Anda di halaman 1dari 16

HUKUM MARITIM

TEAM PENGAJAR

Dr. Bambang Sumali, M.Sc


Dr. Hartanto, M.H
Prof. Dr. Ismuhadjar, M.M
Dr. Capt. Marihot Simanjuntak, M.M
Dr. H. Achmad Ridwan TE, S.H, M.H
1. Chandra Motik Yusuf, Hukum Maritim
2. Khaidir Anwar, Hukum laut internasional
3. United Nation Conference on The Law of The Sea, United Nation
Publication sales No. 58 VA, Vol ii Containing.
4. Geneva Convention of The Territorial Sea and The Contiguous Zone,
1958.
5. United Nation Convention on The Law of The Sea, New York, 1983.
6. Admiralty and Maritime Law:, Pocket Part (Hornbooks) 2017th Edition,
Kindle Edition, 2017.
Pengertian Hukum Maritim Adalah

Hukum Maritim (Maritime Law) menurut kamus hukum


“Black’s Law Dictionary”, adalah hukum yang mengatur
pelayaran dalam arti pengangkutan barang dan orang melalui
laut, kegiatan kenavigasian, dan perkapalan sebagai sarana /
moda transportasi laut termasuk aspek keselamatan maupun
kegiatan yang terkait langsung dengan perdagangan melalui
laut yang diatur dalam hukum perdata / dagang maupun yang
diatur dalam hukum publik .
HUKUM LAUT

HUKUM LAUT PUBLIK HUKUM LAUT PERDATA


( LAW OF THE SEA) ( THE LAW OF ADMIRALTY/MARITIME LAW)

HUKUM LAUT PUBLIK HUKUM LAUT PERDATA HUKUM LAUT LAINNYA


(PUBLIC MARITIME LAW) (PRIVATE MARITIME LAW) (RELATED ASPECTS OF
MARITIME LAW)

- ECONOMIC LEGISLATION - CHARTERING/LEASING OF - PORT & HARBOUR


- SAFETY SHIPS - SHIPBULIDING/
- MANNING - CONTRACT OF CARRIAGE
MAINTENANCE
- NAVIGATION - SHIP OWNER/CARRIER’S - SHIP’S MANAGEMENT
- POLLUTION LIABILITY - ETC
- MARITIME CLAIMS &
MORTGAGE
- COLLISION
- GENERAL AVERAGE
- SALVAGE
- MARINE INSURANCE

4
UNCLOS adalah hasil dari
Konferensi-konferensi PBB
mengenai hukum laut yang UNCLOS I tahun 1958
berlangsung sejak 1973 UNCLOS II tahun 1960
sampai 1982. Hingga kini, tak
kurang dari 158 negara yang
UNCLOS III tahun 1982,
telah menyatakan bergabung Mulai berlaku 16
dengan Konvensi, termasuk
Uni Eropa.
November tahun 1994
UNCLOS 1982 mengatur
kewenangan sebuah negara pantai
terhadap wilayah laut (laut
teritorial, zona tambahan, zona UNCLOS 1982 di ratifikasi
ekonomi eksklusif, dan landas oleh Pemerintah Indonesia
kontinen). Selain itu diatur juga melalui UU No. 17 tahun
tata cara penarikan garis batas 1985.
maritim jika terjadi tumpang tindih
klaim antara dua atau lebih negara
bertetangga, baik yang
bersebelahan (adjacent) maupun
berseberangan (opposite).
UNCLOS
(United Nations Convention on the Law of the Sea) - 1982

BAB I PENDAHULUAN
BAB II LAUT TERITORIAL DAN ZONA TAMBAHAN
BAB III SELAT YANG DIGUNAKAN UNTUK PELAYARAN INTERNASIONAL
BAB IV NEGARA-NEGARA KEPULAUAN (ARCHIPELAGIC STATES)
BAB V ZONA EKONOMI EKSKLUSIF
BAB VI LANDAS KONTINEN (CONTINENTAL SHELF)
BAB VII LAUT LEPAS (HIGH SEAS)
BAB VIII REZIM PULAU (REGIME OF ISLANDS)
BAB IX LAUT TERTUTUP ATAU SETENGAH TERTUTUP (ENCLOSED OR SEMI-ENCLOSED)
BAB X HAK NEGARA TAK BERPANTAI UNTUK AKSES KE DAN DARI LAUT SERTA KEBEBASAN
TRANSIT
BAB XI KAWASAN (THE AREA)
BAB XII PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT
BAB XIII RISET ILMIAH KELAUTAN
BAB XIV PENGEMBANGAN DAN ALIH TEKNOLOGI KELAUTAN
BAB XV PENYELESAIAN SENGKETA (SETTLEMENT OF DISPUTES)
BAB XVI KETENTUAN UMUM (GENERAL PROVISIONS)
BAB XVII KETENTUAN PENUTUP
Laut Teritorial adalah: laut kewilayahan atau perairan teritorial 
suatu negara pantai selain wilayah daratan dan perairan
pedalamannya; sedangkan bagi suatu negara kepulauan
seperti Indonesia, Jepang, dan Filipina, laut teritorial meliputi pula
suatu jalur laut yang berbatasan dengannya perairan
kepulauannya dinamakan perairan internal termasuk dalam laut
teritorial.
 
Zona Tambahan adalah zona yang lebarnya tidak melebihi 24
(dua puluh empat) mil laut yang diukur dari garis pangkal dari
mana lebar laut teritorial diukur.
PENGERTIAN LINTAS
DAMAI:

Lintas damai adalah lintas sepanjang tidak


merugikan bagi kedamaian, ketertiban atau
keamanan Negara pantai. Lintas tersebut harus
dilakukan sesuai dengan ketentuan Konvensi ini
dan peratruan hukum internasional lainnya.
Hak lintas damai
(Right of innocent passage)

PASAL 17 UNCLOS Pasal 53 ayat 1 UNCLOS Suatu Pasal 26 ayat (1) Tidak ada
Hak Kepada Semua Negara kepulauan boleh pungutan yang dapat dibebankan
menetapkan alur - alur laut pada kapal asing hanya karena
Negara Untuk kepulauan dan rute - rute udara di melintasi laut teritorial. (2)
Menikmati Hak Lintas atas alur - alur laut kepulauan Pungutan dapat dibebankan pada
Damai melalui laut tersebut, yang digunakan untuk kapal asing yang melintasi laut
teritorial lintasan kapal dan pesawat udara teritorial hanya sebagai
asing yang secepat mungkin dan pembayaran bagi pelayanan
terus menerus melalui atau di atas khusus yang diberikan kepada
alur - alur laut kepuluan tersebut kapal tersebut. Pungutan ini
dan laut teritorial yang berdekatan. harus dibebankan tanpa
diskriminasi.
PENGERTIAN ALUR LAUT KEPULAUAN
(Undang – Undang No. 6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia, Pasal 1
Angka 8)

Alur laut kepulauan adalah ; Alur laut yang dilalui oleh kapal atau pesawat
udara asing di atas alur laut tersebut, untuk melaksanakan pelayaran dan
penerbangan dengan cara normal semata-mata untuk transit yang terus
menerus, langsung dan secepat mungkin serta tidak terhalang melalui atau
di atas perairan kepulauan dan laut teritorial yang berdampingan antara
satu bagian laut lepas atau Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia dan bagian
laut lepas atau Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia lainnya.
PETA ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA (ALKI)
(PP No. 37 TH.2002 Tentang Alur Laut Kepulauan Indonesia)

U
YURISDIKSI KRIMINAL DI ATAS
KAPAL ASING
Yurisdiksi Kapal Asing di Pelabuhan; Yurisdiksi di Laut Teritorial

Kapal Niaga Asing tunduk pada yurisdiksi Yurisdiksi kriminal Negara pantai tidak dapat dilaksanakan di
negara pantai terhadap kejahatan yang atas kapal asing yang sedang melintasi laut teritorial untuk
dilakukan oleh awak kapal niaga asing. menangkap siapapun atau untuk mengadakan penyidikan
yang bertalian dengan kejahatan apapun yang dilakukan di
Akan tetapi untuk tindak pidana pelanggaran atas kapal selama lintas demikian, kecuali dalam hal yang
yang menyangkut soal disiplin dan tata tertib berikut :
internal, maka berlaku yurisdiksi negara 1.Apabila akibat kejahatan itu dirasakan di Negara pantai;
bendera kapal 2.Apabila kejahatan itu termasuk jenis yang mengganggu
kedamaian Negara tersebut atau ketertiban laut wilayah;
Yurisdiksi Kapal Asing di Perariran 3.Apabila telah diminta bantuan penguasa setempat oleh
Pedalaman nakhoda kapal oleh wakil diplomatik atau pejabat konsuler
Negara bendera;
Kapal asing yang memasuki wilayah perairan 4.Apabila tindakan demikian diperlukan untuk menumpas
suatu negara, maka kapal tersebut berada di perdagangan gelap narkotika atau bahan psychotropis.
bawah yurisdiksi negara yang bersangkutan
PENGERTIAN ZONA EKONOMI EKSLUSIF (ZEE)
Menurut UNCLOS Pasal 55;

Adalah suatu daerah di luar dan berdampingan dengan laut


teritorial, yang tunduk pada rejim hukum khusus yang ditetapkan
dalam Bab ini berdasarkan mana hak-hak dan yurisdiksi Negara
pantai dan hak-hak serta kebebasan-kebebasan Negara lain, diatur

 
Kemudian Pasal 57 UNCLOS, menyatakan: Zona ekonomi
eksklusif tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal
darimana lebar laut teritorial diukur.
SEKIAN & TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai