Sebut dan jelaskan tiga peran disiplin geodesi dan Geomatika dalam Hukum Laut
Internasional!
Menentukan titik surut terendah melalui pengamatan pasang surut, sebagai titik awal
penarikan garis pangkal kepulauan (5 UNCLOS 1982)
Mencantumkan garis pangkal dalam peta dengan skala-skala yang memadai untuk
penetapan garis posisinya atau menyajikan garis pangkal dalam sistem koordinat geografis
dan datum geodetik sesuai pasal (16 UNCLOS 1982)
Menjadi penentu aspek teknis penegasan batas maritim di lapangan, membawa apa yang
ada di peta ke kondisi lapangan sesungguhnya (UNCLOS 1982 Lampiran VIII Arbitrase
Khusus).
1. Jelaskan dengan bantuan skema/gambar zona maritim yang bisa diklaim oleh sebuah negara
pantai menurut Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 (UNCLOS 1982)! (sebutkan pasal
yang terkait, deskripsi masing-masing zona dan ketentuan teknis yang ada)!
zona maritim suatu negara yang dikurkur dari garis pangkal. Zona maritim yang berbeda itu
merliputi: perairan pedalaman, laut teritorial, ZEE, laut bebas, landas kontinen (dasar laut)
dan Kawasan (the Area).
Laut Teritorial : Pasal 3 UNCLOS 1982 menyebutkan bahwa setiap negara pantai berhak
menetapkan lebar laut teritorialnya hingga suatu batas yang tidak melebihi 12 mil laut
diukur dari garis pangkal yang ditentukan sesuai dengan konvensi ini.
Zona Tambahan : Dalam Pasal 33 UNCLOS 1982 disebutkan bahwa negara pantai dapat
melaksanakan pengawasan pada wilayah laut di luar laut teritorialnya sejauh maksimum 24
mil laut dari garis pangkal.
ZEE : Bab V pasal 55, 56 dan 57 UNCLOS 1982 . ZEE adalah suatu daerah di luar dan
berdampingan dengan laut teritorial, yang tunduk pada rejim hukum khusus yang ditetapkan
dalam UNCLOS 1982, berdasarkan mana hak-hak dan yurisdiksi negara pantai dan hak-hak
serta kebebasan-kebebasan negara lain di atur. Di dalam ZEE, negara pantai memiliki hak
eksklusif untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam, kebebasan navigasi, hak
penerbangan udara, dan melakukan penanaman kabel serta jalur pipa
Landas Kontinen : Pasal 76 UNCLOS 1982 menyebutkan tentang batas landas kontinen, yaitu
meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya dari daerah di bawah permukaan laut yang
terletak di luar laut teritorialnya sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratannya hingga
pinggiran tepi kontinen atau hingga suatu jarak 200 mil laut dari garis pangkal darimana
lebar laut teritorial diukur, dalam hal pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai jarak
tersebut.
1. Landas kontinen adalah zona maritim yang penentuannya berbeda dengan zona lainnya.
Jelaskan secara singkat bagaimana batas terluar landas kontinen ditetapkan, terutama yang
di luar 200 mil laut dari garis pangkal!
Landas kontinen suatu Negara pantai meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya yang
melampaui laut teritorialnya sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratannya hingga
pinggiran luar dari benua margin, atau untuk jarak 200 mil laut dari garis pangkal dari mana
luasnya laut teritorial diukur di mana tepi luar dari tepian benua tidak memperpanjang
hingga jarak itu.
2. Jelaskan dengan bantuan skema/gambar penentuan garis penutup teluk menurut Konvensi
PBB tentang Hukum Laut 1982 (UNCLOS 1982)! (sebutkan pasal yang terkait dan ketentuan
teknisnya).
Penentuan garis penutup teluk menurut konvensi PBB adalah
1). tentukan low line water
2). dibuat garis diantara teluknya
3). jarak tersebut dijadikan diameter
4). dibuat setengah lingkaran
5). lautnya bisa ditutup kalau teluknya lebih dari setengah lingkaran itu, kalau enggak gabisa
ditutup.
Syarat garis diameternya : Jika panjang penutupan tidak melebihi 24 mil laut, maka garis
atau garis dapat digunakan untuk menutup teluk. Jika panjang penutupan melebihi 24 mil
laut, maka akan diperlukan untuk mengembangkan baru dan garis penutupan pendek dalam
teluk. Biasanya, lokasi ini tidak sulit untuk menentukan, karena sebuah pemeriksaan grafik
harus mengidentifikasi posisi perkiraan.Ditutup lautnya dalam artian dijadikan daerah
kedaulatan suatu negara, bukan hak berdaulat saja. Indonesia belum banyak melakukan hal
ini.
3. Apa perbedaan antara kedaulatan dengan hak berdaulat dan bagaimana kaitannya dengan
zona maritim yang diklaim oleh sebuah negara pantai? Sertakan contoh untuk mendukung
penjelasan Anda!
Kedaulatan adalah kewenangan penuh atas wilayah (territory) yang dalam hal ini meliputi
semua wilayah daratan, perairan kepulauan dan laut territorial. Laut teritorial adalah
kawasan laut dengan lebar hingga 12 mil laut (22 km) dari garis pangkal. Di luar laut
teritorial, sebuah negara pantai tidak memiliki kedaulatan penuh (sovereignty) tetapi hak
berdaulat (sovereign rights). Kedaulatan dan hak berdaulat adalah dua hal yang berbeda dan
itu jelas definisinya.
dalam konteks hukum internasional. Pada kedaulatan, berlaku kekuasaan penuh atas
wilayah (territory) dan di sana berlaku hukum nasional. Sementara itu, pada hak berdaulat,
tidak berlaku kekuasan penuh tetapi hak untuk mengelola dan memanfaatkan. Kawasan
tempat berlakunya hak berdaulat ini dikenal dengan yurisdiksi, bukan wilayah atau territory.
Dalam hal ini, di ZEE, misalnya, Indonesia tidak punya kedaulatan penuh tetapi berhak untuk
mengelola kekayaan alamnya dan negara lain tidak berhak memanfaatkan kekayaan alam itu
tanpa izin
dari Indonesia.
4. Apakah yang dimaksud dengan yurisprudensi dan apa perannya dalam memutuskan kasus?
kasus hukum laut yang terjadi dewasa ini?
Yurisprudensi adalah putusan2 yg dikeluarkan halim dalam menghukum sebuah perkara
Yurisprudensi adalah keputusan hakim terdahulu yang sering diikuti dan dijadikan sebagai
dasar keputusan oleh hakim mengenai masalah yang sama ( menurut kansil 1993 : 20 )
Peranannya dalam memutuskan kasus2 hukum laut
Adapun peranannya dalam memutuskan kasus2 hukum laut
a) sebagai alat penyelesaiian sengketa antar negara yang terkait tentang masalah
perbatasan laut, persengketaan yang ada dapat diselesaikan dengan ketetapan
hukum yang telah diatur dalam hukum internasional terkait akan masalah
perbatasan antar negara.
b) Sebagai sarana untuk menuntut sebuah keadilan dalam penyelesaian kasus-kasus
terkait perbatasan laut.
c) Sebagai penentuan alokasi wewenang secara terperinci siapa yang boleh
melakukan pelaksanaan hukum, siapa yang harus menaatinya, siapa yang memilih sangsi
yang tepat dan adil.
1. Jelaskan kasus Landas Kontinen Laut Utara (North Sea Continental Shelf) tahun 1969!
(negara yang terlibat, deskripsi kasus, lembaga peradilan, hasil keputusannya,
dampak/implikasinya bagi perkembangan hukum laut dunia).
Jerman vs Denmark dan Belanda 1969 ICJ 1 (juga dikenal sebagai The kasus North Sea
Continental Shelf) adalah serangkaian sengketa yang datang ke Mahkamah Internasional
pada tahun 1969. Mereka terlibat perjanjian antara Denmark, Jerman, dan Belanda
mengenai yang "batas" daerah kaya minyak dan gas dari landas kontinen di Laut Utara. Laut
Utara pantai Jerman cekung, sedangkan Belanda dan pantai Denmark adalah cembung. Jika
batas telah ditentukan oleh aturan equidistance ("menggambar garis setiap titik yang sama
jauh dari setiap pantai"), Jerman akan menerima sebagian kecil dari kekayaan sumber daya
landas relatif terhadap dua negara lainnya. Dengan demikian Jerman berpendapat bahwa
panjang garis pantai digunakan untuk menentukan batas tersebut. Jerman ingin ICJ untuk
membagi Landas Kontinen dengan proporsi ukuran daratan negara dan bukan oleh aturan
berjarak sama.
Dalam kasus tersebut terjadipersengketaan batas landas kontinen di Laut Utara. Pada
tanggal 31 Maret 1966 Belanda dan Denmark menandatangani persetujuan tentang garis
batas landas kontinen di Laut Utara. Jerman ternyatamenentang keraspersetujuan tersebut
karena dianggap sangat merugikan Jerman serta menghalang-halangiJerman untuk
memperoleh aksesatas landas kontinen ke arah garis batas landas kontinen Inggris di Laut
Utara. Fakta lain yang dapat dikemukakan adalah bahwa Belanda dan Denmark sudah
meratifikasi Konvensi Landas Kontinen 1958, sedangkan Jerman tidak atau belum
meratifikasinya. Dari keputusan Mahkamah Internasional atas kasus tersebut dapat ditarik
beberapa prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum internasional yang dapat
diterapkan dalam menentukan garis batas di area landas kontinen antara lain : bahwa
Negara atau pihak yang tidak menyatakan maksudnya untuk terikat dengan cara-cara atau
tindakan tindakan yang sesuai dengan kaidah hukum perjanjian internasional (international
law of treaties) seperti ratifikasi dan aksesi, tidak terikat pada perjanjian internasional atau
konvensi tersebut, principalof equidistant bukan merupakan hukum kebiasaan internasional.
2. Jelaskan kasus Grisbadarna dan dampaknya pada delimitasi batas maritim internasional!
lengkapnya lupa tapi intinya ,Grisbadarna Case, antara Norwegia dan Swedia pada tahun
1909. Permasalahannya mengenai terusan batas maritim antara 2 negara yang ternyata
dalam perundingan yang kesekian batas maritim tersebut memotong Grisbadarna Banks
menjadi berada di Norwegia dan Swedia, lalu karena Grisbadarna Banks merupakan milik
Swedia dan telah dikelola juga diambil keputusan untuk menggunakan median line principle,
perpendicular line principle, dan circumstances of fact untuk mencapai pertmbangan yang
adil.
1. Apa yang dimaksud dengan ‘three-stage approach’ dalam delimitasi batas maritim? Jelaskan
masing-masing tahap!
a. menetapkan garis batas sementara yang biasanya merupakan garis tengah
b. menentukan efek-efek yang berpengaruh terhadap penetapan garis tengah tersebut, yang
dapat mengubahnya.
c. uji disproporsionalitas. menguji luasnya apakah berbeda secara signifikan (untuk
mendeteksi ketidak adilan), dengan memperhatikan garis pantai
Misalkan ada dua buah Negara yang berbatasan, maka pada tahap pertama adalah
penarikan median line dari menggunakan garis pangkal sesuai dengan kondisi geografis
Negara masingmasing. Setelah garis median line terbentuk, jika ada fitur maritime, misalnya
pulau atau LTE, sebuah Negara yang terletak dekat dengan garis hasil median line,
diperhitungkan efeknya pada garis median line dan kemudian dilakukan perubahan garis
tersebut. Setelah perubahan faktor
yang relevan dilakukan uji disproporsionalitas untuk melihat garis final yang terbentuk sesuai
untuk masing-masing Negara.
2. Jelaskan dengan bantuan skema/gambar prinsip Dasar delimitasi batas maritim menurut
Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 (UNCLOS 1982)!
Delimitasi batas maritime harus dilakukan ketika terjadi tumpang tindih klaim (overlapping
klaim) antara dua Negara atau lebih. Tumpang tindih klaim dapat diterjadi di wilayah laut
territorial, ZEE maupun landas kontinen. Sesuai hukum yang berlaku, masing-masing
tumpang tindih klaim tersebut diselesaikan dengan metode yang berbeda.
1. Delimitasi Laut territorial
Delimitasi laut teritorla diatur dalam pasal 15 UNCLOS. Dalam pasal tersebut dinyatakan
bahwa dua Negara yang saling berhadapan atau berdampingan tidak diperkenankan
mengklaim laut territorial melebihi garis tengan (median line) antara kedua Negara tersebut,
kecuali jika kedua Negara tersebut membuat kesepakatan lain, atau karena adanya hak
menurut pertimbangan sejarah atau kondisi khusus lainnya yang memungkinkan tidak
diterapkannya prinsip garis
tengah. Kondisi khusus yang bisa mempengaruhi pemilihan garis batas maritim selain garis
tengah antara lain adanya pulau-pulau lepas pantai, bentuk garis pantai atau klaim khusus
atas wilayah perairan berdasarkan pertimbangan sejarah.
3. Sebutkan dan jelaskan permasalahan batas maritim Indonesia dengan Malaysia serta usulan
penyelesaiannya!
Indonesia-Malaysia
Masalah yang terjadi : Garis batas laut wilayah antara Indonesia dengan Malaysia adalah
garis yang menghubungkan titik-titik koordinat yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan
bersama di Kuala Lumpur, pada 17 Maret 1977. Berdasarkan UU No 4 Prp tahun 1960,
Indonesia telah menentukan titik dasar batas wilayah lautnya sejauh 12 mil. Sebagai
implementasi dari UU tersebut, beberapa bagian perairan Indonesia yang jaraknya kurang
dari 12 mil laut, menjadi laut wilayah Indonesia. Termasuk wilayah perairan yang ada di Selat
Malaka. Pada Agustus 1969, Malaysia juga mengumumkan bahwa lebar laut wilayahnya
menjadi 12 mil laut, diukur dari garis dasar yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan
konvensi Jenewa 1958 (mengenai Laut Wilayah dan Contigous Zone). Sehingga timbul
persoalan, yaitu letak garis batas laut wilayah masingmasing negara di Selat Malaka (di
bagian yang sempit) atau kurang dari 24 mil laut. Adapun batas Landas Kontinen antara
Indonesia dan Malaysia ditentukan berdasarkan garis lurus yang ditarik dari titik bersama ke
titik koordinat yang disepakati bersama pada 27 Oktober 1969.
4. Sebutkan dan jelaskan permasalahan batas maritim Indonesia dengan Vietnam serta usulan
penyelesaiannya!
Indonesia – Vietnam
Masalah yang sering terjadi : Wilayah perbatasan antara Pulau Sekatung di Kepulauan
Natuna dan Pulau Condore di Vietnam yang berjarak tidak lebih dari 245 mil, memiliki kontur
landas kontinen tanpa batas benua, masih menimbulkan perbedaan pemahaman di antara
ke dua negara. Pada saat ini kedua belah pihak sedang melanjutkan perundingan guna
menentukan batas landas kontinen di kawasan tersebut.
5. Sebutkan dan jelaskan permasalahan batas maritim Indonesia dengan India serta usulan
penyelesaiannya!
Indonesia – india
Masalah yang terjadi : Perbatasan kedua negara terletak antara pulau Rondo di Aceh dan
pulau Nicobar di India. Batas maritim dengan landas kontinen yang terletak pada titik-titik
koordinat tertentu di kawasan perairan Samudera Hindia dan Laut Andaman, sudah
disepakati oleh kedua negara. Namun permasalahan di antara kedua negara masih timbul
karena sering terjadi pelanggaran wilayah oleh kedua belah pihak, terutama yang dilakukan
para nelayan.
Adapun Solusi permasalahan tersebut: Garis Batas Landas Kontinen Indonesia dan India
adalah garis lurus yang ditarik dari titik pertemuan menuju arah barat daya yang berada di
Laut Andaman. Hal itu berdasarkan persetujuan pada 14 Januari 1977 di New Delhi, tentang
perjanjian garis batas Landas Kontinen kedua negara. Namun, pada beberapa wilayah batas
laut kedua negara masih belum ada kesepakatan.
6. Jelaskan secara singkat kasus Ambalat (negara yang terlibat, lokasi, penjelasan kasus,
dampak bagi hubungan antarnegara, usulan langkah penyelesaian)!