Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG v

FAKULTAS HUKUM

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER


Semester Ganjil TA. 2020 / 2021
Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
Hari/Tanggal : Selasa, 12 Januari 2021
Semester – Kelas : I – A, C, D
Waktu : 08.00 – 09.15 wib
Penguji : 1. Prof. Dr. Dewi Astutty M., S.H., M.H.
2. Dewi Ayu Rahayu, S.H., M.H. 3. Ferry Anggriawan, S.H., M.H.

1. Sumber hukum dapat dibedakan menjadi sumber hukum materiil dan sumber hukum formil.
a. Sebut dan jelaskan masing-masing !
b. Jelaskan pula apa yang dimaksud undang-undang dalam arti materiil (luas) dan undang-undang dalam
arti formil (sempit) !

2. a. Jelaskan hak uji formil (formele toetsingsrecht) dan hak uji materiil (materiele toetsingsrecht) !
b. Sebut dan jelaskan bentuk peraturan yang dapat di uji secara materiil oleh Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi !
c. Sebut dan jelaskan Mahkamah Konstitusi dalam UUD 1945 !

3. a. Berikan pengertian tentang Hukum Adat dan Hukum Kebiasaan !


b. Kapan kebiasaan itu menjadi Hukum Kebiasaan ? Jelaskan jawaban saudara !

4. a. Sebut dan jelaskan tentang kedaulatan negara, kedaulatan hukum dan kedaulatan rakyat !
b. Apa yang dimaksud dengan tujuan negara menurut UUD 1945 ?
c. Sebut dan jelaskan bentuk negara beserta sistem pemerintahannya !

5. a. Apa yang dimaksud dengan Hukum Pidana Obyektif dan Hukum Pidana Subyektif ? Jelaskan !
b. Sebut dan jelaskan jenis hukuman Pidana yang saudara ketahui !

6. a. Apa makna pasal 2 KUH Perdata menurut pengertian saudara ?


b. Siapa yang termasuk “tak cakap” bertindak dalam hukum ? Beri dasar yuridisnya.
c. Sebut dan jelaskan tentang Kadaluwarsa / Verjaring dalam KUH Perdata !

7. a. Sebut dan jelaskan asas-asas kewarganegaraan !


b. Sebut dan beri dasar hukumnya tentang syarat-syarat untuk menjadi Warga Negara Indonesia !
« Selamat Mengerjakan »
Jawab :

1. A. Sumber hukum materiil merupakan sumber daeri mana materi hukum diambil. Sumber hukum ini menjadi faktor
yang membantu menentukan isi atau materi hukum.
Contohnya, sumber hukum materiil seperti agama, kesusilaan, kehendak Tuhan, akal budi, hubungan sosial, dan
sebagainya.
Sumber hukum formil yaitu sumber suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum. Sumber- sumber hukum formal
membentuk pandangan- pandangan hukum menjadi aturan-aturan hukum dan mengikat.
B.Undang undang dalam arti materiil yaitu tiap keputusan pemerintah,yang menetapkan peraturan peraturan yang
mengikat secara umum
Undang undang dalam arti formil yaitu aturan yang disebut uu karna cara terbentuknya memenuhi prosedur formal
2. A. Hak uji formil (formele toetsingsrecht), maksudnya adalah wewenang untuk menilai apakah suatu produk legilatif
seperti undangundang terjelma melalui cara-cara (prosedur) sebagaimana ditentukan/ diatur dalam peraturan
perundangundangan berlaku ataukah tidak. Sedangkan hak uji materil (materiele toetsingsrecht), maksudnya suatu
wewenang untuk menyelidiki dan kemudian menilai apakah suatu peraturan perundang-undangan isinya sesuai
atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi derajatnya, serta apakah suatu
kekuasaan tertentu (verordende macht) berhak mengeluarkan suatu peraturan tertentu15
B. Putusan Nomor 70 P/HUM/2013 tanggal 25 Februari 2014. Melalui putusan ini Mahkamah Agung menyampaikan
pendiriannya mengenai kapasitas pemohon hak uji materil. Pemohon dikatakan mempunyai kepentingan hak uji
materil sehingga memiliki legal standing untuk mempersoalkan obyek permohonan, setiap pemohon harus
memenuhi lima kriteria yaitu:

1.Pemohon merupakan salah satu dari tiga kelompok subjek hukum yang diatur dalam Pasal 31 A ayat (2) UU Mahkamah
Agung;
2. Subjek hukum tersebut memang mempunyai hak;
3. Hak yang bersangkutan dirugikan oleh berlakunya peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang yang
dipersoalkan;
4. Terdapat hubungan sebab akibat (causal verband) antara kerugian dimaksud dan berlakunya obyek permohonan yang
dimohonkan pengujian;
5. Apabila permohonan bersangkutan kelak dikabulkan, maka kerugian yang bersangkutan tidak lagi atau tidak akan
terjadi dengan dibatalkannya peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang dimaksud.

3. 3. A. Hukum adat atau hukum kebiasaan adalah serangkaian aturan yang mengikat pada suatu masyarakat yang tidak
tertulis dan bersumber dari kebiasaan yang tumbuh dan berkembang pada suatu masyarakat tertentu yang kemudian
diterima menjadi hukum secara turun temurun.

Hukum kebiasaan adalah hukum yang tidak tertulis, untuk menemukannya adalah dengan cara menanyakan kepada tokoh
masyarakat atau warganya yang dianggap mengetahui tentang kebiasaaan masyarakat setempat.

B . ketika cara,kebiaasan dan peraturan itu sering di lakukan di masayarakat dan dianggap tabu atau tidak sopan jika di
langar.

Contohnya : membungkuk saat lewat di depan orang tua, sebelum menikah lawan jenis di larang berduaan di tempat gelap

4. A. kedaulatan negara, yaitu kekuasaan tertinggi yang dipegang oleh pada suatu negara. Negara memegang suatu sistem
pemerintah. Jika negara yang menciptakan suatu hukum, maka negara juga tidak wajib tunduk kepada hukum tersebut.
Negara juga mewarisi kekuasaan dari teori kedaulatan tuhan. Pelopor teori ini adalah Paul laban, Gerge jellinek, dan Jean
bodin.

kedaulatan hukum, yaitu kekuasaan negara berada pada hukum. Hukum merupakan sumber tertinggi. Hukum ini akan
mengikat dan mengatur semua warga indonesia. Pelopor teori ini adalah Kant, H. Krabble, dan Leon dubuit.

kedaulatan rakyat, yaitu kekuasaan yang tertinggi dipegang oleh rakyat. Dalam teori ini terdapat lembaga perwakilan rakyat
yang berfungsi untuk mewakili kehendak rakyat. Teori ini mulai berkembang pada abad 17 sampai sekarang.

B. tujuan Pemerintah Negara Indonesia tersebut yaitu memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi anak, setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
sebagaimana tercantum dalam amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28B ayat
(2). Ketentuan tersebut, mengandung arti bahwa anak mempunyai hak untuk dilindungi dari eksploitasi ekonomi dan
bekerja pada pekerjaan yang membahayakan atau mengganggu pendidikan anak, merusak kesehatan fisik, mental, spiritual,
moral dan perkembangan sosial anak. Pembinaan kesejahteraan anak termasuk pemberian kesempatan untuk
mengembangkan haknya, pelaksanaannya tidak saja merupakan tanggung jawab orang tua, keluarga, bangsa, dan negara
melainkan diperlukan pula kerja sama internasional.

C. • Otokrasi adalah negara yang diperintah dengan kekuasaan tunggal seperti raja atau diktator yang tidak dapat di
ganggung gugat.

• Oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.

• Monarki adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang seorang raja atau kaisar. Pada sistem pemerintahan
tersebut biasanya akan berlangsung sepanjang hayat sang raja, ratu, atau sultan.

• Republik adalah negara yang dijalankan berdasarkan prinsip kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara demokratis
melalui pemilihan umum. Dalam buku Bentuk Negara dan Pemerintah RI (2010) karya Muh. Nur El Ibrahim, jika kita
berbicara mengenai bentuk negara maka tengah membicarakan bagaimana sifat atau hubungan antara kekuasaan pusat
saat berhadapan dengan daerah. Hubungan seperti itu disebut pula sebagai hubungan vertikal, artinya pusat yang
diasumsikan berada di atas daerah. Jika berbicara mengenai bentuk pemerintahan, maka tengah berbicara mengenai
kekuasaan dalam arti horizontal khsususnya seputar hubungan antara legislatif dengan eksekutif.

5. A. • Ius Poenale (Objektif)

Ius poenale merupakan hukum pidana yang pengertiaannya didasarkan atas norma dan perbuatannya (objektif). Para ahli
hukum berpendapat mengenai hukum pidana objektif, di antaranya adalah Hazawinkel-Suringa yang memberikan
pengertian hukum pidana meliputi:

- Perintah dan larangan, yang atas pelanggarannya telah ditentukan ancaman sanksi terlebih dahulu yang telah ditetapkan
oleh lembaga negara yang wenang.

- Aturan-aturan yang menentukan bagaimana atau dengan alat apa negara dapat memberikan reaksi terhadap mereka
yang melanggar aturan-aturan tersebut.

- Kaidah-kaidah yang menentukan ruang lingkup berlakunya peraturan-peraturan tersebut pada waktu tertentu dan wilayah
negara tertentu.

Sementara itu ahli hukum lainnya yaitu Mulyatno memberikan pengertian bahwa hukum pidana itu memberikan dasar-
dasar dan aturan-aturan untuk:

- Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang dengan disertai ancaman atau sanksi
berupa pidana tertentu bagi barang siapa melanggar larangan tersebut.

- Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah melanggar larangan itu dapat dikenakan atau
dikenakan pidana sebagaimana telah diancamkan.

- Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah
melanggar larangan tersebut.

• Ius Puniendi (Subjektif)

Ius puniendi merupakan hukum pidana yang pengertiannya didasarkan pada kewenangan negara untuk menjatuhkan
hukuman (subjektif).

Pengertian hukum pidana subjektif dibedakan menjadi:

- Pengertian hukum pidana secara subjektif dalam arti luas, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan negara/alat-
alat kelengkapan negara untuk mengenakan atau menentukan ancaman pidana terhadap suatu perbuatan.

- Pengertian hukum pidana subjektif dalam arti sempit, yaitu hak negara untuk menuntut perkara pidana, menjatuhkan dan
melaksanakan pidana terhadap orang yang melakukan tindak pidana.

B. Hukum Pidana materiil Dan formil

a. Hukum Pidana materiil,


Isinya meliputi norma-norma dari perbuatan yang dapat dipidana. b. Hukum Pidana formil/Hukum Acara Pidana.

Menggambarkan hak negara beserta aparat penegak hukum dalam melakukan penuntutan perkara pidana, menjatuhkan
pidana, dan melakukan pidana.Di dalam bahasa latin ; Hukum Pidana materiil (ius poenale), Hukum Pidana formil (ius
Poeniendi)

Hukum Pidana umum Dan Khusus

a. Hukum Pidana umum,

Berlaku untuk setiap orang, contoh : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Sifatnya sudah dikodifikasi dan sekaligus
diunifikasi.

b. Hukum Pidana khusus.

Berlaku untuk orang-orang tertentu, beserta yang dipersamakan, contoh KUHP Tentara, Hukum Pidana fiscal (pajak),
Hukum Pidana ekonomi. Sifatnya juga sudah dikodifikasi.

Pidana Tertulis Dan Tidak Tertulis

a. Hukum Pidana tertulis,

Contoh: KUHP, KUHAP, UU Psikotropika, dll.

b. Hukum Pidana tidak tertulis.

Hukum Pidana Adat, masih diberlakukan untuk wilayah-wilayah tertentu saja seperti : Bali, Lombok, Makasar, berdasarkan
UU Darurat No. l tahun 1951, sebagai pengganti Pengadilan Swapraja dan Pengadilan Adat.

Hukum Pidana Berdasarkan Tempat

a. Hukum Pidana yang berlaku untuk seluruh rakyat yang dibentuk oleh pembentuk undang-undang di pusat,

b. Hukum Pidana lokal yang dibuat oleh Daerah Tingkat 1 dan Daerah Tingkat II.

6. A. Anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan, dianggap sebagai telah dilahirkan, bilaman juga kepentingan si
anak menghendakinya. Mati sewaktu dilahirkannya, dianggaplah ia tidak pernah ada.Jadi, seorang anak yang masih di dalam
kandungan seorang wanita atau ibunya juga sudah dianggap sebagai subyek hukum atau pembawa hak dan kewajiban
apabila kepentingan si anak menghendakinya.

B. Orang-orang yang dianggap tidak cakap menurut hukum ditentukan dalam Pasal 1330 KUHPerdata, yaitu: Tak cakap
untuk membuat suatu perjanjian adalah 1orang-orang yang belum dewasa 2. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan
3. Orang-orang perempuan, dalam hal-hal yang ditetapkan undang-undang, dan pada umumnya semua orang
kepada siapa undang-undang telah melarang membuat perjanjian-perjanjian tertentu. Bagi mereka yang tidak cakap
bertindak menurut hukum, undang-undang memberikan lembaga perwakilan, dengan demikian kebutuhan para tidak
cakap untuk melakukan tindakan hukum dapat dipenuhi. Kepada para tidak cakap, undang-undang menunjuk pihak
yang wajib untuk mewakili si tidak cakap dalam melakukan tindakan hukum.

C. Daluwarsa (verjaring) menurut Pasal 1946 KUH Perdata adalah suatu alat untuk memperoleh sesuatu atau untuk
membebaskan diri dari suatu perikatan dengan lewatnya suatu waktu tertentu dan atas syarat-syarat yang ditentukan oleh
undang-undang.

Daluwarsa dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu :

1. Daluwarsa untuk memperoleh hak milik atas suatu barang (acquisitive prescription).

Ketentuan dalam Pasal 1963 KUH Perdata mengatur mengenai kedaluwarsaan untuk memperoleh hak milik atas suatu
barang dapat dilakukan jika terpenuhi beberapa unsur-unsur sebagai berikut:

• Mempunyai itikad baik (Pasal 1965 dan Pasal 1966 KUH Perdata);

• Terdapat alas hak yang sah;

• Menguasai barang tersebut terus menerus selama 20 tahun atau 30 tahun tanpa ada yang menggugat. 2. Daluwarsa untuk
dibebaskan dari suatu perikatan atau dibebaskan dari tuntutan (extinctive prescription). Dalam Pasal 1967 KUH Perdata
ditentukan bahwa segala tuntutan baik yang bersifat kebendaan maupun yang bersifat perorangan hapus karena daluwarsa
itu tidak usah menunjukkan alas hak.

7.A.

o Asas ius sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan
negara tempat dilahirkan.

o Asas ius soli secara terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat
kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur undang-undang.

o Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.

o Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang.

b. warga negara akan dianggap WNI jika :

Syarat untuk menjadi WNI menurut UU No. 62 Tahun 1958 antara lain :

1. Pada waktu lahirnya mempunyai hubungan kekeluargaan dengan seseorang WNI (misalnya

ayahnya WNI)

2. Lahir dalam waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia adalah WNI

3. Lahir di wilayah RI selama orang tuanya tidak diketahui

4. Memperoleh kewarganegaraan Indonesia menurut UU No.62 Tahun 1958, diantaranya adalah

sebagai berikut :

a. Anak orang asing yang berumur 5 tahun yang diambil oleh seorang WNI, jika pengangkatan

tersebut disahkan oleh Pengadilan Negeri

b. Anak di luar perkawinan dengan seorang ibu WNI

c. Menjadi warga negara karena naturalisasi dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai