Anda di halaman 1dari 20

PERKEMBANGAN HUKUM LAUT

PUBLIK INTERNASIONAL
HUKUM LAUT
INTERNASIONAL :
Seperangkat norma hukum yang
mengatur hubungan hukum antara
negara pantai atau yang berhubungan
dengan pantai, yang terkurung oleh
daratan dan atau organisasi maupun
subyek hukum internasional lainnya,
yang mengatur mengenai kedaulatan
negara di laut, yurisdiksi negara dan
hak-hak negara atas perairan tersebut.
 Laut (permukaan, dasar, air dan
sumberdaya, serta ruang udara di
atas laut)
 Akses ke laut
 Batas laut antar negara
PERKEMBANGAN HLI
ZAMAN ROMAWI

Res Communis Omnium


Laut adalah milik semua orang, jadi laut adalah milik
masyarakat internasional. Laut adalah milik bersama,
sehingga Negara-negara bebas
untuk mempergunakannya. Hal ini berarti laut berada
di bawah kedaulatan bersama, diatur melalui
pengelolaan bersama, merupakan domain publik
internasional dan berkaitan dengan kepentingan
masyarakat internasional
Rest Nullius :
Laut merupakan suatu benda atau
tempat yang tidak ada pemiliknya, laut
bisa di klaim oleh siapapun juga. Di laut
berlaku “ first come first serve”.
Mereka yang datang lebih dahulu, maka
yang berhak menguasai wilayah
tersebut.
ZAMAN ABAD PERTENGAHAN:
TAHAPAN PERKEMBANGAN
HUKUM LAUT INTERNASIONAL

• Den Haag Convention 1930


• Truman Proclamation (28 Sept.1945)
• Geneva Convention 1958 ( 4 Conv)
• UN Seabed Committee (18 Des. 1967)
• Declaration of Principles (1970)
• Law of The Sea Convention (10 Des 1982)
TRUMAN PROCLAMATION
(28 September 1945)

Landas Kontinen

Kelanjutan alamiah dari wilayah daratan dengan
tujuan :
Mengamankan dan mencadangkan sumber
kekayaan alam
Penguasaan atas sumber daya alam di laut dan
tanah di bawahnya tanpa adanya “effective
occupation”
Genewa Convention 1958

Convention on the Territorial Sea and


Contigous Zone (10 Sept 1964)
Convention on the High Seas ( 30 Sept 1962
Convention on Fishing and Conservation of
the Living Resources of the High Seas (20
Maret 1966)
Convention on the Continental Self ( 10 Juli
1964)
 Common Heritage of Mankind →laut, dasar samudra
dan kekayaan alam digunakan untuk
kemakmuran umat manusia
 Non Appropriation → tidak dapat dimiliki oleh

siapapun dan tidak dapat dimasukkan ke dalam


kedaulatan negara manapun
 Non in Compatibility →pelaksanaan hak di wilayah

tersebut harus disesuaikan dengan ketentuan


deklarasi ini dan peraturan internasional yang
akan ditentukan kemudian
 International Regime
Konvensi Hukum Laut 1982
Rezim hukum laut menurut KHL 1982:
1. Perairan Pedalaman (Internal Waters)
2. Perairan Kepulauan (Archipelagic Waters)
3. Laut Wilayah (Territorial Sea)
4. Zona Tambahan (Contigous Zone)
5. Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic
Zone)
6. Landas Kontinen (Continental Self)
7. Laut Lepas (High Seas)
8. Dasar Laut Dalam / kawasan (Area/Deep Sea
Bed)
REGIM HUKUM LAUT

Laut di bawah yurisdiksi nasional :


Laut Wilayah
Perairan Pedalaman
Perairan Kepulauan
Zona Tambahan
Zona Ekonomi Eksklusif
Landas Kontinen
LAUT DI LUAR YURISDIKSI NASIONAL

Laut Lepas
Kawasan dasar laut internasional
(Area)
PERAIRAN LAUT
PEDALAMAN TERITORIAL
ZONA LAUT
TAMBAHAN ZEE LEPAS

12 MIL
24 MIL
LANDAS
200 MIL
KONTINEN
BAGIAN LAUT YG MERUPAKAN
WILAYAH NEGARA
Perairan  Laut yg terletak pada sisi darat
Pedalaman dari garis pangkal; atau
(internal waters)  Laut yg terletak pada sisi darat
dari garis penutup teluk

Laut Teritorial
 Laut yg terletak pada sisi luar
(territorial sea)
(sisi laut) dari garis pangkal
dengan lebar maksimum 12 mil
Perairan
Kepulauan  Perairan yg terletak pada sisi
(archipelagic darat dari garis pangkal lurus
waters) kepulauan, dan menghubungkan
pulau-pulau dari suatu Negara
Kepulauan
BAGIAN LAUT DIMANA NEGARA MEMILIKI HAK-
HAK BERDAULAT ATAS SDA

Bagian dari laut lepas yg berbatasan dgn


ZEE laut teritorial sampai dengan jarak 200 mil
(exclusive dari garis pangkal
economic zone)

Landas
Dasar laut dan tanah dibawahnya (sea-bed
Kontinen and subsoil) yg berbatasan dengan daerah
(continental
dasar laut dibawah laut teritorial, s/d minimal
shelf)
200 mil; maksimal 350 mil dari garis pangkal
atau 100 mil dari isobath 2000 meter.
PERKEMBANGAN
HUKUM LAUT INDONESIA
Peraturan Kelautan di Indonesia:
1. Konv.Den Haag 1930
2. Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie (TZMKO), 1939
3. Laut teritorial (3 mil), 1945
4. Deklarasi Juanda ( Lebar laut Teritorial dari 3 mil menjadi 12 mil), 1957
5. UU Nomor 4/Prp. 1960 tentang Perairan Indonesia
6. UU Nomor 19 /1961, Ratifikasi 3 Konv.Jenewa 1958
7. UU Nomor 8/1962, tentang Lintas Damai
8. UU Nomor 1/1973, tentang Landas Kontinen
9. UU Nomor 5/1985 , tentang ZEE
10. UU Nomor 9/1985 - diubah dengan UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan
11. UU Nomor 17/ 1985, tentang Ratifikasi UNCLOS 1982
12. UU Nomor 6/1996, Perairan Indonesia
HUKUM LAUT DI INDONESIA

 PP Nomor 36/ 2002, tentang Lintas Damai


 PP Nomor 37/2002, tentang ALKI
 PP Nomor 38/ 2002, Penetapan Titik
Koordinat Wilayah Indonesia
PETA ILUSTRATIF REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai