Anda di halaman 1dari 21

HUKUM LAUT

HUKUM LAUT
PENDAHULUAN
Dari luas permukaan Bumi sekitar 200 juta mil persegI, 70% atau 140
juta mil persegi terdiri dari air.

Dari jumlah tersebut 97% (135.800 mil persegi) terdiri dari air asin

3% (4.200.000 mil persegi) terdiri dari air tawar


Sedangakan laut merupakan serangkain air asin yang menggenang di
permukaan bumi, yang di dalam definisi hukum adalah keseluruhan air
laut berhubungan secara bebas di seluruh permukaan bumi (jala raya)
Pemanfaatan yang meragam dapat memicu banyak konflik dan sebagai
upaya memperkecil hal tersebut di adakannya perjanjian Internasional
( United Nation Convention on The Law Sea 1982)
SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM LAUT
2 Katagori besar Hukum Laut secara umum

• HUKUM LAUT PUBLIK INTERNASIONAL


• HUKUM LAUT PERDATA INTERNASIONAL

Para sarjana abad pertengahan menyatakan laut tidak dapat dimiliki (res
nullius) karena laut milik semua manusia (res communis). Setelah PD II
membuat Negara menyadari Laut berperan penting dalam pertahanan.

Di Indonesia Perairan laut pertama kali diatur oleh TZMKO (teritoriale


Zee en Maritime Kringen).
Di dalam Deklarasi Djuanda 1957 menetapkan wilayah perairan diantara
pulau-pulau dengan batas territorial 12mil dari garis pantai terluar.
NEGARA KEPULAUAN
Definisi dalam UNCLOS 1982 Ps. 46-54
• Suatu Negara yang seluruhnya terdiri dari atas satu atau lebih kepulauan dan
dapat mencakup pulau-pulau lin adalah Negara Kepulauan
• Negara dengan wilayah di tengah-tengah laut
• Gugusan Pulau, perairan dan wujud alamiah lainnya merupakan kesatuan
geografis, ekonimi dan politik yang hakiki
• Negara yang secara yuridis adalah kepulau namun tidak melakukan klai atas
Negara kepulauan. (Jepang, New Zeland dan Inggris)

Dengan begitu Negara kepulauan dapat menarik garis pangkakl lurus


kepulauannya sebagai pedoman : Laut Teritorial, Zona Tambahan, Zona Ekonomi
Eksklusif dan Landas Kontinen. (UNCLOS 1982 Ps. 47)
GARIS PANGKAL
3 macam base line yang digunakan oleh Negara
Normal Base Line Diukur dari aris air rendah disepanjang pantai, yang
mengikuti bentuk pulau tersebut
Straight Base Line Pada UNCLOS 1958 Ayat (1) Tempat dimana garis
pantai berliku tajam dan masuk kedalam dan apabila lekatnya tidak jauh dari
pantai
Ayat 2,3 dan 5 memuat syarat yang harus diperhatikan dalam
penggunaan garis. Sedangkan ayat 4. Dianggap sebagai tambahan
Ps. 7 ayat (4) garis pangkal lurus digunakan pada garis pantai menjorok kedalam
Ps, 7 ayat (2) Tidak ada panjang maksimum garis pangkal lurus
yang digunakan
GARIS PANGKAL

Archipelagic Straight Baseline Garis pangkal yang menghubungkan titik-


titik terluar dari pulau terluar yang satu dengan titik-titik terluar pulau terluar yang
lain. Hal yang perlu diperhatikan

 Perbandingan antara wilayah daratan dan perairan


 Panjang satu garis pangkal kepulaun yang menghubungkan pulau terluar satu
dan lainnya
 Ketentuan panjang yang tidak melebihi 125 mil laut
 Penyimpangan tidak diperbolehkan terlalu jauh dari konfigurasi tersebut.
LAUT TERITORIAL
Laut wilayah terbagi menjadi 3 bagian
Nature Yuridik Laut Wilayah
• Doktrin Hak Milik
• Doktrin Kedaulatan
• Yusrisprudensi Internasional

Lebar Laut Wilayah


• Cara Penarikan Garis Pantai
Wewenang Negara Partai
• Hak Lintas Damai
• Lintas damai menurut konvensi Janewa dan UNCLOS 1982
• Hak Menangkap Ikan
NAVIGASI

Hak Lintas Damai

Hak Lintas Transit

Jenis hak Hak Lintas Alur


lintas Laut Kepulauan

Hak akses dan


komunikasi

Hak dan
Kewajiban Kapal
ZONA TAMBAHAN

Zona Tambahan tidak melebihi dari 24


Dalam zona yang berbatasan dengan
mil laut dari garis pangkal lebar laut
laut teritorialnya
teritorial

Mencegah Pelanggaran peraturan


perundangan bea cukai, fiscal, imigrasi

Menghukum Pelanggaran perundagan


tersebut diatas
ZONA EKONOMI EKSLUSIF
Ekslusif memiliki arti pengelolaan sumber daya alam di ZEE haya pada Negara
pantai yang telah mengeklaim.
Prinsip Hukum
Lebar Zona
Zona Ekonomi
Ekonomi Ekslusif
Ekslusif
Negara berdaulat (Negara pantai) memiliki hak untuk
200 Mil atau eksplorasi, ekspoitasi, konservasi dan pengelolaan sumber
370,4 km kekayaan hayati dan non hayati
Dapat mengambil tindakan Pemeriksaan, Penangkapan
Kenyataan sebenarnya saat
kapal dan proses peradilan sesuai dengan ketentuan
ini 200 mil – 12 mil = 188 mil
yang dibuat Negara pantai
Tidak pula berarti Negara pantai dapat berbuat
semaunya terhadap ZEE. Pasal 58 konvensi menyebutkan
Negara berpantai ataupun tidak dapat mempergunakan
bagaian laut sbagai laut lepas (pasal 87 konvensi)
LANDAS KONTINEN

Secara topografis dasar laut terbagimenjadi 4 bagian :


• Landas Kontinental : Garis pantai sampai kedalaman 200 meter
• Lereng kontinen : kedalaman 200 meter sampai 2000/2500 meter
• Kaki Kontinen : Kedalaman 2000 sampai 4000 meter
• Abyssal plain : Kedalaman 4000/5000

Sejarah
Di perkenalkan pertama kali oleh Harry S. Trunman (28 September 1945), mengatakan
landas ontinen dianggap sebagai kelanjutan alamiah dari wilayah daratan suatu Negara
dan usaha untuk mengola kekayaan alam yang berada didalamnya.
Tindakan ini bertujuan untuk mencadangkan kekayaan alam dasar laut dan tanah
dibawahnya yang berbatasan dengan pantai Amerika Serikat.
LANDAS KONTINEN

Pengaturan Landas Kontinen menurut konvensi Janewa 1958


Batas landas kontinen ditentukan melalui cara mengukur kedalaman 200 meter dan lebih
dalamm dari 200 meter dimana masih dimungkinkan ekploitasi sumber daya alam

Pengaturan UNCLOS 1982 Landas Kontinen


Merasahanya menguntungkan untuk Negara-Negara yang mempuyai teknologi tinggi
sehingga dibahas melalui UNCLOS 1982 . Dengan menentukan batas terluar landas
kontinennya yaitu :
• Sampai jarak 200 mil lau dari garis pangkal
• Sampai batas continental margin jika continental lebih dari 200 mil, tetapi tidak boleh
lebih dari 350 mil laut atau tidak lebih dari 100 mil laut dari batas kedalaman 2500
meter 9isobath)

Hak-hak Negara pantai dilandas kontinennya tidak mempengaruhi status hokum perairan
diatasnya maupun ruang udara di atas perairan tersebut
LAUT BEBAS
Didalam UNCLOS 1982 Pasal 86 Laut Bebas adalah semua bagian laut yang tidak
termasuk dalam ZEE. Oleh karena itu adanya prinsip freedom of sea akan membawa
akibat bagi status hukum
Prinsip Kebebasan
Laut terbuka untuk semua Negara baik berpantai ataupun tidak berpantai (iner alia)
I. Kebebasan berlayar
II. Kebebasan Penerbangan
III. Kebebasan memasang Kabel atau pipa bawa laut sesuai aturan Bab VI
IV. Kebebasan untuk ,e,bangun pulau buatan dan instalasi lainnya yang diperbolehkan
V. Kebebasan menangkap ikan sesuai persyaratan dalam Bab II

Kebebasan tersebut dilaksnakan oleh semua Negara dengan memperhatikan


sebagaimana kepentingan tersebut dan tetap memperhatikan hak dan kewajiban
dalam konvensi ini
LAUT BEBAS

Pengawasan Di Laut Bebas


Kapal privat dapat diperiksa oleh kapal perang Negara manapun, sedangkan kapal
public dapat dihentikan oleh kapal perang Negara yang sama.
I. Kapal terlibat dalam perompakan
II. Kapal terlibat dalam perdaganagn budak
III. Kapal dalam penyiaran gela[
IV. Kapal tersebut tanpa kebangsaan
V. Walaupun mengibarkan bendera asing atau menolak untuk memperlihatkan
benderanya, kapal tersebut memiliki kebangsaan yang sama dengan kapal perang
tersebut
LAUT BEBAS

Pengawasan Untuk Kepentingan Negara Partai


 Hak pengejaran seketika (pasal 111 UNCLOS 1982)
 Pengejaran dihentikan saat kapal target memasuki laut teritorialnya atau territorial
pihak ketiga
 Menangkap dan membawanya ke pelabuhan saat kapal asing telah malakukan
pelanggaran

Pengawasan Perikanan
 Pengawasan terhadap para penangkap ikan dan alat-alatnya
 Pengawasan untuk melindungi ikan-ikan
KAWASAN

Kawasan adalah area dasar laut dan tanah dibawahnya di luar batas-batas kontinen
yang berada di Negara pantai. Pengaturan hukum dasar lau dan dasar samudera belum
ada satu pun yang dapat dijadikan acuan. Adapun Prinsipnya adalah :
 Prinsip common Heritage of Mankind
I. Dasar laut dan dasar samudera yang berada diluar yuridikasi nasional tidak dapat
menjadi objek hukum nasional dalam bentuk apapun
II. Ekplorasi dasar laut dan dasar samudera harus konsisten dnegan prinsip piagam
PBB
III. Penggunaan dasar laut dan dasar samudera untuk eksplorasi sesuai dengan
ekonomi dan kepentingan untuk mendorong perekonomian dinegara miskin
IV. Dasar laut dan dasar samudera secara eksklusif dicadangkan untuk tujuan damai
dan peradilan
PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
LAUT
Dalam aturan Bab XII Pasal 192-237 Konvensi Hukum Laut 1982 dinyatakan, setiap
Negara-Negara berkewajiban untuk melindungi dan melestarikan lingkungan laut dari
pencemaran .
Sumber pencemaran sendiri adalah dumping, hasil kegiatan kapal dan eksplorasi.
Penyelesaian sengketa dilakukan oleh Negara flage state, coastal state ataupun port
state
Konvensi IMCO dan IAEA mengatur tindakan mencegah sejauh mungkin pencemaran
 Menyusun ketentuan pembuangan minyak
 Memasang alat-alat kapal mencegah pembuangan minyak (kotor) dari kapal
 Menyediakan tempat pembuangan minyak di pelabuhan-pelabuhan, terminal dan
tempat reparasi kapal
 Menetapkan daerah laut dinyatakan sebagai daerah terlaran pembuangan minyak
PERIKANAN

 Ketentuan dan kesepakatan Internasional tentang perikanan

I. United Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS 1982) adalah
pengaturan tentang mengenai batas berbagai rezim kawasan, Negara Kepulauan
harus mengakui “hak perikanan tradisional”

II. Agenda21-Global menyepakati emat hal, yaitu


• Menetapkan kebijakan pemanfaatan laut berdasar kebutuhan masyarakat setempat
• Lebih bnyak budi daya ikan dalam keramba-keramba laut
• Memperkuat Pengawasan da Pelaksanaan peraturan perikanan
• Mengurangi pemborosan dalam penangkapan, menangani dan mengolah ikan serta
memperkecil penangkapan ikan-ikan langkah
PERIKANAN

 Ketentuan dan kesepakatan Internasional tentang perikanan


III. Code of Conduct for Responsible Fishes
• Negara para pengguna sumber daya harus melestarikan ekosistem
• Manejemen perikanan hendaknya mendorong pelestarian berkualitas yang memadai
untuk generasi sekarang dan akan dating
• Negara mencegah penangkapan ikan berlebih melampaui kapasitas perikanan
• Keputusan tentang kebijakan eksploitasi dan konservasi sumber daya alam perikanan
harus didasarkan bukti ilmiah akurat
• Negara dan organisasi yang mengola perikanan hendaknya mengawali segaenap
aktivitas eksploitasi konservasi sumber daya alam hayati dengan bukti-bukti ilmiah
• Seleksi terhadap alat penangkap ikan
• Pengolahan dan pemanenan dilakukan untuk mempertahankan nilai gizi nya
PENYELESAIAN SENGKETA HUKUM LAUT
Kewajiban negar-Negara sebagai bagian dari masyarakat internasional PB dan
anggota UNCLOS 1982 :
 Mentaati konvensi yang ada
 Jika ada interprestasi maka secepat mungkin diadakan tukar pendapat
 Melakukan konsultasi atas interprestasi atau penerapan konvensi
 Menyerahkan sengketa ke konsiliasi

Badan Peradilan yang disediakan


 Tribunal Internasional untuk Hukum Laut
 Mahkaa Internasional
 Tribunal Arbitrasi
 Tribunal Abritasi Khusus
TERIMA KASIHH

Anda mungkin juga menyukai