dan Penyetoran
PNBP
E-Learning
Bendahara Penerimaan
1
Pokok Bahasan
1 2 3 4 5 6
Konsepsi Pemungutan Penyetoran Pengelolaan Sistem Simulasi
Pengelolaan dan PNBP Ke Kas rekening Pengarsipan Penyetoran
Keuangan Penerimaan Negara Bendahara Dokumen PNBP melalui
Negara Setoran Penerimaan Keuangan Aplikasi
PNBP dari Negara SIMPONI
Wajib bayar
2
Konsepsi Pengelolaan Keuangan
Negara
3
Peraturan Terkait PNBP
UU No. 1 Tahun 2004
UU No. 17 Tahun 2003 UU No. 9 Tahun 2018
UUD Negara Republik tentang
tentang Keuangan tentang Penerimaan
Indonesia Tahun 1945. Perbendaharaan
Negara. Negara Bukan Pajak.
Negara.
PP Nomor 45 Tahun
2013 tentang Tata Cara Permenkeu No. PMK Nomor 62 Tahun
PMK Nomor 58 Tahun 2023 tentang
Pelaksanaan APBN 155/PMK.02/2021 2023 tentang Perubahan Perencanaan Anggaran,
terakhir diubah dengan tentang Tata Cara atas PMK Pelaksanaan Anggaran,
PP Nomor 50 Tahun Pengelolaan PNBP. 155/PMK.02/2021 serta Akuntansi dan
2018.
Pelaporan Keuangan
4
Pengertian Keuangan Negara
• Pendekatan Sisi OBYEK
• semua hak & kewajiban negara yg dapat dinilai dg uang, termasuk kebijakan & kegiatan
dalam bid. fiskal, moneter & pengel. kekayaan negara yg dipisahkan, serta segala sesuatu
1 baik berupa uang, maupun berupa barang berhub. dg pelaks. hak & kewajiban tersebut. Keuangan Negara
adalah semua hak
dan kewajiban
• Pendekatan Sisi SUBYEK negara yang dapat
• seluruh obyek sebagaimana tersebut di atas yang dimiliki negara, dan/atau dinilai dengan uang,
dikuasai oleh Pemerintah Pusat, PEMDA, Perusahaan Negara/Daerah, dan serta segala sesuatu
2 badan lain yang ada kaitannya dgn keuangan negara. baik berupa uang
maupun berupa
barang yang dapat
• Pendekatan Sisi PROSES
dijadikan milik
• seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek
negara berhubung
sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan dan
3 pengambilan keputusan sampai dengan pertanggunggjawaban. dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban
tersebut.
• Pendekatan Sisi TUJUAN
• seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan
pemilikan dan/atau penguasaan obyek sebagaimana tersebut di atas dalam
4 rangka penyelenggaraan pemerintahan negara
5
Pengertian & Jenis PNBP
PNBP adalah pungutan yg dibayar oleh orang pribadi atau
badan dgn memperoleh manfaat langsung maupun tidak
langsung atas layanan atau pemanfaatan sumber daya & hak
yang diperoleh negara, berdasarkan per-UU-an, yg menjadi
penerimaan Pemerintah Pusat di luar penerimaan perpajakan
dan hibah dan dikelola dalam mekanisme APBN. (UU
9/2018)
• Seluruh aktivitas, hal, dan/atau benda, yang menjadi sumber
penerimaan negara di luar perpajakan dan hibah dinyatakan
sebagai objek PNBP.
6
Objek PNBP
Kriteria:
a. pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah;
b. penggunaan dana yang bersumber dari APBN;
c. pengelolaan kekayaan negara; dan/atau
d. penetapan peraturan perundang-undangan.
Pengklasteran digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan jenis dan tarif PNBP dengan tetap memperhatikan karakteristik
masing-masing objek PNBP, prinsip keadilan, dan menjaga kualitas layanan pada masyarakat.
8
Subyek PNBP
9
Fungsi PNBP
• Fungsi PNBP :
1. Fungsi penganggaran (budgetary) dan
2. Fungsi pengaturan (regulatory).
10
Pejabat Perbendaharaan
Presiden
(CEO)
Menteri/Pim Menteri
Pimpinan Instansi Lembaga Keuangan
Pengelola PNBP (PA – COO) (BUN – CFO)
Kuasa Pengelola
PNBP Kuasa PA
Bendahara
Penerimaan
11
Tugas dan Kewenangan Pengelolaan PNBP
Antara lain:
Kewenangan a.menyusun kebijakan umum pengelolaan PNBP;
Menteri Keuangan b.mengevaluasi, menyusun dan/atau menetapkan jenis dan tarif PNBP pada Instansi
selaku Pengelola Pengelola PNBP;
Fiskal c.menetapkan target dan pagu penggunaan PNBP dalam rangka RAPBN/RAPBNP;
d.melakukan pengawasan terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggung jawaban
PNBP.
Antara lain:
Tugas Pimpinan a. menyusun dan menyampaikan usulan jenis dan tarif PNBP;
b. mengusulkan penggunaan dana PNBP;
Kementerian c. menyusun dan menyampaikan rencana PNBP dalam rangka penyusunan
Negara/Lembaga RAPBN/RAPBNP;
d. memungut dan menyetorkan PNBP;
e. mengelola Piutang PNBP.
Kewenangan Menetapkan PNBP tertentu sebagai PNBP yang dikelola oleh Bendahara
Menteri Keuangan Umum Negara, antara lain:
selaku Bendahara a.PNBP dari pengelolaan Kekayaan Negara Dipisahkan;
Umum Negara b.PNBP yang penghitungan dan penetapannya membutuhkan earning
process (PNBP sektor migas dan panas bumi).
12
Kewenangan Menteri Keuangan selaku
Pengelola Fiskal
Menyusun kebijakan umum pengelolaan PNBP
Mengevaluasi, menyusun, dan/atau menetapkan jenis dan tarif PNBP pada Instansi Pengelola
PNBP
Menetapkan target PNBP dan/atau pagu penggunaan dana PNBP dalam rangka penyusunan
RAPBN dan/atau RAPBN perubahan
Meminta instansi pemeriksa untuk melakukan Pemeriksaan PNBP terhadap Instansi pengelola
PNBP, Wajib Bayar, dan/atau Mitra Instansi pengelola PNBP
13
Tugas dan Kewenangan Instansi Pengelolaan
PNBP (1)
Pimpinan Instansi Dalam mengelola PNBP Pimpinan Instansi
Pengelola PNBP Pengelola PNBP bertugas:
mempunyai kewenangan
untuk mengelola PNBP
pada Instansi Pengelola menyusun dan menyampaikan usulan jenis dan
PNBP yang dipimpinnya tarif PNBP;
14
Tugas dan Kewenangan Instansi Pengelolaan
PNBP (1)
15
Sanksi bagi Instansi Pengelola PNBP
Tidak memenuhi kewajiban melakukan
Tidak melakukan verifikasi atas PNBP Terutang Penetapan PNBP Terutang dengan
yang dihitung oleh Wajib Bayar. (Pasal 27) menerbitkan dan menyampaikan Surat
Ketetapan PNBP kurang bayar dan Surat
Tagihan PNBP kepada Wajib Bayar. (Pasal 37)
16
Pemungutan dan Penerimaan
Setoran PNBP Dari WB
17
Pengaturan Tarif PNBP
Dasar Pertimbangan
Dasar Hukum
Dasar Pertimbangan pengaturan tarif diatur
masing-masing sesuai klaster, antara lain Dasar hukum penetapan tarif dilekatkan
a. Nilai manfaat, kadar, atau kualitas sumber langsung pada 6 klaster objek PNBP:
daya alam 1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam 🡪 UU,
b. Dampak pengenaan tarif kontrak, dan/atau PP
c. Kebutuhan investasi, kondisi keuangan, & 2. Pelayanan 🡪 PP dan/atau Peraturan
operasional Badan Menteri
d. Nilai guna aset tertinggi dan terbaik 3. Pengelolaan Kekayaan Negara
e. Aspek keadilan Dipisahkan 🡪 UU dan/atau dalam rapat
f. Kebijakan pemerintah umum pemegang saham
4. Pengelolaan Barang Milik Negara 🡪 PP
dan/atau Peraturan Menteri Keuangan
5. Pengelolaan Dana 🡪 Peraturan Menteri
SPESIFIK Bentuk Tarif Keuangan
6. Hak Negara Lainnya 🡪 UU, PP dan/atau
AD VALOREM Peraturan Menteri Keuangan
Tarif PNBP yang
ditetapkan dengan
nominal uang Tarif PNBP yang
ditetapkan dengan
persentase dan
formula
18
Tarif Spesifik
Tarif spesifik adalah tarif yang
ditetapkan dengan nilai nominal uang.
Tarif a = Rp5.000.000,00/satuan
• Tarif = Rp50,00/m3
• Volume = 1.000 m3
• Maka jumlah PNBP yang Terutang adalah:
Rp50,00/m3 x 1.000 m3 =Rp50.000,00.
19
Contoh
• Diketahui :
• Tarif penyimpanan hewan seperti tabel.
• Hewan yang disimpan di kelas III sebanyak 1.000 ekor
selama 5 hari.
• Berapakah PNBP Terutang?
20
Tarif Advalorem
Contoh:
• Tarif a = lO%o x dasar perhitungan tertentu
• Dasar pengenaan tertentu merupakan satuan nilai
yang digunakan sebagai dasar perhitungan, antara
lain:
• Harga Patokan (HP)
• harga jual
• indeks harga, atau
• keuntungan bersih.
21
Contoh
22
Penetapan Tarif dengan Pertimbangan Tertentu
Pertimbangan tertentu :
23
PNBP Terutang & Wajib Bayar
24
Penentuan PNBP Terutang
Verifikasi sesuai
jenis & tarif
Tidak sesuai
dikenakan sanksi
25
Dokumen Pemungutan PNBP
Surat Pemberitahuan
Invoice
27
Pembayaran PNBP Terutang (2)
• Dalam hal tertentu, wajib Bayar dapat melakukan pembayaran PNBP
Terutang melalui Instansi pengelola PNBP atau Mitra Instansi pengelola
PNBP.
Jumlah nominal Kurangnya Pertimbangan
Kondisi geografis
PNBP tidak sarana & efektivitas atas
tidak
signifikan (biaya prasarana, karakteristik jenis
memungkinkan
> PNBP) dan/atau PNBP
28
Pembayaran & Penyetoran PNBP Terutang (1)
29
Pembayaran & Penyetoran PNBP Terutang (2)
30
Penyetoran PNBP Di Luar Jadwal
Dalam kondisi Kondisi geografis tidak memungkinkan
penyetoran setiap hari
tertentu, Instansi
Pengelola PNBP atau
Biaya penyetoran > PNBP
Mitra Instansi
Pengelola PNBP
dapat melakukan Kurangnya sarana & prasarana, dan/atau
penyetoran ke Kas
Negara diluar jadwal. Komplikasi perhitungan berkaitan hak &
kewajiban pihak lain
32
Konsekuensi Laporan PNBP tidak
lengkap/tidak benar
Penundaan layanan
Penghentian layanan
33
Sanksi Pembayaran/Penyetoran PNBP
Terutang
34
Contoh Perhitungan Sanksi Administrasi Berupa
Denda PNBP
• Pokok PNBP Terutang = Rp100.000.000,00
• Jatuh tempo tanggal = 2 Januari 2020
• Pembayaran tanggal = 3 Januari 2020
• Keterlambatan = 1 hari, dihitung 1 bulan
• Maka, jumlah PNBP yang Terutang =
(2% x Rp100.000.000,00) + Rp100.000.000,00 = Rp102.000.000,00.
• Apabila pembayaran dilakukan pada tanggal 3 Februari
2020, maka jumlah PNBP yang Terutang =
(2% x Rp102.000.000,00) + Rp102.000.000,00 = Rp104.040.000,00.
35
36
Penagihan Piutang PNBP
Surat Tagihan Penerbitan Informasi
Surat Tagihan 10 hari kerja sejak hasil - Identitas WB
PNBP Pertama monitoring, hasil - Nilai PNBP kurang
verifikasi, atau sumber bayar
lain - Batas waktu
Surat Tagihan pembayaran
PNBP Kedua - Besaran denda
- Besaran denda
Surat Tagihan tambahan
PNBP Ketiga - Kode tagihan
37
Dalam hal terjadi kurang bayar terhadap PNBP Terutang, Instansi
pengelola PNBP atau Mitra Instansi Pengelola PNBP menetapkan
PNBP Terutang.
• hasil verifikasi dan/atau monitoring oleh Instansi Pengelola PNBP atau Mitra Instansi
pengelora PNBP;
• laporan hasil pemeriksaan terhadap Wajib Bayar;
• putusan pengadilan; dan/atau
• sumber lainnya.
38
Dalam hal Wajib Bayar
tidak setuju atas Surat
Instansi Pengelola PNBP Penetapan PNBP
Tagihan PNBP, Wajib
dan/atau Mitra Instansi Penetapan PNBP Terutang tetap dapat
Bayar dapat mengajukan
Pengelola PNBP Terutang diterbitkan diterbitkan setelah jangka
permohonan koreksi
memberikan jawaban dalam jangka waktu waktu paling lama l0
terhadap surat Tagihan
kepada Wajib Bayar atas paling lama 10 (sepuluh) (sepuluh) tahun, dalam
PNBP secara tertulis
permohonan koreksi tahun sejak saat hal Waiib Bayar
kepada Instansi
terhadap Surat Tagihan terutangnya PNBP. melakukan tindak pidana
Pengelola PNBP
PNBP. di bidang PNBP.
dan/atau Mitra Instansi
Pengelola PNBP.
39
Penyimpanan PNBP
40
Ketentuan Penyimpanan PNBP
41
Keberatan, Keringanan dan Pengembalian PNBP
• Dasar Pengajuan:
• Diajukan oleh Wajib bayar • Dasar Pengajuan:
1. Kondisi kahar,
atas: 1. Salah bayar/setor, S
2. Kesulitan likuiditas, atau
1. Surat Ketetapan Lebih 2. Salah pungut,
3. Kebijakan Pemerintah
Bayar, 3. Penetapan atas pengajuan
• Bentuk Keringanan:
2. Surat Ketetapan Nihil, Keberatan,
1. Pengangsuran
Atau 4. Putusan Pengadilan,
2. Penundaan
3. Surat Ketetapan Kurang 5. Hasil Pemeriksaan,
3. Pembebasan
Bayar 6. Pelayanan tidak Terpenuhi,
4. Pengurangan
• Diajukan ke Instansi atau
• Keringanan Pengurangan dan
Pengelola dan diterbitkan 7. Ketentuan Perundang-
Pembebasan membutuhkan:
persetujuan atau penolakan undangan
1. Persetujuan Menteri
• Keputusan bersifat FINAL • Bentuk pengembalian:
dan/atau
• Wajib bayar dapat 1. Pembayaran Dimuka
2. Pertimbangan APIP atau
mengajukan gugatan atas Kewajiban PNBP Terutang
rekomendasi instansi
putusan keberatan ke Selanjutnya
pemeriksa 🡪 kesulitan
PTTUN 2. Pemindahbukuan
likuiditas
42
Sanksi Pidana
Setiap orang yang dengan sengaja tidak
Wajib Bayar yang menghitung sendiri memberikan dokumen, keterangan, dan/atau
kewajiban PNBP yang dengan sengaja tidak bukti lain yang dimiliki, atau memberikan
membayar atau menyampaikan laporan PNBP dokumen, keterangan, dan/atau bukti lain
Terutang yang tidak benar, dipidana dengan yang dimiliki namun isinya tidak benar,
pidana denda sebanyak 4 (empat) kali jumlah dipidana dengan pidana denda paling banyak
PNBP Terutang dan pidana penjara paling
singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
(enam) tahun. rupiah) atau pidana kurungan paling lama 1
(satu) tahun.
43
Kode Billing
44
SIMPONI
SIMPONI = Sistem Informasi Penerimaan Negara Bukan
Pajak Online
Diakses melalui portal :
www.simponi.kemenkeu.go.id
Langkah :
• Pendaftaran/Registrasi
• Create Billing
• Pembayaran
45
Penyetoran
46
Pembuatan Kode Billing K/L
47
Data Pendaftaran Billing
Nama WB
Alamat WB
Alamat email
Data K/L, unit
Data eselon I, & satker
minimal Nama satker
Alamat satker
Alamat email
Data K/L, unit
eselon I, & satker
48
Perekaman Data Dalam Rangka Penerbitan Kode
Billing
• Pengguna Sistem Billing dapat mengakses Billing K/L dalam rangka penerbitan
kode billing.
• Dalam perekaman data, pengguna :
a. Memilih kelompok PNBP (fungsional / umum)
b. Memilih jenis mata uang (Rp / mata uang asing)
c. Memilih jenis & tarif atas jenis PNBP
d. Merekam volume layanan atau dasar perhitungan tertentu
• Sistem Billing SIMPONI menerbitkan kode billing dan menyampaikan notifikasi
atas kode billing ke alamat email pengguna sistem billing.
49
Pembayaran/Penyetoran PNBP
Loket/teller Automatic
(over the teller machine
counter) (ATM)
Bank/Pos
Persepsi
Sistem
Internet
elektronik
banking
lainnya
Electronic
data capture
(EDC)
50
Pembayaran/Penyetoran Melalui Loket/Teller
51
Pembayaran/Penyetoran Melalui Sistem Elektronik
Lainnya
52
53
54
55
Pengesahan Penerimaan Negara
• NTPN
Melalui Bank
• NTB
• NTPN
Melalui Pos
• NTP
Melalui Lembaga • NTPN
Lain • NPL
56
Rekening Bendahara Penerimaan
57
Pengelolaan Rekening Penerimaan
PA/Kuasa PA
Rekening
dapat Persetujuan
penerimaan –
membuka dikuasakan
bentuk rekening
rekening kepada Kuasa
giro atas nama
penerimaan BUN Pusat dan
jabatan
dengan Kuasa BUN di
Bendahara
persetujuan Daerah.
Penerimaan.
BUN.
58
Pengelolaan Rekening Penerimaan
Sehubungan dengan Treasury Notional Pooling (TNP) maka
pembukaan rekening bendahara penerimaan dilakukan pada bank
umum yang terhubung dengan sistem TNP.
• (08.00 – 15.00).
59
Pengelolaan Rekening
Lainnya BLU
60
BLU diperbolehkan :
Mengelola dana operasional BLU
61
Rekening BLU
Rekening
Rekening Rekening Dana
Pengelolaan Kas
Operasional BLU Kelolaan
BLU
merupakan rekening lainnya
pada BLU yang
merupakan rekening lainnya dipergunakan untuk
pada BLU yang menampung dana yang
dipergunakan untuk merupakan rekening lainnya tidak dapat dimasukkan ke
menampung seluruh pada BLU untuk dalam Rekening
penerimaan dan membayar penempatan idle cash pada Operasional BLU dan
seluruh pengeluaran BLU Bank Umum dalam rangka Rekening Pengelolaan Kas
yang dananya bersumber pengelolaan kas BLU. BLU pada Bank Umum,
dari PNBP BLU pada Bank yaitu untuk menampung
Umum. dana antara lain dana
bergulir dan/atau dana yang
belum menjadi hak BLU.
62
Pembukaan Rekening BLU
Analisis :
64
Contoh Kasus 2
Analisis :
Suatu satker BLU mendapat hibah • Dana hibah ditempatkan pada rekening Dana
tunai. Jika sampai dengan akhir tahun Kelolaan.
anggaran belum terserap, sisa dana • Belanja dana hibah dilakukan melalui rekening
operasional.
harus dikembalikan ke pemberi hibah. • Sisa dana hibah di rekening Dana Kelolaan
dikembalikan ke pemberi hibah.
65
Contoh Kasus 3
66
Sistem Pengarsipan
Dokumen Keuangan Negara
67
Tanggungjawab Atas Dokumen Keuangan
Negara
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA dan Menteri Keuangan
selaku BUN menyelenggarakan sistem penatausahaan APBN yang
terintegrasi untuk mewujudkan pelaksanaan APBN secara
transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. (PP No. 45 tahun
2013 Pasal 176)
68
Konsep Dasar Pengarsipan
Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk
dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara,
pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi
politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Arsip
Vital
Arsip Arsip
Dinamis Aktif
Arsip
Arsip Arsip
Statis Inaktif
69
Tujuan Penyelenggaraan Kearsipan
menjamin terciptanya arsip dari kegiatan oleh lembaga negara, Pemda, lembaga
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, Ormas, dan perseorangan, serta ANRI sbg
penyelenggara kearsipan nasional;
menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai alat bukti yang sah;
menjamin terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan pemanfaatan arsip sesuai
dengan ketentuan;
menjamin pelindungan kepentingan negara dan hak-hak keperdataan rakyat melalui
pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya;
mendinamiskan penyelenggaraan kearsipan nasional sebagai suatu sistem yang
komprehensif dan terpadu;
menjamin keselamatan dan keamanan arsip sebagai bukti pertanggungjawaban dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
menjamin keselamatan aset nasional bid. ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan,
serta keamanan sbg identitas dan jati diri bangsa;
meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan dan pemanfaatan arsip
yang autentik dan terpercaya.
70
Asas Penyelenggaraan Kearsipan
Keautentikan
Asal usul Aturan asli
Kepastian dan
Keutuhan (principle of (principle of
hukum keterpercayaa
provenance), original order)
n
Keamanan
Keprofesional Keantisipatifa Kepartisipatifa
dan Keresponsifan
an n n
keselamatan
Kepentingan
Akuntabilitas Kemanfaatan Aksesibilitas
umum
71
Kegiatan Pengelolaan Arsip
72
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Kearsipan
Arsip yg tercipta dari kegiatan lembaga negara & kegiatan yg menggunakan sumber dana negara dinyatakan
sebagai arsip milik negara.
Negara menyelenggarakan pelindungan dan penyelamatan arsip sebagai bahan pertanggungjawaban setiap
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara untuk kepentingan negara, pemerintahan, pelayanan publik, dan
kesejahteraan rakyat.
Negara secara khusus memberikan pelindungan dan penyelamatan arsip yang berkaitan dengan kependudukan,
kewilayahan, kepulauan, perbatasan, perjanjian internasional, kontrak karya, dan masalahmasalah pemerintahan
yang strategis.
•🡪 dari bencana alam, bencana sosial, perang, tindakan kriminal serta tindakan kejahatan yang mengandung
unsur sabotase, spionase, dan terorisme.
Pengelolaan arsip dinamis dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan arsip dalam penyelenggaraan kegiatan
sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang sah berdasarkan suatu sistem yang memenuhi persyaratan
andal, sistematis, utuh, menyeluruh, dan sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
Untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis yang efektif dan efisien pencipta arsip membuat tata naskah dinas,
klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip, serta sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip.
Pejabat atau orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan arsip dinamis wajib menjaga keautentikan,
keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip yang dikelolanya.
73
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Kearsipan (2)
Pencipta arsip wajib menyediakan arsip dinamis bagi kepentingan pengguna arsip yang berhak.
Pencipta arsip pada lembaga negara, Pemda, perguruan tinggi negeri, dan BUMN dan/atau BUMD
membuat daftar arsip dinamis berdasarkan 2 kategori, yaitu arsip terjaga dan arsip umum.
Pencipta arsip dapat menutup akses atas arsip dengan alasan apabila arsip dibuka untuk umum
dapat:
•menghambat proses penegakan hukum;
•mengganggu kepentingan pelindungan hak atas kekayaan intelektual dan pelindungan dari persaingan usaha tidak sehat;
•membahayakan pertahanan dan keamanan negara;
•mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang masuk dalam kategori dilindungi kerahasiaannya;
•merugikan ketahanan ekonomi nasional;
•merugikan kepentingan politik luar negeri dan hubungan luar negeri;
•mengungkapkan isi akta autentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang kecuali kepada yang
berhak secara hukum;
•mengungkapkan rahasia atau data pribadi; dan
•mengungkap memorandum atau suratsurat yang menurut sifatnya perlu dirahasiakan.
74
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Kearsipan (3)
Pencipta arsip wajib menjaga kerahasiaan arsip tertutup
Pencipta arsip dan/atau lembaga kearsipan dapat membuat arsip dalam berbagai bentuk dan/atau melakukan
alih media meliputi media elektronik dan/atau media lain. Autentikasi arsip statis terhadap arsip tersebut dapat
dilakukan oleh lembaga kearsipan.
75