0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut merupakan kertas ujian mata kuliah Ilmu Perundang-Undangan yang berisi pertanyaan dan jawaban mengenai hirarki peraturan perundang-undangan, jenis pengujian peraturan perundang-undangan, lembaga yang berwenang melakukan pengujian, serta pertimbangan Mahkamah Konstitusi dalam menyatakan Undang-Undang Cipta Kerja bersyarat inkonstitusional.
Dokumen tersebut merupakan kertas ujian mata kuliah Ilmu Perundang-Undangan yang berisi pertanyaan dan jawaban mengenai hirarki peraturan perundang-undangan, jenis pengujian peraturan perundang-undangan, lembaga yang berwenang melakukan pengujian, serta pertimbangan Mahkamah Konstitusi dalam menyatakan Undang-Undang Cipta Kerja bersyarat inkonstitusional.
Dokumen tersebut merupakan kertas ujian mata kuliah Ilmu Perundang-Undangan yang berisi pertanyaan dan jawaban mengenai hirarki peraturan perundang-undangan, jenis pengujian peraturan perundang-undangan, lembaga yang berwenang melakukan pengujian, serta pertimbangan Mahkamah Konstitusi dalam menyatakan Undang-Undang Cipta Kerja bersyarat inkonstitusional.
NIM : 181185 MATA KULIAH : Ilmu Perundang-Undangan SEMESTER/KELAS : VIII/C2 DOSEN PENGAMPU : DEDE, S.H., MH, Sp.1
1. Sebutkan hirarki peraturan perundang-undangan menurut UU No. 12 Tahun
2011 ?
UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
1. Undang-undang Dasar 1945 2. Ketetapan MPR 3. UU/Peraturan Pemerintah Pengganti UU 4. Peraturan Pemerintah 5. Peraturan Presiden 6. Peraturan Daerah Provinsi 7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota 8. Peraturan lain yang ditetapkan oleh Lembaga-lembaga lain, yaitu MPR, DPR, MA, MK, BPK, KY, BI, Menteri, Badan, Lembaga atau komisi yang setingkat dan dibentuk dengan UU., DPRD Provinsi, Gubernur, DPRD Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.
2. Untuk menjaga keajegan norma hukum, didakan lembaga yang berwenang
melakukan pengujian secara materil maupun formil, jelaskan kedua jenis pengujian tersebut ?
Di peradilan MK, yang menjadi perhatiannya adalah bentuk gugatan
konstitusi: apakah bentuk gugatan uji materiil atau gugatan uji formil. Terdapat dua teori pengujian Toetsing yang membahas konten kedua bentuk gugatan tersebut, yakni, teori pengujian secara materiil (materiile toetsing) dan teori pengujian secara formil (formeele toetsing). Perbedaan dua teori pengujian itu biasanya dikaitkan dengan perbedaan pengertian antara undang-undang dalam arti materiil dan undang-undang dalam arti formil. Pengujian undang-undang dalam arti materiil ialah pengujian atas materi muatan undang-undang. Dalam konteks pengujian materiil ini menitikberatkan wewenang untuk menyelidiki dan kemudian menilai, apakah
2021 PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
suatu peraturan perundang-undangan isinya telah sesuai atau bertentangan
dengan peraturan yang lebih tinggi dalam hirarki peraturan perundang-undangan. Pengujian undang-undang dalam arti formil ialah pengujian atas pembentukan undang-undang. Dalam konteks pengujian formil ini menitikberatkan wewenang untuk menilai, apakah suatu produk legislatif telah sesuai dengan naskah akademik yang berlandaskan faktor filosofis, yuridis dan sosiologis. Naskah akademik berfungsi sebagai bahan awal yang memuat gagasan tentang urgensi pendekatan, ruang lingkup dan materi muatan suatu peraturan perundang-undangan.
3. Apabila diduga peraturan perundang-undangan bertentangan dengan
Undang- Undang Dasar siapa yang berwenang melakukan pengujian ? Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar
4. Apabila peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
bertentangan dengan Undang-undang siapa yang berwenang melakukan pengujian ?
jika suatu peraturan perundang-undangan di bawah undang
undang diduga bertentangan dengan undang-undang, maka pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Agung (“MA”) sebagaimana disebut dalam Pasal 9 ayat (2) UU 12/2011
5. Undang-undang Cipta Kerja telah dinyatakan Inkonstitusional bersyarat,
jelaskan, bagamana pertimbangan hukum Mahkamah Konstitusi ? Dalam pertimbangan hukum yang dibacakan oleh Hakim Konstitusi Suhartoyo, tata cara pembentukan UU Cipta Kerja tidak didasarkan pada cara dan metode yang pasti, baku, dan standar, serta sistematika pembentukan undang-undang. Kemudian, dalam pembentukan UU Cipta Kerja, terjadi perubahan penulisan beberapa substansi pasca persetujuan bersama DPR dan Presiden.
2021 PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
“(Pembentukan UU Cipta Kerja) bertentangan dengan asas-asas
pembentukan peraturan perundang-undangan, maka Mahkamah berpendapat proses pembentukan UU 11/2020 adalah tidak memenuhi ketentuan berdasarkan UUD 1945, sehingga harus dinyatakan cacat formil,