Anda di halaman 1dari 3

Sistematika UUD 1945 Sebelum Amandemen

 Pembukaan: 4 alinea dan 4 pokok pikiran.


 Batang Tubuh: 16 bab, 37 pasal, 4 aturan peralihan, dan 2 aturan
tambahan
 Penjelasan: penjelasan umum serta pasal demi pasal.

Sistematika UUD 1945 Sesudah Amandemen

 Pembukaan UUD 1945: 4 alinea dan 4 pokok pikiran.


 Batang Tubuh: 16 bab, 37 pasal, 4 aturan peralihan, dan 2 aturan
tambahan.
 Penjelasan: penjelasan umum dan pasal demi pasal.

Amandemen dalam Sejarah


Sepanjang sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia, UUD 1945 mengalami
amandemen sebanyak 4 kali.

Amandemen berlangsung pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. Secara sederhana
amandemen adalah proses penyempurnaan undang-undang dengan memperbarui
atau melengkapi undang-undang sebelumnya.

Secara umum amandemen dimaknai sebagai perubahan undang-undang yang


dilakukan DPR dan lainnya.

Amandemen dapat berupa penambahan pasal atau beberapa ketentuan, merevisi, dan
mengurangi. Namun, amandemen tidak dapat dilakukan begitu saja, melainkan harus
melalui prosedur dan beberapa tahapan.

Dengan adanya amandemen, diharapkan tujuan nasional yang tertera dalam


pembukaan UUD 1945 dapat tercapai.

Sebelum amandemen : kedaulatan memang berada di tangan rakyat tetapi


dilaksanakan sepenuhnya oleh rakyat, sehingga kelemahan disini MPR dalam
melaksanakan tugasnya tidak dibatasi undang undang.
sesudah amandemen : kedaulatan masih berada di tangan rakyat, tetapi
semua nya harus sesuai dengan undang undang, kelebihannya sesudah di
amandemen adalah mengurangi kesewenang wenangan penggunaan
kedaulatan oleh rakyat dan harus sesuai undang undang.
[‘Durhaka dalam bahasa Arab disebut dengan al-'uquuq, berasal dari al-'aqqu yang satu
akar kata dengan al-qath'u yang berarti memutus, merobek, membelah atau memotong.
Adapun anak durhaka dalam Islam disebut dengan "uquuqul walidain". Yakni perbuatan
atau ucapan yang bisa menyakiti hati orang tua.

Dalam Islam, durhaka kepada orang tua termasuk ke dalam kategori dosa besar. Hal ini
sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

Dari Abdullah bin 'Amr, ia berkata: Ada seorang Arab Badui yang datang kepada Nabi
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, apakah dosa
besar itu?". Lalu Rasulullah menjawab, "Isyrak (menyekutukan Allah)". Lalu orang Badui
tersebut tanya lagi, "Kemudian apa?" Beliau menjawab, "Kemudian durhaka kepada
dua orang tua,". Ia bertanya lagi, "Kemudian apa?" Rasulullah menjawab, "Sumpah
yang menjerumuskan". Aku bertanya, "Apa sumpah yang menjerumuskan itu?"
Rasulullah kemudian menjawab, "Sumpah yang menjadikan dia mengambil harta
seorang muslim". (Hadis Riwayat Bukhari).

perbuatan dan perkataan yang masuk dalam kategori durhaka

1. Berkata keras dan kasar kepada orang tua

2. Membuat orang tua bersedih atau menangis

Membuat orang tua bersedih sampai menangis karena perbuatan atau ucapan juga
salah satu bentuk dari kedurhakaan. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi,"Tangisan kedua
orang tua termasuk kedurhakaan besar," (Hadis riwayat Bukhari).

3. Menelantarkan dan tidak melayani orang tua

Dengan alasan kesibukan pekerjaan atau sudah punya keluarga sendiri, banyak anak
yang kemudian mulai kurang perhatian kepada kedua orang tuanya. Hingga tidak
sedikit kasus anak yang menelantarkan orangtua, padahal hal tersebut termasuk
bentuk kedurhakaan yang nyata.

4. Memasang muka cemberut di depan orang tua

Dan ke 5. Tidak menghormati orang tua juga termaksud dari perbuatan durhaka
kpd orang tua
balasan yang akan diterima seorang anak yang durhaka kepada orangtuanya

1. Salatnya tidak diterima

Amalan salat anak durhaka tidak akan diterima Allah sebelum ia bertobat dan meminta
maaf kepada kedua orang tuanya. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW
berikut.

"Allah tidak akan menerima salat orang yang benci kedua orang tuanya yang tidak
menganiaya kepadannya," (Hadis riwayat Abu al-Hasan bin Makruf).

2. Dijauhkan dari kenikmatan surga

3. Tidak mendapatkan rida dari Allah

Jika jalan hidupmu ingin berkah, maka berjalanlah di jalan yang diridai Allah. Salah satu
yang menghalangi rida Allah ialah perbuatan durhaka kepada orang tua. Hal ini sesuai
dengan hadis yang diriwayatkan oleh Al-Hakim.

"Rida Allah tergantung rida orang tua, dan murka Allah pun tergantung pada murka
kedua orang tua," (Hadis riwayat Al-Hakim).

4. Mendapatkan kesusahan di dunia

Perbuatan durhaka merupakan salah satu perbuatan dosa yang balasannya bisa
didapatkan langsung di dunia. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh hadis Rasulullah
SAW berikut.

"Setiap dosa akan diakhirkan oleh Allah sekehendak-Nya sampai hari kiamat, kecuali
dosa mendurhakai kedua orang tua. sesungguhnya Allah akan menyegerakan
(balasan) kepada pelakunnya didalam hidupnya sebelum mati," (Riwayat Al-Hakim).

Anda mungkin juga menyukai