Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 3

RESENSI BUKU HUKUM MARITIM

DISUSUN OLEH :
SAMUEL WATAT (2122669)
HERONIMUS PIERO (2122686)
INO YOLANS KABUNGSINA (2122687)
KRISTINA RESKA (211688)
LILIS LARASATY PAKPAHAN (2122690)
NAIRA CAHYUNI (2122692)

KETATALAKSANAAN PELAYARAN NIAGA DAN KEPELABUHANAN


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA SEMESTER 3
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
RESENSI BUKU HUKUM MARITIM

Identitas Buku

Judul : HUKUM MARITIM / Capt.Hj. E. Kartini,M.M.,Mar


Pengarang : Capt.Hj.E. Kartini, M.M.,M.Mar
Institusi : Akademi Maritim Djadajat
Penerbit : Yogyakarta; Deepublish,September 2013 
Kategori : Buku Politik dan Hukum
Bidang Ilmu : Hukum Maritim dan Keselamatan dan Keamanan Kapal
ISBN : 978-602-8981-990-3
Ukuran : A5
Tebal Buku : 20 cm
Halaman : 186
Harga Buku : -
Deskripsi Buku Hukum Maritim :
Buku Hukum Maritim
Penyusunan Bahan Ajar pada Diklat kemaritiman ini sangat penting, dikarenakan
materi pelajaran di bidang Hukum Maritim, senantiasa berubah sesuai kebutuhan
dan ketentuan/regulasi Internasional yang diterbitkan oleh Internasional
Maritime Organization (IMO), khususnya di bidang STCW (Standart of Training
Watchkeeping for Seafarers), yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi
keselamatan pelayaran.
Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang
mengurus tata tertib suatu lingkungan masyarakat, misalnya masyarakat maritim,
karena ada kepentingan masyarakat dalam lingkungan tersebut, agar tidak terjadi
benturan satu sama lain, maka harus ada aturan yang bersifat memaksa untuk
dipatuhi. 

Kapal niaga Indonesia merupakan sarana pemberi jasa angkutan laut yang
ditujukan untuk membina kesatuan ekonomi nasional. UU PELAYARAN
NO.17/2088 : Pelayaran adalah satu kesatuan system yang terdiri atas angkutan
di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan
lingkungan maritim.

Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang


mengurus tata tertib suatu lingkungan masyarakat, misalnya masyarakat maritim,
karena ada kepentingan masyarakat dalam lingkungan tersebut, agar tidak terjadi
benturan satu sama lain, maka harus ada aturan yang bersifat memaksa untuk
dipatuhi.

HUKUM MARITIM PUBLIK

Menurut Prof.R.Soekardono.SH, Hukum Maritim Publik adalah keseluruhan


kaedah dan asas hukum yang mengatur hubungan yang berkaitan dengan
kekuasaan atas laut oleh suatu negara, yang menjadikan laut dari permukaan
sampai dasarnya sebagai obyek peraturan dan kebiasaan nasional dan
internasional yang berisikan hak dan kewajiban bagi negara yang berbatasan
( bersifat umum atau public ).
HUKUM MARITIM PRIVAT atau KEPERDATAAN LAUT

Menurut Dr.Wiyono prjodikoro SH, peraturan hukum yang berada di dalam


lingkungan hukum perdata yang ada hubungannya dengan laut yang selanjutnya
digunakan istilah hukum pengangkutan laut atau hukum perkapalan.

Pada dasarnya hukum maritim public maupun hukum pengangkutan laut


berkaitan dengan hubungan antara negara, oleh karena berkaitan dengan hukum
internasional.

Secara umum hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yang bersifat


memaksa yang mengurus tata tertib suatu lingkungan masyarakat, terutama
masyarakat maritim. Kapal laut adalah kendaraan pengangkut penumpang dan
barang di laut ( sungai dan sebagainya ), seperti halnya sampan atau perahu yang
lebih kecil. Pengusaha kapal adalah seseorang yang mengusahakan kapal untuk
pelayaran di laut dengan melakukan sendiri pelayaran itu, ataupun menyuruh
melakukannya oleh seorang nahkoda yang bekerja padanya.

Jabatan di kapal terdiri dari Nahkoda, anak buah kapal, dan pelayar. Nahkoda
adalah orang yang memimpin kapal dan yang bertanggung jawab penuh atas
keselamatan kapal, penumpang, dan barang muatan selama proses pelayaran dari
Pelabuhan pemuatan sampai di Pelabuhan tujuan. Anak buah kapal ( ABK ) adalah
awak kapal yang bertugas mengoperasikan dan memelihara serta menjaga kapal
dan muatannya, terkecuali nahkoda. Pelayar adalah orang yang melakukan
pelayaran baik itu di laut maupun di sungai.

Hukum maritim terbagi menjadi dua yaitu ; Hukum Maritim Nasional dan Hukum
Maritim Internasional. Kedua hukum ini diatur dalam Undang-undang,
Yurisprudensi, dan berdasarkan kebiasaan dari pelayaran.
Berdasarkan isinya Hukum Maritim terbagi menjadi dua yaitu, Hukum Privat (sipil)
dan Hukum Publik, yang dimana mengatur tentang hukum tata negara,
administrasi negara, hukum internasional,dan hukum pidana .

Sesuai dengan pasal 1 konvensi Montevidio terdapat persyaratan negara, yang


diantaranya adalah ; Negara mempunyai wilayah, Perairan nasional, serta Wilayah
Indonesia.

Menurut UU Pelayaran No. 21/1992 pasal 1 ayat 3 perairan laut Indonesia terbagi
menjadi ; Perairan Pedalaman, Laut Teritorial, Zona Tambahan (Contiguous Zone),
dan Landasan Kontinen (Continen Shelf).

Menurut UU No 21 tahun 1992 tentang Pelayaran pada pasal 1 angka 10 dan PP


No.51/2002 Bab III pasal 5, Kelaiklautan Kapal adalah keadaan kapal yang
memenuhi persyaratan keselamatan kapal, pengawakan kapal, manajemen
keselamatan pengoperasian kapal, pemuatan, dan status hukum kapal untuk
berlayar di perairan tertentu.

Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang


mengurus tata tertib suatu lingkungan masyarakat, misalnya masyarakat umum.
Sumber hukum adalah : UU / sumber hukum yang utama, yaitu keputusan
pemerintah yang menentukan peraturan-peraturan. Kekuatan perundang-
undangan ditetapkan oleh Pemerintah Bersama DPR.

Pembagian hukum menurut asasnya, yaitu kekuatan bekerja yang diantaranya


terdapat Undang-undang Dasar, Tap MPR, dan Undang-undang. Sedangkan
menurut isinya, adalah Hukum Privat ( sipil ), yang mengatur hubungan antara
orang yang satu dengan orang yang lain dengan menitikkan kepentingan
perseorangan.

Keseluruhan asas hukum tersebut mengatur tentang batas-batas melintasi negara


antar negara, antara negara dengan subjek hukum bukan negara, dan antar
subjek dan hukum bukan negara lainnya. Laut adalah objek dari peraturan-
peraturan kebiasaan-kebiasaan baik nasional maupun internasional dan berisikan
hak dan kewajiban bagi negara yang berbatasan dengan laut tersebut.
Hukum Maritim memiliki dasar hukum yang kuat berdasarkan keadaan wilayah
Indonesia. Hukum Maritim juga memiliki sumber-sumber hukum, diantaranya ;
Peraturan Perundang-undangan, Perjanjian pihak – pihak yang bersangkutan,
Kebiasaan – kebiasaan di dunia pelayaran atau di Pelabuhan. Dasar dari segala
hukum maritim juga terdapat dalam Kitab Undang – undang Hukum Dagang
(KUHD). Sedangkan Kepelabuhanan diatur dalam UU No. 17 tahun 2008.

Dalam Hukum Maritim tidak hanya membahas tentang Undang – undang yang
berdasar di dalamnya, tetapi juga membahas tentang Keamanan dan
Keselamatan Kapal. Yang dimana Nahkoda, Awak kapal, dan pelayar – pelayar
lainnya wajib menjalankan kewajiban yang sudah tertulis didalam Undang –
undang Pelayaran No. 21/1992 pasal 88 yang mengatur tentang Nahkoda atau
pemimpin kapal mengenai tanggung jawab atas kecelakaan kapal. Sedangkan
Keselamatan dan Keamanan penumpang dan muatan diatur dalam PP
No.51/2002 tentang Perkapalan.

Sesuai dengan KUHD pasal 341, bahwa Nakhoda adalah seorang pemimpin kapal.
Sesuai dengan UU No. 21/1992 tentang Pelayaran, Nakhoda adalah salah seorang
dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum di atas kapal dan mempunyai
wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pemimpin kapal adalah seorang dari awak kapal yang
menjadi pemimpin umum di atass kapal untuk jenis dan ukuran tertentu, berbeda
dengan yang dimiliki nakhoda. STCW 1978 amandemen tahun 1995, Nakhoda
berarti orang yang memegang komando sebuah kapal.

Terdapat banyak pasal Undang-Undang beserta isinya yang dicantumkan


didalamnya. Disamping itu, terdapat penjelasan yang dapat dimengerti mengenai
hal-hal apa saja yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan saat
pengoperasian kapal berlangsung.

Buku Hukum Maritim ini juga dapat menyebabkan si pembaca merasa cepat
bosan, karena banyak sekali Undang-undang yag tertera di dalam buku ini. Untuk
pemula dalam hal Kemaritiman akan merasa jenuh saat membaca pembahasan
yang penuh dengan Undang-undang. Akan tetapi uku ini dapat menambah
wawasan mengenai hukum-hukum laut yang ada di Indonesia, terkhususnya
Hukum Maritim di Indonesia.

Hukum-hukum yang tercantum di dalam buku ini pun juga masih berlaku dan
sesuai dengan ketentuan yang masih berlaku pada era saat ini. Hal yang dikatakan
dalam buku ini sungguh dapat membantu para pembaca untuk menambah
wawasan dan menjadikan referensi untuk penunjang keinginan yang tinggi
tentang apa saja hal-hal yang mengatur tentang kelaiklautan kapal. Karena
kebenaran yang tertulis dalam buku Hukum Maritim ini dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.

Segala hal yang berhubungan dengan hukum sudah tentu diatur di dalam
Undang-undang dan berlaku untuk semua pihak yang berada di dalam ruang
lingkupnya. Terdapat hak dan kewajiban yang harus dijalankan oleh Nahkoda,
Awak kapal, Perwira kapal, Pelayar, Tenaga Kerja Bongkar Muat, penumpang dan
muatan-muatan lainnya, guna untuk mengurasi dampak buruk dari adanya
kejadiaan alam maupun kesalahan dari manusianya.

Hukum Maritim adalah himpunan peraturan-peraturan yang bersifat memaksa


tata tertib suatu lingkungan masyarakat, misalnya masyarakat maritim, karena
ada kepentingan masyarakat dalam lingkungan tersebut, agar tidak terjadi
benturan satu sama lain, maka harus ada aturan yang bersifat memaksa untuk
dipatuhi.

Pada dasarnya hukum maritim public maupun hukum pengangkutan laut


berkaitan dengan hubungan antara negara, oleh karena berkaitan dengan hukum
internasional.

Dalam melaksanakan perdagangan / pelayaran internasional khususnya usaha


angkutan laut maka kita harus mengikuti Hukum / Undang-undang / Peraturan /
Ketentuan baik nasional dan maupun Internasional yang berlaku.

Dibalik semua kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada buku “Hukum
Maritim”, buku ini sangat berguna sebagai pedoman dasar untuk menguasai
Sebagian besar hukum perdagangan nasional maupun internasional yang terdapat
dalam dunia kemaritiman. Hasil bacaan dari buku “Hukum Maritim”, terdapat
Undang-undang yang mengatur tentang pelayaran, yaitu UU No.17 Tahun 2008
tentang Kepelabuhanan. Kitab UU ini wajib di baca oleh Mahasiswa yang
mendalami teori maupun praktek tentang pelayaran, terkususnya untuk
Mahasiswa yang memilih prodi Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga.

Anda mungkin juga menyukai