Anda di halaman 1dari 65

Kuliah umum

KEMARITIMAN
Keselamatan Pelayaran
dari Perspektif Hukum
Nasional dan Hukum
Internasional
Prof. KOESRIANTI, S.H., LL.M., Ph.D.
Guru Besar Fakultas Hukum
Univ. Airlangga

Pengajar dan peneliti: Hukum Internasional,


Hukum Maritim, Hukum ASEAN, PSI,
Hukum Siber, Hukum Nuklir, Hukum Migran,
Perjanjian Dagang Internasional

Ketua Bagian Hukum Internasional


Fakultas Hukum Univ. Airlangga
Outline kuliah umum:

Pendahuluan
Keselamatan
Keselamatan Pelayaran menurut
Pelayaran menurut Hukum Maritim
Hukum Maritim internasional
internasional (Seaworthyness)
(Seaworthyness)

Keselamatan
Definisi dan Pelayaran menurut
ruang lingkup Hukum Maritim
Indonesia
Hukum Maritim
Penutup.
Hukum Maritim
Definisi dan Ruang lingkup
1 Hukum Maritim

2
Hukum Maritim vs. Hukum Laut
Internasional

3 Sumber Hukum
Maritim
4 Pengaturan Transportasi
laut
5 Subyek dan Obyek hukum
Navigasi laut
Hukum Maritim atau Admiralty Law
Maritime law
R e f e rr ed t o a s A d m i ra l t y
law.

is a fundamental branch
o f l a w t h a t r e g u lat es
c o m m e r c e a n d n a v i ga tion
on the seas or other
n a v i g a b l e w a t e rs - -

( m a r i t i m e t r a n sp ort - s e a
- b o r ne i n t e r nati ona l
Hukum
Maritim

• Hukum yang mengatur pelayaran


meliputi pengangkutan barang
dan atau orang melalui laut,
• kegiatan kenavigasian dan
perkapalan sebagai sarana /
moda transportasi laut
• termasuk aspek keselamatan
maupun kegiatan-kegiatan yang
terkait langsung dengan
perdagangan melalui laut
• yang diatur dalam hukum perdata
/ dagang maupun publik
H k M a r i ti m i n t e r nas iona l &
n a s i on al - s a n g a t p e n t i ng.

S e l u ru h k e g i a tan
k e m a ri tim an y a n g d i l a ku kan
d i l a u t , - b a g a im ana j i k a
t e r j ad i k e c e l aka an d i l a u t
( b e b as ) - - d i l u a r
j u r i sd iks i n e g a r a
Coverage: a broad spectrum of matters
• Perkembangan pengaturan (national dan
internasional)
• aturan bea cukai dan regulasi penghapusan
• industri perikanan
• HAM dan masalah ketenagakerjaan (the
crew)
• maritime insurance
• kerusakan barang/property

• implikasi kapal yang hilang


• polusi laut
• Kecelakaan atas diri orang
• wreck and salvage
• piracy
• permasalahan terkait container dan
penumpang
Hukum maritim (internas) dan hukum nasional
Hubungan dan penerapannya

Penerapan hukum Dengan “modifikasi”


Hukum maritim telah
berkembang maritim di bawah dan “qualification”
internationally - kendali hukum untuk tujuan
dikembangkan oleh nasional masing-2 tertentu dari negara
IMO negara - dengan disesuaikan dengan
ketentuan hukum kepentingan negara
maritimnya sendiri
Fungsi dari hukum maritim

Konvensi internasional
kemaritiman
1.membentuk kerangka hukum untuk
transportasi maritim, mengatur
perdagangan luar negeri suatu
negara
2.Menerapkan tujuan utama dari
negara (sebagai negara pelabuhan
dan negara pantai)
3.Untuk mencapai tujuan ekonomi
negara
Hubungan Hukum Laut Internasional
dan Hukum Maritim

Maritime law constitute Irisan keduanya:


The law of the sea that specialized branch of
encompasses all the law which governs Ø Jurisdiction
1 aspects of the uses and 2 maritime transport and 3 (port state /
resources of the sea-borne international coastal state /
oceans -- trade” - flag state
Ø Navigation
Public Public, private, commerce Ø Shipping and
Registration
The law of the sea
Convention 1982
320 pasal: berbagai masalah
kelautan:
“navigasi, batas wilayah laut
negara, perlindungan
lingkungan hidup dan sumber
daya laut, riset ilmiah
kelautan, dan transfer
teknologi bidang kelautan”
juga membentuk lembaga baru,
rejim laut baru, dan sebuah
mekanisme penyelesaian
sengketa yang komprehensif dan
bersifat wajib.
Laut beserta potensi yang ada
Hubungan INTERNATIONAL LAW OF THE SEA
dan MARITIME LAW

Law of the Sea Maritime Law


@
Public Public
Private
Commerce

· Jurisdiction (port state / coastal state / flag state)


• Navigation
• Shipping and Registration
Jurisdiction: Negara sebagai …

Flag State / Negara


Port State / pelabuhan Coastal State / pantai
bendera
Pelabuhan sebagai alat Negara pantai yang Negara bendera harus
ekonomi negara, pemersatu menjadi anggota dari melaksanakan secara
bangsa, kedaulatan Konvensi hukum maritim efektif yurisdiksi dan
negara, pengamanan lalu publik tentang hubungan pengawasan (admin,
lintas barang, dan alat hukum antar negara teknis, sosial) kapal
pendistribusian barang terkait masalah-2 yang mengibarkan
perekonomian kemaritiman benderanya
Sumber Hukum Maritim
1.Hukum Internasional
(conventions, customary law, general
principle of law, judicial decision, legal
doctrine)
2.Community law (e.g. Hague Rules,
custom of navigation and harbors, IMO
regulations, etc.)
3.Hukum Nasional (UU Pelayaran,
UU Kepelabuhan, Keputusan
Menteri, dsb)
4.Kontrak antar pihak
(individu/perusahaan)
Pengaturan Transportasi Laut
Pengaturan pelayaran maritim: Hk
Internasional,
Community law dan Hukum
Nasional

Navigasi (freedom of
navigation)
Legal relations (kapal
dan negara)
Public authorities
(state authority)
Competition
Technical and
professional
certifications
Hubungan hukum
kenavigasian (Legal
Relation of Navigation)

3. Means (of the legal


1. Subyek hukum 2. Obyek hukum relations)

1.Laut -- sarana
1.Ship owner navigasi
1. SHIPS (kapal sbg
(Perorangan atau barang, sbg unit
2.Kapal -- (sbg produksi, sbg
Perusahaan) obyek dan intrumen navigasi
2.Ship operator sebagai subyek: barang)
(entrepreneur pemilik/operator, 2. DOCUMENTS
pelayaran) pengguna, (sertifikat, log
3.Sea Master (dan nahkoda & awak book)
crew) kapal 3. CONTRACTS
(kontrak antar
3.Kegiatan
pihak)
(pengangkutan/tr
ansportasi)
Berpijak dari uraian di atas

Keselamatan pelayaran dari


perspektif hukum
internasional dan nasional
Transportasi laut
Indonesia
Semua aktivitas yang berkaitan
dengan angkutan di perairan,
kepelabuhanan beserta keamanan dan
keselamatannya.
Angkutan di perairan: pengangkutan penumpang dan barang, menggunakan
kapal, melalui wilayah perairan (laut, sungai, danau dan penyeberangan) dan
teritori tertentu (dalam negeri dan luar negeri) untuk layanan khusus dan
umum
Teritori Pelayaran

Pelayaran Luar negeri:


pelayaran dari satu
pelabuhan Indonesia
yang terbuka untuk
perdagangan luar negeri
ke suatu pelabuhan di
luar negeri dan
sebaliknya.

Pelayaran dalam negeri:


pelayaran domestik dari satu
pelabuhan ke pelabuhan lain di
Pelayaran dalam negeri

Angkutan Khusus:
diselenggarakan hanya untuk
melayani kepentingan sendiri
sebagai penunjang usaha pokok
dan tidak melayani kepentingan
umum. misal: pertamina, bulog
Angkutan Umum:
Pelayaran rakyat, Pelayaran
nasional, pelayaran perintis
Keselamatan pelayaran
dalam perspektif
hukum internasional

Terdapat empat
pilar hukum
kemaritiman yang
merupakan hasil
Konvensi IMO (3)
dan ILO (1)
EMPAT PILAR KEMARITIMAN

PAYUNG HUKUM

01 MARINE POLLUTION (MARPOL)


1973 PROTOKOL 1978
Konvensi
IMO
SAFETYOF LIFE AT SEA (SOLAS) 1974
02 DNG RESOLUSI-RESOLUSINYA

03 STCW 1978
Amandemen 1995 & 2010

Konvensi
04 MARITIM LABOUR CONVENTION (MLC) 2006 ILO

Dari Hasil Konvensi di atas, 3 (tiga) hasil konvensi


IMO dan 1 (satu) hasil konvensi ILO
MARPOL
• Annex I
Regulation for the Prevention of Pollution by Oil
• Annex II
Regulation for the Control of Pollution by Noxious Liquid Substances in Bulk
• Annex III
Regulation for the Prevention of Pollution by Harmful Substances Carried by Sea In Packaged Form
• Annex IV
Regulation for the Prevention of Pollution by Sewage From Ships
• Annex V
Regulation for the Prevention of Pollution by Garbage from ships
• Annex VI
Regulation for the Prevention of Air Pollution from Ships
SOLAS
• Chapter I. General Provisions
• Chapter II-1. Construction (Structure,subdivision and stability, machinery and electrical installations)
• Chapter II-2. Construction (Fire Protection, fire detection and fire extinction)
• Chapter III. Life Saving Appliances and Arrangements
• Chapter IV. Radiocommunications
• Chapter V. Safety of Navigation
• Chapter VI. Carriage of Cargoes
• Chapter VII. Carriage of Dangerous Goods
• Chapter VIII. Nuclear Ship
• Chapter IX. Management for The Safe Operation of Ships
• Chapter X. Safety measures for High Speed Craft
• Chapter XI-1. Special Measures to Enhance Maritime Safety
• Chapter XI-2. Special Measures to Enhance Maritime Security
• Chapter XII. Additional Safety Measures For Bulk Carriers
• Chapter XIII. Verification of Compliance
• Chapter XIV. Safety Measures for Ship Operating in Pollar Waters
STCW.

• Chapter I. General Provisions

• Chapter II. Master and deck department

• Chapter III. Engine department

• Chapter IV. Radiocommunications and radio operators

• Chapter V. Special training requirements for persone on certain types of ships

• Chapter VI. Emergency, occupational safety, security, medical care and survival functions

• Chapter VII. Alternative certification

• Chapter VIII. Watchkeeping

• # The International Convention on Standards of Training, Certification, and Watchkeeping for Seafarers
MLC: PERLINDUNGAN ABK - Pelaut

MLC 2006 Konvensi ILO No. 186 Jenewa Swiss 7 Februari 2006
Untuk memberi PERLINDUNGAN hak-hak PELAUT sebagai
Tujuan tenaga kerja
MLC 2006 di berlakukan pertama hanya untuk
5 Clausal Perlindungan Terhadap Pelaut 30 Negara pertama yang meratifikasi MLC
1. Persyaratan minimum bagi awak kapal 2006 dengan total 33% Tonase Kapal Global
2. Kondisi kerja Armada Dunia tercapai, yaitu 20 Agustus
3. Akomodasi, fasilitas rekreasi, makanan dan 2013, 1 (satu) tahun setelah Filipina sebagai
katering negara ke 30 yang meratifikasi MLC .
4. Perlindungan kesehatan, perawatan medis,
Indonesia meratifikasi tgl 06 Oktober 2016
kesejahteraan dan perlindungan jaminan sosial
dengan UU No. 15/2016, dan berlaku 1 (satu)
5. Kepatuhan dan penegakan
tahun kemudian 06 Oktober 2017.
30
AMANDEMEN MLC 2006
11 APRIL 2014

Bagian MLC 2006 yang di Amandemen :


1. Reg. 2.5 Standard A2.5.2 Tentang Pemulangan Gratis Awak Kapal harus LEBIH
TERJAMIN bahwa Pelaut Tidak/Jangan Sampai ditinggalkan TERLANTAR
2. Reg. 4.2 Standard A4.2.2 Tentang Tanggung Jawab Pemilik Kapal atas
KOMPENSASI karena sakit, cedera, bahaya akibat pekerjaan, santunan cacat
tetap dan santunan kematian
untuk itu semua pemilik kapal harus mengasuransikan awak
kapalnya

Amandemen MLC 2006 Tanggal 11 April 2014 Mulai Diberlakukan pada


Tanggal 18 Januari 2017

31
Peran ABK
Tulang punggung penggerak industri maritim
global
Menurut BIMCO dan ICS (2021): 1.89 juta ABK
(seafarers) di dunia yang bekerja di 74.000 kapal
dagang
China, the Philippines, Indonesia, the Russian
Federation and Ukraine are estimated to be the five
largest supply countries for all seafarers (officers and
ratings)
International Chamber of Shipping
CONTOH KASUS KECELAKAAN KAPAL INTERNASIONAL
Ø The Titanic (the most famous maritime
disaster)
Ø The Wilhelm Gustloff (the deadliest in
history -- killing 9.000 people) sank in 1945
Ø The Joola, the SS Kiangya, the MV Dona Paz
= the Titanic, membawa penumpang
(civilians) ketika tenggelam

Contoh
kasus
Kapal tenggelam /
tabrakan
Kasus tabrakan
kapal/kapal tenggelam
K a p a l m a s a k i n i: k e m a j u a n t e k n o l o g i
perkapalan -- kapal yang besar dan
berat serta cepat

Accident -- deadliest
civilian maritime disaster --
kerugian materiil dan non-
materiil (kerusakan
lingkungan)

K e h i l a n g an h a r t a
dan
nyawa
the Ever Given ship: the Panamanian-flagged,
Japanese-owned, Taiwanese-operated ship, and 25
Indian crews
the ship: 1,300 - foot-long, 220,000-ton ship
kapal terbawa arus di terusan Suez 23 Marer 2021 --
menutup terusan Suez beberapa hari
penyelematan: 10 kapal tunda, selama 5 hari (costly
incident)
the Ever Given ship

11/27/2022
Ever Given ship: Kesalahan SIAPA?

POIN SATU POIN DUA POIN TIGA

caught in high winds and a sandstorm the global economic losses: fault: the ship captain or the canal
as it navigated a narrow stretch of estimated at up to $10 billion/day pilot who helped steer the big vessel
the Suez Canal (Egypt); 205 m (wide) (400 ships halted) through the narrow canal
24 m (deep) 193 km (long)
Mengatasi kecelakaan kapal

prompt, adequate and reported to the ship’s owner,


effective actions from the H & M and P& I club
ship captain, the crew, and
seafarers,

gather proof of ship Notes from the ship master on


the ship position ; time of
collision: log book, ship
occurred accident; on-site of
plan, recorded book of
ship, heading of ship; breach of
ship, ship’s operational
rule; speed
KESELAMATAN PELAYARAN

KAPA AWAK KAP B E BAN O PE RAS I


L AL KAPAL
KELAIKLAUTAN
(SEAWORTHYNESS)
Kelaiklautan Kapal
(Seaworthyness) - UU
Pelayaran
Ø Keadaan kapal yang memenuhi persyaratan
keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan
dari kapal, pengawakan, garis muat, pemuatan,
kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan penumpang,
status hukum kapal, manajemen keselamatan dan
pencegahan pencemaran dari kapal, dan manajemen
keamanan kapal untuk berlayar di perairan tertentu
(Pasal 1 butir 33 UU Pelayaran No. 17 Tahun 2008)

•KAPAL
•AWAK KAPAL
•BEBAN OPERASI KAPAL
BAB IX
KELAIKLAUTAN KAPAL
BAGIAN KESATU
PASAL 124
KESELAMATAN KAPAL
BAGIAN KEDUA
PASAL 134
PENCEGAHAN PENCEMARAN DARI KAPAL
BAGIAN KETIGA
PASAL 135 S/D 146
PENGAWAKAN KAPAL
BAGIAN KEEMPAT
PASAL 147 S/D 150
GARIS MUAT KAPAL DAN PEMUATAN
BAGIAN KELIMA
PASAL 151 S/D 153
KESEJAHTERAAN AWAK KAPAL DAN KESEHATAN PENUMPANG
BAGIAN KEENAM
PASAL154 S/D 168
STATUS HUKUM KAPAL
BAGIAN KETUJUH
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN PENCEGAHAN PENCEMARAN DARI KAPAL PASAL 169

BAGIAN KEDELAPAN
PASAL 170
MANAJEMEN KEAMANAN KAPAL
BAGIAN KESEMBILAN
PASAL 171
SANKSI ADMINISTRASI
Keselamatan
Kapal
Ø Keadaan kapal yang memenuhi persyaratan
material, konstruksi, bangunan, permesinan dan
perlistrikan, stabilitas, tata susunan, serta
perlengkapan termasuk perlengkapan alat
penolong dan radio, elektronik kapal, yang
dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan
pemeriksaan dan pengujian
(Pasal 1 butir 34 UU Pelayaran No. 17 Tahun 2008)

•KAPAL
•AWAK KAPAL
•BEBAN OPERASI KAPAL
Setiap pengadaan, pembangunan,
dan pengerjaan kapal termasuk
perlengkapannya serta
pengoperasian kapal di perairan
Indonesia harus memenuhi
persyaratan keselamatan kapal.
Persyaratan keselamatan kapalmeliputi:
a. material;
Keselamat b. konstruksi;
an Kapal c. bangunan;
d. permesinan dan perlistrikan;
e. stabilitas;
f. tata susunan serta perlengkapan alat
penolong dan radio; dan
g. elektronika kapal.
Pembangunan atau pengerjaan kapal yang
merupakan perombakan harus mendapat
pengesahan dan pengawasan dari Menteri.
(pasal 124 -125)
PENGAWAKAN KAPAL

Awak kapal
Wajib

Memenuhi
persyaratan
kualifikasi & Kapal berbendera
kompetensi Indonesia, Nahkoda
& ABK harus WNI Pengecualian dapat
diberikan izin sesuai
dengan ketentuan

(pasal 135 & 136)


Persyaratan awak kapal niaga migran dan
awak kapal perikanan migran
• berusia minimal 18 tahun,
• sehat jasmani dan rohani,
• memenuhi kualifikasi kompetensi kerja,
• memiliki dokumen paspor, buku pelaut, PKL, bukti kepesertaan
jaminan sosial, surat keterangan sehat, visa, sertifikat kompetensi
awak kapal perikanan,
• keahlian pelaut dan harus memenuhi syarat pendidikan yang
ditetapkan oleh pemberi kerja (principal). (jika awak kapal niaga)
PERLINDUNGAN ABK - KAPAL ASING

FAKTA 1 FAKTA 2
di suatu kapal ada ABK dengan berbagai
warga negara Lokasi kapal: Laut lepas / high sea atau ZEE -
bukan di bawah kedaulatan dan yurisdiksi
Kapal : berbendera negara yang berbeda dari sebuah negara -- negara bendera kapal
warga negara
PERLINDUNGAN ABK - KAPAL ASING

FAKTA 3 FAKTA 4
HUKUM di kapal: hukum negara bendera
Negara-2 Convenience states, prosedur
Negara bendera kapal -- ada kalanya tidak pendaftaran kapal yang mudah, pajak rendah,
sama dengan negara pemilik kapal hanya fokus pada faktor financial saja (bukan
safety)
Jumlah kasus pelanggaran hak ABK

Data Kemenlu: 23.570 kasus


Terjadi di berbagai jenis kapal: kapal pesiar (72),
kapal tanker (73), kapal tunda (84), kapal kargo (300),
dan kapal ikan (2782)

Kasus berdasarkan jabatan: kapten niaga (31), kapten


perikanan (36), ABK non-penangkapan ikan (320),
ABK Niaga (529), dan ABK penangkapan ikan 2515).
CONTOH KASUS ABK
KAPAL LONG XING 629
§ Mei 2020: ada 22 ABK dari
Indonesia bekerja di kapal
penangkap ikan Long Xing 629
§ 4 dari 22 ABK meninggal
dunia (tiga jenazah
dilarung/dibuang di laut, dan
satu ABK meninggal di RS di
Busan, Korea Selatan
§ Kondisi kerja: kapal yang tidak
layak, ABK bekerja 18
jam/hari, makanan tidak layak
BEBAN OPERASI KAPAL

BEBAN KAPAL BARANG PENUMPANG


Carriage
of Dangeorus Goods
1) Latar Belakang: Kecelakaan Barang Berbahaya (B2)

Waktu Selasa, 4 Agustus 2020 terjadi Ledakan besar di Beirut,


Lebanon.
Ledakan di Ledakan besar ini terjadi karena adanya 2.750 ton amonium nitrat yang

Pelabuhan Penyebab disimpan selama 6 tahun di sebuah gudang di lokasi kejadian. Ledakan besar
tersebut menciptakan gelombang seismik yang setara dengan gempa
berkekuatan 3,3 magnitudo.

Beirut, Ledakan ini menyebabkan 135 orang meninggal dunia dan 5.000

Lebanon Dampak berbagai fasilitasdan menyebabkan kerusakan banyak gedung dan


lainnya terluka,

Perk. iraan kasar mungkin bisa lebih dari US$ 5 miliar (Rp 72
Kerugian
triliun). PM Beirut mengundurkan diri.
Dokumentasi Kerusakan Akibat Ledakan

https://www.kompas.com/global/read/2020/08/06/133807670/viral-foto-pekerja-
mengelas-pintu-gudang-amonium-nitrat-sebelum-ledakan?page=2 https://www.youtube.com/watch?v=NFjDq-Rsyjo
Lokasi & Ledakan terjadi pada tanggal 19 Desember 2020 di

Ledakan Waktu Depo Tanto II yang beralamat di Tg. Perak.

Kontainer Ledakan disebabkan seorang pekerja yang mengecek barang


memutus tali yang mengikat antar furniture di dalam kontainer

di Depo Penyebab menggunakan korek api. Penyebab ledakan dipicu oleh gas yang
dihasilkan dari material kimia mudah terbakar yang yang terdapat
pada lapisan furniture dan juga terdapat sisa kaleng lem kayu dalam
keadaan terbuka di dalam container.

Tanto II
Ledakan tersebut menyebabkan tidak adanya
Dampak korban jiwa tapi menyebabkan 7 orang luka parah
BARANG BERBAHAYA - LAUT

IMDG (International Maritime Dangerous goods)


REGULASI

PERATURAN MENTERI RHUBUNGAN NOMOR PM 16 TAHUN 2021

TENTANG
TATA CARA PENANGANAN DAN PENGANGKUTAN BARANG BERBAHAYA DI PELABUHAN
Barang berbahaya

Identifikasi &
Handling Marking & label Pengemasan
Dokumentasi
Kesimpulan

1. 2. 3.
Keselamatan pelayaran Keselamatan pelayaran: Keselamatan pelayaran
diatur dalam Konvensi kondisi kapal perspektif hukum
Internasional (empat (seaworthyness), Awak nasional: negara harus
pilar) hasil dari Kapal (manning), Beban menerapkan aturan dan
kapal standard internasional
Konvensi IMO dan ILO
terkait dengan
keselamatan kapal, orang
dalam kapal dan
(pencegahan polusi
lingkungan laut).
Saran: Administrasi yang
kompeten dan memadai
(yurisdiksi dan
pengawasan)
63
DAFTAR PUSTAKA

1. Miftakhul Hadi, 2022, Hukum Maritim, Kuliah umum,


FH Unair
2. Aktieva T Tjitrawati, 2007, Maritim Law, Materi kuliah
Hukum Maritim FH Unair
3. Koesrianti, 2021, Marine Labour Protection, Materi
Kuliah Hukum Maritim FH Unair
4. Koesrianti, 2021, Collision and Salvage, Materi Kuliah
Hukum Maritim FH Unair
Prof. Koesrianti, S.H., LL.M., Ph.D. lahir di Madiun pada
1962 dan merupakan dosen Fakultas Hukum Universitas
Airlangga sejak 1987. Gelar Sarjana Hukum diperolehnya dari
Fakultas Hukum Universitas Airlangga (1985). Sedangkan gelar
master of law (LL.M.) dan Doctor of Phillosophy (Ph.D.)
diperoleh dari the Faculty of Law, University of New South
Wales, Sydney – Australia, pada tahun 1997 dan 2006 dengan
program beasiswa Australian Development Scholarship (ADS).
Mata kuliah yang diampu yaitu Hukum Internasional, Hukum
ASEAN, Penyelesaian Sengketa Internasional, Hukum Maritim,
Hukum Perdagangan Internasional, Hukum Siber, dan Hukum
Migran. Selama ini Koesrianti melakukan penelitian pada
Koesrianti bergabung sebagai anggota di beberapa
bidang yang sama dengan mata kuliah yang diampu.
asosiasi, yaitu Indonesian Society of International Law
Yang bersangkutan telah melakukan publikasi artikel di
Lecturer (ISILL) sejak 2008, Association of Indonesian
berbagai jurnal nasional dan internasional dan menulis
Comparative Law Lecturer/ Asosiasi Dosen
beberapa buku, presentasi di Konferensi internasional dan
Perbandingan Hukum Indonesia (ADPHI), sejak 2015;
seminar nasional, serta tiap tahun melakukan pengabdian
The Asian Society of International Law (AsianSIL), sejak
kepada masyarakat. Pernah menjabat sebagai Wakil Dekan II
2015; Associate Member of the International Academy
Fakultas Hukum Unair (2010 – 2015) dan Direktur Airlangga
of Comparative Law (IACL), sejak 2017; dan
Institutes for International Law Studies atau AIILS (2019-2021),
Organization for Women in Science for Developing
dan Ketua Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum
Countries (OWSD), sejak 2018.
Universitas Airlangga (2020-sekarang).

Anda mungkin juga menyukai