statis terhadap arsip tersebut dapat
dilakukan oleh lembaga kearsipan.
Sanksi dan Pidana

Pejabat dan/atau
pelaksana yang
melakukan
pelanggaran
Sanksi Sanksi
dalam Administratif Pidana
penyelenggaraan
kearsipan
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

Anda mungkin juga menyukai