Kel. 4 Hadis HTN
Kel. 4 Hadis HTN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadis Hukum Tata Negara
Dosen Pengampu:
Syamsuri, M.HI.
Oleh:
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Pembahasan 1
BAB 2 PEMBAHASAN
B. Macam-macam Hak 5
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan 9
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rakyat akan patuh kepada mereka dan akan terbiasa menjalankan amanah
yang telah diembankan kepada mereka. Karena barangsiapa yang bertakwa
kepada Allah pasti orang lain akan segan kepadanya, dan barangsiapa yang
mencari ridha Allah, maka Allah akan mencukupkannya dari orang lain dan
kemudian Allah akan menjadikan manusia ridha kepadanya. Karena hati manusia
berada di tangan Allah, Ia membolak-balikkannya sebagaimana yang Dia
kehendaki.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu maksud hak dari pemimpin?
2. Bagaimana macam-macam hak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hak daripada seorang pemimpin atas rakyatnya
2. Untuk mengetahui bagaimana macam-macam hak seorang pemimpin
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Jaenudin, “Hak dan Kewajiban Kepala Negara Menurut Islam”, Adliya, Vol. 9 No. 2, Edisi: Juli-
Desember 2015, 118.
2
Ibid.
3
Abu Riyadl Nurcholis Majid SalamDakwah | Aktual : Hak Pemimpin dan Rakyat
http://www.salamdakwah.com/artikel/216-hak-pemimpin-dan-rakyat, diakses 03 November 2020,
07.18.
2
يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا أَ ِطيعُوا هَّللا َ َوأَ ِطيعُوا ال َّرسُو َل َوأُولِي اأْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ْم
“Wahai orang-orang yang beriman taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kepada
RasulNya dan pemimpin di antara kalian.” (QS. An Nisa’: 59).
“Wajib bagi seorang muslim untuk mendengar dan taat dalam hal yang disenangi
maupun dibenci kecuali jika diperintahkan untuk berbuat maksiat. Jika
diperintahkan untuk berbuat maksiat maka tidak wajib untuk mendengar dan
taat.” (Muttafaqun‘Alaih).
Abdullah Bin Umar berkata: “Dahulu kami bersama nabi dalam bepergian,
kemudian kami singgah di suatu tempat. Pemanggil yang ditugaskan oleh
Rasulullah berkata: “Shalat akan ditegakkan.” Kemudian kami berkumpul
menuju Rasulullah shalallahualaihiwasalam, lalu beliau bersabda:
"Tidaklah ada seorang nabi pun yang diutus Allah melainkan dia wajib untuk
menunjukkan umatnya kepada kebaikan yang dia ketahui untuk mereka, dan
memberi peringatan akan keburukan yang dia ketahui untuk mereka. Dan umatku
ini telah dijadikan keselamatannya pada masa awalnya, dan akan menimpa pada
akhirnya ujian dan perkara yang tidak kalian senangi. Dan akan datang ujian yang
akan melumatkan sebagian kepada yang lainnya. Akan datang suatu ujian, hingga
seorang mukmin berkata: Inilah kebinasaanku, kemudian datang ujian lagi,
3
sampai seorang mukmin berkata: Inilah kebinasaanku.4
Maka barangsiapa yang senang untuk dijauhkan dari api neraka dan masuk
ke dalam surga hendaknya dia senang jika kematian menjemputnya sedangkan ia
dalam keadaan beriman kepada Allah Ta'ala dan hari akhir, dan hendaknya ia
bergaul dengan orang lain sebagaimana ia senang menerima hal itu dari mereka.
Dan barangsiapa yang telah berbaiat kepada seorang pemimpin, kemudian dia
sudah menjabat tangan dan memantapkan hatinya, maka hendaklah ia mentaatinya
jika ia mampu. Dan jika ada orang lain yang memberontak kepadanya maka
bunuhlah orang lain itu.” (HR. Muslim).
ا ْس َمعُوا َوأَ ِطيعُوا فَإِنَّ َما َعلَ ْي ِه ْم َما ُح ِّملُوا َو َعلَ ْي ُك ْم َما ُح ِّم ْلتُ ْم
“Dengar dan taatilah. Sesungguhnya atas mereka apa yang mereka kerjakan, dan
bagi kalian apa yang dibebankan kepada kalian”.
4
B. Macam-macam Hak Pemimpin
Al-Mawardi menyebutkan ada dua hak imam, yaitu hak untuk di taati dan
hak untuk di bantu. Akan tetapi, apabila kita pelajari sejarah ternyata ada hak lain
bagi imam, yaitu hak untuk mendapat imbalan dari harta baitul Mal untuk
keperluan hidupnya dan keluarganya secara patut, sesuai dengan kedudukanya
sebagai imam6
Selain itu Dhafir Al-Qasimy menyebutkan lagi hak imam dalam
melaksanakan tugas imam dalam melaksanakan tugas Negara:
1. Hak mendapat penghasilan (Al-Qasimy).
Hak ini terang adanya, sebab imam telah melakukan pekerjaan demi
kemaslahatan umum, sehingga tak ada waktu lagi baginya memikirkan
kepentingan pribadinya. Hal ini jelas sekali jika di lihat dari ukuran sekarang,
meskipun lain halnya dibandingkan di masa-masa awal dahulunya, Khalifah
Abu Bakar ra, atas desakan beberapa Sahabat juga mendapatkan penghasilan
dari jabatan khalifahnya.
2. Hak mengeluarkan peraturan (Haq Al-Tasyri’).
Seorang imam juga berhak mengeluarkan peraturan yang mengikat
warganya, sepanjang peraturan itu tidak terdapat dalam Al-Qu’an dan
mengikuti Al-Sunnah. Dalam mengeluarkan praturan-peraturan imam
mestilah mengetahui kaedah-kaedah dan pedoman-pedoman yang terdapat
dalam Nash. Yang terpenting di antaranya ialah musyawarah (AL-Syura)
yakni bahwa dalam mengeluarkan suatu peraturan, ini tidak boleh bertindak
sewenang-wenang, ia harus mempertimbangkan fikiran dari para ahli dalam
masalah yang bersangkutan. Selain itu peraturan tersebut juga tidat boleh
bertentangan dengan nash syara’ atau dengan ruh-tasyri’ dalam al-qur’an dan
sunnah.7
Selain itu terdapat hak pemerintah Negara dalam buku Sayyid Abul A’la
Maududi yaitu:
6
Rusjdi Ali Muhammad, Politik Islam, (Yogyakarta : PT. Arun, Pim dan Yasat, 2000), hal.27
7
H. A. Djazuli, Figh Siyasah, (Bogor: Prenada Media, 2003),hal: 95.
5
1. Kepala Negara jangan berfungsi secara otokratik, tetapi secara musyawarah,
yaitu dia harus melaksanakan tugasnya dengan selalu bermusyawarah dengan
orang-orang yang memegang tanggung jawab dalam pemerntahan da dengan
wakil-wakil yang dipilih rakyat.
2. Kepala Negara tidak memiliki hak untuk mencabut UUD seluruhnya ataupun
sebagian diantaranya, atau menyelenggarakan pemerintahan tanpa majelis
permusyawaratan.
3. Badan yang diberi wewenang untuk memilih Kepala Negara juga akan
memiliki kewenangan untuk memberhentikannyamelalui suara mayoritas.
4. Mengenai hak-hak kewarganegaraan kepala Negara sama kedudukannya
dengan kaum muslim lainnya dan tidak diperkenankan berada diatas hukum.
5. Semua warga Negara, apakah anggota pemerintahan, pejabat maupun pribadi,
akan berada dibawah hukum yang sama serta yurisdiksi pengadilan yang sama.
6. Penyebarluasan dan publikasi pandangan serta idielogi yang dianggap
mengancam prinsip dan cita-cita dasar Negara akan dilarang. Berbagai wilayah
Negara harus dianggap sebagai unit-unit pemerintahan dari suatu Negara.
Wilayah-wiayah ini tidak akan dijadikan sebagai wilayah yang sifatnya rasial,
linguistic ataupun kesukuan, tetapi hanya berbagai wilayah –wilayah
pemerintahan yang boleh diberi kekuasaan-kekuasaan dibawah supremasi pusat
sebagaimana yang dianggap perlu untuk kemudahan administrasi.8
Selain apa yang terdapat di atas ada beberapa hak pemimpin lagi
berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW. Di antaranya ialah:
1. Hak untuk ditaati
8
Sayyid Abul A’la Maududi, Sistem Politik Islam, ( Bandung: Mizan, 1995), hal.353-355.
6
ِ فَإِنْ أُ ِم َر بِ َم ْع،صيَ ٍة
صيَ ٍة ِ إِالَّ أَنْ يُؤْ َم َر بِ َم ْع،َب َو َك ِره
َّ س ْم ُع َوالطَّا َعةُ فِ ْي َما أَ َح
َّ ال،
َطا َعةَ َس ْم َع َوالَ َفَال
Artinya : Mendengar dan taat (kepada pmimpin) adalah wajib bagi setiap
muslim, baik terhadap perkara yang ia sukai maupun yang tidak ia sukai,
selama dia tidak diperintahkan melakukan kemaksiatan. Adapun jika dia
diperintahkan melakukan maksiat, maka tidak ada kewajiban untuk
mendengar dan taat (dalam perkara maksiat tersebut).9
ُصلَّى هللا َ ض َي هللاُ تَ َعالَى َع ْنهُ أَنَّ النَّبِ َّيِ س الدَّا ِري َر ٍ عَنْ أَبِي ُرقَيَّةَ تَ ِم ْي ٍم ْب ِن أَ ْو
ُ لِ َمنْ ؟ َقا َل هللِ َولِ ِكتَابِ ِه َولِ َر: ص ْي َحةُ قُ ْلنَا
س ْولِ ِه ِ َّسلَّ َم قَا َل ال ِّديْنُ الن
َ َعلَ ْي ِه َوآلِ ِه َو
سلِ ٌم ْ وَأِل َئِ َّم ِة ال ُم
ْ سلِ ِميْنَ َوعَا َّمتِ ِه ْم – َر َواهُ ُم
، َولَ ِكنْ لِيَأْ ُخ ْذ بِيَ ِد ِه فَيَ ْخلُ ْو بِ ِه،ًس ْلطَا ٍن فَالَ يُ ْب ِد لَهُ َع ِالنِيَة َ َمنْ أَ َرا َد أَنْ يَ ْن
ُ ِص َح ل
ْ َوإِالَّ َكانَ قَ ْد أَدَّى الَّ ِذ، َفَإِنْ قَبِ َل ِم ْنهُ فَ َذاك
ُي َعلَ ْي ِه لَه
9
Sorogan Online, “Hak Dan Kewajiban Pemimpin”, dipost tanggal 27 Oktober 2020, Video
Youtube, diakses 05 November 2020 21.38, https://www.youtube.com/watch?v=KijO90wKZUo
7
menerima (nasihatmu), itulah yang diinginkan. Jika tidak, maka dia telah
menunaikan kewajibannya. 10
3. Hak dihormati
ُ ض أَهَانَهُ هَّللا
ِ س ْلطَانَ هَّللا ِ ِفي اأْل َ ْر
ُ ََمنْ أَهَان
10
Sorogan Online, “Hak Dan Kewajiban Pemimpin”, dipost tanggal 27 Oktober 2020, Video
Youtube, diakses 05 November 2020 21.38, https://www.youtube.com/watch?v=KijO90wKZUo
11
Sorogan Online, “Hak Dan Kewajiban Pemimpin”, dipost tanggal 27 Oktober 2020, Video
Youtube, diakses 05 November 2020 21.38, https://www.youtube.com/watch?v=KijO90wKZUo
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh
dari kata sempurna, untuk kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam
menjelaskan tentang makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan
dapat lebih dipertanggung jawabkan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abu Riyadl Nurcholis Majid SalamDakwah. 2012 | Aktual : Hak Pemimpin dan
Rakyat http://www.salamdakwah.com/artikel/216-hak-pemimpin-dan-rakyat,
diakses 03 November 2020, 07.18.
Jaenudin. 2015. “Hak dan Kewajiban Kepala Negara Menurut Islam”, Adliya,
(Vol. 9 No. 2) 118.
Sorogan Online, “Hak Dan Kewajiban Pemimpin”, dipost tanggal 27 Oktober 2020,
Video Youtube, diakses 05 November 2020 21.38,
Hakim Saifudin. 2019 | Hak dan Kewajiban Pemimpin dan Rakyat yang
Dipimpin (Bag. 1) https://muslim.or.id/46134-hak-dan-kewajiban-
pemimpin-dan-rakyat-yang-dipimpin-bag-1.html diakses 05 November
2020, 22.32
Sayyid Abul A’la Maududi, Sistem Politik Islam, ( Bandung: Mizan, 1995
11