DISUSUN OLEH :
SAMUEL WATAT (2122669)
HERONIMUS PIERO (2122686)
INO YOLANS KABUNGSINA (2122687)
KRISTINA RESKA (211688)
LILIS LARASATY PAKPAHAN (2122690)
NAIRA CAHYUNI (2122692)
Identitas Buku
Kapal niaga Indonesia merupakan sarana pemberi jasa angkutan laut yang
ditujukan untuk membina kesatuan ekonomi nasional. UU PELAYARAN
NO.17/2088 : Pelayaran adalah satu kesatuan system yang terdiri atas angkutan
di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan
lingkungan maritim.
Jabatan di kapal terdiri dari Nahkoda, anak buah kapal, dan pelayar. Nahkoda
adalah orang yang memimpin kapal dan yang bertanggung jawab penuh atas
keselamatan kapal, penumpang, dan barang muatan selama proses pelayaran dari
Pelabuhan pemuatan sampai di Pelabuhan tujuan. Anak buah kapal ( ABK ) adalah
awak kapal yang bertugas mengoperasikan dan memelihara serta menjaga kapal
dan muatannya, terkecuali nahkoda. Pelayar adalah orang yang melakukan
pelayaran baik itu di laut maupun di sungai.
Hukum maritim terbagi menjadi dua yaitu ; Hukum Maritim Nasional dan Hukum
Maritim Internasional. Kedua hukum ini diatur dalam Undang-undang,
Yurisprudensi, dan berdasarkan kebiasaan dari pelayaran.
Berdasarkan isinya Hukum Maritim terbagi menjadi dua yaitu, Hukum Privat (sipil)
dan Hukum Publik, yang dimana mengatur tentang hukum tata negara,
administrasi negara, hukum internasional,dan hukum pidana .
Menurut UU Pelayaran No. 21/1992 pasal 1 ayat 3 perairan laut Indonesia terbagi
menjadi ; Perairan Pedalaman, Laut Teritorial, Zona Tambahan (Contiguous Zone),
dan Landasan Kontinen (Continen Shelf).
Dalam Hukum Maritim tidak hanya membahas tentang Undang – undang yang
berdasar di dalamnya, tetapi juga membahas tentang Keamanan dan
Keselamatan Kapal. Yang dimana Nahkoda, Awak kapal, dan pelayar – pelayar
lainnya wajib menjalankan kewajiban yang sudah tertulis didalam Undang –
undang Pelayaran No. 21/1992 pasal 88 yang mengatur tentang Nahkoda atau
pemimpin kapal mengenai tanggung jawab atas kecelakaan kapal. Sedangkan
Keselamatan dan Keamanan penumpang dan muatan diatur dalam PP
No.51/2002 tentang Perkapalan.
Sesuai dengan KUHD pasal 341, bahwa Nakhoda adalah seorang pemimpin kapal.
Sesuai dengan UU No. 21/1992 tentang Pelayaran, Nakhoda adalah salah seorang
dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum di atas kapal dan mempunyai
wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pemimpin kapal adalah seorang dari awak kapal yang
menjadi pemimpin umum di atass kapal untuk jenis dan ukuran tertentu, berbeda
dengan yang dimiliki nakhoda. STCW 1978 amandemen tahun 1995, Nakhoda
berarti orang yang memegang komando sebuah kapal.
Buku Hukum Maritim ini juga dapat menyebabkan si pembaca merasa cepat
bosan, karena banyak sekali Undang-undang yag tertera di dalam buku ini. Untuk
pemula dalam hal Kemaritiman akan merasa jenuh saat membaca pembahasan
yang penuh dengan Undang-undang. Akan tetapi uku ini dapat menambah
wawasan mengenai hukum-hukum laut yang ada di Indonesia, terkhususnya
Hukum Maritim di Indonesia.
Hukum-hukum yang tercantum di dalam buku ini pun juga masih berlaku dan
sesuai dengan ketentuan yang masih berlaku pada era saat ini. Hal yang dikatakan
dalam buku ini sungguh dapat membantu para pembaca untuk menambah
wawasan dan menjadikan referensi untuk penunjang keinginan yang tinggi
tentang apa saja hal-hal yang mengatur tentang kelaiklautan kapal. Karena
kebenaran yang tertulis dalam buku Hukum Maritim ini dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.
Segala hal yang berhubungan dengan hukum sudah tentu diatur di dalam
Undang-undang dan berlaku untuk semua pihak yang berada di dalam ruang
lingkupnya. Terdapat hak dan kewajiban yang harus dijalankan oleh Nahkoda,
Awak kapal, Perwira kapal, Pelayar, Tenaga Kerja Bongkar Muat, penumpang dan
muatan-muatan lainnya, guna untuk mengurasi dampak buruk dari adanya
kejadiaan alam maupun kesalahan dari manusianya.
Dibalik semua kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada buku “Hukum
Maritim”, buku ini sangat berguna sebagai pedoman dasar untuk menguasai
Sebagian besar hukum perdagangan nasional maupun internasional yang terdapat
dalam dunia kemaritiman. Hasil bacaan dari buku “Hukum Maritim”, terdapat
Undang-undang yang mengatur tentang pelayaran, yaitu UU No.17 Tahun 2008
tentang Kepelabuhanan. Kitab UU ini wajib di baca oleh Mahasiswa yang
mendalami teori maupun praktek tentang pelayaran, terkususnya untuk
Mahasiswa yang memilih prodi Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga.