FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
Pertanyaan :
a. Jelaskan pengertian Keuangan Negara menurut UU No.17 Tahun 2003 ?
Jawab.
Definisi keuangan negara menurut undang-undang nomor 17 tahun 2003 adalah
semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik
negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut
1 hak negara untuk memungut pajak mengeluarkan dan mengedarkan uang dan
melakukan pinjaman
2 kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas Layanan Umum
pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga
3 penerimaan negara uang yang masuk ke kas negara
4 pengeluaran negara uang yang keluar dari kas negara
5 penerimaan daerah uang yang masuk ke kas daerah
6 pengeluaran daerah uang keluar dari kas negara
7 Kekayaan Negara kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain
berupa uang surat berharga piutang barang serta hak-hak lain yang dapat dinilai
22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
Pertanyaan :
a. Jelaskan kewenangan yang bersifat umum dan khusus tersebut ?
kewenangan yang bersifat umum yaitu penetapan arah kebijakan umum, strategi
dan prioritas dalam pengelolaan APBN antara lain penetapan pedoman pelaksanaan
dan pertanggungjawaban APBN penetapan susunan rencana kerja kementerian negara
lembaga penetapan gaji dan tunjangan serta pedoman pengelolaan penerimaan negara
kewenangan yang bersifat khusus yaitu keputusan kebijakan teknis yang berkaitan
dengan pengelolaan APBN keputusan rincian APBN keputusan dana pertimbangan dan
penghapusan aset dan piutang negara
22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
Struktur APBN
Secara garis besar struktur APBN merupakan Pendapatan Negara dan Hibah,
Belanja Negara, Keseimbangan Primer, Surplus atau Defisit Anggaran,
Pembiayaan. Struktur APBN dituangkan dalam suatu format yang disebut I-account.
Dalam beberapa hal, isi dari I-account sering disebut postur APBN. Beberapa faktor
penentu postur APBN diantaranya:
1. Belanja Negara
Besar kecilnya belanja negara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni:
Kebutuhan penyelenggaraan negara. Risiko bencana alam dan dampak krisi global.
Asumsi dasar makro ekonomi. Kebijakan pembangunan. Kondisi akan kebijakan
lainnya. Belanja pemerintah pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai
kegiatan pembangunan pemerintah pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun
di daerah.
2. Pembiayaan Negara
22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
Besaran pembiayaan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni asumsi dasar
makro ekonomi, kebijakan pembiayaan, kondisi dan kebijakan lainnya.
Sedangkan pembiayaan luar negeri meliputi penarikan pinjaman luar negeri yang
terdiri atas Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek, penerusan pinjaman, dan
pembayaran cicilan pokok utang luar negeri yang terdiri atas jatuh tempo dan
moratorium.
3.Pendapatan Negara
Pendapatan negara didapat melalui penerimaan perpajakan dan penerimaan bukan
pajak. Penerimaan perpajakan untuk APBN biasanya melalui kepabean dan cukai,
penerimaan pajak, dan hibah. Pajak menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari
APBN.
Pasalnya pajak memiliki kontribusi besar dalam pembentukan APBN tiap tahunnya.
Penerimaan pajak terbilang paling besar ketimbang komponen-komponen lainnya
yang ada dalam APBN. Selain melalui penerimaan perpajakan, pendapatan negara
juga didapat melalui penerimaan negara bukan pajak dan lainnya. Pendapatan
tersebut antara lain adalah Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU),Pendapatan
Sumber Daya Alam (SDA),Pendapatan dari kekayaan negara dan hibah yang
didapat. Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro ekonomi
Kebijakan pendapatan negara
Kebijakan pembangunan ekonomi
Perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum
Kondisi dan kebijakan lainnya
Struktur APBD
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, struktur APBD
merupakan satu kesatuan yang terdiri dari:
1. Pendapatan Daerah ;
2. Belanja Daerah; dan
3. Pembiayaan Daerah.
Struktur APBD tersebut diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan dan
organisasi yang
22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
2. Belanja Daerah
Belanja daerah meliputi semua pengeluaran uang dari Rekening Kas Umum Daerah
yang mengurangi ekuitas dana, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu
tahun
anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.
Pasal 26 dan 27 dari Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan
Keuangan Daerah tidak merinci tentang klasifikasi belanja menurut urusan wajib,
urusan pilihan, dan klasifikasi menurut organisasi, fungsi, program kegiatan, serta
jenis
belanja.
Sedangkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 31 ayat (1), memberikan
secara
rinci klasifikasi belanja daerah berdasarkan urusan wajib, urusan pilihan atau
klasifikasi menurut organisasi, fungsi, program kegiatan, serta jenis belanja.
3. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah
adalah transaksi keuangan pemerintah daerah yang dimaksudkan untuk menutup
defisit atau untuk memanfaatkan surplus APBD. Pembiayaan Daerah menurut
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 59 terdiri dari Penerimaan Pembiayaan
dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah.
22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
22012022