FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
SOAL:
1. Jelaskan definisi maritim, hukum maritim, laut, hukum laut, beserta perbedaan dan
batasannya, dengan menyebutkan Lengkap sumber jawaban sodara
Hukum Maritim adalah hukum yang mengatur Pelayaran dalam arti pengangkutan barang dan
atau orang melalui laut, kegiatan kenavigasian dan perkapalan sebagai sarana / modal
transportasi laut termasuk aspek keselamatan maupun kegiatan-kegiatan yang terkait
langsung dengan perdagangan melalui laut yang di atur dalam hukum Perdata / Dagang
maupun Publik.
Buku hukum maritim semester 2 karya IJAT DANAJAT, S.Pi hal 1
Hukum laut adalah rangkaian peraturan dan kebiasaan hukum mengenai laut yang bersifat :
Keperdataan, menyangkut kepentingan perorangan dan publik menyangkut kepentingan umum
Buku hukum maritim semester 2 karya IJAT DANAJAT, S.Pi hal 1
Laut adalah kumpulan air asin (dari jumlah yang banyak dan luas) yang menggenangi dan
membagi daratan atas benua atau pulau pulau. Laut yang luas disebut juga dengan istilah
samudera merupakan massa air asin yang sambung-menyambung meliputi permukaan bumi,
samudera dibatasi oleh benua ataupun kepualauan yang besar.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Jakarta, 2008,
hlm. 824
Kata maritim berasal dari bahasa Inggeris yaitu maritime, yang berarti navigasi, maritime atau
bahari. Dari kata ini kemudian lahir istilah maritime power yaitu negara maritim atau negara
samudera. Maritim, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai berkenaan
dengan laut berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Dalam bahasa Inggeris,
kata maritime untuk menunjukkan sifat atau kualitas yang menyatakan penguasaan terhadap
laut.
JURNAL KEAMANAN NASIONAL Vol. I, No. 3, 2015
2. Jelaskan dasar alasan klasifikasi hukum maritim dan hukum laut dengan contoh
konkrit lengkap dengan sumber jawaban sodara
Hukum maritim adalah hukum yang mengatur pelayaran dalam arti pengangkutan barang dan
orang melalui laut, kegiatan kenavigasian, dan perkapalan sebagai sarana/ moda transportasi
22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
laut termasuk aspek keselamatan maupun kegiatan yang terkait langsung dengan perdagangan
melalui laut yang diatur dalam hukum perdata/ dagang maupun yang diatur dalam hukum publik
.
Yang bersangkut paut dalam ranah hukum kemaritiman itu antara lain dapat dibedakan menjadi
2 batasan antara lain :
22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
Hukum Laut dalam arti the Law of the Sea sebagaimana tercantum dalam The United Nation
Convention On The Law Of The Sea 1982 , bahwa laut beserta potensi yang terkandung
didalamnya sebagai milik bersama umat manusia (common heritage of mankind) dimana laut
sebagai obyek yang ditaur oleh negara-nagara termasuk negara tidak berpantai (landlock
countries).
Hukum Laut dalam arti luas adalah hukum yang mengatur mengenai dunia pelayaran dan
ketentuan ketentuan yang mengatur laut dalam berbagai aspek dan fungsi baik ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam Buku II KUHD maupun ketentuan-ketentuan hukum yang terkait
dengan beberapa konvensi Hukum Laut International. Seperti yang tercantum didalam
UNCLOS yang ditanda tangani di Montego Bay tahun 1982.
Hukum Laut Dalam arti sempit yaitu yang terbatas pada ketentuan ketentuan yang tercantum
dalam Buku II KUHD dengan judul Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban yang terbit dari pelayaran
, dengan penekanan dalam hukum yang mengatur mengenai pengangkutan barang dan orang
melalui laut. Jadi hukum laut ini adalah hukum laut yang termasuk bidang hukum dagang
sebagai lex spesialist yang merupakan bagian dari hukum perdata sebagai lex generalist.
Sayap Bening Law Office (bantuanhukum-sbm.com)
3. Sebutkan tokoh yg berjasa dengan hasil karya untuk maritim dan laut Indonesia
Penggagas konsep NKRI adalah seorang tokoh Muhammadiyah yaitu Djuanda Kartawidjaja.
Tanpa Djuanda Kartawidjaja, konsep Mosi Integral ala Mohammad Natsir pada 16 Agustus
1950 tidak akan terwujud.Deklarasi konsep NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) oleh
Djuanda Kartawidjaja disebut-sebut sebagai pernyataan kemerdekaan yang kedua. Djuanda
Kartawidjaja adalah tokoh sentral di balik konsep kesatuan bangsa. Djuanda Kartawidjaja juga
memperkenalkan konsep kemaritiman.
Dalam Capita Selecta 2 (1957), M. Natsir menyatakan bahwa Mosi Integral ialah kesadaran
bersama seluruh rakyat Indonesia di wilayah federasi untuk bersama-sama bersatu dan
kompak menanggung segala akibatnya sebagai satu kesatuan utuh. Natsir menyelesaikan dua
per tiga Konsep Indonesia yang kemudian disempurnakan oleh Djuanda.
https://muhammadiyah.or.id/djuanda-kartawidjaja-tokoh-muhammadiyah-penggagas-
nkri-dan-indonesia-maritim-dunia/
13 Desember 1957, Deklarasi Juanda Jadi Titik Balik Kelautan Indonesia Halaman all - Kompas.com
22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
1. Keselamatan kapal Keselamatan pelayaran dapat juga terkait dengan keselamatan kapal itu
sendiri pada saat berlayar dan sampai atau tiba dengan selamat di pelabuhan tujuan, selamat
dalam arti baik itu kondisi kapal sendiri, awak kapal yang bekerja diatas kapal dan beserta
muatan kapal itu sendiri sedangkan keamanan pelayaran dapat diartikan kapal berlayar di lalu
lintas pelayaran berlayar dengan aman. Kondisi pelaksanaan selamatnya kapal sebagaimana
yang diharapkan tidak terlepas atau berkaitan dengan penerapan kebijakan Negara bendera,
terkait dengan pengendalian dibidang administrasi kapal sesuai dengan persyaratan
administrasi kapal. Namun faktanya masih adanya pengendalian bidang administrasi kapal
yang tidak dilaksanakan sepenunya aturan yang mengatur keselamatan kapal, diakibatkan
masih banyaknya kelemahan SDM petugas pemeriksa dalam pemenuhan dan pengendalian
administrasi kapal.
2. Standar Internasional keselamatan kapal Kapal yang kondisinya laik laut, akan lebih aman
menyeberangkan orang dan barang, namun sebaliknya kapal yang diragukan kondisinya
cenderung menemui hambatan saat dalam pelayaran. Tentunya tidak mudah untuk
mempertahankan kondisi kapal yang memenuhi persyaratan dan keselamatan, pencegahan
pencemaran laut, pengawasan pemuatan, kesehatan, dan kesejahteraan ABK, karena ini
semua memerlukan modal yang cukup besar. Dalam standard Internasional terdapat tiga
organisasi dunia yang mengatur tentang keselamatan kapal yaitu IMO (International Maritime
Organization), ILO (International Labour Organization) dan ITU ( International Telecomunication
Union). Indonesia sebagai salah satu anggota dari ketiga organisasi tersebut telah meratifikasi
konvensi-konvensi dimaksud. Sehingga sebagai konsekwensinya Indonesia harus
melaksanakan aturan tersebut dengan baik dan dibuktikan secara kongkrit dalam suatu
sertifikasi yang independent dan selalu dievaluasi setiap 5 tahun. Konvensi-konvensi
Internasional yang mengatur tentang keselamatan kapal
3. Kelaikan Kapal Standar kelaikan/kelayakan merupakan aspek, yang pasti karena bahaya laut
dapat saja terjadi secara tidak diduga, oleh karena itu sangatlah penting mengedepankan
kelayakan kapal tersebut sebelum berlayar. Yang dimaksudkan dengan kelengkapan kapal
22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
adalah segala benda yang “bukan suatu bagian daripada kapal” itu sendiri, namun
diperuntukkan untuk selamanya dipakai tetap dengan kapal itu. Kata “bukan suatu bagian
daripada kapal” di atas menunjukkan bahwa perlengkapan ini merupakan jenis prasarana
pengangkutan melalui laut. Karena yang dimaksud dengan bagian kapal adalah bagian-bagian
dari kapal yang apabila bagian itu dipisah maka akan menyebabkan kapal itu menjadi rusak.
Contoh perlengkapan kapal yaitu bendera, jangkar, kompas, sekoci dan pelampung.
Sedangkan yang termasuk bagian kapal yaitu lambung kapal, halua kapal, anjungan kapal,
buritan kapal, dek kapal dan lain-lain. Setiap kapal harus memenuhi persyaratan kelaiklautan
kapal yang dibuktikan dengan adanya sertifikat. Secara internasional kelaiklautan kapal diatur
pada Code International Safety Management (ISM Code). ISM Code dimaksudkan untuk
memastikan keselamatan di laut, mencegah cedera manusia atau hilangnya nyawa, dan
menghindari kerusakan lingkungan, khususnya lingkungan laut, dan property
Keselamatan pelayaran tidak terlepas dari peran Syahbandar karena persoalan terbesar
terjadinya kecelakaan pelayaran diawali dari diabaikannya prosedur atau dengan kata lain
Syahbandar tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestiny
Nakhoda
Setiap kapal yang berlayar selalu diawaki oleh Tim yang terdiri dari beberapa orang (tergantung
dari besar kecilnya kapal), yang didalam undangundang pelayaran tim tersebut dinamakan
awak kapal. Awak kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik
atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatannya yang
tercantum dalam buku sijil. Yang termasuk Awak Kapal yaitu Nakhoda Kapal, Anak Buah Kapal
(ABK), Perwira dan Kelasi. Nakhoda Kapal adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi
pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Nakhoda wajib bertindak dengan
kepandaian, ketelitian dan dengan kebijaksanaan yang cukup untuk melaksanakan tugasnya
dengan baik. Nakhoda pada dasarnya merupakan orang yang paling bertanggung jawab
terhadap semua hal yang terjadi di kapal. Dia dituntut untuk mengetahui dan memahami semua
karakteristik tiap-tiap unit di kapal yang bersangkutan, baik yang secara langsung berkaitan
dengan pengoperasian kapal maupun yang hanya bersifat membantu pelayaran. Disamping itu
Nakhoda harus paham benar mengenai jumlah penumpang maupun muatan kapal serta
barang-barang lain sebagai kelengkapan kapal.
22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
https://e-jurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/view/75/pdf
22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
Dalam UU Perikanan terdapat larangan bagi kapal-kapal penangkap ikan asing yang ditentukan
sebagai berikut :
(1) Setiap kapal penangkap ikan berbendera asing yang tidak memiliki izin penangkapan ikan
selama berada di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia wajib menyimpan alat
penangkap ikan di kapal;
(2) Setiap kapal penangkap ikan berbendera asing yang telah memiliki izin penangkapan ikan
dengan satu jenis alat penangkap ikan tertentu pada bagian tertentu di ZEEI dilarang membawa
alat penangkap ikan lainnya;
(3) Setiap kapal penangkap ikan berbendera asing yang telah memiliki izin penangkapan ikan
wajib menyimpan alat penangkapan ikan di dalam kapal selama berada di luar daerah
penangkapan ikan yang diizinkan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia.61
kejadian dan/atau peristiwa yang disebabkan oleh faktor eksternal dan/atau internal dari kapal,
yang dapat mengancam dan/atau membahayakan keselamatan kapal, jiwa manusia, kerugian
harta benda, dan kerusakan lingkungan
https://bantuanhukum-sbm.com/artikel-hukum-maritim-internasional-dalam-bentuk-konvensi
22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
22012022