Anda di halaman 1dari 37

KEUANGAN NEGARA

Dr. Mailinda Eka Yuniza, S.H., LL.M


LITERATUR DAN SUMBER BELAJAR
• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
• UU No. 2 Tahun 2020 jo. PERPPU No. 1 Tahun 2020.
• Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah jo Peraturan
Pemerintah Nomorr 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
• Putusan MK No. 35/PUU-XI/2013
• Undang-Undang No. 1 Th. 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
• Undang-Undang No. 15 Th. 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
• Undang-Undang No. 25 TH. 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
• Peraturan Pemerintah No. 20 Th. 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
• Peraturan pemerintah No. 90 Th. 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementrian/Lembaga (RKA-KL).
• Arifin P. Soeria Atmadja, 1986, Mekanisme Pertanggungjawaban Keuangan Negara: Suatu Tinjauan Yuridis,
PT. Gramedia, Jakarta.
• John F. Due, dan N.F. Friedlaender,1984, Keuangan Negara : Perekonomian Sektor Publik, Penerbit
Erlangga, Jakarta. (Editor Penterjemah : Drs. Rudy Sitompul, M.A.).
• Drs. Soetrisno PH, 1984, Dasar-Dasar Ilmu Keuangan Negara, Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
OUTLINE
PENGERTIAN, DAN RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA

ASAS-ASAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

KEKUASAAN PENGELELOAAN KEUANGAN NEGARA

SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

PROSEDUR PENYUSUNAN APBN DAN APBD


PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA

• M. Ichwan K.N.
Keuangan Negara adalah rencana kegiatan secara kuantitatif dengan angka-
angka yang antara lain diwujudkan dalam mata uang, yang akan dijalankan
untuk masa mendatang, lazimnya satu tahun.
• Harun Al Rasjid
Keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (5) UUD NRI
Tahun 1945 (Sebelum perubahan) adalah keuangan negara dalam arti sempit.
• Geodhart, K. N.
Keuangan Negara adalah keseluruhan UU yang ditetapkan secara periodik yang
memberikan kekuasaan pemerintah untuk melaksanakan pengeluaran
mengenai periode tertentu dan menunjukkan alat pembiayaan yang diperlukan
untuk menutup pengeluaran tersebut
Skema Penggambaran Keuangan Negara oleh Arifin P. Soeria Atmadja
Pengertian “Keuangan Negara” dalam UU No. 17/2003 tentang Keuangan
Negara

• Keuangan negara menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 17 Tahun 2003 adalah hak
dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang,
serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut.
• Bidang pengelolaan Keuangan Negara dikelompokkan dalam 3 (tiga) sub
bidang :
• Sub Bidang Pengelolaan Fiskal
• Sub Bidang Pengelolaan Moneter
• Sub Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara yang Dipisahkan
(Penjelasan Umum UU No. 17 Tahun 2003)
RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
Ruang lingkup Keuangan Negara dalam Pasal 2 UU No. 17/2003 adalah :
• hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman
• kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar
tagihan pihak ketiga;
• Penerimaan Negara;
• Pengeluaran Negara;
• Penerimaan Daerah;
• Pengeluaran Daerah;
• kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang
dipisahkan pada perusahaan negara/ perusahaan daerah;
• kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan
dan/atau kepentingan umum;
• kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan
pemerintah.
Ruang Lingkup Keuangan Daerah (Pasal 2 PP No. 12/2019) :
• hak Daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan
pinjaman;
• kewajiban Daerah untuk menyelenggarakan Urusan Pemerintahan daerah dan
membayar tagihan pihak ketiga;
• Penerimaan Daerah;
• Pengeluaran Daerah;
• kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan daerah yang dipisahkan; dan/atau
• kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas Pemerintahan Daerah dan/atau kepentingan umum.
Ruang Lingkup dalam Pendekatan
Pendekatan dalam merumuskan Keuangan Negara:
• Dari sisi Obyek
• Dari sisi Subjek
• Dari sisi Proses
• Dari sisi Tujuan

(Penjelasan Umum UU No. 17 Tahun 2003)


ASAS-ASAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
• Asas umum pengelolaan keuangan negara /daerah:
4 ASAS INI MERUPAKAN ASAS ADMINISTRASI KEUANGAN YANG SPESIFIK :
1. Asas Tahunan (asas yang membatasi masa berlakunya anggaran untuk satu
tahun tertentu)
2. Asas Universalitas (asas yang mengharuskan agar setiap transaksi keuangan
ditampilkan secara utuh dalam satu dokumen anggaran)
3. Asas Kesatuan (asas yang menghendaki agar semua pendapatan dan belanja
daerah disajikan dalam satu dokumen anggaran)
4. Asas Spesialitas (Asas yang mewajibkan agar kredit anggaran yang disediakan
terperinci seara jelas peruntukannya).
PRINSIP DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

1. Prinsip Akuntabilitas berorientasi pada hasil / tanggung jawab  Pemerintah daerah harus
mempertanggungjawabkan tugas keuangannya kepada lembaga atau orang yang
berkepentingan yang sah.
2. Kejujuran (fairness)  Unsur keuangan harus diserahkan kepada pegawai yang jujur,
berdedikasi tinggi, dan kesempatan untuk berbuat curang diperkecil.
3. Hasil guna dan daya guna (effectiveness and efficiency)  Tata cara mengurus keuangan
daerah harus dilaksanakan seefektif dan seefisien mungkin sehingga program dapat
direncanakan dan dilaksanakan dengan biaya serendah-rendahnya dan dalam waktu yang
secepat-cepatnya.
4. Transparansi (transparency)  Proyek yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah harus dilakukan secara tarnsparansi melalui pusat (information center)
yang dilakukan Badan Perenanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
5. Pengendalian (kontrol)  Aparat keuangan pemda, DPRD, dan petugas pengawasa harus
melakukan pengendalian agar tujuan pembangunan dapat tercapai.
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
• Presiden (Sebagai kepala pemerintahan) adalah pemengang kekuasaan pengelolaan
keuangan negara (Pasal 6 ayat (1) UU 17/2003).
• Kekuasaan pengelolaan keuangan negara tersebut dikuasakan kepada
ekementerian/lembaga negara :
a) Dikuasakan kepada Menteri Keuangan
b) Selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang
dipisahkan.
c) Dikuasakan kepada menteri/pimpunan lembaga Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya
d) Diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota
• Selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili
pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Catatan : kekuasaan pengelolaan keuangan negara tidak termasuk pada kewenangan
di bidang moneter, yang meliputi antara lain: mengeluarkan dan mengedarkan uang
yang diatur dengan undang-undang
Sumber : Purwiyanto (Ed),
2013, Dasar-Dasar Praktek
Penyusunan APBN di
Indonesia, Direktorat P-APBN,
Dirjen Anggaran, Kemenkeu,
hlm. 4
TUGAS MENTERI KEUANGAN
Dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal mempunyai tugas:
a) menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro;
b) menyusun rancangan APBN dan rancangan Perubahan APBN;
c) mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran;
d) melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan;
e) melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah ditetapkan dengan
undang-undang;
f) melaksanakan fungsi bendahara umum negara;
g) menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN;
h) melaksanakan tugas-tugas lain di bidang pengelolaan fiskal berdasarkan ketentuan
undangundang.
(Pasal 8 UU 17/2003)
TUGAS MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA SEBAGAI PA/PB KEMENTERIAN
NEGARA/LEMBAGA YANG DIPIMPINNYA
a) menyusun rancangan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
b) menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
c) melaksanakan anggaran kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;
d) melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan menyetorkannya
ke Kas Negara;
e) mengelola piutang dan utang negara yang menjadi tanggung jawab kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya;
f) mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
g) menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negara /lembaga
yang
dipimpinnya;
h) melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan
ketentuan undang-undang.
TUGAS DAN WEWENANG PEJABAT PENGELOA KEUANGAN DAERAH

a) menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBD;


b) menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;
c) melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
d) melaksanakan fungsi bendahara umum daerah;
e) menyusun laporan keuangan yang merupakan per-
tanggungjawaban pelaksanaan
APBD.
TUGAS KEPALA SATKER PERANGKAT DAERAH SELAKU PEJABAT PA/PB
DAERAH
a) menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnyaa
b) menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
c) melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang
dipimpinnya;
d) melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
e) mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab satuan
kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;
f) mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung
jawab satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;
g) menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja
perangkat daerah yang dipimpinnya.
SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Sumber : Eva Sulastri


Manalu, S.H., MBL.
Hukum Keuangan
Negara, Materi
Pembelajaran di
Politeknik Keuangan
Negara STAN.
PROSEDUR PENYUSUNAN APBN DAN APBD

“Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan


perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan,
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan.” (Pasal 3 ayat (1) UU No. 17/20003)

Bentuk spesialisasi dalam jalannya proses anggaran: Berbagai


bdan pemerintah memainkan suatu peranan kunci dalam
menentukan tingkat-tingkat pengeluaran sebenarnya, masing-
masing badan hanya berkepentingan pada bidangnya saja.
(Rudy Sitompul, 1984).
KETENTUAN TERKAIT APBN DAN APBD DALAM UU 17/2003

• Tahun anggaran meliputi masa satu tahun mulai tanggal 1 Januari


sampai dengan tanggal 31 Desember. (Pasal 4)
• Satuan hitung dalam penyusunan, penetapan, dan
pertanggungjawaban APBN/APBD adalah mata uang Rupiah. (Pasal 5
ayat (1) )
• Penggunaan mata uang lain dalam pelaksanaan APBN/APBD diatur
oleh Menteri Keuangan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. (Pasal 5 ayat (2) )
PERBEDAAN KETENTUAN APBN DAN APBD

APBN APBD
1. APBN, Perubahan APBN, dan 1. APBD, perubahan APBD dan
pertanggujawaban APBN setiap tahun pertanggungajwaban pelaksanaan APBD
ditetapkan dengan UU setiap tahun ditetapkan dengan
2. APBN punya fungsi otorisasi, Peraturan Daerah.
perencanaan, pengawasan, alokasi, 2. APBD punya fungsi otorisasi,
distribusi, dan stabilisasi. perencanaan, pengawasan, alokasi,
3. Semua penerimaan yang menjadi hak distribusi, dan stabilisasi.
dan pengeluaran yang menjadi kewajiban 3. Semua penerimaan yang menjadi hak
negara dan pengeluaran yang menjadi kewajiban
dalam tahun anggaran yang daerah
bersangkutan harus dimasukkan dalam dalam tahun anggaran yang
APBN bersangkutan harus dimasukkan dalam
APBD.
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN DALAM PASAL 23 UUD NRI TAHUN 1945

• Ayat (1): “Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang
dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat”.

• Ayat (2): “Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara


diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat
dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah”. Berdasarkan
hal tersebut maka Pemerintah bersama-sama DPR menyusun Rancangan
Undang-Undang APBN untuk nantinya ditetapkan, sehingga akan menjadi dasar
bagi Pemerintah dalam mengelola APBN dan bagi DPR sebagai alat pengawasan.

• Ayat (3): “Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden,
Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang
lalu”.
POSTUR APBN
SUSUNAN APBN
1. ANGGARAN PENDAPATAN
2. ANGGARAN BELANJA
3. PEMBIAYAAN

Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan


ekonomi. Sebagai instrument kebijakan ekonomi anggaran berfungsi
untuk mendorong terwujudnya pertumbuhan dan stabilitas
perekonomian serta pemerataan pendapatan (Purwiyanto, 2013)
Anggaran Pendapatan
Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
(1) indicator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro ekonomi;
(2) kebijakan pendapatan negara;
(3) kebijakan pembangunan ekonomi;
(4) perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum; dan
(5) kondisi dan kebijakan lainnya. Contohnya, target penerimaan negara dari
SDA migas turut dipengaruhi oleh besaran asumsi lifting minyak bumi, lifting
gas, ICP, dan asumsi nilai tukar.
Target penerimaan perpajakan ditentukan oleh target inflasi serta kebijakan
pemerintah terkait perpajakan seperti perubahan besaran pendapatan tidak
kena pajak (PTKP), upaya ekstensifikasi peningkatan jumlah wajib pajak dan
lainnya.
Anggaran Belanja
Besaran belanja negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. asumsi dasar makro ekonomi;
2. kebutuhan penyelenggaraan negara;
3. kebijakan pembangunan;
4. resiko (bencana alam, dampak kirisi global) dan
5. kondisi dan kebijakan lainnya.Contohnya, besaran belanja subsidi energi
dipengaruhi oleh asumsi ICP, nilai tukar, serta target volume BBM
bersubsidi.

Belanja negara dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas


pemerintah pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah.
PEMBIAYAAN
Besaran pembiayaan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain:
1. asumsi dasar makro ekonomi;
2. kebijakan pembiayaan; dan
3. kondisi dan kebijakan lainnya
Sebagai dasar penyusunan
Rencana Kerja RANCANGAN
Pemerintah APBN
Keterangan:
1. Rencana Kerja Pemerintah yang selanjutnya disebut RKP adalah dokumen
perencanaan nasional untuk periode 1 (satu) tahun;
2. Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga, yang selanjutnya disebut Renja-KL,
adalah dokumen perencanaan kementerian negara/lembaga untuk untuk periode 1
(satu) tahun;
3. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang selanjutnya
disebut RKA-KL adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi
program dan kegiatan suatu kementerian negara/lembaga yang merupakan
penjabaran dari rencana kerja pemerintah dan rencana strategis kementerian
negara/lembaga yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran serta anggaran
yang diperlukan untuk melaksanakannya;
4. Rencana pembangunan jangka menengah nasional yang selanjutnya disebut RPJM
Nasional adalah dokumen perencanaan nasional untuk periode 5 (lima) tahun;
5. Rencana Strategis Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disebut Renstra KL
adalah dokumen perencanaan kementerian/lembaga untuk periode 5 (lima) tahun;
Pokok-Pokok Penyusunan RKP (1)
1. RKP merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, memuat :
• Kerangka ekonomi makro termasuk didalamnya arah kebijakan fiskal dan
moneter
• prioritas pembangunan
• rencana kerja dan pendanaannya pemerintah dan partisipasi masyarakat
penyusunan rencana kerja dan pendanaannya dengan bahan
masukan dari Renja K/L dan RKPD. Format dan prosedur
penyusunan RKP diatur oleh MenteriPerencanaan
2. Renja-KL disusun dengan berpedoman pada Renstra-KL dan mengacu
pada prioritas pembangunan nasional dan pagu indikatif serta memuat
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat.
Pokok-Pokok Penyusunan RKP (2)
3. Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud di atas disusun dengan
pendekatan:
• berbasis kinerja,
• kerangka pengeluaran jangka menengah, dan
• penganggaran terpadu.
4. Program sebagaimana yang dimaksud terdiri dari kegiatan yang
berupa:
• kerangka regulasi yang bertujuan untuk memfasilitasi, mendorong, maupun
mengatur kegiatan pembangunan yang dilaksanakan sendiri oleh masyarakat;
dan/atau
• kerangka pelayanan umum dan investasi pemerintah yang bertujuan untuk
menyediakan barang dan jasa publik yang diperlukan masyarakat.
Pokok-Pokok Penyusunan RKP
5. Kementrian Perencanaan melaksanakan MUSRENBANG untuk
menyelaraskan antar Renja K/L dan antara kegiatan dekonsentrasi dan
tugas pembantuan dalam Renja K/L dangan rancangan RKP.
Musrenbang diatur oleh Menteri Perencanaan dan Menteri Dalam
Negeri sesuai kewenangan masing-masing. Hasil Musrenbang
digunakan memutakhirkan RKP.
6. Rancangan RPK dibahas dalam sidang Kabinet untuk ditetapkan jadi
RKP dgn Keppres (pertengahan Mei).
7. RKP bahan pembahasan kebijakan umum dan prioritas anggaran di
DPR. Jika RKP berbeda dengan RKP hasil pembahasan DPR, maka
Pemerintah menggunakan RKPhasil pembahasan dengan DPR.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai