Anda di halaman 1dari 15

HUKUM

INTERNASIONAL
UNCLOS 1982
BRILLIANT HANIEF AGENG

2204352
UNCLOUS
UNCLOS adalah hasil dari Konferensi-
konferensi PBB mengenai hukum laut
yang berlangsung sejak 1973 sampai
1982. Hingga kini, tak kurang dari 158
negara yang telah menyatakan
bergabung dengan Konvensi, termasuk
Uni Eropa.
FAKTA SEPUTAR UNCLOS 1982

TANGGAL JUMLAH
NEGARA
LOKASI PENANDATANG NEGARA
ANGGOTA
AN PERATIFIKASI

ANGGOTA NEGARA UNCLOS 1982


YANG MENGIKUTI Ditandatangani di
10 DESEMBER 1980 60 NEGARA
UNCLOS ADA 160 Montego Bay
NEGARA Jamaika
SEJARAH
UNCLOUS

Konferensi Hukum Laut I tahun 1958


dilaksanakan di Jenewa dan
menghasilkan 4 konvensi antara lain
tentang

1. laut teritorial
2. zona tambahan
3. laut lepas
4. perikanan dan perlindungan kekayaa
hayati laut lepas;
landas kontinen.
Konferensi Hukum Laut II tahun Konferensi Hukum Laut III Tahun
1960 1980

Pada konfernsi ke II ini tidak menghasilkan


Dalam konvernsi ini laut dibagi menjadi 3 jenis
kesepakatan ataupun konvensi apapun,
namun terdapat beberapa hal yang di dan juga mengatur hak hak kewajiban Negara
bahas antara lain:[10] pantai yang harus di patuhi oleh negara di dunia.

rezim selat; DAN DALAM KONFERENSI HUKUM LAUT III,


hak negara pantai di bidang perikanan laut;
INDONESIA BERHASIL MEMPERKENALKAN
pendefinisian landas kontinen secara pasti;
KONSEPSI NEGARA KEPULAUAN (ARCHIPELAGIC
perjuangan indonesia terhadap wawasan
nusantara. STATE), DAN BERBAGAI KONSEKUENSINYA TELAH
Konferensi Hukum Laut III tahun 1982 DIAKOMODASI DALAM UNCLOS 1982.[12] ADAPUN,
dilaksanakan di Montego Bay, dan INDONESIA TELAH MERATIFIKASI UNCLOS 1982
menghasilkan 1 (satu) konvensi yang terdiri DENGAN UU 17/1985
dari XVII Bab, 320 Pasal, dan 9 Annex atau
lampiran.[11] Konferensi ini dikenal
menghasilkan konvensi hukum laut 1982
atau United Nations Convention on the Law
of the Sea 1982 atau UNCLOS 1982 , yang
mulai berlaku tanggal 16 November 1994
setelah diterimanya ratifikasi ke-60.
Zona Maritim Menurut UNCLOS 1982
Dalam Konvensi Hukum Laut Internasional
1982 atau United Nations on the Law of the
Sea 1982 (“UNCLOS 1982") terdapat delapan
pembagian zona maritim antara lain
perairan pedalaman Laut Teritorial
Perairan pedalaman secara umum Berdasarkan Pasal 3 UNCLOS 1982, setiap
terdiri dari teluk, muara, pelabuhan negara berhak menetapkan lebar laut
dan perairan-perairan yang tertutup teritorialnya sampai batas maksimum 12 mil
oleh garis pangkal lurus (straight laut diukur dari garis pangkal yang ditentukan
baselines). Negara pantai memiliki sesuai konvensi.
kedaulatan penuh atas internal Dalam konvensi hukum laut atau UNCLOS 1982
waters, sehingga tidak terdapat hak terdapat 3 macam garis pangkal, yaitu:
lintas damai (innocent passage) bagi 1. Garis pangkal normal
kapal-kapal asing. 2. Garus pangkal lurus
3. Garis pangkal lurus kepulauan
ZEE LAUT LEPAS
UNCLOS 1982 TIDAK MEMBERIKAN DEFINISI
ZONE EKONOMI EKSKLUSIF (“ZEE”)
TENTANG LAUT LEPAS ATAU LAUT BEBAS,
MERUPAKAN ZONA MARITIM YANG
HANYA DIKATAKAN BAHWA KETENTUAN-
BERADA DI LUAR DAN KETENTUAN MENGENAI ZONA MARITIM
BERDAMPINGAN DENGAN LAUT TERSEBUT DITERAPKAN TERHADAP SEMUA
TERITORIAL SEJAUH 200 MIL LAUT, BAGIAN LAUT YANG TIDAK TERMASUK DALAM
ZEE, LAUT TERITORIAL, ATAU PERAIRAN
YANG BERNILAI EKONOMIS TUNDUK
PEDALAMAN DARI SUATU NEGARA, ATAU
PADA PENGATURAN KHUSUS PERAIRAN KEPULAUAN DARI SUATU NEGARA
KEPULAUANA
zona tambahan Landas kontinen
Zona tambahan adalah zona yang Dalam UNCLOS 1982 terdapat beberapa aturan
berbatasan dengan laut teritorial. Zona ini mengenai landas kontinen, antara lain:
diukur sejauh 24 mil laut (nautical miles) dari 1. jarak sampai 200 mil laut jika tepian luar kontinen
tidak mencapai jarak 200 mil laut;
garis pangkal dimana laut teritorial diukur.
2. kelanjutan alamiah (natural prolongation) wilayah
daratan di bawah laut hingga tepian luar kontinen
Dalam zona tambahan, negara pantai dapat
yang lebarnya tidak boleh melebihi 350 mil laut
melakukan pengawasan yang diperlukan yang diukur dari garis dasar laut teritorial jika di
untuk mencegah pelanggaran terhadap luar 200 mil laut masih terdapat daerah dasar laut
peraturan bea cukai, perpajakan atau fiskal, yang merupakan kelanjutan alamiah dari wilayah
imigrasi dan kesehatan pada laut teritorialnya daratan dan jika memenuhi kriteria kedalaman
dan menghukum pelanggaran terhadap sedimentasi yang ditetapkan dalam konvensi;
peraturan-peraturan tersebut yang dilakukan atau
3. tidak boleh melebihi 100 mil laut dari garis
di dalam laut teritorialnya
kedalaman 2500 meter isobath
Dasar Laut Samudra SELAT
atau Kawasan

INTERNASIONAL
SELAT INTERNASIONAL MERUPAKAN SEBUAH
DI DALAM PREAMBUL UNCLOS 1982
JALUR LAUT YANG DIBATASI PANTAI YANG
PENGERTIAN DASAR LAUT SAMUDRA BERSEBERANGAN, MENGHUBUNGKAN DUA
ATAU KAWASAN ADALAH AREA BAGIAN DARI LAUT LEPAS, DAN DIGUNAKAN
DASAR LAUT TERDIRI ATAS DASAR UNTUK NAVIGASI INTERNASIONAL. ADAPUN
YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS
LAUT, DASAR SAMUDRA, DAN TANAH
KESELAMATAN PELAYARAN INTERNASIONAL
DI BAWAHNYA DI LUAR YURISDIKSI ADALAH NEGARA YANG BERBATASAN DENGAN
NASIONAL SELAT TERSEBUT.
TIGA TANTANGAN PADA
ZONA MARITIM

di mana negara-negara ketika zona maritim di mana tanah dari


pantai terpisah kurang memiliki potensi untuk mana zona maritim
dari 400 mil laut dan garis diperluas dengan adanya didefinisikan sebagai
median harus pulau-pulau kedaulatan yang
diidentifikasi di antara disengketakan terlebih
mereka dahulu
BAGAIMANA JIKA
TERJADI SENGKETA
KELAUTAN?

DI DALAM UNCLOS 1982, TERDAPAT


EMPAT PILIHAN PENYELESAIAN
SENGKETA ANTARA LAIN
Mahkamah Hukum Laut Mahkamah Arbitrase
Internasional
. (International (Arbitral Tribunal)
Tribunal for the Law of the Sea
atau ITLOS
Mahkamah Internasional Mahkamah Arbitrase
(International Court of Khusus (Special Arbitral
Justice atau ICJ) Tribunal)
CONTOH
SENGKETA

Contoh sengketa yang berkaitan


dengan kelautan adalah The South
China Sea v. Philippines, yakni
sebuah sengketa kelautan tentang
perbatasan dan tumpang tindih
klaim negara-negara di sekitarnya.
Kasus tersebut diselesaikan oleh
Mahkamah Arbitrase Internasional.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai