Anda di halaman 1dari 8

PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

NAMA : FAIZAL ROHMAN


NIM : 181185
MATA KULIAH : HUKUM KEMARITIMAN
SEMESTER/KELAS : VII/C2
DOSEN PENGAMPU : HANNY AMELIA, S.H., M.Kn.

SOAL:
1. Jelaskan definisi maritim, hukum maritim, laut, hukum laut, beserta perbedaan dan
batasannya, dengan menyebutkan Lengkap sumber jawaban sodara

Hukum Maritim adalah hukum yang mengatur Pelayaran dalam arti pengangkutan barang dan
atau orang melalui laut, kegiatan kenavigasian dan perkapalan sebagai sarana / modal
transportasi laut termasuk aspek keselamatan maupun kegiatan-kegiatan yang terkait
langsung dengan perdagangan melalui laut yang di atur dalam hukum Perdata / Dagang
maupun Publik.
Buku hukum maritim semester 2 karya IJAT DANAJAT, S.Pi hal 1

Hukum laut adalah rangkaian peraturan dan kebiasaan hukum mengenai laut yang bersifat :
Keperdataan, menyangkut kepentingan perorangan dan publik menyangkut kepentingan umum
Buku hukum maritim semester 2 karya IJAT DANAJAT, S.Pi hal 1

Laut adalah kumpulan air asin (dari jumlah yang banyak dan luas) yang menggenangi dan
membagi daratan atas benua atau pulau pulau. Laut yang luas disebut juga dengan istilah
samudera merupakan massa air asin yang sambung-menyambung meliputi permukaan bumi,
samudera dibatasi oleh benua ataupun kepualauan yang besar.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Jakarta, 2008,
hlm. 824

Kata maritim berasal dari bahasa Inggeris yaitu maritime, yang berarti navigasi, maritime atau
bahari. Dari kata ini kemudian lahir istilah maritime power yaitu negara maritim atau negara
samudera. Maritim, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai berkenaan
dengan laut berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Dalam bahasa Inggeris,
kata maritime untuk menunjukkan sifat atau kualitas yang menyatakan penguasaan terhadap
laut.
JURNAL KEAMANAN NASIONAL Vol. I, No. 3, 2015

2. Jelaskan dasar alasan klasifikasi hukum maritim dan hukum laut dengan contoh
konkrit lengkap dengan sumber jawaban sodara

Hukum maritim adalah hukum yang mengatur pelayaran dalam arti pengangkutan barang dan
orang melalui laut, kegiatan kenavigasian, dan perkapalan sebagai sarana/ moda transportasi

22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

laut termasuk aspek keselamatan maupun kegiatan yang terkait langsung dengan perdagangan
melalui laut yang diatur dalam hukum perdata/ dagang maupun yang diatur dalam hukum publik
.
Yang bersangkut paut dalam ranah hukum kemaritiman itu antara lain dapat dibedakan menjadi
2 batasan antara lain :

Subyek hukum maritim


Contoh ; Manusia (Natuurlijke persoon)
1. Nakhoda kapal (Ship’s Master).
2. Awak kapal (Crew’s).
3. Pengusaha kapal (Ship’s operator).
4. Pemilik kapal (Ship’s owner).
5. Pemilik muatan (Cargo owner).
6. Pengirim muatan (Cargo shipper).
7. Penumpang kapal (Ship’s passangers).
Contoh b; Badan hukum (Recht persoon)
1. Perusahaan Pelayaran (Shipping company).
2. Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL).
3. International Maritime Organization (IMO).
4. Ditjen Peruhubungan Laut.
5. Administrator Pelabuhan.
6. Kesyahbandaran.
7. Biro Klasifikasi.
 
Obyek hukum maritim
Contoh ; Benda berwujud
1. Kapal (dalam arti luas).
2. Perlengkapan kapal.
3. Muatan kapal.
4. Tumpahan minyak dilaut.
5. Sampah dilaut.

Contoh ; Benda tak berwujud


1. Perjanjian-perjanjian.
2. Kesepakatan-kesepakatan.
3. Surat kuasa.
4. Perintah lisan.

Contoh ; Benda bergerak


1. Perlengkapan kapal.
2. Muatan kapal.
3. Tumpahan minyak dilaut.
4. Gelangan kapal.
Dengan demikian menjadi jelas bahwa penggunaan kata maritim adalah hal-hal yang
menyangkut dengan transportasi laut atau pengangkutan laut untuk meningkatkan
perekonomian nasional.
Hukum Laut dan Perkapalan – PusatAsuransi.com

22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

Hukum Laut dalam arti the Law of the Sea sebagaimana tercantum dalam The United Nation
Convention On The Law Of The Sea 1982 , bahwa laut beserta potensi yang terkandung
didalamnya sebagai milik bersama umat manusia (common heritage of mankind) dimana laut
sebagai obyek yang ditaur oleh negara-nagara termasuk negara tidak berpantai (landlock
countries).

Hukum Laut dalam arti luas adalah hukum yang mengatur mengenai dunia pelayaran dan
ketentuan ketentuan yang mengatur laut dalam berbagai aspek dan fungsi baik ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam Buku II KUHD maupun ketentuan-ketentuan hukum yang terkait
dengan beberapa konvensi Hukum Laut International. Seperti yang tercantum didalam
UNCLOS yang ditanda tangani di Montego Bay tahun 1982.
Hukum Laut Dalam arti sempit yaitu yang terbatas pada ketentuan ketentuan yang tercantum
dalam Buku II KUHD dengan judul Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban yang terbit dari pelayaran
, dengan penekanan dalam hukum yang mengatur mengenai pengangkutan barang dan orang
melalui laut. Jadi hukum laut ini adalah hukum laut yang termasuk bidang hukum dagang
sebagai lex spesialist yang merupakan bagian dari hukum perdata sebagai lex generalist.
Sayap Bening Law Office (bantuanhukum-sbm.com)

3. Sebutkan tokoh yg berjasa dengan hasil karya untuk maritim dan laut Indonesia

Penggagas konsep NKRI adalah seorang tokoh Muhammadiyah yaitu Djuanda Kartawidjaja.
Tanpa Djuanda Kartawidjaja, konsep Mosi Integral ala Mohammad Natsir pada 16 Agustus
1950 tidak akan terwujud.Deklarasi konsep NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) oleh
Djuanda Kartawidjaja disebut-sebut sebagai pernyataan kemerdekaan yang kedua. Djuanda
Kartawidjaja adalah tokoh sentral di balik konsep kesatuan bangsa. Djuanda Kartawidjaja juga
memperkenalkan konsep kemaritiman.

Mosi Integral Mohammad Natsir


Melalui Mosi Integral, Mohammad Natsir memiliki jasa besar dalam menyatukan Indonesia
sebagai sebuah negara kesatuan yang utuh. Karena setelah merdeka, Indonesia merupakan
negara federal yang terpisah menjadi tujuh negara bagian dengan sembilan wilayah otonom.

Dalam Capita Selecta 2 (1957), M. Natsir menyatakan bahwa Mosi Integral ialah kesadaran
bersama seluruh rakyat Indonesia di wilayah federasi untuk bersama-sama bersatu dan
kompak menanggung segala akibatnya sebagai satu kesatuan utuh. Natsir menyelesaikan dua
per tiga Konsep Indonesia yang kemudian disempurnakan oleh Djuanda.

https://muhammadiyah.or.id/djuanda-kartawidjaja-tokoh-muhammadiyah-penggagas-
nkri-dan-indonesia-maritim-dunia/
13 Desember 1957, Deklarasi Juanda Jadi Titik Balik Kelautan Indonesia Halaman all - Kompas.com

22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

4. Jelaskan pendapat sodara disertai dasar hukum maritim/laut mengenai :

a. Runtuhnya dinding tebing yg menimpa kapal angkut wisatawan di thailand

Terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan pelayaran menyangkut keadaan


angkutan di perairan, terpenuhinya ramburambu pelayaran dari dan ke pelabuhan, dan kondisi
lingkungan maritim. Dalam rangka meningkatkan keselamatan kerja dan keselamatan
pelayaran, PBB dalam konferensinya pada tahun 1948 telah menyetujui untuk membentuk
suatu badan Internasional yang khusus menangani masalah-masalah kemaritiman. Badan
tersebut dibentuk pertama kali dengan nama International Govermental Maritime Consuktative
Organization (IMCO). Selanjutnya organisasi ini berubah nama menjadi International Maritime
Organization (IMO) sejak tanggal 22 Mei 1982 yang melahirkan Safety Of Life At Sea (SOLAS)
yaitu peraturan yang mengatur keselamatan maritim yang dilatar belakangi oleh semakin
bertambah banyaknya kecelakaan kapal yang menelan banyak korban jiwa.2 Yang menjadi
fokus peraturan ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan peraturan kelengkapan navigasi,
kekedapan dinding penyekat kapal serta peralatan berkomunikasi, kemudian berkembang pada
konstruksi dan peralatan keselamatan lainnya diantaranya:

1. Keselamatan kapal Keselamatan pelayaran dapat juga terkait dengan keselamatan kapal itu
sendiri pada saat berlayar dan sampai atau tiba dengan selamat di pelabuhan tujuan, selamat
dalam arti baik itu kondisi kapal sendiri, awak kapal yang bekerja diatas kapal dan beserta
muatan kapal itu sendiri sedangkan keamanan pelayaran dapat diartikan kapal berlayar di lalu
lintas pelayaran berlayar dengan aman. Kondisi pelaksanaan selamatnya kapal sebagaimana
yang diharapkan tidak terlepas atau berkaitan dengan penerapan kebijakan Negara bendera,
terkait dengan pengendalian dibidang administrasi kapal sesuai dengan persyaratan
administrasi kapal. Namun faktanya masih adanya pengendalian bidang administrasi kapal
yang tidak dilaksanakan sepenunya aturan yang mengatur keselamatan kapal, diakibatkan
masih banyaknya kelemahan SDM petugas pemeriksa dalam pemenuhan dan pengendalian
administrasi kapal.

2. Standar Internasional keselamatan kapal Kapal yang kondisinya laik laut, akan lebih aman
menyeberangkan orang dan barang, namun sebaliknya kapal yang diragukan kondisinya
cenderung menemui hambatan saat dalam pelayaran. Tentunya tidak mudah untuk
mempertahankan kondisi kapal yang memenuhi persyaratan dan keselamatan, pencegahan
pencemaran laut, pengawasan pemuatan, kesehatan, dan kesejahteraan ABK, karena ini
semua memerlukan modal yang cukup besar. Dalam standard Internasional terdapat tiga
organisasi dunia yang mengatur tentang keselamatan kapal yaitu IMO (International Maritime
Organization), ILO (International Labour Organization) dan ITU ( International Telecomunication
Union). Indonesia sebagai salah satu anggota dari ketiga organisasi tersebut telah meratifikasi
konvensi-konvensi dimaksud. Sehingga sebagai konsekwensinya Indonesia harus
melaksanakan aturan tersebut dengan baik dan dibuktikan secara kongkrit dalam suatu
sertifikasi yang independent dan selalu dievaluasi setiap 5 tahun. Konvensi-konvensi
Internasional yang mengatur tentang keselamatan kapal

3. Kelaikan Kapal Standar kelaikan/kelayakan merupakan aspek, yang pasti karena bahaya laut
dapat saja terjadi secara tidak diduga, oleh karena itu sangatlah penting mengedepankan
kelayakan kapal tersebut sebelum berlayar. Yang dimaksudkan dengan kelengkapan kapal

22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

adalah segala benda yang “bukan suatu bagian daripada kapal” itu sendiri, namun
diperuntukkan untuk selamanya dipakai tetap dengan kapal itu. Kata “bukan suatu bagian
daripada kapal” di atas menunjukkan bahwa perlengkapan ini merupakan jenis prasarana
pengangkutan melalui laut. Karena yang dimaksud dengan bagian kapal adalah bagian-bagian
dari kapal yang apabila bagian itu dipisah maka akan menyebabkan kapal itu menjadi rusak.
Contoh perlengkapan kapal yaitu bendera, jangkar, kompas, sekoci dan pelampung.
Sedangkan yang termasuk bagian kapal yaitu lambung kapal, halua kapal, anjungan kapal,
buritan kapal, dek kapal dan lain-lain. Setiap kapal harus memenuhi persyaratan kelaiklautan
kapal yang dibuktikan dengan adanya sertifikat. Secara internasional kelaiklautan kapal diatur
pada Code International Safety Management (ISM Code). ISM Code dimaksudkan untuk
memastikan keselamatan di laut, mencegah cedera manusia atau hilangnya nyawa, dan
menghindari kerusakan lingkungan, khususnya lingkungan laut, dan property

 Pihak-Pihak yang Harus Bertanggung Jawab dalam Kecelakaan Kapal

Keselamatan pelayaran tidak terlepas dari peran Syahbandar karena persoalan terbesar
terjadinya kecelakaan pelayaran diawali dari diabaikannya prosedur atau dengan kata lain
Syahbandar tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestiny

 Nakhoda
Setiap kapal yang berlayar selalu diawaki oleh Tim yang terdiri dari beberapa orang (tergantung
dari besar kecilnya kapal), yang didalam undangundang pelayaran tim tersebut dinamakan
awak kapal. Awak kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik
atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatannya yang
tercantum dalam buku sijil. Yang termasuk Awak Kapal yaitu Nakhoda Kapal, Anak Buah Kapal
(ABK), Perwira dan Kelasi. Nakhoda Kapal adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi
pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Nakhoda wajib bertindak dengan
kepandaian, ketelitian dan dengan kebijaksanaan yang cukup untuk melaksanakan tugasnya
dengan baik. Nakhoda pada dasarnya merupakan orang yang paling bertanggung jawab
terhadap semua hal yang terjadi di kapal. Dia dituntut untuk mengetahui dan memahami semua
karakteristik tiap-tiap unit di kapal yang bersangkutan, baik yang secara langsung berkaitan
dengan pengoperasian kapal maupun yang hanya bersifat membantu pelayaran. Disamping itu
Nakhoda harus paham benar mengenai jumlah penumpang maupun muatan kapal serta
barang-barang lain sebagai kelengkapan kapal.

 Tanggung Jawab Perusahaan Pelayaran


Dalam hubungan kerja di bidang transportasi laut, kita mengenal adanya 3 kelompok orang,
yaitu pengusaha kapal atau perusahaan pelayaran, nakhoda dan anak buah kapal, baik
sebagai perwira kapal ataupun klasi. Tiap-tiap orang yang terlibat bekerja dalam kapal harus
bekerja sama dengan baik agar tujuan dari pelayaran itu terpenuhi. Ketiga pihak yang terlibat
tersebut, umumnya terikat oleh suatu perjanjian tertentu, dan harus memiliki izin tertentu untuk
dapat bekerja sama dalam sebuah usaha pelayaran. Ini tentu saja dimaksudkan agar tiaptiap
pihak dapat bekerja dengan penuh tanggung jawab, sesuai dengan apa yang telah tertuang
dalam surat izin ataupun perjanjian tersebut. Sehingga apabila terjadi suatu masalah dalam
pelayaran yang disebabkan oleh human error, maka akan dengan langsung dapat diketahui dan
diantisipasi.

22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

 Penegakan Hukum dalam Perkara Kecelakaan Kapal Peristiwa terjadinya kecelakaan


kapal di laut dapat mengakibatkan kerugian baik secara materil maupun hilangnya nyawa
orang. Atas peristiwa tersebut haruslah ada orang yang harus memikul tanggungjawab,
terkecuali karena sesuatu yang bersifat faktor alam yang tidak dapat di cegah oleh manusia,
misalnya terjadinya badai besar saat pelayaran. Peristiwa kecelakaan pelayaran secara umum
disebabkan oleh faktor kesalahan manusia diantaranya Pemilik/Pengusaha Kapal; Syahbandar,
nakhoda maupun pihak-pihak lain yang dapat mengakibatkan kecelakaan kapal.

 . Penentuan Pelaku menurut UU Pelayaran


Suatu peristiwa dikatakan sebagai tindak pidana dan dapat dipertanggung jawabkan kepada
pelakunya apabila perbuatan tersebut telah dirumuskan dalam suatu peraturan perundangan
yang berlaku. Atau dengan kata lain “Tindak Pidana adalah suatu perbuatan yang dilakukan
dalam keadaan dan situasi yang tertentu oleh undang undang dinyatakan terlarang, yang
karenanya telah terjadi dapat mengakibatkan penghukuman badan dan atau denda kepada
pelakunya”.

https://e-jurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/view/75/pdf

b. Penenggelaman kapal pencuri ikan

Pelanggaran di Perairan Indonesia dan Penegakan Hukumnya


Pelanggaran yang dilakukan kapal-kapal asing dalam rangka pelaksanaan Hak Lintas
Damai melalui laut teritorial dan perairan kepulauan Indonesia. Sebagaimana telah diuraikan di
atas, bahwa laut teritorial dan perairan kepulauan Indonesia berada di bawah kedaulatan
Negara Indonesia. Namun demikian di kedua bagian wilayah laut ini berlaku hak lintas damai
dan hak lintas alur kepulauan bagi kapal-kapal asing. Mengenai hak lintas damai dapat dilihat
pada UU No. 6 Tahun 1996 Pasal 11 ayat (1) yang menentukan bahwa kapal semua negara,
baik negara pantai maupun negara tak berpantai, menikmati hak lintas damai melalui laut
teritorial dan perairan kepulauan Indonesia.
Ketentuan lain yang berkaitan dengan eksploitasi sumber daya hayati di ZEEI diatur
dalam UU No. 31 Tahun 2004 jo UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan. Menurut UU
Perikanan ini wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia untuk penangkapan ikan
dan/atau pembudidayaan ikan meliputi : 59
a. Perairan Indonesia;
b. Zona ekonomi eksklusif Indonesia; dan
c. Sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air lainnya yang dapat diusahakan, serta lahan
pembudidayaan ikan yang potensial di wilayah Republik Indonesia.
Adapun yang dimaksud Perairan Indonesia menurut UU No. 6 Tahun 1996 meliputi laut
teritorial Indonesia, perairan kepulauan, dan perairan pedalaman Indonesia. Perlu diketahui
bahwa UU Perikanan ini berlaku bagi setiap orang, baik warga negara Indonesia maupun warga
negara asing; badan hukum Indonesia maupun badan hukum asing, kapal perikanan
berbendera Indonesia dan kapal perikanan berbendera asing, serta kapal perikanan
berbendera Indonesia yang bekerjasama dengan pihak asing yang melakukan kegiatan
perikanan di wilayah pengelolaan perikanan RI maupun di luar wilayah pengelolaan perikanan
RI.60

22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

Dalam UU Perikanan terdapat larangan bagi kapal-kapal penangkap ikan asing yang ditentukan
sebagai berikut :

(1) Setiap kapal penangkap ikan berbendera asing yang tidak memiliki izin penangkapan ikan
selama berada di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia wajib menyimpan alat
penangkap ikan di kapal;
(2) Setiap kapal penangkap ikan berbendera asing yang telah memiliki izin penangkapan ikan
dengan satu jenis alat penangkap ikan tertentu pada bagian tertentu di ZEEI dilarang membawa
alat penangkap ikan lainnya;
(3) Setiap kapal penangkap ikan berbendera asing yang telah memiliki izin penangkapan ikan
wajib menyimpan alat penangkapan ikan di dalam kapal selama berada di luar daerah
penangkapan ikan yang diizinkan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia.61

Jika terjadi pelanggaran terhadap UU Perikanan ini siapa yang berwenang


melaksanakan pengawasan dan penegakkan hukum di wilayah pengelolaan perikanan Negara
Republik Indonesia? Dalam hal ini UU Perikanan Tahun 2009 menentukan bahwa pengawasan
perikanan dilakukan oleh pengawas perikanan, yaitu pegawai negeri sipil yang bekerja di
bidang perikanan yang diangkat oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk, dan mereka dapat di
didik menjadi Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perikanan, serta dapat ditetapkan sebagai pejabat
fungsional pengawas perikanan.62 Adapun tugasnya adalah mengawasi tertib pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, yang mencakup, antara lain
kegiatan penangkapan ikan, konservasi, pencemaran akibat perbuatan manusia, dan penelitian
dan pengembangan perikanan.63

HUKUM LAUT INTERNASIONAL DALAM PERKEMBANGAN

c. Pengiriman cargo laut antar negara yg hilang diperjalanan

Pelayaran sangat terkait dengan kepentingan kegiatan Internasional. Sebuah kapal


yang beroperasi membawa barang dari suatu negara ke negara lain dan sebaliknya, sudah
pasti bersinggungan dengan kepentingan pemilik barang yang diangkut antara lain dalam
bentuk perjanjian pengangkutan (Charter Party), ketentuan–ketentuan dalam Bill of Lading, dan
yurisdiksi suatu negara yang dimasuki oleh kapal tersebut. Tiap negara mempunyai hukum
yang berbeda dengan hukum negara dari mana kapal tersebut berasal. Oleh sebab itu adalah
sangat penting untuk sebanyak mungkin mengikuti hukum International baik yang bersifat privat
maupun publik. Dibidang privat terdapat beberapa hukum Internasional dalam bentuk konvensi
maupun dalam bentuk kesepakatan yang akhirnya menjadi konvensi yang diikuti oleh banyak
negara Pada dasarnya pengangkut bertanggung jawab atas musnah, hilang atau rusaknya
barang yang diangkut sejak barang tersebut diterima oleh pengangkut dari pihak
pengirim/pemilik barang, merupakan suatu konsekuensi perjanjian pengangkutan yang telah
diadakan antara pengangkut dengan penumpang atau pemilik barang

kejadian dan/atau peristiwa yang disebabkan oleh faktor eksternal dan/atau internal dari kapal,
yang dapat mengancam dan/atau membahayakan keselamatan kapal, jiwa manusia, kerugian
harta benda, dan kerusakan lingkungan

https://bantuanhukum-sbm.com/artikel-hukum-maritim-internasional-dalam-bentuk-konvensi

22012022
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

22012022

Anda mungkin juga menyukai