Anda di halaman 1dari 10

Administrasi Keuangan Negara:

Otti Ilham Khair, S.T. S.Sos., M.Si, M.H.


A. Pengertian Keuangan Negara
Keuangan negara adalah kekayaan yang dikelola oleh
pemerintah, yang meliputi uang dan barang yang dimiliki; kertas
berharga yang bernilai uang yang dimiliki; hak dan kewajiban yang
dapat dinilai dengan uang; dana-dana pihak ketiga yang terkumpul
atas dasar potensi yang dimiliki dan/atau yang dijamin baik oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah, badan-badan usaha, yayasan,
maupun institusi lainnya.

Dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang


Keuangan Negara (UUKN), makna keuangan negara adalah semua
hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta
segala sesuatu, baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik negara yang berkaitan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut. (pasal 1)
◼ Keuangan negara dalam arti luas mencakup:
1. anggaran pendapatan dan belanja negara;
2. anggaran pendapatan dan belanja daerah;
3. keuangan negara pada badan usaha milik
negara/badan usahamilik daerah.

keuangan negara dalam arti sempit hanya


mencakupkeuangan negara yang dikelola oleh
tiap-tiap badan hukum dan
dipertanggungjawabkan masing-masing.
B. Dasar Hukum Keuangan Negara
◼ Pasal 23
(1) Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan
negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka
dan bertanggung jawab untuk sebesar kemakmuran rakyat;
(2) Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh
Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah;
(3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan
dan belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan anggaran
pendapatan dan belanja negara tahun lalu.
Pasal 23A
Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluannegara diatur dengan
undang-undang.
Pasal 23B
Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undangundang.
Pasal 23C
Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undangundang.
Pasal 23D
Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan,kewenangan, tanggung
jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang.
Pasal 23E
(1) Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang
keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan
mandiri;
(2) Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwakilan Daerah, sesuaidengan
kewenangannya;
(3) Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau
badan sesuai dengan undang-undang.
undang-undang yang berkaitan dengan keuangan negara adalah:
1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 3 tahun 2004 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia;
4. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;
C. Ruang Lingkup Keuangan Negara
Berdasarkan ruang lingkupnya, keuangan negara dikelompokkan
menjadi dua bagian.
1. Pengelolaan Langsung oleh Negara
a. Anggaran Pendapatan Negara
pendapatan rutin (pajak, bea cukai, pendapatan jasa,
denda khusus, dan lain-lain) dan pendapatan
pembangunan/bantuan luar negeri
b. Anggaran Belanja Negara
1) Belanja pembangunan
2) Belanja rutin,
2. Pengelolaannya Dipisahkan
Komponen keuangan negara yang pengelolaannya dipisahkan adalah
komponen keuangan negara yang pengelolaannya diserahkan pada
Badan-badan Usaha Milik Negara dan Lembaga-lembaga Keuangan
Negara (BUMN/D).
D. Pengelolaan Keuangan Negara
Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan
pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemeri
◼ Untukmembantu presiden dalam penyelenggaraan kekuasaan
dimaksud,sebagian kekuasaan tersebut dikuasakan kepada menteri
keuangan selaku pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam
kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan
◼ Kepada menteri atau pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran
atau pengguna barang kementerian negara atau lembaga yang
dipimpinnya.
◼ Sesuai asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
negara sebagian kekuasaan presiden tersebut diserahkan kepada
gubernur/bupati/walikota selaku pengelola keuangan daerah.
E. Pertanggungjawaban keuangan negara
Dalam rangka akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,
menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota selakupengguna
anggaran/pengguna barang bertanggung jawab ataspelaksanaan
kebijakan yang ditetapkan dalam undang-undang tentang
APBN/Peraturan Daerah tentang APBD, dari segi manfaat/hasil
(outcome). Adapun pimpinan unit organisasi kementerian
negara/lembaga bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang
ditetapkan dalam undang-undang tentang APBN. Demikian pula,
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah
tentang APBD,
F. Pengawasan Keuangan Negara
Ada dua bentuk pengawasan, yaitu sebagai berikut.
1. Pengawasan preventif, berupa ketentuan-ketentuan yang berlaku
atau prosedur-prosedur yang harus dilalui dalam menyelenggarakan
pekerjaan.
2. Pengawasan represif, berupa tindakan membandingkan pekerjaan yang
sedang/tidak dilaksanakan menurut kenyataan telah sesuai dengan ketentuan
atau prosedur yang berlaku/ ditetapkan.

UUD 1945 Pasal 23 ayat (5) disebutkan bahwa untuk


memeriksa tanggung jawab keuangan negara diadakan suatu Badan
Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan undang-undang.
G. Hubungan negara dengan keuangan negara
◼ C.S.T. Kansil (2006) menyatakan bahwa negara adalah lembaga
kemasyarakatan yang mempunyai pemerintahan yang
berkuasayang didukung oleh warganya di wilayah itu untuk
mencapai tujuan tertentu.
◼ Keberhasilan negara dalam mencapai tujuan tbergantung pada cara
negara tersebut menghimpun dana masyarakat, terutama pajak
untuk menyelenggarakan fungsinya, seperti fungsi keamanan,
ketertiban, dan hubungan internasionali wilayah itu untuk mencapai
tujuantertentu.
◼ Negara membutuhkan dukungan dana yang sangat
besar yang bersumber dari pendapatan negara yang potensial,
antaralain pajak melalui kebijaksanaan fiskal. Dalam hal ini,
kebijaksanaan pemerintah yang semula terbatas hanya mengenai
perpajakan, sejalan dengan perkembangan kebutuhan negara untuk
menyejahterakan warga masyarakatnya, kebijaksanaan tersebut
◼ berkembang lebih luas menjadi kebijaksanaan di bidang keuangan.

Anda mungkin juga menyukai