Anda di halaman 1dari 76

Pemungutan

dan Penyetoran
PNBP
E-Learning
Bendahara Penerimaan

1
Pokok Bahasan

1 2 3 4 5 6
Konsepsi Pemungutan Penyetoran Pengelolaan Sistem Simulasi
Pengelolaan dan PNBP Ke Kas rekening Pengarsipan Penyetoran
Keuangan Penerimaan Negara Bendahara Dokumen PNBP melalui
Negara Setoran Penerimaan Keuangan Aplikasi
PNBP dari Negara SIMPONI
Wajib bayar

2
Konsepsi Pengelolaan Keuangan
Negara

3
Peraturan Terkait PNBP
UU No. 1 Tahun 2004
UU No. 17 Tahun 2003 UU No. 9 Tahun 2018
UUD Negara Republik tentang
tentang Keuangan tentang Penerimaan
Indonesia Tahun 1945. Perbendaharaan
Negara. Negara Bukan Pajak.
Negara.

PP No. 59 Tahun 2020


tentang Tata Cara PP No. 69 Tahun 2020
PP No. 58 Tahun 2020 PP No. 1 Tahun 2021
Pengajuan & tentang Tata Cara
tentang Pengelolaan tentang Tata Cara
Penyelesaian Keberatan, Penetapan Tarif Atas
PNBP. Pemeriksaan PNBP.
Keringanan, dan Jenis PNBP.
Pengembalian PNBP.

PP Nomor 45 Tahun
2013 tentang Tata Cara Permenkeu No. PMK Nomor 62 Tahun
PMK Nomor 58 Tahun 2023 tentang
Pelaksanaan APBN 155/PMK.02/2021 2023 tentang Perubahan Perencanaan Anggaran,
terakhir diubah dengan tentang Tata Cara atas PMK Pelaksanaan Anggaran,
PP Nomor 50 Tahun Pengelolaan PNBP. 155/PMK.02/2021 serta Akuntansi dan
2018.
Pelaporan Keuangan

4
Pengertian Keuangan Negara
• Pendekatan Sisi OBYEK
• semua hak & kewajiban negara yg dapat dinilai dg uang, termasuk kebijakan & kegiatan
dalam bid. fiskal, moneter & pengel. kekayaan negara yg dipisahkan, serta segala sesuatu
1 baik berupa uang, maupun berupa barang berhub. dg pelaks. hak & kewajiban tersebut. Keuangan Negara
adalah semua hak
dan kewajiban
• Pendekatan Sisi SUBYEK negara yang dapat
• seluruh obyek sebagaimana tersebut di atas yang dimiliki negara, dan/atau dinilai dengan uang,
dikuasai oleh Pemerintah Pusat, PEMDA, Perusahaan Negara/Daerah, dan serta segala sesuatu
2 badan lain yang ada kaitannya dgn keuangan negara. baik berupa uang
maupun berupa
barang yang dapat
• Pendekatan Sisi PROSES
dijadikan milik
• seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek
negara berhubung
sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan dan
3 pengambilan keputusan sampai dengan pertanggunggjawaban. dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban
tersebut.
• Pendekatan Sisi TUJUAN
• seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan
pemilikan dan/atau penguasaan obyek sebagaimana tersebut di atas dalam
4 rangka penyelenggaraan pemerintahan negara

5
Pengertian & Jenis PNBP
PNBP adalah pungutan yg dibayar oleh orang pribadi atau
badan dgn memperoleh manfaat langsung maupun tidak
langsung atas layanan atau pemanfaatan sumber daya & hak
yang diperoleh negara, berdasarkan per-UU-an, yg menjadi
penerimaan Pemerintah Pusat di luar penerimaan perpajakan
dan hibah dan dikelola dalam mekanisme APBN. (UU
9/2018)
• Seluruh aktivitas, hal, dan/atau benda, yang menjadi sumber
penerimaan negara di luar perpajakan dan hibah dinyatakan
sebagai objek PNBP.

6
Objek PNBP
Kriteria:
a. pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah;
b. penggunaan dana yang bersumber dari APBN;
c. pengelolaan kekayaan negara; dan/atau
d. penetapan peraturan perundang-undangan.

6 klaster objek PNBP:


1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
2. Pelayanan
3. Pengelolaan Kekayaan Negara Dipisahkan
4. Pengelolaan Barang Milik Negara
5. Pengelolaan Dana
6. Hak Negara Lainnya
7
Obyek PNBP
PEMANFAATAN SDA
PENGELOLAAN BMN
bumi, air, udara, ruang angkasa, dan kekayaan
alam yang dikuasai oleh negara penggunaan, pemanfaatan, dan
` pemindahtanganan semua barang
yang diperoleh atas beban APBN
dan perolehan lain
PELAYANAN

penyediaan barang, jasa, atau


pelayanan administratif yang menjadi PENGELOLAAN DANA
tanggung jawab pemerintah dana pemerintah yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara atau perolehan lain
PENGELOLAAN KND

kekayaan negara yang berasal dari APBN


yang dijadikan penyertaan modal negara HAK NEGARA LAINNYa
atau perolehan lainnya hak negara selain 5 objek sesuai
peraturan perundang-undangan

Pengklasteran digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan jenis dan tarif PNBP dengan tetap memperhatikan karakteristik
masing-masing objek PNBP, prinsip keadilan, dan menjaga kualitas layanan pada masyarakat.

8
Subyek PNBP

1. Orang dari dalam negeri atau luar negeri yang


Pribadi menggunakan, memperoleh manfaat, danf
atau memiliki kaitan dengan objek PNBP
2. Badan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4.

Badan adalah sekumpulan orang yg mpk kesatuan, baik


yg melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi PT, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, BUMN/D dengan nama & dalam bentuk apa pun,
WAJIB firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
BAYAR kumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial
politik atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha
tetap, badan hukum publik, dan bentuk badan lain yang
melakukan kegiatan di dalam dan/atau di luar negeri.

9
Fungsi PNBP
• Fungsi PNBP :
1. Fungsi penganggaran (budgetary) dan
2. Fungsi pengaturan (regulatory).

• Selaku fungsi penganggaran (budgetary), PNBP merupakan salah satu


pilar pendapatan negara yang memiliki kontribusi cukup besar dalam
menunjang APBN, melalui optimalisasi penerimaan negara.
• Selaku fungsi pengaturan (regulatory), PNBP memegang peranan
penting dan strategis dalam mendukung kebijakan Pemerintah untuk
pengendalian dan pengelolaan kekayaan negara termasuk
pemanfaatan sumber daya alam.

10
Pejabat Perbendaharaan

Presiden
(CEO)

Menteri/Pim Menteri
Pimpinan Instansi Lembaga Keuangan
Pengelola PNBP (PA – COO) (BUN – CFO)

Kuasa Pengelola
PNBP Kuasa PA

Bendahara
Penerimaan

11
Tugas dan Kewenangan Pengelolaan PNBP

Antara lain:
Kewenangan a.menyusun kebijakan umum pengelolaan PNBP;
Menteri Keuangan b.mengevaluasi, menyusun dan/atau menetapkan jenis dan tarif PNBP pada Instansi
selaku Pengelola Pengelola PNBP;
Fiskal c.menetapkan target dan pagu penggunaan PNBP dalam rangka RAPBN/RAPBNP;
d.melakukan pengawasan terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggung jawaban
PNBP.
Antara lain:
Tugas Pimpinan a. menyusun dan menyampaikan usulan jenis dan tarif PNBP;
b. mengusulkan penggunaan dana PNBP;
Kementerian c. menyusun dan menyampaikan rencana PNBP dalam rangka penyusunan
Negara/Lembaga RAPBN/RAPBNP;
d. memungut dan menyetorkan PNBP;
e. mengelola Piutang PNBP.
Kewenangan Menetapkan PNBP tertentu sebagai PNBP yang dikelola oleh Bendahara
Menteri Keuangan Umum Negara, antara lain:
selaku Bendahara a.PNBP dari pengelolaan Kekayaan Negara Dipisahkan;
Umum Negara b.PNBP yang penghitungan dan penetapannya membutuhkan earning
process (PNBP sektor migas dan panas bumi).

Tugas Mitra Instansi Membantu Instansi Pengelola PNBP melaksanakan


Pengelola PNBP sebagian kegiatan pengelolaan PNBP (pemungutan,
penyetoran, dan/atau penagihan PNBP).

12
Kewenangan Menteri Keuangan selaku
Pengelola Fiskal
Menyusun kebijakan umum pengelolaan PNBP

Mengevaluasi, menyusun, dan/atau menetapkan jenis dan tarif PNBP pada Instansi Pengelola
PNBP

Menetapkan target PNBP dan/atau pagu penggunaan dana PNBP dalam rangka penyusunan
RAPBN dan/atau RAPBN perubahan

Menetapkan penggunaan dana PNBP

Melakukan pengawasan terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungiawaban PNBP

Meminta instansi pemeriksa untuk melakukan Pemeriksaan PNBP terhadap Instansi pengelola
PNBP, Wajib Bayar, dan/atau Mitra Instansi pengelola PNBP

Menetapkan Pengelolaan PNBP lintas Instansi Pengelola PNBP

13
Tugas dan Kewenangan Instansi Pengelolaan
PNBP (1)
Pimpinan Instansi Dalam mengelola PNBP Pimpinan Instansi
Pengelola PNBP Pengelola PNBP bertugas:
mempunyai kewenangan
untuk mengelola PNBP
pada Instansi Pengelola menyusun dan menyampaikan usulan jenis dan
PNBP yang dipimpinnya tarif PNBP;

mengusulkan penggunaan dana PNBP;

menyusun dan menyampaikan rencana PNBP dalam rangka


Pasal 17 ayat penyusunan RAPBN dan/atau RAPBNP;
(1) dan ayat (2)
UU No.9 Tahun memungut dan menyetorkan PNBP ke Kas Negara;
2018
melaksanakan anggaran yang bersumber dari pagu penggunaan dana PNBP;

mengelola piutang PNBP;

menyusun dan menyampai-kan laporan pertanggung-jawaban PNBP;


menunjuk pejabat kuasa pengelola PNBP; dan
melaksanakan tugas lain di bidang PNBP pada Instansi Pengelola PNBP yang dipimpinnya sesuai dengan
ketentuan peraturan per-undang-undangan di bidang PNBP.

14
Tugas dan Kewenangan Instansi Pengelolaan
PNBP (1)

Verifikasi atas PNBP Terutang yang


dihitung oleh Wajib Bayar Pasal 27

Disamping Instansi Pengelola PNBP melaksanakan pengawasan intern atas


melakukan Pengelolaan PNBP Pasal 45
tugas
sebagaimana Meminta Instansi Pemeriksa untuk melakukan
Pasal 17, Pemeriksaan terhadap Wajib Bayar Pasal 47 dan 49
Instansi
Pengelola PNBP
juga wajib
Memproses permohonan Keberatan, Keringanan dan
melaksanakan :
Pengembalian PNBP Pasal 58-65

15
Sanksi bagi Instansi Pengelola PNBP
Tidak memenuhi kewajiban melakukan
Tidak melakukan verifikasi atas PNBP Terutang Penetapan PNBP Terutang dengan
yang dihitung oleh Wajib Bayar. (Pasal 27) menerbitkan dan menyampaikan Surat
Ketetapan PNBP kurang bayar dan Surat
Tagihan PNBP kepada Wajib Bayar. (Pasal 37)

Tidak melaksanakan pemungutan PNBP


berdasarkan jenis dan tarif PNBP. (Pasal 28) Tidak memenuhi kewajiban menatausahakan
PNBP. (Pasal 41)

Tidak melakukan kewajiban memberikan,


Tidak melaksanakan penyetoran seluruh PNBP memperlihatkan, dan/atau menyampaikan
pada waktunya ke Kas Negara. (Pasal 30) dokumen, keterangan, dan/atau bukti lain
yang diminta oleh instansi pemeriksa. (Pasal
PENJELASAN 53)
Sanksi dikenakan kepada pejabat pengelola PNBP
Tidak melaksanakan pengelolaan piutang PNBP di lingkungan Instansi Pengelola PNBP. Tidak mengeluarkan penetapan atas
yang menjadi tanggung jawabnya. (Pasal 35) pengajuan keberatan sampai dengan jangka
Yang dimaksud dengan “ketentuan peraturan
perundang-undangan” antara lain peraturan waktu 6 (enam) bulan setelah surat keberatan
perundang-undangan di bidang disiplin untuk dan dokumen pendukung diterima secara
Aparatur Sipil Negara dan peraturan perundang- lengkap. (Pasal 59)
undangan di bidang pengawasan.

16
Pemungutan dan Penerimaan
Setoran PNBP Dari WB

17
Pengaturan Tarif PNBP
Dasar Pertimbangan

Dasar Hukum
Dasar Pertimbangan pengaturan tarif diatur
masing-masing sesuai klaster, antara lain Dasar hukum penetapan tarif dilekatkan
a. Nilai manfaat, kadar, atau kualitas sumber langsung pada 6 klaster objek PNBP:
daya alam 1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam 🡪 UU,
b. Dampak pengenaan tarif kontrak, dan/atau PP
c. Kebutuhan investasi, kondisi keuangan, & 2. Pelayanan 🡪 PP dan/atau Peraturan
operasional Badan Menteri
d. Nilai guna aset tertinggi dan terbaik 3. Pengelolaan Kekayaan Negara
e. Aspek keadilan Dipisahkan 🡪 UU dan/atau dalam rapat
f. Kebijakan pemerintah umum pemegang saham
4. Pengelolaan Barang Milik Negara 🡪 PP
dan/atau Peraturan Menteri Keuangan
5. Pengelolaan Dana 🡪 Peraturan Menteri
SPESIFIK Bentuk Tarif Keuangan
6. Hak Negara Lainnya 🡪 UU, PP dan/atau
AD VALOREM Peraturan Menteri Keuangan
Tarif PNBP yang
ditetapkan dengan
nominal uang Tarif PNBP yang
ditetapkan dengan
persentase dan
formula

18
Tarif Spesifik
Tarif spesifik adalah tarif yang
ditetapkan dengan nilai nominal uang.

Tarif a = Rp5.000.000,00/satuan

Contoh penghitungan (tarif spesifik):

• Tarif = Rp50,00/m3
• Volume = 1.000 m3
• Maka jumlah PNBP yang Terutang adalah:
Rp50,00/m3 x 1.000 m3 =Rp50.000,00.

19
Contoh

• Diketahui :
• Tarif penyimpanan hewan seperti tabel.
• Hewan yang disimpan di kelas III sebanyak 1.000 ekor
selama 5 hari.
• Berapakah PNBP Terutang?

20
Tarif Advalorem

Tarif advalorem adalah tarif yang


ditetapkan dengan persentase & formula.

Contoh:
• Tarif a = lO%o x dasar perhitungan tertentu
• Dasar pengenaan tertentu merupakan satuan nilai
yang digunakan sebagai dasar perhitungan, antara
lain:
• Harga Patokan (HP)
• harga jual
• indeks harga, atau
• keuntungan bersih.

21
Contoh

• RM Berkah di Bandara menggunakan air sebanyak


1.000m3 dan listrik 1.000kwh selama bulan XXX.
• Diketahui :
• Tarif PDAM : Rp.10.000,00/m3
• Tarif PLN : Rp.1500/kwh
• Berapakah PNBP Terutang?

22
Penetapan Tarif dengan Pertimbangan Tertentu

Tarif atas jenis PNBP dapat ditetapkan sampai


dengan Rp0,00 (nol rupiah) atau 0% (nol
persen).

Pertimbangan tertentu :

• penyelenggaraan kegiatan sosial


• kegiatan keagamaan
• kegiatan kenegaraan, dan
• pertimbangan karena keadaan di luar kemampuan wajib
Bayar atau kondisi kahar, serta bagi masyarakat tidak
mampu, mahasiswa berprestasi, dan UMKM

23
PNBP Terutang & Wajib Bayar

PNBP Terutang adalah kewajiban PNBP dari wajib Bayar


kepada Pemerintah yang wajib dibayar pada waktu
tertentu sesuai dengan ketentuan per-UU.

Pihak yang harus membayar PNBP kepada instansi


pemerintah disebut Wajib Bayar.

24
Penentuan PNBP Terutang

• PNBP Terutang dihitung oleh:


a. Pejabat Kuasa Pengelola PNBP;
b. Pimpinan Mitra Instansi Pengelola PNBP; atau
c. Wajib Bayar.

Verifikasi sesuai
jenis & tarif

Tidak sesuai
dikenakan sanksi

25
Dokumen Pemungutan PNBP
Surat Pemberitahuan

Invoice

Dokumen Elektronik, atau

Sarana Lain (Billing yang


dicetak)
26
Pembayaran PNBP Terutang (1)
• Wajib Bayar wajib membayar PNBP Terutang ke Kas Negara melalui tempat
pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
• Bank Persepsi
• Pos Persepsi
• Lembaga Lain yang berfungsi sbg Collecting Agent

27
Pembayaran PNBP Terutang (2)
• Dalam hal tertentu, wajib Bayar dapat melakukan pembayaran PNBP
Terutang melalui Instansi pengelola PNBP atau Mitra Instansi pengelola
PNBP.
Jumlah nominal Kurangnya Pertimbangan
Kondisi geografis
PNBP tidak sarana & efektivitas atas
tidak
signifikan (biaya prasarana, karakteristik jenis
memungkinkan
> PNBP) dan/atau PNBP

• Persetujuan Dirjen Perbendaharaan


• Pejabat Kuasa Pengelola PNBP dapat menunjuk Bendahara
Penerimaan

28
Pembayaran & Penyetoran PNBP Terutang (1)

Wajib Bayar, Instansi Pengelola PNBP, Mitra Instansi


Pengelola PNBP wajib membayar atau menyetor seluruh
PNBP Terutang ke Kas Negara paling lambat pada saat
jatuh tempo pembayaran.

Dalam hal terjadi gangguan pada system informasi


• Kemenkeu menerbitkan surat pernyataan
• Pembayaran/penyetoran PNBP Terutang pada hari kerja berikutnya
• Tidak dikenakan sanksi keterlambatan berupa denda

29
Pembayaran & Penyetoran PNBP Terutang (2)

Instansi Pengelola PNBP dan/atau Mitra Instansi


Pengelola PNBP yang menerima pembayaran
PNBP wajib menyetor seluruh PNBP ke Kas Negara
paling lambat :
• pada akhir hari kerja yang sama dalam hal
pembayaran PNBP dari WB diterima sd pukul 12.00.
• pada akhir hari kerja berikutnya dalam hal
pembayaran PNBP dari WB diterima setelah pukul
12.00 atau hari libur.

30
Penyetoran PNBP Di Luar Jadwal
Dalam kondisi Kondisi geografis tidak memungkinkan
penyetoran setiap hari
tertentu, Instansi
Pengelola PNBP atau
Biaya penyetoran > PNBP
Mitra Instansi
Pengelola PNBP
dapat melakukan Kurangnya sarana & prasarana, dan/atau
penyetoran ke Kas
Negara diluar jadwal. Komplikasi perhitungan berkaitan hak &
kewajiban pihak lain

Rekomendasi hasil pengawasan PNBP,


pemeriksaan PNBP, dan/atau hasil pemeriksaan
BPK

• Harus Persetujuan Dirjen Perbendaharaan


31
Verifikasi Pembayaran PNBP
• Kesesuaian variabel pembentuk kewajiban PNBP
• Ketepatan waktu pembayaran
• Ketepatan nominal PNBP yang dibayarkan
• Kebenaran data dukung

Berwenang meminta laporan Pengujian :


dan/atau dokumen pendukung - Kebenaran data
dalam hal : kualitas
- WB tidak menyampaikan laporan - Kebenaran data
dan/atau dokumen pendukung kuantitas
- laporan dan/atau dokumen - Data pembayaran
pendukung tidak lengkap PNBP
dan/atau tidak benar - Data harga

32
Konsekuensi Laporan PNBP tidak
lengkap/tidak benar

Penundaan layanan

Penghentian layanan

Permintaan penghentian layanan negara


lainnya kepada instansi lainnya

33
Sanksi Pembayaran/Penyetoran PNBP
Terutang

Wajib Bayar tidak Sanksi administratif


membayar PNBP berupa denda Sanksi administrasi
Terutang sampai sebesar 2% per bulan berupa denda
dengan jatuh tempo dari bagian PNBP dikenakan untuk
pembayaran Terutang dan bagian paling lama 24 (dua
dikenakan sanksi dari bulan dihitung 1 puluh empat) bulan.
administrasi bulan penuh.

34
Contoh Perhitungan Sanksi Administrasi Berupa
Denda PNBP
• Pokok PNBP Terutang = Rp100.000.000,00
• Jatuh tempo tanggal = 2 Januari 2020
• Pembayaran tanggal = 3 Januari 2020
• Keterlambatan = 1 hari, dihitung 1 bulan
• Maka, jumlah PNBP yang Terutang =
(2% x Rp100.000.000,00) + Rp100.000.000,00 = Rp102.000.000,00.
• Apabila pembayaran dilakukan pada tanggal 3 Februari
2020, maka jumlah PNBP yang Terutang =
(2% x Rp102.000.000,00) + Rp102.000.000,00 = Rp104.040.000,00.

35
36
Penagihan Piutang PNBP
Surat Tagihan Penerbitan Informasi
Surat Tagihan 10 hari kerja sejak hasil - Identitas WB
PNBP Pertama monitoring, hasil - Nilai PNBP kurang
verifikasi, atau sumber bayar
lain - Batas waktu
Surat Tagihan pembayaran
PNBP Kedua - Besaran denda
- Besaran denda
Surat Tagihan tambahan
PNBP Ketiga - Kode tagihan

37
Dalam hal terjadi kurang bayar terhadap PNBP Terutang, Instansi
pengelola PNBP atau Mitra Instansi Pengelola PNBP menetapkan
PNBP Terutang.

Penetapan PNBP Terutang didasarkan pada:

• hasil verifikasi dan/atau monitoring oleh Instansi Pengelola PNBP atau Mitra Instansi
pengelora PNBP;
• laporan hasil pemeriksaan terhadap Wajib Bayar;
• putusan pengadilan; dan/atau
• sumber lainnya.

38
Dalam hal Wajib Bayar
tidak setuju atas Surat
Instansi Pengelola PNBP Penetapan PNBP
Tagihan PNBP, Wajib
dan/atau Mitra Instansi Penetapan PNBP Terutang tetap dapat
Bayar dapat mengajukan
Pengelola PNBP Terutang diterbitkan diterbitkan setelah jangka
permohonan koreksi
memberikan jawaban dalam jangka waktu waktu paling lama l0
terhadap surat Tagihan
kepada Wajib Bayar atas paling lama 10 (sepuluh) (sepuluh) tahun, dalam
PNBP secara tertulis
permohonan koreksi tahun sejak saat hal Waiib Bayar
kepada Instansi
terhadap Surat Tagihan terutangnya PNBP. melakukan tindak pidana
Pengelola PNBP
PNBP. di bidang PNBP.
dan/atau Mitra Instansi
Pengelola PNBP.

39
Penyimpanan PNBP

Apabila PNBP diterima PNBP disimpan di:


secara tunai oleh • Brankas
BPen/Petugas Pungut • Rekening bendahara
penerimaan

40
Ketentuan Penyimpanan PNBP

Lamanya penyimpanan tidak melampaui batas


waktu yang ditentukan
• Seandainya uang PNBP tersebut disetorkan pada hari kerja
berikutnya, maka penyimpanan uang PNBP cukup dilakukan dalam
brankas
Uang PNBP tidak disimpan atas nama pribadi pada
bank/kantor pos; namun harus disimpan atas nama
jabatan
• Seandainya uang PNBP dapat disetorkan secara berkala, maka
sebelum disetorkan, uang PNBP harus disimpan pada rekening
bendahara penerimaan pada bank atau kantor pos

41
Keberatan, Keringanan dan Pengembalian PNBP

KEBERATAN KERINGANAN PENGEMBALIAN

• Dasar Pengajuan:
• Diajukan oleh Wajib bayar • Dasar Pengajuan:
1. Kondisi kahar,
atas: 1. Salah bayar/setor, S
2. Kesulitan likuiditas, atau
1. Surat Ketetapan Lebih 2. Salah pungut,
3. Kebijakan Pemerintah
Bayar, 3. Penetapan atas pengajuan
• Bentuk Keringanan:
2. Surat Ketetapan Nihil, Keberatan,
1. Pengangsuran
Atau 4. Putusan Pengadilan,
2. Penundaan
3. Surat Ketetapan Kurang 5. Hasil Pemeriksaan,
3. Pembebasan
Bayar 6. Pelayanan tidak Terpenuhi,
4. Pengurangan
• Diajukan ke Instansi atau
• Keringanan Pengurangan dan
Pengelola dan diterbitkan 7. Ketentuan Perundang-
Pembebasan membutuhkan:
persetujuan atau penolakan undangan
1. Persetujuan Menteri
• Keputusan bersifat FINAL • Bentuk pengembalian:
dan/atau
• Wajib bayar dapat 1. Pembayaran Dimuka
2. Pertimbangan APIP atau
mengajukan gugatan atas Kewajiban PNBP Terutang
rekomendasi instansi
putusan keberatan ke Selanjutnya
pemeriksa 🡪 kesulitan
PTTUN 2. Pemindahbukuan
likuiditas

42
Sanksi Pidana
Setiap orang yang dengan sengaja tidak
Wajib Bayar yang menghitung sendiri memberikan dokumen, keterangan, dan/atau
kewajiban PNBP yang dengan sengaja tidak bukti lain yang dimiliki, atau memberikan
membayar atau menyampaikan laporan PNBP dokumen, keterangan, dan/atau bukti lain
Terutang yang tidak benar, dipidana dengan yang dimiliki namun isinya tidak benar,
pidana denda sebanyak 4 (empat) kali jumlah dipidana dengan pidana denda paling banyak
PNBP Terutang dan pidana penjara paling
singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
(enam) tahun. rupiah) atau pidana kurungan paling lama 1
(satu) tahun.

Pengenaan sanksi yang lebih tinggi dan bersifat akumulatif untuk


memberikan efek jera yang tinggi sehingga mampu mencegah
(tindakan preventif) bentuk ketidakpatuhan atau pelanggaran.

43
Kode Billing

Kode billing adalah kode


Wajib Bayar/Wajib Setor
identifikasi yang diterbitkan oleh
melakukan
Sistem Billing atas suatu jenis
pembayaran/penyetoran PNBP
bayaran/setoran yang akan
ke Bank/Pos Persepsi
dilakukan Wajib Bayar/Wajib
menggunakan kode billing
Setor
• WB/WS melakukan
perekaman data, atau
• Diterbitkan biller (DJA)

44
SIMPONI
SIMPONI = Sistem Informasi Penerimaan Negara Bukan
Pajak Online
Diakses melalui portal :

www.simponi.kemenkeu.go.id

Langkah :
• Pendaftaran/Registrasi
• Create Billing
• Pembayaran

45
Penyetoran

WB/WS Kode billing


Kode billing
melakukan Kode billing diperoleh dg
memiliki
penyetoran/p diterbitkan melakukan
masa aktif
embayaran oleh Sistem perekaman
selama 7 hari
PNBP billing data ke
sejak
menggunaka SIMPONI. Sistem billing
diterbitkan.
n kode billing. SIMPONI.

46
Pembuatan Kode Billing K/L

Billing K/L digunakan untuk memfasilitasi


pembayaran/penyetoran kelompok PNBP
fungsional dan umum.

Billing K/L dapat diakses oleh WB/WS setelah


terdaftar sebagai Pengguna Sistem Billing 🡪
harus mendaftar melalui portal SIMPONI

47
Data Pendaftaran Billing
Nama WB

Alamat WB

Wajib Bayar Nomor telepon

Alamat email
Data K/L, unit
Data eselon I, & satker
minimal Nama satker

Alamat satker

Wajib Setor Nomor telepon

Alamat email
Data K/L, unit
eselon I, & satker
48
Perekaman Data Dalam Rangka Penerbitan Kode
Billing

• Pengguna Sistem Billing dapat mengakses Billing K/L dalam rangka penerbitan
kode billing.
• Dalam perekaman data, pengguna :
a. Memilih kelompok PNBP (fungsional / umum)
b. Memilih jenis mata uang (Rp / mata uang asing)
c. Memilih jenis & tarif atas jenis PNBP
d. Merekam volume layanan atau dasar perhitungan tertentu
• Sistem Billing SIMPONI menerbitkan kode billing dan menyampaikan notifikasi
atas kode billing ke alamat email pengguna sistem billing.

49
Pembayaran/Penyetoran PNBP

Loket/teller Automatic
(over the teller machine
counter) (ATM)
Bank/Pos
Persepsi
Sistem
Internet
elektronik
banking
lainnya

Electronic
data capture
(EDC)

50
Pembayaran/Penyetoran Melalui Loket/Teller

Bank/Po Menginput kode billing yg diberikan WB/WS ke


dalam sistem aplikasi pembayaran/ penyetoran
s untuk memperoleh informasi detail
Perseps pembayaran/penyetoran.
i wajib : Melakukan konfirmasi kebenaran data
pembayaran/penyetoran kepada WB/WS.

Mencetak dan memberikan BPN yang ditera


NTB/NTP dan NTPN kepada WB/WS

51
Pembayaran/Penyetoran Melalui Sistem Elektronik
Lainnya

Bank/Po Menampilkan detail transaksi pembayaran/penyetoran


berdasarkan kode billing pada sistem elektronik.
s
Perseps Meminta konfirmasi kebenaran data
i wajib : pembayaran/penyetoran kepada WB/WS.

Mencetak dan memberikan BPN yang ditera NTB/NTP


dan NTPN dalam bentuk struk dan/atau dokumen
elektronik.
Menyediakan layanan pencetakan ulang BPN kepada
WB/WS.

52
53
54
55
Pengesahan Penerimaan Negara

• NTPN
Melalui Bank
• NTB
• NTPN
Melalui Pos
• NTP
Melalui Lembaga • NTPN
Lain • NPL

56
Rekening Bendahara Penerimaan

57
Pengelolaan Rekening Penerimaan

PA/Kuasa PA
Rekening
dapat Persetujuan
penerimaan –
membuka dikuasakan
bentuk rekening
rekening kepada Kuasa
giro atas nama
penerimaan BUN Pusat dan
jabatan
dengan Kuasa BUN di
Bendahara
persetujuan Daerah.
Penerimaan.
BUN.

58
Pengelolaan Rekening Penerimaan
Sehubungan dengan Treasury Notional Pooling (TNP) maka
pembukaan rekening bendahara penerimaan dilakukan pada bank
umum yang terhubung dengan sistem TNP.

Bendahara penerimaan melakukan penarikan uang dari Rekening


Bendahara penerimaan sesuai dengan kebutuhan pada jam
operasional Bank Umum.

• (08.00 – 15.00).

Bendahara penerimaan tidak diperkenankan melakukan penarikan


uang di luar jam operasional Bank Umum.

59
Pengelolaan Rekening
Lainnya BLU

60
BLU diperbolehkan :
Mengelola dana operasional BLU

Mengelola dana pengelolaan kas BLU

Mengelola dana kelolaan BLU

61
Rekening BLU

Rekening
Rekening Rekening Dana
Pengelolaan Kas
Operasional BLU Kelolaan
BLU
merupakan rekening lainnya
pada BLU yang
merupakan rekening lainnya dipergunakan untuk
pada BLU yang menampung dana yang
dipergunakan untuk merupakan rekening lainnya tidak dapat dimasukkan ke
menampung seluruh pada BLU untuk dalam Rekening
penerimaan dan membayar penempatan idle cash pada Operasional BLU dan
seluruh pengeluaran BLU Bank Umum dalam rangka Rekening Pengelolaan Kas
yang dananya bersumber pengelolaan kas BLU. BLU pada Bank Umum,
dari PNBP BLU pada Bank yaitu untuk menampung
Umum. dana antara lain dana
bergulir dan/atau dana yang
belum menjadi hak BLU.

62
Pembukaan Rekening BLU

Pembukaan rekening Operasional BLU dan rekening Dana Kelolaan


dilakukan setelah mendapatkan ijin dari Kuasa BUN Pusat.
• Satker BLU mengajukan ijin pembukaan rekening Operasional BLU dan rekening
Dana Kelolaan kepada Kuasa BUN Pusat melalui Menteri/Pimpinan Lembaga/Ketua
Dewan Kawasan yang bersangkutan.

Satker BLU dapat membuka Rekening Pengelolaan Kas BLU


mendahului persetujuan dari Kuasa BUN Pusat.
• Paling lambat 3 hari kerja sejak tanggal pembukaan rekening tersebut, satker BLU
wajib melaporkan kepada Kuasa BUN Pusat untuk mendapatkan persetujuan.
• Laporan tersebut ditembuskan pula kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Ketua Dewan
Kawasan yang bersangkutan dan Kepala KPPN setempat selaku Kuasa BUN di
Daerah
63
Contoh Kasus 1

Droping dana Jamkesmas/Jamkesda belum merupakan


pendapatan satker BLU sebelum diverifikasi pihak
Menkes/Pemda.

Analisis :

• Droping dana ditempatkan pada rekening Dana Kelolaan.


• Setelah melalui proses verifikasi atas bukti - bukti kegiatan pelayanan, dana yang
telah menjadi hak satker BLU ditransfer ke rekening Operasional.

64
Contoh Kasus 2

Analisis :
Suatu satker BLU mendapat hibah • Dana hibah ditempatkan pada rekening Dana
tunai. Jika sampai dengan akhir tahun Kelolaan.
anggaran belum terserap, sisa dana • Belanja dana hibah dilakukan melalui rekening
operasional.
harus dikembalikan ke pemberi hibah. • Sisa dana hibah di rekening Dana Kelolaan
dikembalikan ke pemberi hibah.

65
Contoh Kasus 3

Idem kasus 2, namun


tidak ada kewajiban
Analisis :
mengembalikan sisa dana
hibah.
• Dana hibah ditempatkan
pada rekening
Operasional

66
Sistem Pengarsipan
Dokumen Keuangan Negara

67
Tanggungjawab Atas Dokumen Keuangan
Negara
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA dan Menteri Keuangan
selaku BUN menyelenggarakan sistem penatausahaan APBN yang
terintegrasi untuk mewujudkan pelaksanaan APBN secara
transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. (PP No. 45 tahun
2013 Pasal 176)

Pejabat perbendaharaan bertanggung jawab atas


penyelenggaraan penatausahaan dokumen transaksi keuangan
Pemerintah yang dilakukannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

68
Konsep Dasar Pengarsipan
Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk
dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara,
pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi
politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Arsip
Vital
Arsip Arsip
Dinamis Aktif
Arsip
Arsip Arsip
Statis Inaktif
69
Tujuan Penyelenggaraan Kearsipan
menjamin terciptanya arsip dari kegiatan oleh lembaga negara, Pemda, lembaga
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, Ormas, dan perseorangan, serta ANRI sbg
penyelenggara kearsipan nasional;

menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai alat bukti yang sah;

menjamin terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan pemanfaatan arsip sesuai
dengan ketentuan;
menjamin pelindungan kepentingan negara dan hak-hak keperdataan rakyat melalui
pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya;
mendinamiskan penyelenggaraan kearsipan nasional sebagai suatu sistem yang
komprehensif dan terpadu;
menjamin keselamatan dan keamanan arsip sebagai bukti pertanggungjawaban dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
menjamin keselamatan aset nasional bid. ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan,
serta keamanan sbg identitas dan jati diri bangsa;
meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan dan pemanfaatan arsip
yang autentik dan terpercaya.
70
Asas Penyelenggaraan Kearsipan

Keautentikan
Asal usul Aturan asli
Kepastian dan
Keutuhan (principle of (principle of
hukum keterpercayaa
provenance), original order)
n

Keamanan
Keprofesional Keantisipatifa Kepartisipatifa
dan Keresponsifan
an n n
keselamatan

Kepentingan
Akuntabilitas Kemanfaatan Aksesibilitas
umum

71
Kegiatan Pengelolaan Arsip

Penciptaan Penggunaan Pemeliharaan Penyusutan


Arsip Arsip Arsip Arsip

72
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Kearsipan
Arsip yg tercipta dari kegiatan lembaga negara & kegiatan yg menggunakan sumber dana negara dinyatakan
sebagai arsip milik negara.

Negara menyelenggarakan pelindungan dan penyelamatan arsip sebagai bahan pertanggungjawaban setiap
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara untuk kepentingan negara, pemerintahan, pelayanan publik, dan
kesejahteraan rakyat.

Negara secara khusus memberikan pelindungan dan penyelamatan arsip yang berkaitan dengan kependudukan,
kewilayahan, kepulauan, perbatasan, perjanjian internasional, kontrak karya, dan masalahmasalah pemerintahan
yang strategis.
•🡪 dari bencana alam, bencana sosial, perang, tindakan kriminal serta tindakan kejahatan yang mengandung
unsur sabotase, spionase, dan terorisme.
Pengelolaan arsip dinamis dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan arsip dalam penyelenggaraan kegiatan
sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang sah berdasarkan suatu sistem yang memenuhi persyaratan
andal, sistematis, utuh, menyeluruh, dan sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria.

Untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis yang efektif dan efisien pencipta arsip membuat tata naskah dinas,
klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip, serta sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip.

Pejabat atau orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan arsip dinamis wajib menjaga keautentikan,
keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip yang dikelolanya.

73
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Kearsipan (2)

Pencipta arsip wajib menyediakan arsip dinamis bagi kepentingan pengguna arsip yang berhak.

Pencipta arsip pada lembaga negara, Pemda, perguruan tinggi negeri, dan BUMN dan/atau BUMD
membuat daftar arsip dinamis berdasarkan 2 kategori, yaitu arsip terjaga dan arsip umum.

Pencipta arsip dapat menutup akses atas arsip dengan alasan apabila arsip dibuka untuk umum
dapat:
•menghambat proses penegakan hukum;
•mengganggu kepentingan pelindungan hak atas kekayaan intelektual dan pelindungan dari persaingan usaha tidak sehat;
•membahayakan pertahanan dan keamanan negara;
•mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang masuk dalam kategori dilindungi kerahasiaannya;
•merugikan ketahanan ekonomi nasional;
•merugikan kepentingan politik luar negeri dan hubungan luar negeri;
•mengungkapkan isi akta autentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang kecuali kepada yang
berhak secara hukum;
•mengungkapkan rahasia atau data pribadi; dan
•mengungkap memorandum atau suratsurat yang menurut sifatnya perlu dirahasiakan.

74
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Kearsipan (3)
Pencipta arsip wajib menjaga kerahasiaan arsip tertutup

Penyusutan arsip dilaksanakan oleh pencipta arsip. Penyusutan arsip meliputi:

• pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan;


• pemusnahan arsip yang telah habis retensi dan yang tidak memiliki nilai guna dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan; dan
• penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip kepada lembaga kearsipan.

Pemusnahan arsip dilakukan terhadap arsip yang:

• tidak memiliki nilai guna;


• telah habis retensinya dan berketerangan dimusnahkan berdasarkan JRA;
• tidak ada peraturan perundang-undangan yang melarang; dan
• tidak berkaitan dengan penyelesaian proses suatu perkara.

Pencipta arsip dan/atau lembaga kearsipan dapat membuat arsip dalam berbagai bentuk dan/atau melakukan
alih media meliputi media elektronik dan/atau media lain. Autentikasi arsip statis terhadap arsip tersebut dapat
dilakukan oleh lembaga kearsipan.

75

Anda mungkin juga menyukai