Anda di halaman 1dari 22

i

AUTENTISITAS HADIS-HADIS USHUL AL-ADL PADA KITAB


AT-TIBRUL MASBUK FI NASIHATIL MULUK KARYA IMAM
AL-GHAZALI

Proposal Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag)

Oleh:
Muhammad Aqbal

NIM: 11190360000053

PROGRAM STUDI ILMU HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF


HIDAYATULLAH
ii

2023 M/1445 H

DAFTAR ISI

BAB I..................................................................................................
PENDAHULUAN..................................................................................
LATAR BELAKANG...........................................................................1

PERMASALAHAN

A. IDENTIFIKASI MASALAH....................................................6

B. PEMBATASAN MASALAH....................................................7

C. RUMUSAN MASALAH...........................................................7

TUJUAN DAN KEGUNAAN...............................................................8

KAJIAN PUSTAKA..............................................................................8

METODOLOGI PENELITIAN...........................................................11

SISTEMATIKA PENULISAN.............................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................11

ii
iii

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepemimpinan suatu negara adalah hal yang penting, karena


pemimpin adalah penentu bagi kesejahteraan rakyatnya. Pemimpin juga
adalah yang menempati posisi tertinggi, maka pemimpin harus
mempunyai pengaruh yang baik dan harus mempunyai sifat yang adil
agar rakyat tersebut mendapatkan kesejahteraan. Maka sejahtera sebuah
negara ada ditangan para pemimpin.1 Keadilan seorang pemimpin
dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an sebagai berikut:

‫يَد اوُد اَّن َجَع ْلنَك َخ ِلْي َفًة يف اَألرِض فاحْمك بَنْي الّناِس ابْلَحِّق وَال تَّتبِع الَهوى فُيضَكّل عن َس بيل ِهللا هلم َعذاٌب شديٌد ِبام‬
‫ِإ‬
‫َنسوا َيوَم اِحل َس اِب‬.2

(Allah berfirman), “Wahai Dawud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan


khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara
manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena
akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh, orang-orang yang
sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka
melupakan hari perhitungan.”

Ayat di atas menjelaskan tentang Allah telah memilih Nabi Dawud


menjadi seorang khalifah dan penguasa bumi karena ketaatan,
kebijaksanaan, dan ilmu yang luas yang dimiliki oleh Nabi Dawud, maka
1
Imam Abu Hamid al-Ghazali, Leadership Surat Imam Ghazali untuk Para
Pemimpin, (Penerjemah : Aminullah Furqan, Depok : Keira, 2021), h.25
2
Web : lajnah.kemenag.go.id, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Sad : 26
2

dari itu Allah memerintahkan oleh Nabi Dawud untuk berperilaku adil
terhadap ummatnya. Dan tidak boleh memutuskan sesuatu dan peraturan,
karena didasari oleh hawa nafsu semata, karena jika dilakukan atas dasar
hawa nafsu maka itu akan menyesatkan dan menyimpang dari jalan Allah
dan akan mendapatkan azab yang sangat berat. Maka dari ayat diatas
sebagai pemimpin negara khususnya harus berperilaku adil serta amanah
kepada rakyatnya, jangan sampai rakyat merasa sampai terzalimi karena
perilaku pemimpiN.

Kemudian sebagai pemimpin harus mengetahui kedudukan sebuah


kekuasaan, karena sesungguhnya kekuasaan adalah suatu nikmat dari
Allah Swt yang harus kita jaga dan tidak boleh mengkufuri serta
menyalahgunakan nikmat tersebut. Barang siapa yang menunaikannya
maka ia akan mendapatkan kebahagiaan yang tidak ada akhirnya, dan
tidak ada suatu kebahagiaan yang agung melainkan kebahagiaannya.
Barang siapa yang menunaikan kekuasaan tersebut dengan kelalaian,
dan menyepelekan hak-hak orang lain, maka ia akan mendapatkan
kesengsaraan yang tidak ada setelahnya, melaikan kufur kepada Allah.3

Dalil yang menunjukkan tentang agung dan bahayanya kekuasaan


adalah sabda Nabi Muhammad Saw :

‫عدُل الُس لطان يوًم ا واحًد ا أحَّب اىل اِهلل ِم ن عبادٍة َس بعني سنة‬4

Artinya : “Sesungguhnya keadilan seorang raja pada satu hari itu

3
Imam Abu Hamid al-Ghazali, Leadership Surat Imam Ghazali untuk Para
Pemimpin, h.19
4
Imam Hujjatul Islam Abi Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-
Ghazali, At- Tibrul Masbuk fi Nasihati Al-Muluk, (sesuaikan dan perbaiki : Ahmad
Syamsuddin, Beirut-Lebanon, 1988) h.15
3

lebih kucintai dari pada ibadah tujuh puluh tahun,”5

Nabi bersabda :

‫أحَّب الناِس اىل اِهلل وأقرُهبم السلطان الَعادل وأبَغضهم اىل اهلل وأبعدهم السلطان اجلائر‬6

Artinya : “Orang yang paling Allah cintai ialah seorang penguasa yang
adil dan orang yang paling Allah murkai dan jauh darinya ialah penguasa
yang zalim.”7
Jika demikian, maka sesungguhnya kepemimpinan ialah nikmat yang
sangat agung. Dijadikan sedikit dari umurnya setara dengan umur seluruh
orang dalam kepemimpinannya, dan barang siapa yang tidak mengetahui
tentang keagungannya, kemudian ia berbuat zalim, dan mengikuti hawa
nafsu.8
Seiring dari pemaparan hadis diatas, maka hadis mempunyai peran
yang sangat penting sebagai sumber hukum setelah Al-Qur’an. Dari
kedua sumber hukum Islamnya yaitu Al-Qur‟an dan Hadis banyak
berbicara tentang keadilan, baik itu keadilan dalam kehidupan sosial,
kehidupan dalam kepemimpinan, kadilan dalam warisan, keadailan
dalam berpoligami, keadilan dalam keluarga dan anak-anak.

Disinilah letak kesempurnaan Islam menjadi sebuah agama yang patut


untuk dikaji lebih mendalam sesuai dengan konteks perkembangan zaman

5
Imam Abu Hamid al-Ghazali, Leadership Surat Imam Ghazali untuk Para
Pemimpin, h.19
6
Imam Hujjatul Islam Abi Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-
Ghazali, At- Tibrul Masbuk fi Nasihati Al-Muluk, (sesuaikan dan perbaiki Ahmad
Syamsuddin, Beirut, 1988), h.15
7
Imam Abu Hamid al-Ghazali, Leadership Surat Imam Ghazali untuk Para
Pemimpin, h.19
8
Imam Abu Hamid al-Ghazali, Leadership Surat Imam Ghazali untuk Para
Pemimpin, h20
4

hari ini.9

Buku ini juga menjelaskan bahwa pemimpin harus berpedoman kepada


Al-Quran dan sunnah-sunnah rosul yaitu hadis, sehingga pemimpin bisa
berlaku adil dan mempunyai moralitas tinggi. Tetapi di zaman sekarang
masih ada pemimpin yang tidak menjungjung tinggi nilai nilai Al-Quran
sehingga perilaku pemimpin banyak yang menyeleweng dari yang
seharusnya, contoh masih banyak pemimpin yang korupsi sehingga
perbuatan ini sangat tidak adil dan merugikan masyarakat banyak, tentu
hal ini tidak berpedoman dari nilai-nilai al-Quran, karena jika pemimpin
berpedoman pada Al-Quran pasti tidak akan melakukan tindakan zalim
tersebut.

Hadis yang terletak pada buku ini kemungkinan termasuk kategori


hadis maudu’I karena terdapat ciri-ciri yang mengarah kedalam hadis
maudu’i, diantaranya :

Kepalsuan suatu hadis dapat dilihat juga pada matan, berikut ciri-
cirinya:

1) Kerancuan redaksi atau Kerusakan maknanya.

2) Berkaitan dengan kerusakan ma’na tersebut.

3) Setelah diadakan penelitian terhadap suatu hadis ternyata menurut


ahli hadis tidak terdapat dalam hafalan para rawi dan tidak terdapat
kitab-kitab hadis.

4) Perkataan diatas tidak diketahui sumbernya.

5) Hadisnya bertentangan dengan petunjuk Al-Quran yang pasti.10

9
Khoirul Anam Sidden, Analisis Teks Hadis Tentang Keadilan Seorang Pemimpin,
Jurnal Ilmu Al Qur’aan Dan Hadis, Volume 4, 2021, h.175.

10
Rabiatul Aslamiah, Hadis Maudhu dan Akibatnya, Jurnal Ilmu dan Teknik
Dakwah, Vol.04 No.07 Januari – Juni 2016, h.28-29.
5

Dalam mengkaji hadis, tedapat salah satu pengkajian tentang


keshahihan sanad, yaitu pengkajian ktitik sanad. Kritik Sanad mengkaji
mata rantai perawi dalam sanad hadis, menitikberatkan pada riwayat
hidup, kekuatan dan kelemahan ingatan serta alasannya, mengetahui
apakah mata rantai sanad antara sanad lainnya tersambung atau terputus,
dan mengetahui tentang waktu. kelahiran dan kematian, dan mengetahui
semua yang berhubungan dengan Al-jarh wa At-To Ta'dil.11

Teori keshahihan hadis…….

Menurut Muhammad Al-Ghazali, ada 5 kriteria untuk menguji


kesahihan hadis, 3 berkaitan dengan sanad dan 2 berkaitan dengan matan.
Tiga kriteria yang berkaitan dengan sanad adalah :

a. Sebuah hadis harus diriwayatkan oleh seorang yang dikenal


sebagai penghafal yang cerdas, teliti, dan memahami apa yang
didengarkannya. Pada konteks ini perawi disebut dihabit.
b. Hadis harus diriwayatkan oleh perawi yang mantap
kepribadiannya, bertaqwa pada Allah, dan menolak semua
pemalsuan yang menyimpam g. Pada konteks ini perawi disebut
dengan adil.
c. Poin satu dan dua harus dimiliki oleh seluruh perawi dalam sanad
(al – Ghazali, 1989 : 15).12

Kitab At-tibrul masbuk fi nasihatil muluk ini ditulis oleh Imam al-
Ghazali yang wafat pada tahun 505 H, Beliau menuliskan buku ini untuk

11
Manna’ Al-Qatthan, Mabahits fii ‘Ulumil Hadits, Diterjemahkan oleh mifdhol
Abdurrahman, Pengantar Studi Ilmu Hadits, (Cet. I; Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2005),
195-196.
12
Mhd. Idris, Metode Pemahaman Hadis Muhammad Al Ghazali, Jurnal
Ulunnuha, Vol.6 No.1, 2016,h. 30
6

ditunjukkan kepada sang raja, yakni Muhammad bin Malik Syah as-
Saljuki, kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab, diterjemahkan
ke dalam Bahasa Turki oleh Muhammad bin Ali, dan juga diterjemahkan
ke dalam Bahasa Arab oleh Ala’I bin Muhammad Syarif asy- Syirazi
pengikut Ba yazid anak raja sultan Sulaiman Khan dalam sebuah kitab
yang berjudul Natijah al – muluk.

Kitab tersebut mengkaji berbagai macam pembahasan tentang


kepemimpinan, salah satunya yaitu tentang keadilan. Dalam kitab
tersebut hadis dan al-Qur’an menjadi sumber utama dalam menentukan
dalilnya. Akan tetapi penulis disini menemukan kejanggalan dari buku ini
yaitu hadis – hadis yang ada dibuku ini yakni tidak dicantumkan oleh
sanad sanad hadis tersebut dan tidak ditemukan kualitas hadis tersebut.
Padahal penting bagi kita untuk mengatahui kualitas hadis.

Argumentasi akademik pemilihan tema ini

Berdasarkan dari pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk


melakukan kritik sanad untuk mengetahui kualitas hadits tentang keadilan
dalam Kitab At- tibrul masbuk fi nasihatil muluk, yang penulis rumuskan
dalam suatu judul skripsi, yaitu “Takhrij Hadis-Hadis Keadilan Pada
Kitab At-Tibrul Masbuk Fi Nasihatil Muluk Karya Imam Al-Ghazali”.

B. Permasalahan

a. Identifikasi Masalah

1. Hadis-hadis pada kitab At-Tibrul Masbuk Fi Nasihati Al-


Muluk dicantumkan tanpa sanad..

2. Terdapat hadis yang mengarah kepada hadis maudu’i

3. Banyak pemimpin yang melakukan kezaliman kepada


7

rakyatnya.

4. Terdapat beberapa potongan hadis yang tercantum pada


kitab At- Tibrul Masbuk Fi Nasihati Al – Muluk.
5. Tidak tercantumnya nama periwayat dalam hadis hadis yang
tercantum pada kitab At- Tibrul Masbuk Fi Nasihati Al –
Muluk.
b. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan pembahasan dalam skripsi ini,
penulis perlu memberikan pembatasan dalam penelitian, yaitu :

1. Hadis yang akan diteliti sanadnya adalah Hadis yang terdapat


dalam bab pokok keadilan dalam kitab At-tibrul Masbuk fi
Nasihati al-muluk.

2. Hadis yang akan diteliti hanya yang terdapat pada kutub al-
sittah saja

3. Hadis yang diriwayatkan Imam Bukhori dan Muslim tidak


diteliti lagi.

c. Rumusan Masalah
Atas dasar uraian tersebut di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam skripsi ini adalah :

Bagaimana kualitas sanad Hadis pada bab Pokok Keadilan dalam


kitab At-Tibrul Masbuk fi Nasihati al-Muluk?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui kualitas sanad Hadis tentang bab pokok
8

keadilan.

2. Sebagai tugas akhir, guna memperoleh gelar sarjana (SI)


dalam bidang Ilmu Hadis pada fakultas Ushuluddin UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Adapun penulisan skripsi ini mempunyai kegunaan sebagai berikut :


1. Kegunaan teoritis : untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
di bidang kajian sanad Hadis, khususnya yang berkaitan
dengan keadilan memimpin
2. Kegunaan praktis : untuk menghadirkan pemahaman terhadap
sanad Hadis tentang keadilan mempimpin
D. Kajian Pustaka
Terdapat beberapa penelitian yang berhubungan dengan judul
yang penulis bahas. Untuk menghindari duplikasi karya tulis ilmiah,
maka perlu untuk mengkaji kajian pustaka yang berkaitan dengan
penelitian ini. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Skripsi yang berjudul Takhrij Hadis tentang Mentaati Pemimpin


(Studi Analisis Sanad dan Matan Hadis) yang disusun oleh
Abdullah mahasiswa sarjana. Skripsi ini berisi tentang Skripsi
ini membahas tentang takhrij hadis perintah mentaati pemimpin
yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Humaidah.13

2. Tesis yang berjudul Studi Kritik Sanad dan Matan Hadis


Tentang Ancaman Allah bagi Pemimpin yang disusun oleh
Athiyatul Ulya. Tesis ini membahas tentang Kajian hadis Nabi
memiliki posisi yang sangat penting, karena hadis merupakan

Abdullah, Takhrij hadis tentang mentaati pemimpin (studi analisis


13

sanad dan matan hadis, Skripsi Program Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2004.
9

sumber kedua dalam hukum Islam. Kajian hadis tergolong dalam


tiga bahasa. Pertama berkaitan dengan kajian musṯalâẖ al-ẖadîts,
kedua berkaitan dengan kajian kritik sanad dan matan. Ketiga,
berkaitan dengan pemahaman terhadap kandungan hadis.14
3. Jurnal yang berjudul Kepemimpinan dalam Perspektif Hadis
yang disusun oleh Muhammad Khidri, Rihlah. Jurnal ini
membahas tentang Kriteria kepemimpinan yang ideal
berdasarkan hadis-hadis Nabi saw.15
4. Skripsi yang berjudul Keadilan Gender dalam Relasi Suami
Istri: Kajian Ma’anil Hadis Atas Kitab Dhu’al Misbah Fi Bayan
Ahkam An Nikah Karya KH. M. Hasyim Asy’ari. Skripsi ini
disusun oleh A.Marhamah, mahasiswa sarjana IAIN Salatiga.
Skripsi ini membahas tentang analisis kesuaian hadis hadis
tentang keadilan gender, dalam skripsi ini juga dubahas takhrij
hadis hadisnya.16
5. Tesis yang berjudul Analilis Hadis Penggembala Kambing serta
Relavansinya Dengan Karakter Kepemimpinan Nabi: Studi
Maanil Hadis. Tesis ini membahas tentang adanya fakta
keberhasilan Nabi Muhammad saw sebagai seorang pemimpin
yang diakui oleh umat Islam hingga sarjana Barat.
Kepemimpinan para Nabi memiliki karakter tersendiri dimana

14
Athiyatul Ulya, . Studi kritik sanad dan matan hadis tentang ancaman Allah
bagi penghina pemimpin. Bachelor's Thesis. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas
Ushuluddin, 2017.
15
Muhammad Khidri Alwi, Kepemimpinan dalam prespektif hadis, Jurnal Rihlah,
Vol. 5 No. 2,
16
A Marhamah, Keadilan Gender Dalam Relasi Suami Istri: Kajian Ma’anil Hadis
Atas Kitab Dhaul Al Misbah Fi Bayan Ahkam An Nikah Kh M Hasyiim Asyari. Skripsi
IAIN SAlataiga. 2022
10

karakter tersebut merupakan hasil tarbiyyah pra-nubuwwah yang


diberikan Allah untuk menyiapkan mentalitas para Nabi sebagai
pengemban misi Risalah. Untuk itu perlu adanya kajian
mendalam bagaimana relevansi antara aktivitas menggembala
dengan karakter kepemimpinan yang dimiliki para Nabi.17
6. Tesis yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Dalam
Perspektif Hadis yang disusun oleh Khotibul, M. Anqi. Tesis ini
membahas tentang kepemimpinan perempuan dalam persepektif
hadis. Seorang perempuan yang memiliki kedudukan seorang
pemimpin dalam pandangan hadist nabi Muhammad Saw.18
7. Jurnal yang berjudul Kepemimpinan Perempuan dalam Islam
yang disusun oleh Yuminah R. Jurnal ini membahas tentang
Terjadinya kontroversi dalam masalah kepemimpinan
perempuan dalam Islam berasal dari perbedaan ulama dalam
menafsiri sejumlah ayat dan hadis Nabi.19
Dari semua pemaparan penelitian kajian pustaka yang telah penulis
paparkan, mempunyai persamaan yaitu membahas tentang analisis sanad
hadis pada penelitian tersebut dan juga membahas tentang
kepemimpinan. Dan dari kajian diatas mempunyai perbedaan yaitu
berbeda dari segi judul dan berbeda refrensi yang akan dibahas dan tidak
ada satupun yang membahas tentang “Takhrij hadis pada Kitab at-Tibrul

Hanifah, haifa, Analilis hadis penggembala kambing serta relavansinya


17

dengan karakter Kepemimpinan Nabi : Studi Maanil Hadis. Tesis Uin Sunan Gunung
Djati Bandung, 2022
18
Khotibul, M. Anqi, Et Al. Kepemimpinan Perempuan Dalam Perspektif Hadis.
2023. Phd Thesis. UIN Kiai Haji Ahmad Siddiq Jember.
19
YUMINAH, R. Kepemimpinan Perempuan dalam Islam. Syariah: Jurnal Hukum
Dan Pemikiran, 2018, 17.1.
11

masbuk fi nasihati al-muluk”. Dengan demikian penilitian yang diangkat


oleh penulis benar – benar baru dan original.

E. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang penulis terapkan terbagi dalam beberapa
point, yaitu sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) atau


kualitatif dengan menggunakan metode analitis-deskriptif, yang akan
menjawab pertanyaan di dalam rumusan masalah interpretasi terhadap
data-data yang berhubungan dengan tema yang akan diteliti.

2. Sumber Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi terhadap
data primer dan sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah Kitab
at-Tibrul Masbuk fi Nasihati al-Muluk. Sedangkan sumber sekunder
dalam penelitian ini adalah buku, kitab, artikel, jurnal, skripsi, tesis yang
berkaitan dengan penelitian ini dan karya-karya yang membahas tentang
hadis, diantaranya Al-Mu’jam Al- Mufahras Li Alfaz Al-Hadis An-
Nabawi, Miftah Kunuz Al-Sunnah karya A.J. wensinck, kutub at-tis’ah:
(Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Daud, Sunan Al-Tirmidzi,
Sunan An-Nasa’i, Sunan Ibn Majah, Muwatha’ Imam Malik, Musnad
Imam Ahmad Ibn Hanbal, Dan Sunan Al-Darimi), dan kitab-kitab induk
hadis besar lainnya.

3. Teknik Analisis Data


Hadis-hadis tentang keadilan dalam kepemimpinan dikumpulkan
melalui penelusuran pada Buku At – Tibrul masbuk fi Nasihati al -
Muluk, Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data-data
12

tersebut, sesuai dengan langkah-langkah penelitian hadis sebagai berikut:

a. Analisis Kualitas Sanad

Langkah penelitian ini adalah langkah yang mencari kualitas


sanad hadis, apakah dalam hadis tersebut terdapat sanad yang shahih
atau tidak, maka untuk menentukan kualitas sanad hadis tersebut kita
harus mengetahui syarat – syarat sebagai seorang sanad, yaitu :

1. Bersambung sanadnya, artinya bahwa setiap perawi (hadis)


harus mengambil (belajar hadis) secara langsung dari orang
orang sebelumnya (syuyuhu al – hadis) dari mulai awal sanad
sampai bagian paling akhir (dari suatu hadis)

2. Para perawi harus mempunyai sifat adil, artinya bawasanya


semua perawi harus mempunyai sifat – sifat islam, baligh,
berakal, tidak pernah berbuat fisik dan selalu menjaga muru’ah
(kesopanan)

3. Perawi harus dlabit, artinya semua perawi harus mempunyai


kapasitas intelektual yang sempurna baik intelektual dari
pemikirannya ataupu intelektual dari buku – bukunya.

4. Terhindar dari syuzuz, artinya hadis – hadis yang diriwayatkan


terhindar dari kejanggalan (sanad dan matannya) yang berarti
tidak bertentangan dengan hadis lain yang diriwayatkan oleh
perawi yang lebih tsiqoh (gabungan dari pada sifat adil dan
dlabit seorang perawi)

5. Terhindar dari illat, artinya hadis hadis yang diriwayatkan


terhindar dari kecacatan (sanad dan matannya). Adapun sebab
ilat tersebut adalah ketidakjelasan dan samarnya (isi hadis)
13

yang merusak hadis itu dari keshahihannya.

b. Membuat skema sanad (I'tibar)


Seteleh dilakukan takhrij sebagai langkah awal penelitian hadis, maka
seluruh sanad hadis dicatat dan dihimpun untuk kemudian dilakukan
kegiatan al-I’tibar. I’tibar secara etimologi merupakan mashdar dari kata
I’tabara (memerhatikan). I’tibar juga berarti mempelajari beberapa
perkara untuk mengetahui perkara lain yang sejenis dengannya.
Sedangkan I’tibar secara terminologi adalah menelusuri jalur-jalur hadis
yang diriwayatkan secara sendiri oleh seorang rawi, untuk mengetahui
apakah ada rawi lain yang mengikutinya dalam meriwayatkan hadis ini
atau tidak. Dengan dilakukannya al-I’tibar, maka akan terlihat dengan
jelas seluruh jalur sanad hadis yang diteliti, demikian juga nama-nama
periwayatnya dan metode periwayatan yang digunakan.

c. Melakukan kritik sanad


Setelah melakukan takhrij dan i’tibar, langkah selanjutnya adalah
kritik sanad. Kritik sanad adalah mempelajari mata rantai para perawi
yang ada dalam sanad hadis, dengan menitikberatkan biografi, kuat dan
lemahnya hafalan serta penyebabnya, mengetahui apakah mata rantai
sanad antara seorang perawi dengan yang lain bersambung ataukah
terputus, mengetahui waktu lahir dan wafat, dan mengetahui segala
sesuatu yang berkaitan dengan Al-jarh wa At- Ta’dil.20

Dalam hal ini penulis melakukan penelitian, dan penelusuran sanad


hadis tentang kualitas individu para perawi, ketersambungan sanadnya
dari proses penerimaan hadis dari guru mereka masing-masing dengan

20
Manna’ Al-Qatthan, Mabahits fii ‘Ulumil Hadits, Diterjemahkan oleh mifdhol
Abdurrahman, Pengantar Studi Ilmu Hadits, (Cet. I; Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2005),
195-196
14

berusaha menemukan kekeliruan dan kesalahan dalam rangkaian sanad


untuk menemukan kebenaran, yaitu kualitas hadis. Kegiatan kritik sanad
ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hadis yang terdapat dalam
rangkaian sanad hadis yang diteliti. Apabila hadis yang diteliti memenuhi
kriteria kesahihan sanad, hadis tersebut digolongkan sebagai hadis sahih
dari segi sanad.

d. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman
penulisan yang digunakan penulis dalam penulisan ini yaitu berdasarkan
pedoman akademik tahun 2022/2023 program strata satu UIN Syarif
Hidayatullah.

F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami gambaran secara
menyeluruh dari skripsi ini, maka akan diuraikan sistematika beserta
penjelasan secara garis besar. Skripsi ini akan dibagi menjadi lima bab
yang terdiri dari beberapa sub-bab. Adapun sistematika penulisannya
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bab pertama ialah pendahuluan yang berupa latar belakang masalah,
permasalahan (batasan masalah, rumusan masalah), tujuan penelitian,
manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab kedua adalah Metodologi Takhrij Hadits dan keshahihan Sanad
Hadits. Bab ini merupakan landasan teori yang diimplementasikan
dalam penelitian ini. Pada bab ini, penulis menjelaskan tentang
pengertian takhrij hadits, tujuan dan manfaatnya, serta cara-cara yang
digunakan untuk melakukan takhrij hadits. Selain itu, penulis juga akan
mendeskipsikan penngertian dari kritik sanad dan kriteria keshahihan
15

sanad hadis.

Bab ketiga merupakan kajian mengenai kitab at – tibrul masbuk fi


nasihati al - muluk, meliputi biografi Imam Al - Ghazali, latar belakang
penulisan kitab at – tibrul masbuk fi nasihati al - muluk, garis besar isi
kitab at – tibrul masbuk fi nasihati al - muluk, dan tulisan-ulisan atau
karya dari Imam Al - Ghazali.

Bab keempat berisi tentang kegiatan takhrij hadis yang dilakukan


terhadap hadis- hadis yang termuat dalam kitab at – tibrul masbuk fi
nasihati al - muluk, bab ini juga sekaligus penentuan kualitas sanad dari
hadis-hadis yang ditakhrij yang disesuaikan dengan teori kesahihan sanad
hadis.

Bab kelima atau bab terakhir ialah bab yang menjadi penutup skripsi
ini. Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban atas
pertanyaan pada rumusan masalah. Jawaban tersebut diperoleh melalui
analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya. Selain kesimpulan, bab ini
juga memuat saran-saran yang didasarkan pada pembahasan di atas.

DAFTAR PUSTAKA

Furqan Aminul, Lc, kitab leadership surat imam ghazali untuk para
pemimpin, Depok: Keira, 2021).
Anam Khoirul Sidden, Analisis Teks Hadis Tentang Keadilan Seorang
Pemimpin,

Jurnal Ilmu Al Qur’aan Dan Hadis, Volume 4, 2021.

Al-Qatthan Manna, Mabahits fii ‘Ulumil Hadits, Diterjemahkan oleh


16

mifdhol Abdurrahman, Pengantar Studi Ilmu Hadits, (Cet.


I; Jakarta: Pustaka al- Kautsar, 2005).
Mhd. Idris, metode pemahaman hadis Muhammad al ghazali, Jurnal
Ulunnuha, Vol.6 No.1, 2016.
Abdullah, Takhrij hadis tentang mentaati pemimpin (studi analisis sanad
dan matan hadis, Skripsi Program Sarjana Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004.

Muhammad Khidri Alwi, Kepemimpinan dalam prespektif hadis,


Jurnal Rihlah, Vol. 5 No. 2, 2017.
Marhamah A, Keadilan Gender Dalam Relasi Suami Istri: Kajian
Ma’anil Hadis Atas Kitab Dhaul Al Misbah Fi Bayan
Ahkam An Nikah Kh M Hasyiim Asyari. Skripsi IAIN
SAlataiga. 2022
Ath-Thahhan Mahmud, Taisir Musthalah Al-Hadis, Diterjemahkan oleh
Bahak Asadullah, Dasar-Dasar Ilmu Hadits, (Cet. I; Jakarta:
Ummul Qura, 2017),.
Rabiatul Aslamiah, Hadis Maudhu dan Akibatnya, Jurnal Ilmu dan
Teknik Dakwah, Vol.04 No.07 Januari – Juni 2016.
Imam Al – Ghazali, Kitab Leadership surat Imam Ghazali untuk para
pemimpin, At-tibrul masbuk fi nasihati al-muluk, Dar al –
Kutub al – Ilmiyah, Beirut, 1998.
Sidiq, U. (2014). Kepemimpinan Dalam Islam: Kajian Tematik Dalam
Al-Quran Dan Hadits. Dialogia, 12(1).
Agesna, W. (2018). Kedudukan Pemimpin Perempuan Dalam
Perspektif Hukum Islam (Doctoral dissertation, UIN
Fatmawati Sukarno Bengkulu).
17

Manik, J. D. N. (2013). Kekuasaan dan kepemimpinan sebagai proses


sosial dalam
masyarakat. Society, 1(1), 64-74.

Yudiaatmaja, F. (2013). Kepemimpinan: konsep, teori dan karakternya.


Media Komunikasi FPIPS, 12(2).

Sina, A., Ariani, D., Tarigan, K. S., Sertiawan, N., & Tarigan, M.
(2022). Kedudukan Manusia di Alam Semesta: Manusia
Sebagai ‘Abdullah, Manusia Sebagai Khalifah Fil Ard.
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(6), 3987-3993.

Mukhtar, M. (2017). Hadis Maudhu’Dan Permasalahannya. Ash-


Shahabah: Jurnal Pendidikan dan Studi islam, 3(1), 77-87.

Ismail, M. (2021). METODE KESAHIHAN SANAD HADIS: Telaah


Terhadap Pemikiran Syuhudi Ismail Dalam Kaidah
Kesahihan Hadits. AL-MUTSLA, 3(2), 85-95.

Akib, N. (2009). Kesahihan Sanad Dan Matan Hadits: Kajian Ilmu-Ilmu


Sosial. Shautut Tarbiyah, 15(1), 102-119.

Suhaimi, S. M. (2021). Menelisik Autentisitas Sebuah Hadis: Studi Atas


Kaidah Keshahihan Hadis Ditilik Dari Sanad Dan Matan.
Al-Ulum Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Ke Islaman,
8(2), 214-224.

Nadhiran, H. (2014). Kritik Sanad Hadis: Tela’ah Metodologis. Jurnal


Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena
Agama, 15(1), 91-109.
1
2

Anda mungkin juga menyukai